Anda di halaman 1dari 6

‫ِ ﺑﺱۡ ِﻡ ٱ ِﷲ ٱﻟ َّﺮۡﺡ َﻣ ٰ ِـﻥ ٱﻟ َﺮّ ِﺣﻳﻢ‬

ِ
‫ﺍﻟﺤﻤﺪ ﷲ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﻭ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭ ﺳﻠﻢ‬
‫ﻭﺑﻌﺪ‬

Berkatalah seseorang yang faqir dari rahmat tuhannya Yang Maha Waspada serta Maha Melihat,
Ibrohim Albajuri pemilik sifat lalai.
Telah meminta beberapa dari saudarasaudaraku (semoga Allah memberi kelayakan keadaan
dan perilaku padaku dan pada mereka) supaya aku menuliskan untuk mereka sebuah
risalah/kitab kecil yang isinya melingkupi atas sifatsifat ketuhanan dan sifat kontradiksi/lawan-
lawannya serta sifat yang boleh ada dalam haq Allah Ta’ala. Juga atas sifat yang wajib dalam
haq para Rasul, dan yang mustahil dalam haq para Rasul, serta yang boleh. Maka aku
mengabulkan permintaan mereka kemudian aku berkata “‫”ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻭﺑﺎﷲ‬
Wajib kepada setiap mukallaf/muslim yang baligh lagi berakal untuk mengetahui perkara yang
wajib dalam haq Allah Ta’ala dan perkara yang mustahil, serta perkara yang boleh ada.

Maka wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlWujud/ada (‫)ﺍﻟﻮﺟﻮﺩ‬. Lawannya yaitu sifat Al‘Adam/tiada
(‫)ﺍﻟﻌﺪﻡ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala itu ada yaitu adanya semua ciptaan (alam semesta beserta
isinya baik yang nyata maupun yang ghaib dsb)

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlQidam/terdahulu (‫)ﺍﻟﻘﺪﻡ‬. Artinya yaitu tiada permulaan
bagi Allah Ta’ala. Lawannya yaitu sifat AlHudust/baru (‫)ﺍﻟﺤﺪﻭﺙ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala
terdahulu yaitu: jikalau adanya Allah merupakan sesuatu yang baru, maka tentu Allah
membutuhkan terhadap pembaharu. Dan itu mustahil.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlBaqa/kekal (‫)ﺍﻟﺒﻘﺎء‬. Artinya sesungguhnya Allah Ta’ala
tiada akhirnya. Dan dalil atas kekalnya Allah Ta’ala yaitu: jikalau adanya Allah merupakan
sesuatu yang AlFana/rusak, maka tentu Allah merupakan sesuatu yang baru. Dan itu mustahil.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat mukholafah lil hawadisi/berbeda dengan makhluk ( ‫ﻣﺨﺎﻟﻔﺔ‬
‫)ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ‬. Artinya sesungguhnya Allah Ta’ala tiada serupa dengan para makhluk. BagiNya tiada
tangan, tiada mata, tiada telinga, dan tiada yang lainnya dari sifatsifat para makhluk. Lawannya
yaitu sifat Almumatsalah/serupa (‫)ﺍﻟﻤﻤﺎﺛﻠﺔ‬. Dan dalil atas berbedanya Allah Ta’ala dengan
makhluk yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah merupakan sesuatu yang serupa dengan
makhluk, maka tentu Allah merupakan sesuatu yang baru. Dan itu mustahil.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlQiyaam bi alnafs/berdiri sendiri (‫)ﺑﺎﻟﻨﻔﺲ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ‬. Artinya
sesungguhnnya Allah Ta’ala tidak membutuhkan pada tempat dan tidak juga terhadap yang
menentukan. Lawannya yaitu sifat AlIhtiyaj ila AlMahal wa AlMukhoshis/membutuhkan pada
tempat dan penentu (‫) ﻭﺍﻟﻤﺨﺼﺺ ﺍﻟﻤﺤﻞ ﺍﻟﻰ ﺍﻹﺣﺘﻴﺎﺝ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala berdiri sendiri yaitu:
sesungguhnya jikalau Alloh Ta’ala membutuhkan pada tempat maka keadaan Allah merupakan
sifat. Dan keadaan Allah merupakan sifat itu mustahil. Dan jikalau adanya Allah membutuhkan
terhadap yang menentukan, maka tentu Allah merupakan sesuatu yang baru. Dan keadaan Allah
merupakan sesuatu yang baru itu mustahil.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlWahdaniat/tunggal (‫ )ﺍﻟﻮﺣﺪﺍﻧﻴﺔ‬dalam dzatNya, dan dalam
sifatsifatNya, dan dalam perbuatanperbuatanNya. Dan arti tunggal dalam dzatNYa yaitu,
sesungguhnya Allah tidak tersusun dari bagianbagian yang berbilang. Dan arti tunggal dalam
sifatsifatNya yaitu, sesungguhnya tiada dua sifat atau lebih pada Allah dari satu jenis sifat seperi
adanya dua kekuasaan. Begitupun pada yang lain tiada satu sifat pun yang menyerupai
terhadap sifat Allah Ta’ala. Dan arti tunggal dalam perbuatanperbuatanNya, yaitu tiada bagi yang
lain suatu perbuatan dari sebagian perbuatanperbuatan Allah. Lawannya yaitu sifat At-
Ta’addud/berbilang (‫)ﺍﻟﺘﻌﺪﺩ‬. Dan dalil atas tunggalnya Allah Ta’ala yaitu: sesungguhnya jikalau
adanya Allah merupakan sesuatu yang banyak/berbilang, maka tidak akan dijumpai sesuatu
pun dari ciptaanciptaanNya.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlQudrat/berkuasa (‫)ﺍﻟﻘﺪﺭﺓ‬. Yaitu suatu sifat tedahulu yang
menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya Allah mewujudkan dan meniadakan. Lawannya
yaitu sifat AlAjz/lemah (‫)ﺍﻟﻌﺠﺰ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala berkuasa yaitu: sesungguhnya jikalau
keadaan Allah lemah, maka tidak akan dijumpai sesuatu pun dari ciptaanciptaanNya.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlIradat/berkehendak (‫)ﺍﻹﺭﺍﺩﺓ‬. Yaitu suatu sifat tedahulu
yang menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya Allah menentukan kemungkinan keadaan
atau ketiadaan, atau kaya atau miskin, atau pengetaguan atau kebodohaan, dan lain sebagainya.
Lawannya yaitu sifat Alkarohah/terpaksa/tiada berkehendak (‫)ﺍﻟﻜﺮﺍﻫﺔ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala
berkehendak yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah terpaksa/tiada berkehendak, maka
tentulah Allah lemah. Dan keadaan Allah lemah itu mustahil.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat Alilmu/tahu (‫)ﺍﻟﻌﻠﻢ‬. Yaitu suatu sifat tedahulu yang
menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya Allah mengetahui setiap perkara. Lawannya
yaitu sifat Aljahl/bodoh (‫)ﺍﻟﺠﻬﻞ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala tahu yaitu: sesungguhnya jikalau
adanya Allah bodoh, maka tidaklah Allah merupakan yang berkehendak. Dan itu mustahil.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlHayat/hidup (‫)ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ‬. Yaitu suatu sifat tedahulu yang
menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang membenarkan kepada Allah atas adanya sifat Alilmu dan
sifatsifat lainnya. Lawannya yaitu sifat AlMaut/mati (‫)ﺍﻟﻤﻮﺕ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala hidup
yaitu: sesungguhnya jikalau adanya Allah mati, maka tidaklah Allah merupakan dzat yang
berkuasa, tidak pula yang berkehendak, tidak pula yang berpengetahuan. Dan itu mustahil.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AsSama’/mendengar (‫ )ﺍﻟﺴﻤﻊ‬dan AlBashor/ melihat ( ‫)ﺍﻟﺒﺼﺮ‬.
Yaitu dua sifat tedahulu yang keduanya menetap pada Dzat Allah Ta’ala yang dengannya
tersingkap perwujudan. Lawannya yaitu sifat AsShomam/tuli (‫ )ﺍﻟﺼﻤﻢ‬dan AlUmy/buta (‫)ﺍﻟﻌﻤﻲ‬. Dan
dalil atas Allah Ta’ala mendengar dan melihat yaitu firman Allah Ta’ala: "‫"ﺍﻟﺒﺼﻴﺮ ﺍﻟﺴﻤﻴﻊ ﻭﻫﻮ‬
Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat AlKalam/berfirman (‫)ﺍﻟﻜﻼﻡ‬. Yaitu suatu sifat tedahulu yang
menetap pada Dzat Allah Ta’ala. Dan fiman ini bukanlah dengan huruf dan bukan dengan suara.
Lawannya yaitu sifat AlBukm yaitu Alhirsy/bisu (‫)ﺍﻟﺒﻜﻢ‬. Dan dalil atas Allah Ta’ala tahu yaitu
firman Allah Ta’ala: "‫"ﺗﻜﻠﻴﻤﺎ ﻣﻮﺳﻰ ﺍﷲ ﻛﻠﻢ ﻭ‬

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat kaunuhu qadiran/adanya Allah berkuasa (‫ﻗﺎﺩﺭﺍ ﻛﻮﻧﻪ‬
).Lawannya yaitu sifat kaunuhu ajizan/ adanya Allah yang lemah (‫)ﻋﺎﺟﺰﺍ ﻛﻮﻧﻪ‬. Dan dalil atas
adanya Allah Ta’ala itu yang berkuasa yaitu dalil sifat AlQudrat.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat kaunuhu muridan/adanya Allah yang berkehendak ( ‫ﻛﻮﻧﻪ‬
‫)ﻣﺮﻳﺪﺍ‬.Lawannya yaitu sifat kaunuhu karihan/adanya Allah yang terpaksa (‫)ﻛﺎﺭﻫﺎ ﻛﻮﻧﻪ‬. Dan dalil atas
adanya Allah Ta’ala yang berkehendak yaitu dalil sifat Aliradat.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat kaunuhu aliman/adanya Allah yang mengetahui (‫)ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻛﻮﻧﻪ‬.
Lawannya yaitu sifat kaunuhu jahilan/adanya Allah yang bodoh (‫)ﺟﺎﻫﻼ ﻛﻮﻧﻪ‬. Dan dalil atas adanya
Allah Ta’ala yang mengetahui yaitu dalil sifat Al‘ilmu.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat kaunuhu hayyan/adanya Allah yang hidup (‫)ﺣﻴﺎ ﻛﻮﻧﻪ‬.
Lawannya yaitu sifat kaunuhu mayyitan/adanya Allah yang mati (‫)ﻣﻴﺘﺎ ﻛﻮﻧﻪ‬. Dan dalil atas adanya
Allah Ta’ala yang hidup yaitu dalil sifat Alhayyat.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat kaunuhu samii’an/adanya Allah yang mendengar ( ‫ﻛﻮﻧﻪ‬
‫ )ﺳﻤﻴﻌﺎ‬dan bashiiran/adanya Allah yang melihat (‫)ﺑﺼﻴﺮﺍ ﻛﻮﻧﻪ‬. Lawannya yaitu sifat kaunuhu
ashoma/adanya Allah yang tuli (‫ )ﺃﺻﻢ ﻛﻮﻧﻪ‬dan kaunuhu a’ma/adanya Allah yang buta (‫)ﺍﻋﻤﻰ ﻛﻮﻧﻪ‬.
Dan dalil atas adanya Allah Ta’ala yang mendengar dan melihat yaitu dalil sifat Assama’ dan
dalil sifat AlBashor.

Dan wajib dalam haq Allah Ta’ala, sifat kaunuhu mutakalliman/adanya Allah yang berfirman ( ‫ﻛﻮﻧﻪ‬
‫)ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ‬. Lawannya yaitu sifat kaunuhu abkama/adanya Allah yang bisu (‫)ﺍﺑﻜﻢ ﻛﻮﻧﻪ‬. Dan dalil atas
adanya Allah Ta’ala yang berrfirman yaitu: dalil sifat Alkalam.

Dan ja’iz/ boleh (‫ )ﺍﻟﺠﺎﺋﺰ‬dalam haq Allah Ta’ala melakukan setiap yang mungkin atau
membiarkannya. Dalil atas ini yaitu sesungguhnya jikalau wajib atas Allah SWT melakukan
sesuatu atau membiarkannya niscaya ja’iz tersebut menjadi wajib atau mustahil. Dan itu
mustahil.

Dan wajib dalam haq para Rasul Alaihi sholatu wa ssalam sifat AsShiddiq/ benar (‫)ﺍﻟﺼﺪﻳﻖ‬. Dan
lawannya yaitu sifat Alkidzb/ bohong (‫)ﺍﻟﻜﺬﺏ‬. Dan dalil atas ini yaitu sesungguhnya jikalau mereka
para Rasul berbohong niscaya adanya berita Allah Ta’ala itu bohong. Dan itu mustahil.

Dan wajib dalam haq para Rasul Alaihi sholatu wa ssalam sifat AlAmanah/ terpercaya (‫)ﺍﻷﻣﺎﻧﺔ‬.
Dan lawannya yaitu sifat Alkhiayanat/ berhianat (‫)ﺍﻟﺨﻴﺎﻧﺔ‬. Dan dalil atas ini yaitu sesungguhnya
jikalau mereka para Rasul berhianat dengan berbuat yang diharamkan atau dimakruhkan
niscaya kita semua itu diperintah dengan seumpama itu. Dan tidak benar bahwa kita diperintah
terhadap yang diharamkan atau dimakruhkam.

Dan wajib dalam haq para Rasul Alaihi sholatu wa ssalam sifat Tablig/ menyampaikan perkara
yang telah diperintahkan terhadap mereka untuk menyampaikannya kepada makhluk (‫)ﺗﺒﻠﻴﻎ‬. Dan
lawannya yaitu sifat kitman/ menutupnutupi (‫)ﻛﺘﻤﺎﻥ‬. Dan dalil atas ini yaitu sesungguhnya jikalau
mereka para Rasul menutupnutupi suatu perkara yang telah diperintahkan terhadap mereka
untuk disampaikan, niscaya adanya kita diperintah untuk menyembunyikan ilu. Dan tidak benar
kita diperintah untuk itu. Karena sesungguhnya orang yang menutupnutupi pengetahuan itu
dilaknat.

Dan wajib dalam haq para Rasul Alaihi sholatu wa ssalam sifat Alfathonah/ cerdas (‫)ﺍﻟﻔﻄﺎﻧﺔ‬. Dan
lawannya yaitu sifat Albiladah/ bodoh (‫)ﺍﻟﺒﻼﺩﺓ‬. Dan dalil atas ini yaitu sesungguhnya jikalau
mereka para Rasul tiada kecerdasan nicacaya mereka tidak berkuasa membuat hujjah terhadap
para lawan/musuh. Dan itu mustahil. Karena AlQur’an menunjukan dalam banyak tempat atas
menegakannya para Rasul terhadap hujjah kepada lawan/musuh.

Dan jaiz/boleh dalam haq para Rasul Alaihi sholatu wa ssalam sifat Ala’rod AlBasyariyah/
nampak manusiawi (‫ )ﺍﻟﺒﺸﺮﻳﺔ ﺍﻷﻋﺮﺍﺽ‬yang tidak menimbulkan kekurangan pada martabat mereka
yang luhur seperti sakit dan seumpamanya. Dan dalil atas ini yaitu terbuktinya sifat penampakan
manusiawi pada mereka Alaihi sholatu wa ssalam.

(Penutup) wajib terhadap seseorang lelaki atau perempuan untuk mengetahui nasab/silsilah
Nabi SAW dari pihak ayahnya dan dari pihak ibunya.

Adapun nasab Nabi SAW dari pihak ayahnya maka dia, baginada kita semua Muhammad adalah
putra Abdullah, yang putranya Abdul Mutholib, yang putranya Hasyim, yang putranya Abdu Manaf,
yang putranya Qushoy , yang putranya Kilab, yang putranya Murroh, yang putranya Ka’ab, yang
putranya Luay, yang putranya Ghalib, yang putranya Fihr, yang putranya Malik, yang putranya
Nadlir, yang putranya Kinanah, yang putranya Hujaimah, yang putranya Mudrikah, yang putranya
Ilyas, yang putranya Mudlor, yang putranya Nizar, yang putranya Mu’ad, yang putranya Adnan.
Dan tidak ada nasab/ silsilah sesudah Adnan sampai Adam AS berdasarkan perjalanan shahih
dalam penukilan.

Adapun nasab Nabi SAW dari pihak ibunya maka dia, baginada kita semua Muhammad adalah
putra Aminah, yang putrinya Wahab, yang putranya Abdu Manaf, yang putranya Zuhroh, yang
putranya Kilab. Maka berkumpulah Aminah beserta Nabi SAW pada eyangnya Kilab.

Dan dari sebagian perkara yang wajib untuk diketahui yaitu sesungguhnya Nabi memiliki Haudl/
telaga. Dan sesungguhnya Nabi SAW akan memberi syafaat ketika dalam fashl AlQodlo
(penghakiman yang akan memisah manusia). Dan Syafaat ini dikhususkan kepada Nabi SAW.

Dan juga dari sebagian perkara yang wajib yaitu harus mengetahui para Rasul yang disebutkan
dalam AlQur’an secara rinci/spesifik. Adapun selain para Rasul tersebut, maka wajib untuk
seseorang mengetahuinya secara global/keseluruhan. Dan sungguh telah menadhomkan
sebagian ulama untuk nabinabi yang wajib mengetahuinya secara rinci. Maka mereka berkata:
ُُ َ
َّْ َ ْ # َ ُْ ْ َّ ََ ْ
‫ﻋﻟﻯ ﺍﻟﺘﻓ ِ ِﻳﺻﻞ ﻗ ْﺩ ِﻋﻟﻣﻭﺍ‬ َ
‫ِﺑﺃﻧِﺑﻳﺍ ٍء‬ ‫ٌَﻡﺗﺣ ﻋﻟﻯ ﻛﻝِّ ﺫِﻱ ﺍﻟﺘﻛِﻟﻳ ِﻒ َﻣ ِﻋﺭﻓﺓ‬
ْ
ُ‫َﺳﺑَْﻋ ٌﺓ َﻭﻫُُﻣﻭﺍ ِﻓﻱ ِﺗﻟ َﻙ ﺣ‬ َ‫ ﻣﻥْ َﺑ ِْ ﺩﻋ ﻋَ ْﺷﺭ َﻭَﻳْﺑﻗﻯ‬# ‫ﻣ ْﻧﻫُﻡ ﺛَ َﺍﻣﻧ َﻳ ٌﺓ‬ ‫َّﺗَُﻧﺟﺍ‬
ٍ ِ ِ ْ ِ
ِ ‫ُﺷ ﻳَْﻋٌﺏ‬ ِ
‫َﻟﺍﺡﺻ‬
‫ُ ﺩٌﻫﻭ‬ ‫ ُﺫﻭ ﺍﻟْﻛﻓْ ِﻝ ﺁﺩَﻡ ِﺑﺍﻟُْﻣ َْﺧﺗ ِﺍﺭ ﻗَ ْﺩ ِﺧُُﺗﻣﻭﺍ ﺇﺩ ِْﺭﻳ ُﺲ‬#‫ٌ َﻭﻛَ َﺫﺍ‬

“Wajib kepada setiap mukallaf mengenal # NabiNabi secara rinci yang telah diketahui” “Dalam
hujjah kita. Sebagian mereka ada 8 # Setelah 10 (berarti ada 18) dan sisanya ada 7,
mereka itu adalah:”
“Idris, Hud, Syuaib, Sholih, begitu juga # zulkifli, adam. Yang diakhiri oleh AlMukhtar Nabi
Muhammad”

Dan juga dari sebagian perkara yang wajib diyakini yaitu bahwa sesungguhnya kurun/masa
Rasulullah adalah masa yang paling unggul. Kemudian kurun sesudahnya, kemudian kurun
sesudahnya lagi.

Dan seyogyanya bagi seseorang untuk mengenal anakanak Nabi SAW. dan mereka
berdasarkan riwayat yang shahih yaitu Syaid AlQasim, Syaidah zainab, Syaidah Ruqayah,
Syaidah Fatimah, Syaidah Ummi kulsum, Syaid Abdullah yang dijuluki AtThoyyib dan AtThohir,
Syaid Ibrahim. Dan mereka semua dilahirkan dari Syaidah Khodijah AlKubra AlIbrahim. Dan
yang dilahirkan dari Mariah yaitu AlQibthiyah.

Inilah akhir dari sesuatu yang telah Allah mudahkan karena keutamaanNya dan kemuliaanNya.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semoga terlimpah pada
Baginda kita Muhammad, dan kepada keluarganya, dan para Sahabatnya.
Wallahua’lam..

Sumber: www.rifyal156.co.cc/
Diedit oleh Mischazzahra@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai