Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS PENYUSUTAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah


Matematika Ekonomi yang dibina oleh:
Nurfiza Widayati, S.E., M.Si dan Yesi Aprianti, S.E., M.Si

Dibuat oleh:
Iqbal Ramadhan (2201026084)
Annisa Putri (2201026090)
Muhammad Aryo Sidiq (2201026216)
Nabella Audina Amara (2201026205)
Nadilla Audina Amara (2201026206)

UNIVERSITAS MULAWARMAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Analisis Penyusutan ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Nurfiza Widayati,
S.E., M.Si dan Yesi Aprianti, S.E., M.Si pada mata kuliah Matematika Ekonomi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Analisis Penyusutan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurfiza Widayati, S.E., M.Si dan Yesi Aprianti,
S.E., M.Si selaku dosen Matematika Ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 8 Oktober 2022

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI ..........................................................................................………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Teori………….................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rumus Pengerjaan..…………........................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Teori

Segala sumber daya ekonomi suatu perusahaan yang berupa harta benda dan atau hak–hak hukum
yang dimiliki disebut dengan aktiva. Aktiva dibedakan menjadi 2 yaitu aktiva lancar dan aktiva
tetap. Penyusutan adalah berkurangnya nilai dari aktiva tetap/lancar selama masa pakai. Hal ini
berkaitan erat dengan lama kegunaan atau umur aktiva tersebut. Faktor–faktor yang menyebabkan
perlunya penyusutan adalah:

Faktor fisik yaitu harta tetap (aktiva tetap) akan berkurang nilainya karena kerusakan, usia dan
digunakan.

Faktor fungsional, yaitu aktiva tetap tersebut tidak mampu lagi memproduksi sesuai standart
perusahaan sehingga memicu inefisiensi yang justru akan menambah biaya. Oleh karena itu, untuk
menjaga kelangsungan usaha maka setiap perusahaan harus menyisihkan sebagian keuntungan
untuk dialokasikan menutup penyusutan yang terjadi. Biaya penyusutan yang ditetapkan oleh
perusahaan dipengaruhi oleh harga perolehan atau sering disebut dengan nilai beli, umur ekonomis
yaitu umur aktiva tetap sampai diasumsikan tidak bisa digunakan lagi dan nilai residu atau nilai
sisa dari suatu aktiva. Sehingga istilah–istilah yang digunakan dalam penyusutan adalah:

Nilai Beli: Besarnya nilai suatu benda pada saat dibeli.

Nilai Buku: Besar nilai benda tersebut setelah dikurangi denganpenyusutan pada tahun atau
periode tertentu.

Besar penyusutan: Besar penyusutan pada tahun tertentu

Jumlah penyusutan: Jumlah seluruh penyusutan dari tahun ke tahunNilai residu/ nilai sisa: Nilai
suatu barang setelah tahun terakhir.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rumus pengerjaan

Ada beberapa metode yang digunakan dalam penghitungan biaya penyusutan yaitu :

1. Metode garis lurus (straight line method).

2. Metode penyusutan dengan jumlah persentase sama tiap tahun.

3. Metode saldo menurun ganda (double declining balance method).

4. Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method).

5. Metode unit produksi (unit of production).

A. PENYUSUTAN DENGAN METODE GARIS LURUS

Dalam metode ini, besar penyusutan yang terjadi untuk tiap periodeadalah sama. Penyusutan bisa
𝐴−𝑅
dihitung dengan rumusan sebagai berikut: Rata–rata penyusutan = 𝑁

Dimana A = Aktiva (nilai beli)

R = Nilai sisa / residu

N = lama waktu penggunaan/ umur ekonomis

Contoh soal:

1. Sebuah mesin cetak seharga Rp 4.000.000, - mempunyai nilai guna selama 6 tahun, dan setelah
dijual tinggal seharga Rp400.000. Hitunglah total penyusutan dan penyusutan
untuk setiap tahunnya

Jawaban =

a. Total penyusutan = Rp 4.000.000 - Rp 400.000 = Rp 3.600.000

Rata–rata penyusutan = (Rp 3.600.000 / 6) = Rp 600.000/tahun

2
2. Harga perolehan suatu aset adalah sebesar Rp15.000.000, sedangkan estimasi nilai
residunya senilai Rp1.500.000. Lalu, diketahui bahwa usia ekonomis aset tersebut adalah lima
tahun. Maka, nilai penyusutannya bila dihitung dengan metode garis lurus adalah sebagai berikut:

Total penyusutan = (Rp15.000.000 - Rp1.500.000) = Rp. 13.500.000

Rata – rata penyusutan = (Rp.13.500.000:5) = Rp. 2.700.000/Tahun

B. METODE PENYUSUTAN DENGAN PRESENTASE SAMA SETIAP TAHUN

Penghitungan penyusutan dengan metode ini dibagi menjadi 2 cara yaitu penyusutan
menurut persentase tetap atas nilai beli dan penyusutan menurut persentase tetap atas nilai buku.

𝐴−𝑅
Besar penyusutan = 𝑁 × 100%
𝐴

𝐴−𝑅
Atau = × 100%
𝑁.𝐴

Contoh soal:

1. Perusahaan Humam membeli assets seharga Rp 2.000.000 dan diestimasikan setelah dipakai
selama 10 tahun akan mempunyai nilai residu Rp 500.000. Apabila penyusutan untuk setiap
tahunnya menggunakanpersentase yang sama atas harga beli, hitunglah:
a. Besar penyusutan untuk setiap tahunnya

b. Persentase penyusutan

c. Nilai buku setelah tahun keenam

Jawab:

3
a. Besar seluruh penyusutan adalah Rp 2.000.000 - Rp 500.000 = Rp1.500.000, dengan umur
pakai 10 tahun maka penyusutan tiap tahunadalahRp 1.500.000 = Rp 150.00010

b. Persentase penyusutan atas nilai beli adalahRp 150.000 = 7,5 %Rp 2.000.000

c. Setelah 6 tahun, besarnya penyusutan adalah 6 x Rp 150.000 = Rp 900.000 Jadi nilai buku
setelah tahun keenam adalah Rp 2.000.000 - Rp 900.000 = Rp 1.100.000

2. PT Tata Boga membeli mesin untuk keperluan operasional perusahaan dengan harga
Rp300.000.000 pada tanggal 20 Agustus 2005. Mesin tersebut diperkirakan tidak memiliki nilai
residu pada akhir masa pemakaiannya. Mesin bisa beroperasi selama 8 tahun. Jadi, berapakah
biaya penyusutan setiap tahun dari mesin tersebut?

Biaya penyusutan = (Harga perolehan/Umur ekonomis) x 2

Biaya penyusutan akhir tahun pertama = (300.000.000/8) x 2 = Rp75.000.000.

Biaya penyusutan akhir tahun kedua = ((300.000.000 – 75.000.000)/8) x 2 = Rp56.250.000.

C. METODE SALDO MENURUN GANDA (double declining balance method).

Double declining method sering disebut penyusutan dengan metode persentase tetap atas nilai
buku. Dalam kasus ini besarnya persentase tetap sama dari tahun ke tahun namun jumlah
nominalnya akan berbeda berdasarkan nilai buku pada periode tersebut, biasanya semakin
menurun. Penyusutan tahun ke 1 >tahun ke 2 >tahun ke 3 dan seterusnya.

Penyusutan pada th 1= C – Cd = C (1- d)

2= C (1-d) – C (1-d) d = C (1 - d) (1-d)

= C (1 − d)2

3…………… Dan seterusnya

n C(1 − d)𝑛 = R

Dimana C = Nilai beli

d = Persentase penyusutan

4
R = Nilai residu

Rumusan tersebut bisa kita kembangkan untuk mencari besar persentase penyusutan setiap
tahunnya adalah sebagai berikut:

C(1 − 𝑑)𝑛 = R

(1 − 𝑑)𝑛 = R/C

(1 - d) = 𝑛√𝑅/𝐶

d = 1- ( 𝑛√𝑅/𝐶 )

Contoh soal:

1. Sebuah mesin diestimasikan bisa dipakai selama 6 tahun dan akan mempunyai nilai sisa sebesar
Rp.360.000 dari harga beli Rp.4.800.000, hitunglah:

a. Besar persentase penyusutannya

b. Buatlah skedul penyusutannya

Jawab =

a. Besar persentase penyusutan

C (1 − d)𝑛 = R

4.800.000 (1 − d)6 = 360.000

(1 − 𝑑)6 = 360.000 / 4.800.000 = 0,075

6
(1 – d) = √0,075

(1 – d) = 0,6494

5
d = 1- 0,6494 = 0,3506 = 35,06 %

Jadi penyusutan untuk setiap tahunnya adalah sebesar 35,06%.

c. Skedul penyusutan terhadap nilai buku (tambahin excel)

Dari skedul di atas terlihat bahwa besar penyusutan tiap tahun semakin menurun, hal ini
dikarenakan penghitungan persentasenya dengan menggunakan nilai buku yang tiap tahun juga
terus menurun. Nilai buku bisa dicari dengan jalan

4.800.000 (0,6494) = 3.117.120

4.800.000 (0,6494)2 = 3.117.120 (0,6494)

= 2.024.260

…………………dan seterusnya

Pada kenyataannya, penyusutan dengan menggunakan metode double declining


lebih banyak digunakan untuk menghitung penyusutan.

2. Iqbal membeli truk untuk layanan pengiriman.Biaya truk termasuk pajak, kepemilikan,
lisensi, dan pengiriman adalah Rp. 280.000. 000. Karena tingginya jumlah mil yang Iqbal harapkan
untuk dimasukkan ke dalam truk, Iqbal memperkirakan masa manfaatnya adalah lima tahun. Pada
akhir lima tahun itu, Iqbal mengharapkan nilai sisa truk menjadi Rp. 35.000.000. Dengan informasi
ini, Iqbal sekarang siap untuk menghitung penyusutan truk menggunakan rumus saldo menurun
ganda:

2 x (1/5) x Rp. 280.000.000 = Rp. 112.000.000

Depresiasi tahun pertama akan menjadi Rp. 112.000.000

6
Perhitungan tahun kedua Anda adalah:

2 x (1/5) x Rp. 168.000.000 = Rp. 67.200.000

Dengan depresiasi tahun kedua berjumlah Rp. 67.200.000, itu menyisakan nilai buku 100.800.000,
yang akan digunakan saat menghitung tahun ketiga depresiasi.Tabel berikut mengilustrasikan total
penyusutan menurun ganda untuk truk.

Di tahun 5, truk hanya disusutkan sebesar Rp. 1.290.000 karena Anda telah mencapai nilai sisa
truk.

D. METODE JUMLAH ANGKA TAHUN (sum of the year digit method).

Dalam metode ini umur assets dilabeli 1, 2 ,3 dan seterusnya berdasarkan lama waktu assets yang
diperkirakan. Umur assets yang terbesar digunakan sebagai numerator untuk tahun pertama dan
dibagi total numerator dikalikan jumlah penyusutan, kemudian yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Jadi jumlah dari angka–angka tahun dalam metode ini akan digunakan sebagai penyebut.

Contoh soal:

1. Sebuah mesin seharga $ 17.000 diperkirakan akan mempunyai nilai residu sebesar $2.000
setelah umur ekonomis 5 tahun. Hitunglah besar penyusutan untuk setiap tahun.

Jawab:

Jumlah penyusutan = $ 17.000 - $ 2.000 = $ 15.000

Total umur ekonomis = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15

Besar penyusutan untuk setiap periode tahun seperti pada

7
E. METODE UNIT PRODUKSI (unit of production).

Di dalam memproduksi suatu barang, perusahaan biasanya menggunakan mesin atau alat yang
secara fungsional diharapkan mampu memproduksi barang sejumlah tertentu sampai umur
ekonomisnya berakhir. Perusahaan yang menggunakan penghitungan penyusutan dengan
metodeini sangat bervariasi, antara lain

 Perusahaan transportasi, alat transportasi yang dihitung adalah jarak tempuh


 Perusahaan barang, yang dihitung adalah unit yang dihasilkan atau jam kerja yang
dibukukan.

Contoh soal:

1. Perusahaan angkutan memperkirakan umur ekonomis ban akan berakhir setelah menempuh
100.000 km. Harga sebuah ban adalah Rp.1.500.000, Bila tiap kendaraan menggunakan 8 ban.
Tiap kendaraan menempuh 800 km/hari dan berjalan selama 25 hari per bulan.

a. Berapa biaya penyusutan per bulan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tersebut?

b. Berapa lama umur ekonomis ban tersebut?

Jawab =

a. Nilai beli = 8 x Rp 1.500.000 = Rp.12.000.000

Penyusutan/ km = Rp 12.000.000/100.000 = Rp.120,/km

Biaya penyusutan perbulannya adalah = Rp 120 x 800 x 25

8
= Rp 2.400.000/ bulan

b. Umur ekonomis ban adalah

Rp 12.000.000/Rp 2.400.000 = 5 bulan

Sehingga perusahaan tersebut harus menyisihkan biaya penyusutan sebesar Rp 2.400.000 untuk
setiap bulan dan umur ekonomis ban tersebut adalah 5 bulan.

2. Sebuah perusahaan membeli mesin dengan harga Rp 125.000.000, dan diperkirakan akan
mampu digunakan memproduksi sebanyak 1.200.000 unit selama masa produksinya. Nilai residu
atau nilai mesin diperkirakan sebesar Rp 7.500.000.

a. Berapakah penyusutan per unit barang?

b. Bila produksi tahun pertama adalah sebesar 350.000 unit dan tiap tahun karena terjadi
efisiensi, diasumsikan produksi naik sebesar 10% buatlah skedul penyusutannya.

Jawab =

Nilai beli – nilai residu


a. Penyusutan =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

125.000.000–7.500.000
= 1.200.000

= Rp 97,916666

b. Dengan mempertimbangkan adanya kenaikan produksi untuk setiap tahunnya sebesar 10%,
maka tahun pertama produksi 350.000 unit, tahun kedua 385.000 unit yang diperoleh
dari 1,1 x 350.000 unit dan seterusnya. Maka skedul penyusutannya adalah sebagai berikut :

9
2. Diketahui ada peralatan yang didapatkan dengan total biaya senilai 100 juta rupiah
mempunyai perkiraan nilai sisa senilai 8 juta rupiah, dan memiliki perkiraan masa manfaat
selama 30 ribu jam. Lalu, peralatan tersebut diketahui beroperasi selama 2500 jam dalam kurun
waktu satu tahun.

1.Berapakah nilai komponen biaya perolehan aset tetap yang bisa disusutkan?

2. Berapakah tingkat penyusutan aktiva tetap tersebut?

3. Berapakah beban penyusutan dengan metode unit produksi tersebut?

 1.perolehan aktiva tetap yang mampu disusutkan dengan menggunakan unit produksi:
= Biaya Perolehan – Perkiraan Nilai Residu
= Rp 100.000.000 – Rp 8.000.000
= Rp 98.000.000

 2. tingkat penyusutan alat tersebut:

= Biaya perolehan aktiva tetap yang bisa disusutkan : Perkiraan masa manfaat aktiva tetap

= Rp 98.000.000 : 30.000

= Rp 3.250 per jam (hasil pembulatan)

 3. hasil beban penyusutan peralatan tersebut:


= Masa operasi peralatan x Tingkat penyusutan peralatan
= 2.500 jam x Rp 3.250
= Rp 8.125.000

10

Anda mungkin juga menyukai