Anda di halaman 1dari 17

TEORI KONSELING

PERKEMBANGAN KARIR OLEH HOLLAND

Dosen : Dr. Hastiani, M. Pd

Disusun Oleh :

1. Bella Fransyska (112110043)


2. Fadia Dwi Olivianti (112110013)
3. Putri Armilia (112110042)
4. Puput Nopel (112110011)
5. Siti Aisah (112110040)

Prodi Bimbingan dan Konseling

Kelas B pagi

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI

PONTIANAK

2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala Puja Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT.Tuhan yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang,yang telah melimpahkan Rahmat dan Berkah-Nya
kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul “Teori Konseling Perkembangan Karir oleh Holland” di mata kuliah BK
Karir.

Kami menyadari bahwa untuk membuat makalah ini idak terlepas dari
banyak nya pihak yang andil untuk kesuksesan pembuatan makalah ini,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik guna memenuhi tugas mata
kuliah kami. Kami juga menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini
sangatlah jauh dari kalimat sempurna di karenakan keterbatasan pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki.

Oleh karena itu Kritik dan Saran sanagat kami butuh kan agar dapat
membangun,menambah wawsan dan pengetahuan kami. Demikian dengan
makalah yang kami susun ini ,semoga dapat memberikan manfaat baik untuk
kami dan untuk para pembaca nya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................1
1.3 Tujuan ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2

2.1 Sejarah Tipologi Karir Holland ....................................................2

2.2 Konsep Teori Holland ....................................................................3

2.3 Kepribadian dan Kopetensi menurut Holland ...............................5

2.4 Implikasi Teori Holland dalam Bimbingan dan Konseling ...........9

BAB III PENUTUPAN ..................................................................................11

3.1 Kesimpulan ................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori John L. Holland adalah teori dengan mengajukan pendekatan yang lebih
komprehensif dengan memadukan sain-sain yang telah ada. Pada intinya teori ini
menganggap bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah merupakan
hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman
bergaul, orang tua dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang
penting
Berdasarkan pengalaman yang cukup luas sebagai seorang konselor vakasional
dan bekerja dalam klinik, dan juga didasarkan atas inventori kepribadian yang
disusun atas dasar minat, maka Holland merumuskan tipe kepribadian menjadi
enam golongan. Setiap golongan dijabarkan ke dalam suatu model teori yang
disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini merupakan
suatu rumpun perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki urutan
orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap
orang itu mempunyai corak hidup yang berbeda. Holland berusaha menjelaskan
soal pilihan perkerjaan dari sudut lingkungan, pribadi dan perkembangannya, dan
interaksi pribadi dengan lingkungannya yang merupakan perpaduan pandangan
lain yang dinilainya terlalu luas/terlalu dalam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan Sejarah Tipologi Karir Holland !
2. Jelaskan Konsep Teori Holland !
3. Jelaskan Kepribadian dan Kopetensi menurut Holland!
4. Jelaskan Implikasi Teori Holland dalam Bimbingan dan Konseling!
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui sejarah tipologi yang dikembangkan oleh jond Holland
2. Dapat mengetahui dan memahami konsep teori Holland!
3. Dapat mengetahui kepribadian dan kompetensi menurut jond Hollan

1
4. Dapat mengetahui implikasi teori Holland dalam bimbingan dan
konseling!

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Teori Tipologi Karier John Holland

Pada awal munculnya teori bimbingan dan konseling yang berawal


dari pelaksanaan vocational guidance (bimbingan jabatan), banyak tokoh
yang berusaha untuk menganalisis vocational guidance dari beberapa
sudut pandang yang berbeda. Beberapa tokoh itu antara lain Bordin,
Happock, Donald E. Super, dan Anne Roc ( 1943, 1957, 1957 dan 1957),
telah memaparkan teori tentang pemilihan karir atau jabatan. Dari
beberapa tokoh yang mengembangkan teori pilihan jabatan diatas. muncul
John L. Holland dengan teori yang mengajukan teori dengan pendekatan
yang lebih komprehensif dengan memadukan ilmu-ilmu yang ada. Untuk
itu, dalam tulisan ini penulis akan lebih menjelaskan teori pilihan jabatan
yang dikembangkan olch John L.. Holland. (Muhammad Aris, 2014)

Pada tahun 1966, Holland berpendapat bahwa lingkungan-


lingkungan okupasional itu adalah realistik, intelektual. artistik, sosial,
pengusaha dan konvensional demikian juga tipe kepribadian yang diberi
nama yang sama, Tingkatan orientasi kepribadian individu menetukan
lingkungan yang dipilihnya. semakin jelas tingkatan orientasi model
pribadi (suatu proses perkembangan yang ditentukan melalui pembawaan
dan riwayat hidup yang bereaksi dengan tuntutan lingkungan) individu
menetukan lingkungan maka semakin efektif pencarian lingkungan yang
sesuai. Pengetahuan individu tentang diri dan lingkungan diperlukan untuk
menetapkan pilihan yang sesuai.

Pada tahun 1973 teori Holland direvisi bahwa tipe-tipe kepribadian


dan okupasi lingkungan itu realistik, investigatif, artistik, sosial,
pengusaha, dan konvensional. Dan holland juga mengakui bahwa
pandanganya berakar dalam psikologi differensial, terutama penelitian dan

3
pengukuran terhadap minat, dan tradisi psikologi kepribadian yang
mempelajari tipe-tipe kepribadian..

Menurut Holland (dalam Ketut Sukardi 1994:50), pilihan karir


ialah suatu ekspresi atau suatu perluasan kepribadian dalam dunia kerja
yang diikuti oleh identifikasi berikutnya dengan stereotipe pekerjaan yang
spesifik. Perbandingan antara diri (self) dengan persepsi terhadap suatu
pekerjaan dan penerimaan atau penolakan adalah penentu utama dalam
pilihan karir. Kesesuaian antara tinjauan diri (self) seseorang dengan
penetapan pemilihan pekerjaan ialah berhubungan dengan model gaya
pribadi.

Tujuan Teori Holland sendiri yaitu :

1. Membantu individu mencapai potensi dengan kemampuan berbagai aspek


kehidupan manusia

2. Membantu Individu dan memperoleh pemahaman terkait tujuan hidup dan karir

3. Membantu Individu dalam mengurangi kekurangan serta aktualisasi diri dalam

menghadapi masa depan

2.2 KONSEP TEORI HOLLAND

Teori Holland memberikan perhatian pada karakteristik perilaku


atau tipe kepribadian sebagai penyebab utama dalam pilihan dan
perkembangan karier individu (Herr, Cramer & Niles, 2004; Perry &
VanZandt, 2006). Kepribadian seseorang menurut Holland merupakan
hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Osipow, 1983). Faktor
keturunan adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri
yang sifatnya menurun. Sedangkan faktor lingkungan adalah faktor yang
berasal dari luar individu itu sendiri, bisa terdiri dari pengaruh budaya,
teman bergaul, orang tua, guru dan orang dewasa. (Usmawati, 2019)

4
Menurut Weinrach 1984 (dalam Herr, Cramer & Niles, 2004) teori
Holland dideskripsikan sebagai struktural-interaktif karena
menghubungkan secara tegas antara karakteristik kepribadian dengan jenis
pekerjaan. Holland (dalam Herr, Cramer & Niles, 2004) mengajukan
pendekatan strukturalenteraktif dalam beberapa tema umum, yaitu:

1. Pilihan pekerjaan adalah ekspresi dari kepribadian dan bukan sebuah kejadian
yang acak, meskipun ketidaksengajaan juga bermain peran.
2. Anggota dari sebuah kelompok pekerjaan memiliki persamaan kepribadian
dan persamaan histori perkembangan individu.
3. Karena seseorang dalam kelompok pekerjaan memiliki persamaan
kepribadian, mereka akan merespon beberapa situasi dan permasalahan
dengan cara yang sama.
4. Prestasi, kemantapan, dan kepuasan pekerjaan tergantung pada kesesuaian
antara kepribadian seseorang dan lingkungan pekerjaan.

Holland (dalam Gothard, dkk, 2001; Spokane, Luchetta & Richwine,


2002) menyebut beberapa konsep kunci. Adapun konsep kunci tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Consistency. Beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya daripada yang


lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak
persamaannya daripada tipe-tipe konvensional dan artistik. Konsistensi adalah
tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian atau antara modelmodel
lingkungan. Taraf-taraf konsistensi atau keterhubungan diasumsikan
mempengaruhi preferensi vokasional. Misalnya, orang yang paling
menyerupai tipe realistik dan paling menyerupai berikutnya dengan tipe
investigatif (orang yang realistik-investigatif) seharusnya lebih dapat
diramalkan daripada orang yang realistik-sosial.
b. Differentiation. Beberapa tipe kepribadian atau lingkungan lebih dibatasi
secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat
menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipetipe
lainnya, atau suatu lingkungan mungkin sebagian besar didominasi oleh suatu

5
tipe tunggal. Sebaliknya, orang yang menyerupai banyak tipe atau suatu
lingkungan yang bercirikan kira-kira sama dengan keenam tipe tersebut tidak
terdiferensiasi atau kurang terdefinisikan. Taraf di mana seseorang atau suatu
lingkungan terdefinisikan dengan baik adalah taraf diferensiasinya.
c. Congruence. Terdapat derajat kesesuaian antara tipe kepribadian orang dan
lingkungan. Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam
lingkungan-lingkungan realistik karena lingkungan seperti itu memberikan
kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhankebutuhan tipe realistik.
Ketidakharmonisan (incongruence) terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu
lingkungan yang menyediakan kesempatankesempatan dan penghargaan-
penghargaan yang asing bagi preferensipreferensi atau kemampuan-
kemampuan orang itu. Misalnya, tipe realistik dalam suatu lingkungan sosial.
d. Identity merupakan indikator tingkat kejelasan “gambaran tujuan, minat dan
bakat seseorang“. Identity terkait dengan diferensiasi dan konsistensi dalam
menentukan kekuatan kepribadian dan lingkungan.
e. Calculus. Teori Holland menggambarkan bagaimana individu berinteraksi
dengan lingkungan mereka dan bagaimana karakteristik individu dan
lingkungan mengakibatkan pilihan dan penyesuaian pekerjaan (Spokane &
Cruza-Guet, 2005; Gottfredson, 1999).

2.3 KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI MENURUT HOLLAND

Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan


bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari
interaksi antara faktor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh
budaya, teman bergaul, orang tua. dan orang dewasa yang dianggap
memiliki peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga
merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan
berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Dan
setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang
disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini
merupakan suatu rumpun perilaku- perilaku penyesuaian yang khas. Setiap

6
orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang
menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak hidup yang
berbeda-beda. (Amalianita & Putri, 2019)

Holland dalam Teori Tipologi Karir mengenai Perilaku Vokasional


berpendapat bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara
tipe kepribadian individu dan pemilihan karir tertentu. Intinya pemilihan
dan penyesuaian karir merupakan gambaran dari kepribadian seseorang.
Beberapa hal yang mempengaruhi Teori Holland antara lain usia, gender,
kelas sosial, inteligensi dan pendidikan.

Holland membagi enam tipe kepribadian yang berkorelasi dengan


tipe lingkungan pekerjaan, yaitu

1. Realistis, tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan


kerja yang berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan
kejantanan. kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan
koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan verbal, konkrit,
bekerja praktis. kurang memiliki ketrampilan sosial, serta kurang peka dalam
hubungan dengan orang lain. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi
ini adalah operator mesin/radio, supir truk, petani, pengawas bangunan, ahli
listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis. Dalam proses konseling, konseli tipe
ini lebih menyukai saran dan sugesti yang spesifik untuk menangani masalah
karir dan solusi masalah praktek.
2. Investigatif, tipe kepribadian Investigatif ini ditandai dengan adanya suatu
tugas-tugas yang memerlukan kemampuan bersifat abstrak dan kreatif,
didalam lingkungan ini individu lebih menyukai metode yang menggunakan
berfikir secara logis untuk menangani permasalahan-permasalahan yang
dihadapinya. Individu yang memiliki tipe kepribadian ini akan lebih tertarik
pada permasalahan yang belum bisa terselesaikan dan akan mencari solusinya
secara rasional. Contoh pekerjaan orang model orientasi ini adalah penelitian,
ilmu pengetahuan, pekerjaan medis dan Kesehatan, ahli kimia, ahli pertanian,
zoologi, dll.

7
3. Sosial, lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berhubungan
dengan orang lain, dimana hal itu diperlukan kemampuan untuk
menginterpretasikan dan mengubah perilaku untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan
pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini
adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab,
kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan
verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur,
menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, dan lebih
berorientasi pada perasaan. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi
ini adalah guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis,
dan pekerjaan lain yang sejenis. Di dalam proses konseling, orang tipe ini
mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan sosial yang
lain.
4. Konvensional, tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan
terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerikal
(angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi,
mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi
terhadap status dan kenyataan materi, dan mencapai tujuan dengan
mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan. Contoh pekerjaan orang
dengan model orientasi ini adalah kasir, statistika pemegang buku, pegawai
arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.
5. Enterpresing, tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan
ketrampilan ketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan
untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap
dirinya paling kuat. jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang
lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur, perhatian yang besar pada
kekuasaan, status dan kepemimpinan, serta agresif dalam kegiatan lisan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah pedagang.
politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan
pekerjaan lain yang sejenis.

8
6. Artistik, tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan
dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar
menyesuaikan diri. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah
ahli musik, ahli kartun, ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain
yang sejenis

- Lingkungan/Model Kerja

           Dari sekian banyak pekerjaan yang ada di masyarakat dapat digolongkan 6


lingkungan kerja yaitu:

1. Lingkungan kerja realistik ditandai dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik,


eksplisit yang memberikan tantangan bagi penghuninya. Memerlukan bentuk
kecakapan, gerakan, ketahanan. Misalnya lingkungan tukang kayu, petani,
sopir operator mesin.
2. Lingkungan kerja intelektual ditandai dengan berbagai tugas yang
memerlukan kemampuan abstrak dan kreatif. Untuk memecahkan masalah
yang efektif dan efisien diperlukan intelegensi, imajinasi serta kepekaan
terhadap berbagai masalah yang bersifat intelektual. Kriteria keberhasilan
dalam melaksanakan tugas bersifat objektif, yang bisa diukur tetapi
memerlukan waktu yang cukup lama dan secara bertahap. Seperti lingkungan
fisikawan, matematikawan
3. Lingkungan kerja sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan untuk
menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat
menimbulkan rasa harga diri dan status. Contoh pekerja sosial, guru, konselor
4. Lingkungan kerja konvensional ditandai dengan bermacam tugas dan
pemecahan masalah yang memerlukan proses informasi verbal dan matematis
secara kontiniu, rutin, konkrit dan sistematis. Berhasilnya dalam pemecahan

9
masalah akan nampak dengan jelas dan memerlukan waktu yang relatif
singkat. Contohnya kasir, sekretaris, ahli statistik, pengawas keuangan,
pegawai arsip.
5. Lingkungan kerja usaha ditandai dengan bermacam tugas yang menitik
beratkan pada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan
mempengaruhi orang lain. Contohnya politikus, manajer, konsultan bidang
industri, pedagang
6. Lingkungan kerja artistik ditandai dengan berbagai macam tugas yang
memerlukan interpretasi/kreasi bentuk artistik melalui cita rasa, perasaan, dan
imajinasi. Contohnya ahli musik, ahli drama, penyair, seniman

Teori Holland mengemukakan bahwa terdapat enam tipe


kepribadian dan lingkungan kerja. Enam tipe kepribadian dan lingkungan
pekerjaan tersebut seringkali disebut dengan RIASEC, yang merupakan
singkatan dari Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, and
Conventional. Tipe kepribadian RIASEC didefinisikan dengan preferensi
dan keengganan yang mempengaruhi pilihan lingkungan kerja, dan
lingkungan didefinisikan oleh aktivitas kerja yang khas dan tuntutan
lainnya yang ditempatkan pada individu (Armstrong, dkk, 2008). Setiap
individu perlu menemukan lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan tipe
kepribadiannya. Semakin baik tingkat kecocokan antara tempat kerja
(lingkungan pekerjaan) dan gambaran gambaran tipe kepribadiannya,
semakin meningkat kepuasan orang tersebut dengan pekerjaannya.

Dari ke enam tipe orientasi menurut holland kompetensi yang


diperlukan untuk masa depan khususnya pada era society 5.0 yaitu

1. Pada tipe realistis misalnya teknologi komputer, teknisi/enginnering.

2. Pada tipe sosial misalnya guru, perawat, konselor ( karena tenaga pengajar dan
tenaga pendidik tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan atau artificial
intelegence

3. Pada tipe enterprising misalnya pengacara, akuntan, eksekutif atau manajer.

10
4. Pada tipe artistic misalnya reporter, arsitek, dan desain grafis.

5. Pada tipe conventional misalnya operator komputer, pustakawan dan sekretaris

6. Pada tipe investigative misalnya ahli kimia, ilmuwan kelautan dan teknisi
kehutanan

2.4 IMPLIKASI TEORI HOLLAND DALAM BIMBINGAN DAN


KONSELING
Holland menyebut kesejajaran antara tipe kepribadian dan tipe
lingkungan kerja sebagai congruence (Donohue, 2005). Jika tipe
kepribadian individu dan tipe lingkungan kongruen, maka dipercaya
individu akan lebih mantap dalam pilihan karier, prestasi pekerjaan lebih
tinggi, prestasi akademik lebih tinggi, lebih menjaga kemantapan personal,
dan lebih puas (Brown, 2007). Akan tetapi, banyak individu yang kurang
memahami tipe kepribadian yang dimiliki dan lingkungan kerja yang
diminatinya. Akibatnya banyak dari mereka yang tidak mendapatkan
kesesuaian antara minat karier dan lingkungan kerja. Selain itu, mereka
juga tidak memahami dan tidak mengetahui bagaimana cara mendapatkan
kesesuaian antara minat karier yang sesuai dengan tipe kepribadian dan
lingkungan kerja yang diminatinya. Sehingga, ketika mereka terjun ke dunia
pekerjaan tingkat kepuasan kerja individu tersebut cenderung rendah. Salah
satu implikasi paling penting dari teori Holland adalah konselor dapat
membantu konseli menganalisis minat dan lingkungan kerja mereka serta
memahami hubungan keduanya (Kidd, 2006). Dengan membantu
menganalisis minat dan lingkungan kerja, maka akan dapat memfasilitasi
konseli dalam memantapkan minat kerjanya dan menyesuaikannya dengan
lingkungan kerja. Kesesuaian dari minat kerja dan lingkungan kerja ini
akan meningkatkan kepuasan kerja konseli.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Jadi kesimpulan dari materi di atas teori ini membahas tentang bagaimana tipe
Kepribadian menurut holland pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland
menjelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari
interaksi antara faktor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman
bergaul, orang tua. dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting.
Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam
pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar
minat. Dan setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang
disebut model orientasi (the model orientation). Beliau berpendapat bahwa penting
membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe kepribadian individu dan pemilihan
karir tertentu. Intinya pemilihan dan penyesuaian karir merupakan gambaran dari
kepribadian seseorang. Beberapa hal yang mempengaruhi Teori Holland antara lain usia,
gender, kelas sosial, inteligensi dan pendidikan.jadi pusat untuk Teori Holland adalah
konsep bahwa seseorang memilih karir untuk memuaskan modal orientasi pribadi yang
disukai seseorang. Jika individu telah mengembangkan orientasi dominan yang kuat,
kemungkinan kepuasan dalam lingkungan kerja akan sesuai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amalianita, B., & Putri, Y. E. (2019). Perspektif Holland Theory serta


Aplikasinya dalam Bimbingan dan Konseling Karir. JRTI (Jurnal Riset
Tindakan Indonesia), 4(2), 63–70. https://doi.org/10.29210/3003490000

Muhammad Aris, A. (2014). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者にお


ける 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Lincolin Arsyad, 3(2),
1–46. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/
1268/1127

Usmawati, E. (2019). Konsep Dasar Pilihan Karir Berdasarkan Teori Holland.


Artikel Teori Karir Holland- PPPPTK Penjas Dan BK, 1997, 20.
http://p4tkpenjasbk.kemdikbud.go.id/artikel/

https://lenterakonseling.blogspot.com/2017/03/teori-dan-perkembangan-karir-
holland.html

https://id.scribd.com/document/375732936/Teori-Holland

13
14

Anda mungkin juga menyukai