Anda di halaman 1dari 21

Makalah Sistem Informasi Akuntansi

“Siklus Konversi”

Disusun oleh : Kelompok 1

Dimas Umbara Pratama (C1C020011)

Febrian Eka Putri (C1C020044)

Robert Saputra (C1C020107)

Dosen Pengampu :

Bapak Dr. Irwansyah, SE,M.Si.,Ak.,CA

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyusun Makalah Siklus Konversi.

Adapun maksud penyusunan Makalah ini untuk memenuhi tugas Sistem Informasi
Akuntansi. Rasa terima kasih kami tidak terkirakan kepada yang terhormat Bapak
Dr.Irwansyah,SE,M.Si.,Ak.,CA selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi
Akuntansi, serta semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan Makalah ini yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Harapan penulis bahwa Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Informasi Akuntansi ―Siklus Konversi‖
yang sangat penting untuk perusahaan.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna dengan keterbatasan
yang dimiliki penulis. Tegur sapa dari pembaca akan penulis terima dengan tangan terbuka
demi perbaikan dan penyempurnaan Makalah ini.

Bengkulu, September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Perusahaan Kelas Dunia ............................................................................................. 3
2.2 Lingkungan Manufaktur Tradisional ......................................................................... 4
3.1 Lingkungan Manufaktur Kelas Dunia ........................................................................... 9
4.1 Perubahan dalam Teknik Akuntansi .......................................................................... 12
BAB III ................................................................................................................................ 17
PENUTUP........................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 17
3.2 Saran......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah dengan perkembangan ekonomi global saat ini dan persaingan dunia bisnis
yang semakin meningkat, perusahaan membutuhkan keunggulan kompetitif untuk tetap
kompetitif. Di era informasi dan globalisasi, lingkungan bisnis berubah dengan cepat dan
persaingan sangat ketat. Oleh karena itu, pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan manajer, karena perusahaan perlu beroperasi secara
efektif dan efisien untuk bertahan hidup. Informasi yang berkualitas adalah informasi yang
akurat, relevan, dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan yang baik sejalan dengan
sistem informasi yang diterapkan di setiap perusahaan. Seiring dengan perkembangan bisnis,
aktivitas dan permasalahan yang dihadapi menjadi semakin kompleks dan beragam, sehingga
membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Oleh
karena itu, mengelola sistem informasi merupakan tugas yang sangat penting. Ruang lingkup
sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi untuk tujuan akuntansi, tujuan
eksternal, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas dan tujuan internal untuk
pengambilan keputusan manajemen. Menurut Bodnard dan Hopwood (2000:23) Sistem
informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti orang dan peralatan, yang
mengubah data menjadi informasi. Makalah ini membahas salah satu dari empat siklus
transaksi dalam sistem informasi akuntansi untuk mencatat aktivitas bisnis: siklus konversi.
Dalam bisnis, siklus konversi adalah bagian penting untuk membantu kemajuan bisnis Anda
dalam meningkatkan keunggulan kompetitif Anda. Siklus transformasi bisnis mengubah
berbagai sumber daya input seperti bahan baku, tenaga kerja dan overhead menjadi barang
jadi atau jasa untuk dijual. Siklus transformasi konsep harus ada di setiap organisasi, terlepas
dari apakah organisasi tersebut berada di industri perhotelan atau ritel. Tapi itu paling
menonjol di bidang manufaktur

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Bagaimanakah Gambaran Perusahaan Kelas Dunia?


2. Bagaimanakah Lingkungan Manufaktur Tradisional ?
3. Bagaimanakah Lingkungan Manufaktur Kelas Dunia?
4. Bagaimanakah Perubahan dalam Teknik Akuntansi?

1
1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memahami tentang gambaran perusahaan kelas dunia secara keseluruhan.


2. Memahami proses-proses yang ada dalam lingkungan manufaktur tradisional.
3. Memahami proses-proses yang ada dalam lingkungan manufaktur kelas dunia,
4. Memahami Perubahan dalam Teknik Akuntansi.

1.4 Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah:

1. Bagi Penulis

Memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi serta mendapatkan
wawasan baru mengenai siklus konversi.

2. Bagi Pembaca

Menambah wawasan, referensi dan informasi bagi pembaca agar mengetahui lebih
lanjut mengenai siklus konversi dan bisa digunakan sebagai referensi pembaca dalam
penulisan lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Siklus Konversi yaitu siklus yang mengonversi berbagai sumber daya input menjadi
produk jadi atau jasa untuk dijual. Siklus konversi tersebut adalah yang paling formal
dan tampak jelas dalam perusahaan manufaktur. Akan tetapi, siklus ini ada secara
konseptual dalam berbagai industri jasa tertentu seperti perawatan kesehatan, konsultasi
dan akuntansi publik (KAP). Dalam pembatasan mengenai siklus konversi ini kita akan
mengansumsikan lingkungan manufaktur.

2.1 Perusahaan Kelas Dunia

Sebuah perusahaan yang telah mencapai standar tinggi dan secara radikal berubah
dari bentuk dan manajemen perusahaan tradisional. Perusahaan jenis ini mencari perbaikan
terus-menerus dalam semua aspek operasi mereka, termasuk proses manufaktur mereka.
Perusahaan kelas dunia dapat secara menguntungkan memenuhi kebutuhan pelanggannya.
Tujuannya tidak hanya untuk memuaskan pelanggan, tetapi untuk secara aktif menyenangkan
mereka. Ketika pesaing secara agresif mencari cara baru untuk mendapatkan pangsa pasar,
perusahaan kelas dunia harus terus menyenangkan pelanggan mereka.

Mencapai kelas dunia membawa implikasi signifikan bagi akuntansi dan


sistem informasi akuntansi. Informasi tradisional yang dihasilkan dibawah teknik
akuntansi konvesional tidak cukup mendukung kebutuhan perusahaan kelas dunia.
Perusahaan ini membutuhkan berbagai metode akuntansi baru dan sistem informasi
baru yang:

1. Menunjukkan apa saja hal yang menjadi perhatian pelanggan (seperti kualitas
dan layanan)
2. Mengidentifikasi berbagai produk yang menguntungkan
3. Mengidentifikasi pelanggan yang menguntungkan
4. Mengidentifikasi berbagai peluang untuk perbaikan operasional dan produk
5. Mendorong adopsi aktivitas serta proses bernilai tambah dalam perusahaan
dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak bernilai tambah
6. Secara efisien mendukung berbagai pengguna melalui informasi keuangan
dan non keuangan.

3
2.2 Lingkungan Manufaktur Tradisional

Siklus konversi tradisional terdiri atas dua subsistem yaitu :


1. Sistem Produksi ( production system )
2. Sistem Biaya ( cost accounting system )

Sistem Produksi
Melibatkan perencanaan, penjadwalan dan pengendalian produk fisik di
sepanjang proses produksi. Tergantung dari produk yang diproduksi. Perusahaan akan
menggunakan salah satu dari berbagai metode produksi.
a) Metode Pemrosesan Berkelanjutan
Membuat produk yang sama melalui rangkaian berkelanjutan berbagai prosedur standar.
Pemicu dalam proses ini merupakan perkiraan penjualan bersama dengan informasi tingkat
persediaan saat ini.
b) Metode Pemrosesan Batch
Menghasilkan berbagai kelompok yang berbeda. Tiap barang dalam Batch hampir sama,
yaitu membutuhkan bahan baku serta operasi yang sama. Pemicu proses ini yaitu
kebutuhan untuk mempertahankan tingkat persediaan barang jadi sesuai dengan prediksi
kebutuhan penjualan.
c) Metode Pemrosesan Berdasarkan Pesanan
Melibatkan pembuatan berbagai produk yang berbeda sesuai dengan spesifikasi pelanggan,
bukan oleh tingkat persediaan yang menurun.

Dokumen dalam Sistem Pemrosesan Batch


A. Prakiraan Penjualan ( Sales Forecast )
Menunjukkan perkiraan permintaan barang jadi perusahaandalam suatu periode
tertentu. Bagi perusahaan yang memiliki perubahan musiman dalam penjualan,
perkiraan ini diperinci dalam berbagai periode yang lebih pendek hingga dapat
direvisi sesuai dengan kondisi ekonomi yang terjadi.

B. Jadwal Produksi ( Production Schedule )


Adalah rencana dan otorisasi formal untuk memulai produksi. Dokumen ini
menjelaskan berbagai produk yang akan dibuat, jumlah yang akan diproduksi dalam
tiap batch, serta jadwal produksi untuk memulai serta menyelesaikan produksinya.

C. Daftar Kebutuhan Bahan Baku ( Bill of Material )


yang menspesifikasikan berbagai jenis dan jumlah bahan baku serta berbagai
subperakitan yang digunakan dalam memproduksi sebuah unit barang jadi. Kebutuhan
bahan baku untk seluruh batch ditetapkan dengan mengalikan BOM denganjumlah
barang dalam batch.

D. Lembar Proses Kerja ( Route Sheet )


menunjukkan alur produksi suatu batch produk yang harus didikuti selama proses
produksi. Secara konseptual lembar proses kerja ini sama dengan BOM.

4
E. Perintah Kerja
dibuat berdasarkan BOM dan lembar proses kerja untuk menspesifikasikan bahan
baku dan produksi (mesin, perakitan, dll) untuk tiap batch.

F. Lembar Perpindahan ( Move Ticket )


mencatat pekerjaan yang dilakukan di tiaptempat kerja serta mengotorisasi
perpindahan pekerjaan atau batch dari satu tempat kerja ke tempat berikutnya.

G. Permintaan Bahan Baku ( Material Requistion )


mengotorisasi karyawan gudang untuk mengeluarkan bahan baku (dan superakitan)
ke orang-orang atau tempat kerja dalam proses produksi.

Proses Produksi Batch


Tahap ini melibatkan dua prosedur yaitu:
a. Spesifikasi permintaan kebutuhan bahan baku dan operasional serta,
b. Penjadwalan produksi.
Membuat kebutuhan bahan baku untk sebuah batch dalam perincian produk tertentu
adalah menganalisis apa yang dibutuhkan dibandingkan apa yang tersedia dalam persediaan
bahan baku. Determinan utama untuk permintaan bahan baku dan kebutuhan operasioanl
adalah prediksi penjualan, laporan status persediaan, dan spesifikasi teknis untuk barang jadi.
Ketika memproduksi batch yang nonstandar atau produk yang berdasar pesanan spesifikasi
bahan baku dan operasi bisa saja jadi sangat penting karena kebutuhan analisis terperinci
yang dibutuhkan untuk membuat BOM dan lembar proses kerja. Hal lain yang juga
dihasilkan dari tahap perencanaan dan pengendalian produksi adalah permintaan pembelian
(jika dibutuhkan) untuk tambahan bahan baku.
Prosedur kedua yang dilakukan di bawah tahap perencanaan dan pengendalian
produksi adalah penjadwalan produk. Jadwal untuk operasi produksi tersebut dibuat oleh staf
administrasi penjadwalan produk dan didasarkan pada informasi yang diberikan dalam BOM
serta lembar proses kerja. Perintah kerja, lembar perpindahan, dan permintaan bahan baku
yang dibuat oleh staf administrasi bagian penjadwalan tersebut berpindah melalui berbagai
tempat kerja sesuai dengan lembar proses kerjanya.
Tahap produksi dimulai ketika para pekerja mendapat bahan baku dari staf gudang sebagai
ganti dari permintaan bahan baku. Sebagai bukti bahwa tahap produksi ini telah selesai,
sebuah salinan dari lembar perpindahan dikirimkan kembali ke bagian perencanaan dan
pengendalian produksi untuk memperbarui file perintah kerja terbuka. Setelah menerima
lembar perpindahan terakhir, file perintah kerja terbuka akan ditutup. Sdperti yang dapat
diperkirakan, tempat kerja juga memiliki peran penting dalam pencatatan biaya jam kerja
tenaga keja, pekerjaan ini ditangani oleh para supervisor.

5
Tahap selebihnya dari sistem produksi adalah pengendalian persediaan, yang
memiliki 3 fungsi penting dalam proses produksi:
 Memicu keseluruhan proses dengan menyediakan laporan status persediaan bahan
baku dan barang jadi bagi perencanaan dan pengendalian produksi.
 Personel bagian pengendalian persediaan secara terus menerus terlibat dalam
pembaruan record persediaan bahan baku berdasarkan permintaan bahan baku,
permintaan tambahan bahan baku, dan lembar pengembalian bahan baku
 Setelah menerima perintah kerja dari tempat kerja yang terakhir, bagian pengendalian
persediaan akan mencatat produk yang jadi dalam record persediaan barang jadi.

Model EOQ ( Economic Order Quantity )


Tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk meminimalkan biaya persediaan
dengan tetap memastikan bahwa terdapat persediaan dalam jumlah yang memadai untuk
memenuhi permintaan saat ini. Model persediaan yang paling sederhana dan umum
digunakan adalah model jumlah pesanan ekonomi (economic order quantity). Akan tetapi
model EOQ didasarkan pada asumsi yang tidak selalu mencerminkan kenyataan ekonomi.

6
Tujuan dari model EOQ adalah untuk mengurangi biaya persediaan. Parameter penting dalam
model ini adalah biaya penggudangan dan biaya pemesanan. Figur dibawah ini
menggambarkan hubungan antara berbagai biaya ini dengan jumlah pesanan. Ketika jumlah
pesanan naik, jumlah kegiatan pemesanan menurun, hingga menyebabkan biaya total per
tahun untuk memesan menurun. Akan tetapi, ketika jumlah yang dipesan naik, rata-rata
persediaan yang dimiliki akan naik,hingga menyebabkan biaya penggudangan persediaan
tahunan total akan naik.
2DS
Persamaan EOQ: Q=
H
Keterangan: Q = Jumlah pesanan ekonomi
D= Permintaan tahunan dalam unit
S = Biaya tetap untuk memasukkan tiap pesanan
H = Biaya menyimpan atau pengggudangan per unit per tahun
Titik pemesanan ulang (Reorder point—ROP)
ROP= I x d

Keterangan: I= waktu tunggu


d= prmintaan harian (permintaan total/ jumlah hari kerja)

Sistem Akuntansi Biaya


Subsistem akuntansi biaya dalam siklus konversi mencatat berbagai pengaruh
peristiwa yang terjadi dalam proses produksi. Proses akuntansi biaya untuk suatu operasi
produksi dimulai ketika bagian perencanaan dan pengendalian mengirimkan sebuah salinan
dari perintah kerja yang asli ke bagian akuntansi biaya.
Ketika bahan baku dan tenaga kerja ditambahkan di sepanjang proses produksi, berbagai
dokumen yang mencerminkan peristiwa-peristiwa ini mengalir masuk ke bagian akuntansi
biaya. Penerimaan lembar perpindahan yang terakhir untuk suatu batch menandakan
selesainya proses produksi.

Pengendalian dalam Lingkungan Tradisional


A. Otorisasi Transaksi
Berikut ini menjelaskan prosedur otorisasi transaksi dalam siklus konversi:
1. Dalam lingkungan manufaktur tradisional, aktivitas produksi diotorisasikan
oleh bagian perencanaan dan pengendalian produksi melalui perintah kerja
yang formal. Dokumen ini mencerminkan kebuthan produksi, yang merupakan
selisih antara perkiraan permintaan atas produk (didasarkan pada perkiraan
penjualan) dan persediaan baran jadi yang dimiliki.
2. Lembar perpindahan ditandatangani oleh supervisor tiap tempat bekerja untuk
mengotorisasi berbagai aktivitas di tiap batchdan untuk perpndahan produk
melalui berbagai tempat kerja

7
3. Permintaan bahan baku dan permintaan tambahan bahan baku mengotorisasi
staf gudang untuk mengeluarkan bahan baku ke berbagai tempat kerja.
B. Pemisahan Tugas
Tujuan pengendalian lainnya adalah untuk memisahkan penyimpanan catatan dengan
penyimpanan aktiva. Berikut ini pemisahan yang berlaku:
1. Bagian pengendalian persediaan memelihara record akuntansi atas persediaan
bahan baku (raw material- RM) dan barang jadi (FG). Akivitas ini tetap
dipisahkan dari fungsi penyimpanan bahan baku di gudang dan dari
penggudangan barang jadi, yang memiliki kewajiban penyimpanan untuk
berbagi aktiva ini
2. Begitu pula, fungsi akuntansi biaya untuk barang dalam proses seharusnya
dipisahkan dari tempat kerja dalam proses produksi.
3. Terakhir untuk mempertahankan independensi fungsi buku besar sebagai
tahap verifikasi, departemen buku besar (genegral ledger) harus terpisah dari
departemenn yang mencatat buku pembantu berbagai akun. Oleh karenanya,
departemen GL secara organisasional terpisah dari pengendalian persediaan
dan akuntansi biaya.
C. Supervisi
Berikut ini adalah prosedur supervisi yang berlaku dalam siklus konversi:
1. Supervisor dlam berbagai tempat kerja mengawasi penggunaan bahan baku
dalam proses produksi.
2. Supervisor juga mengamati dan melihat kembali aktivitas pencatatan waktu
kerja.
D. Pengendalian Akses
Siklus konversi memungkinkan akses langsung dan tidak langsung ke aktiva.
Akses Langsung ke Aktiva. Sifat dari produk fisik dan proses produksi mempengaruhi
berbagai jenis pengendalian akses yang dibutuhkan
1. Perusahaan seringkali membatasi akses ke berbagai area sensitif seperti
gudang , tempat kerja produksi dan gudang barang jadi. Metode pengendalian
yang digunakan meliputi kartu identifikasi, petugas keamanan, peraltan
pengamatan, dan berbagai sensor serta alarm elektronik.
2. Penggunaan biaya standar memberikan suatu jenis pengendalian akses. Untuk
mendapatkan tambahan jumlah akan membutuhkan otorisasi khusus dan
dokumentasi formal.
Akses Tidak Langsung ke Aktiva. Aktiva, seperti kas dan persediaan dapat
dimanioulasi melalui akses ke berbagai dokumen sumber yang mengendalikannya.
Dalam siklus konversi,berbagai dokumen yan penting meliputi permintaan bahan
baku, permintaaan tambahan bahan baku, dan kartu kerja karyawan.
E. Pencatatan Akuntansi
Tujuan dari teknik pengendalian ini adalah untuk membuat audit untuk tiap transaksi.
Dalam siklus konversi, hal ini dicapai melalui penggunaan perintah kerja, lembar
biaya, lembar perpindahan, lembar pekerjaan, permintaan bahan baku, file WIP dan
file persediaan barang jadi.

8
F. Verifikasi Independen
Berbagai tahapan verifikasi siklus konversi dilakukan berikut ini:
1. Bagian akuntansi biaya merekonsiliasi penggunaan bahan baku dan tenaga
kerja yang diambil dari permintaan bahan baku dan lembar pekrjaan dengan
standar yang telah ditetapkan.
2. Bagian buku besar juga memiliki fungsi verifikasi yang penting melalui
pemeriksaan perpindahan total produk dari WIP hingga barang jadi.
3. Terakhir, auditor internal dan eksternal secara berkala akan memverifikasi
persediaan bahan baku dna persediaan barang jadi yang dimiliki melalui
perhitungan fisik.

3.1 Lingkungan Manufaktur Kelas Dunia

Dalam dua dekade terakhir ini, proses menufaktur mengalami banyak perubahan
radikal karena perusahaan ingin mencapai status kelas dunia.

Fleksibilitas Produksi
Para pelanggan modern menginginkan produk berkualitas, mereka menginginkannnya
dengan segera dan ingin ada berbagai pilihan. Profil permintaan ini membebankan konflik
dasar bagi produsen tradisional, yang orientasi pada lingkungan terstruktur dan tidak
fleksibelnya, menghambat sehingga tidak efektif dalam lingkungan ini.
Sebaliknya, para pesaing kelas dunia memenuhi berbagai tantangan konsumerisme
modern melalui sistem produksi fleksibel. Mencapai fleksibilitas produksi (manufacturing
flexibility) menggabungkan 4 karakteristik:
1) Reorganisasi fisik pabrik
2) Otomatisasi proses produksi
3) Pengurangan persediaan
4) Kualitas produk yang tinggi.

Reorganisasi Fisik Fasilitas Produksi


Proses produksi tradisional cenderung berangsur-angsur berubah menjadi kegiatan
yang berkesinambungan selama beberapa tahun. Produk bergerak maju mundur di pabrik dan
naik turun melalui berbagai aktivitas. Inefisiensi yang melekat pada tata letak pabrik
tradisional meningkatkan biaya pemrosesan, waktu pergantian, dan bahkan inventaris dalam
proses produksi. Selain itu, kegiatan produksi biasanya diatur oleh aspek fungsional, yang
cenderung menimbulkan ketidakpercayaan di antara karyawan.

Otomatisasi Proses Produksi


Otomatisasi adalah inti dari lingkungan produksi yang berfungsi dengan baik. Melalui
penggantian tenaga kerja dengan otomatisasi, perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan
kernanya menjadi lebih kompetitif. Otomatisasi juga dapat berkontribusi secara langsung
pada karakteristik operasi lainnya yaitu pengurangan persediaan dan peningkatan kualitas.

9
Produksi Tradisional
Lingkungan produksi tradisional terdiri atas berbagai jenis mesin, yang masing-
masing dikendalikan oleh seorang operator. Mesin-mesin ini dan operatornya diatur menjadi
berbagai bagian fungsional, seperti pencampuran, pemotongan,dan pengelasan.

Teknologi yang berdiri sendiri


Teknologi yang berdiri sendiri menggambarkan lingkungan dengan keberadan
otomatisasi dalam bentuk (pulau) yan terpisah-pisah dan yang berdiri sendiri dalam
lingkungan tradisional. teknologi yang berdiri sendiri ini menggunakan mesin yan
Dikendalikan Numerik Komputer (Computer Numerical Controlled- CNC) yang dapat
melakukan beberapa operasi dangan keterlibatan manusia yan lebih sedikit. Mesin CNC
berisi berbagai program komputer untuk semua bagian yang diproduksi oleh mesin tersebut.

Penyederhanaan Proses
Penyederhanaan proses berfokus pada pengurangan kompleksitas tata letak fisik
produksi di lantai pabrik.Berbagai jenis mesin CNC akan diatur dalam sel untuk
menghasilkan sebuah bagian lengkap dari awal hingga akhir di satu lokasi.

Produksi yang Diintegrasikan dengan Komputer


Produksi yang diintegrasikan dengan komputer adalah lingkungan yang terotomatisasi
penuh. Pabrik CIM diatur menjadi dua sel teknologi yang tidak menggunakan tenaga kerja
manusia dalam proses produksi. Sistem Penyimpanan dan Penarikan Otomatis. Banyak
perusahaan dapat meningkatkan produktifitas da profitabilitasnya dengan mengganti forklif
beserta operator manusianya dengan sistem penyimpanan dan penarikan otomatis. Manfaat
operasional dari teknologi AS/RS ini jika dibandingkan dengan sistem manual meliputi
penurunann kesalahan, perbaikan, pengandalian persediaan, dan biaya penyimpanan yang
lebih rendah. Robotica Melibatkan penggunaan robot, mesin CNC khusus yang digunakan
dalam lingkungan berbahaya atau untuk melakukan berbagai pekrjaan berbahaya dan
monoton yang cenderung dapat menyebabkan kecelakaan.

Desain Berbantuan Komputer


Para teknisi menggunakan desain berbantuan komputer (computer aided design –
CAD) untuk mendesain produk yang lebih baik secara lebih cepat. Sistem CAD
meningkatkan produktivitas teknisi, meningkatkan akurasi dengan otomatisasi pekerjaan
desain yang berulang, memungkinkan perusahaan untuk menjadi lebih responsif pada
permintaan pasar, dan menghubungkan sistem CAM dan MRP II, serta lingkungan eksternal.
Teknologi CAD telah sangat banyak mempersingkat waktu antara desain awal denganakhir.
Hal ini memungkinkan perusahaan menyesuaikan produksinya secara cepat dengan
perubahan dalam permintaan pasar. Komunikasi ini juga memungkinkan produsen kelas
dunia untuk menerima spesifikasi desain secara elektronik dari para pelanggan dan
pemasoknya untuk dipertimbangkan.

10
Produksi Berbantuan Komputer
Produksi berbantuan komputer (computer aided manufacturing-CAM) berfokus pada
pabrik dan penggunaan komputer untuk mengendalikan proses produksi secara fisik. Kini,
CAM mebrikan presisi, kecepatan, dan pengendalian yang lebih baik daripada proses
produksi oleh manusia. Tujuan dibalik CAM adalah untuk menggantikan tenaga kerja melalui
otomatisasi. Sistem CAM memonitor dan mengendalikan proses produksi serta urutan
pekerjaan malalui penggunaan pengendali proses, pengendali numerik, dan perlengkapan
robot. Beberapa keuntungan dari penggunaan sistem CAM yaitu peningkatan produktivitas
proses, perbaikan perkiraan biaya dan waktu, perbaikan pengawasan proses, perbaikan
kualitas proses, penurunan waktu penyetelan, dan pengurangan biaya tenaga kerja.

MRP II, EDI dan ERP


Perencanaan sumber daya produksi (manufacturing resources planning-MRP II)
adalah perluasan dari konsep sederhana yang masih digunakan dan disebut sebagai sistem
perencanaan permintaan bahan baku (materials requirements planning-MRP). MRP hanyalah
versi otomatis dari proses perencanaan dan pengendalian proses produksi yang tradisional.
MRP II adalah sistem dan filosofi untuk mengoordinasikan berbagai aktivitas seluruh
perusahaan. Oleh karenanya, MRP II menggabungkan berbagai teknik untuk melaksanakan
perencanaan produksi, memberika umpan balik, dan mengendalikan proses. Sejumlah
manfaat dari sistem MRP II yang sangat terintegrasi, dalam hal-hla berikut ini:
 Perbaikan layanan pelanggan
 Pengurangan investasi pada persediaan
 Peningkatan produktivitas
 Perbaikan arus kas
 Bantuan dalam mencapai tujuan strategis jangka panjang
 Bantuan dalam mengelola perubahan
 Fleksibilitas dalam proses produksi.
MRP II telah berubah perlahan menjadi piranti lunak canggih yang disebut sistem
perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource planning-ERP). ERP dapat
menghitung kebutuhan sumber daya, pembuatan jadwal, mengelola perubahan konfigurasi
produk, memungkinkan perubahan terencana di masa mendatang dalam hal produk, dan
memonitor produksi di pabrik.
Selain itu, ERP menyediakan fungsi entri pesanan, penerimaan kas, pengadaan, dan
pengeluaran kas bersama dengan kemampuan pelaporan keuangan serta manajerial penuh.
Perusahaan kelas dunia akan memiliki sistem ERP yang dapat berkomunikasi secara
eksternal dengan para pelanggan dan pemasoknya melalui pertukaran data elektronik
(electronic data interchange-EDI). EDI adalah elemen penting dalam banyak sistem
perdagangan elektronik.

Pengurangan Persediaan

11
Simbol dari perusahaan kelas dunia adalah keberhasilannya dalam menggurangi
persediaan. Perusahaan kelas dunia hanya memiliki persediaan untuk beberapa hari atau
kadang hanya untuk beberapa jam.
Sisi Buruk Persediaan
ada 3 alasan penting mengapa perusahaan lebih baik mengurangi persediaan nya:
 Persediaan membutuhkan biaya. Persediaan mewakili investasi dalam bahan baku,
tenaga kerja, dan overhead yang tidak dapat direalisasikan sampai dijual.
 Persediaan menyamarkan masalah produksi.
 Kemauan untuk menyimpan persediaan dapat menimbulkan kelebihan produksi.

Bagaimana Perusahaan dapat Mengurangi Persediaan


Perusahaan yang telah berhasil mengurangi persediaan mengadopsi model produksi
just-in-time (JIT). JIT adalah filosofi yang menyerang berbagai masalah produksi yang
sebelumnya dijelaskan, melalui penyederhanaan proses serta pengurangan persediaan.

Kualitas Produk
Terdapat dua alasan dasar mengapa kualitas penting bagi produsen kelas dunia.
Pertama, kualitas yang buruk sangat mahal untuk perusahaan, Kedua, kualitas adalah dasar
persaingan produsen kelas dunia.

Bagaimana Perusahaan dapat Meningkatkan Kualitas


Melalui deteksi masalah secara dini, perusahaan dapat mengelola dengan lebih baik
situasi tersebut. Alternatifnya adalah prosedur pengendalian kualitas akhir proses yang
tradisional. Produsen dapat menemukan, walaupun terlambat, bahwa seluruh batch roduknya
harus dibuang. Pengendalian proses secara statistik (statistical process control) adalah metode
untuk mengendalikan sistem produksi otomatis.

4.1 Perubahan dalam Teknik Akuntansi

Apa yang Salah dalam Informasi Akuntansi Tradisional


Berikut adalah berbagai kelemahan sistem akuntansi tradisional yang paling banyak
disebutkan:
Alokasi Biaya yang Tidak Akurat. Sistem akuntansi tradisional tidak secara akurat
menelusuru biaya ke produk dalam proses. Dalam lingkungan manufaktur tradisional, tenaga
kerja langsung adalah komponen yang jauh lebih besar dalam harga pokok produksi daripada
dalam lingkungan CIM. Di pihak lain, overhead merupakan elemen biaya yang jauh lebih
signifikan dalam produksi berteknologi tinggi. Agar alokasi tradisionalbenar, maka harus ada
hubungan langsung antara tenaga kerja dengan teknologi. Ketika pul biaya besar dan metode
alokasi bersifat ambigu, kesalahan perhitungan dalam membebankan tenaga kerja akan mekin
besar dalam perhitungan overhead. Tanpa informasi biaya yang akurat, perusahaan tidak
dapat:
1. Berfokus pada pasar yang menguntungkan
2. Melayani pelanggan yang mengntungkan

12
3. Secara akurat mengukur biaya desain produk
4. Secara akurat mengukur biaya desain proses

Ketinggalan Waktu. Data akuntansi tradisional untuk pelaporan manajemen pada dasarnya
adalah data historis. Akan tetapi, para manajer pabrik dalam latar belakang JIT membutuhkan
informasi segera mengenai penyimpangan yang abnormal. Mereka harus mengetahui secara
real time kerusakan mesin atau robot yang tidak terkendali. Informasi setelah kejadian adalah
terlalu terlambat dan tidak berguna
Orientasi Keuangan. Orientasi informasi akuntansi tradisional tidak secara memadai
mengidentifikasi produk atau proses yang tidak benar. Data akuntansi menggunakan nilai
uang sebagai unit standar pengukuran dalam perbandingan antar berbagai bagian yang
dievaluasi. Keputusan untuk menghubungkan berbagai area fungsional dan tingkat
manajemen yang berbeda dalam perusahaan membutuhkan informasi yang pada dasarnya
tidak sama. Kebutuhan ini meliputi fungsionalitas produk atau proses, peningkatan kualitas
produk, dan penurunan waktu pengiriman. Berbagai usaha untuk memaksa agar data ini
masuk ke dalam ukuran keuangan biasa dapat membiaskan masalah dan mendorong
timbulnya keputusan yang kurang baik.
Penekanan Pada Biaya Standar. Akuntansi yang konvensional menekankan pada biaya
standar dan analisis varian. Tujuan yang mendasari konvensi ini tidak lagi relevan dalam
lingkungan manufaktur yang baru, seperti yang dapat dilihat, metode produksi modern
banyak menggunakan modal dan mengasumsikan tingkat kecacatan nol dalam bahan baku
dan proses. Dalam situasi ini, varian tradisional tidak penting. Ketika cacat, penyimpangan,
atau aktivitas tidak terkendali terjadi, para manajer perlu mengetahuinya dengan segera.

Bagaimana Cara Mengatasi Masalah-masalah Ini


Banyak perusahaan kelas dunia yang telah menemukan solusi atas berbagai masalah
ini melalui perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC). ABC
adalah sistem informasi yang memberi para manajer informasi mengenai berbagai aktivitas
dan objek biaya. Kita pertama-tama mendefinisikan istilah ini:
 Aktivitas (activity)menjelaskan pekerjaan yang dilakukan dalam perusahaan.
Membuat pesanan pembelian, mempersiapkanproduk untuk pengiriman, atau
mengoperasikan mesin bubut adalah contoh aktivitas.
 Objek biaya(cost object) adalah alasan untuk melakukan kativitas. Alasan ini meliputi
produk, jasa, pemasok, dan pelanggan.
Tahap pertama dalam pendekatan ABC adalah menentukan biaya aktivitas. Biaya aktivitas
kemudian dibebankan ke objek biaya terkait melalui penggerak aktivitas. Faktor ini
mengukur konsumsi aktivitas oleh objek biaya. ABC mengalokasikan biaya ke produk secara
lebih akurat daripada metode tradisional. Untuk menekankan perubahan perbedaan yang
mungkin terjadi antar berbagai metode ini. Melalui informasi biaya yang lebih baik,
perusahaan dapat secara lebih baik menganalisis keputusan yang penting.

Perubahan dalam Pelaporan Informasi


Manajemen Aktivitas

13
Manajemen aktivitas harus merupakan usaha tanpa henti dan berkelanjutan untuk
perbaikan. Terdapat dua tujuan dasar yan mengarahkan para manajer dalam tantangan ini:
1) Para manajer harus harus menggunakan berbagai sumber daya ke aktivitas yang
menghasilkan manfaat maksimal
2) Para manajer harus mencari cara untuk memperbaiki berbagai faktor yang paling
penting bagi para pelanggarnya.
Mengevaluasi Aktivitas Produksi. Kebutuhan informasi mengenai informasi telah
mengarahkan pada perkembangan generasi kedua ABC. Dimensi yang vertikal adalah model
pembebanan biaya. Dimensi ini menunjukkan dahulu alokasi biaya ke aktivitas baru ke objek
biaya. Dimensi horizontal adalah model proses. Dimensi ini mencerminkan kebutuhan
perusahaan akan kategori informasi baru mengenai penyebab timbulnya aktivitas dan
pengukuran kinerja untuk berbagai aktivitas tersebut.
Mengidentifikasi Aktivitas yang Tidak Penting
Aktivitas tidak penting tidak menambah nilai dan seharusnya ditiadakan. Contohnya,
dalam lingkungan produksi tingkat cacat nol, aktivitas pengendalian kualitas tradisional pada
akhir proses menjadi tidak penting. Begitu pula, dalamlatar belakang ini, aktivitas akuntansi
tradisional untuk menghitung varian penggunaan bahan baku dan akuntansi untuk
menghitung pembuangan tidak meiliki nilai bagi perusahaan.
Mengidentifikasi penggerak biaya Pengurangan aktivitas yang tidak penting
tergantung pada identifikasi penggerak biaya secara tepat. Penggerak biaya (cost driver)
adalah penyebab timbulnya biaya. Para manajer tidak dapat mengelola aktivitas yang tidak
penting kecuali mereka memahami tekanan penggeraknya.
Membandingkan aktivitas dengan baku mutu. Dalam menilai tambahan nilai
aktivitas, para manajer sering kali membandingkan berbagai aktivitas utama dengan aktivitas
yang sama di perusahaan tersebut atau di perusahaan lain. Hal ini disebut sebagai penentuan
baku mutu (benchmarking).
Membuat hubungan antara aktivitas utama. Koordinasi yang efektif membutuhkkan
informasi yang menghubungkan pegambilan keputusan dan ukuran kinerja denga faktor
kunci keberhasilan (critical succes factor-CSF) perusahaan. CSF adalah bagian-bagian yang
begitu penting hingga kegagalan dalam memenuhi salah satu diantaranya akan menyebabkan
perusahaan gagal. Walaupun CSF dapat berbeda antar perusahaan, berbagai kategori umum
berikut ini berlaku di kebanyakan perusahaan.
 Kualitas Produk
 Kualitas Proses
 Layanan Pelanggan
 Manajemen Sumber Daya dan
 Fleksibilitas

Sistem Informasi Kelas Dunia


Kunci dari sistem informasi kelas dunia (world class information syste-WCIS) adalah
integrasi semua komponen fungsi dan teknologi sistem. Integrasi adalah perekat yang
mengikat berbagai sistem bersama dan meliputi aplikasi akuntansi dasar, perhitungan biaya
bedasarkan aktivitas, perecanaan bahan baku, peremcanaan kapasitas, pengendalian

14
persediaan, daftar kebutuhan bahan baku, jadwal produksi induk, perkiraan, entri pesanan,
CAD, CAM, dan saluran komunikasi EDI.
Karakteristik Sistem Informasi Tradisional
Lingkungan produksi tradisional, teknologi umumnya digunakan secara tidak
beraturan dan tanpa rencana. Hasilnya adalahberbagai teknologi berdiri sendiri yang tidak
terintegrasi dan sering kali dapat diintegrasikan hanya dengan biaya yang tinggi. Teknoogi
informasi yamg digunakan, oleh produsen tradisional biasanya akan terdiri atas sebuah
mainframe yang nmenangani berbagai fungsi utama akuntansi. Mainframemungkin akan
memiliki beberapa jenis perhitungan biaya pekerjaan dan sistem pengendalian persediaan
untuk barang jadi dan bahan baku. Akan tetapi dalam banyak lingkungan produksi
traadisional, sistem akuntansi biaya tetap dalam komputer pribadi (personal computer-PC)
terpisah. Produsen tradisional menggunakan PC untuk mengatasi masalah bisnis independen,
dam konektivitias ke mainframe melalui jaringan adalah hal terakhir yang diperkirakan dan
dianggap menyulitkan. Sistem informasi produsen tradisional dangat tergantung pada
transaksi berbasisi kertas, yang harus dimasukkan dan dimasukan kembali ke komputer
sejalan dengan perpindahan dokumen kertasnya dari satu bagian ke tempat kerja, atau ke
bagian berikutnya. Jaringan telekomunikasi produsen tradisional biasanya dibatasi untuk
lingkungan internal perusahaan.

SAP: Contoh Sistem Informasi Kelas Dunia


SAP AG adalah perusahaan jerman yang didirikan pada tahun 1972 di Waldorf
Jerman, oleh bebrapa karyawan IBM. Tujuan pembukaan usaha mereka adalah untuk
menciptakan paket bisnis terintegrasi yang dapat melayani perusahaan besar dalam industri
manufaktur.
SAP R/3
Produk terpenting SAP disebut sebagai SAP R/3. ini adalah sistem berbasis klien atau
server (jenis khusus dari arsitektur jaringan) yang beroperasi di bawah sejumlah
sistem operasi dan konfigurasi jaringan. SAP R/3 bekerja dalam berbagai platform
peranti keras. Arsitektur R/3 adalah struktur hierarkis. Dasarnya adalah lapisan
pertama dalam dasar tempat R/3 dibuat. Basis datanya, yang dapat didistribusikan di
antara berbagai komputer, adalah lapisan terakhir dalam sistem tersebut. R/3
,menyediakan model bisnis siap pakai yang mendukung ratusan proses bisnis yang
diatur dalam 4 kategori umum berikut ini:
 Keuangan
 Logistik
 Sumber daya manusia
 Pendukung proses bisnis

Isu Pengendalian Dalam WCIS


Lingkungan tanpa Kertas
Dokumen kertas akan dicetak, ditangani, dan disimpan hanya jika benar-benar
dibutuhkan. Sebagian dari pengurangan kertas berasal dari penggunaan otomatis data sumber
secara ekstensif, terrutama dengan kode baris. Lingkungan tanpa kertas tersebut memiliki

15
dampak signifikan atas sistem pengendalian internal perusahaan. Hasilnya adalah bukti
pengendalian akan dapat ditemukan dalan format yang dapat dibaca oleh mesin dan yang
dapat berada di lokasi yang tidak menembus berbagi batasan organisasional tradisional.

Transaksi Otomatis
Berdasarkan kejadian peristiwa seperti penerimaan pesanan penjualan atau persediaan
yang jatuh di titik pemesanan ulang, transaksi akan secara otomatis dijalankan oleh sistem
MRP dan ditranmisikan melalui EDI. Dengan tidak adanya keterlibatan manusia dalam
sistem pemrosesan transaksi, kekhawatiran akan pengendalian terpusat pada validitas,
kelengkapan, dan akurasi berbagai transaksi yang dihasilkan secara otomatis.

Pertimbangan Pembentukan Jaringan

WCIS akan didesain disekitar rangkaian local area network, minikomputer, dan atau
mainframe, tergantung pada kebutuhan produsennya. Arsitektur jaringan dapat
melibatkan distribusi basis data atau tanggung jawab pemrosesan transaksi di antara
berbagai pengguna di beberapa lokasi. Teknologi terdistribusi memiliki berbagai
implikasi dalam hal akurasi dan konsistensi catatan akuntansi.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Siklus transformasi mencakup transaksi yang benar-benar ada ketika input diubah menjadi
barang atau jasa yang dapat dijual. Proses yang digunakan dalam siklus konversi adalah biaya
material, tenaga kerja dan daur ulang. Ada dua jenis siklus konversi konvensional: Sistem
produksi dan sistem biaya. Sebuah sistem produksi melibatkan perencanaan, penjadwalan,
dan pengendalian produk fisik selama proses produksi. Sistem akuntansi biaya memantau
aliran informasi biaya terkait produksi. Siklus transformasi adalah serangkaian aktivitas
berulang dalam aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data yang melibatkan transformasi
sumber daya input. Mengubah bahan mentah, tenaga kerja, overhead, dll menjadi barang jadi
atau jasa untuk dijual (Romney, Steinbart, Cushing, 1997).
Siklus transformasi mencakup transaksi yang benar-benar ada ketika input diubah
menjadi barang atau jasa yang dapat dijual. Proses yang digunakan dalam siklus konversi
adalah biaya material, tenaga kerja dan daur ulang. Siklus konversi konvensional terdiri dari
dua jenis:
sistem produksi dan sistem biaya. Sebuah sistem produksi melibatkan perencanaan,
penjadwalan, dan pengendalian produk fisik selama proses produksi. Sistem akuntansi biaya
(cost accounting system) memonitor arus informasi biaya yang berhubungan dengan
produksi.

3.2 Saran

Setelah mempelajari siklus konversi ini ini, mahasiswa diharapkan mampu


memahami berbagai elemen dan prosedur dasar yang melintasi proses produksi tradisional,
memahami arus data dan berbagai prosedur dalam system akuntansi biaya tradinonal,
mengenali berbagai pengendalian akuntansi di lingkungan tradisional maupun perusahaan
kelas dunia, memahami berbagai tujuan dari sistem just-in-time dan mengenali berbagai
implikasinya dalam mempertahankan persediaan yang berlebih di lingkungan global,
mengenali peran penting kualitas di lingkungan global, memahami berbagai kelemahan
dalam metode akuntansi tradisional di lingkungan global, serta mengenal berbagai
karakteristik system informasi kelas dunia.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hall, J. A. (2009). Accounting Information System, 4 ed. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
himamubaiyah. (t.thn.). Makalah SIA (Siklus Konversi) . Dipetik 10 09, 2022, dari
coursehero.com: https://www.coursehero.com/file/14958983/MAKALAH-SIAsiklus-
Konversi/
Lobo, M. T. (t.thn.). RMK Siklus Konversi (Chapter7, Hall). Dipetik 10 09, 2022, dari
Academia Edu:
https://www.academia.edu/11097462/RMK_Siklus_Konversi_Chapter_7_Hall_
Susilawati, Nisa, and Yoyon Supriadi. "Pengaruh Cash Ratio dan Siklus Konversi Kas
Terhadap Profitabilitas Perusahaan." Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan 5, no. 2 (2017):
115-124.

18

Anda mungkin juga menyukai