Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS


PASIEN DENGAN INTRA NATAL CARE (INC)

Dosen Pengampu: Ns. Lina Ayu, M.Kep,Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh:

Vernanda Erlita Vebyana 2210721031

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
LANDASAN TEORI

A. KONSEP DASAR
1. Anatomi Fisiologi Reproduksi Wanita
a. Genitalia Eksterna
1) Mons Pubis / Mons Veneris
Merupakan bagian yang menonjol dibagian depan simfisis terdiri dari
jaringan lemak dan jaringan ikat, saat dewasa Mons Pubis akan
tertutup oleh rambut. Mons pubis mengandung banyak kelenjar
minyak berfungsi sebagai bantal pada waktu melakukan hubungan
seks.

2) Labia Mayora (Bibir Besar)


Labia Mayora berbentuk lonjong, panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan
agak meruncing pada ujung bawah. Kedua bibir ini akan menyatu
dibagian bawah membentuk perineum. Fungsi Labia Mayora adalah
untuk melindungi vagina, bibir yang tebal dapat menutupi orifisium
vagina (lubang kemih)

3) Labia Minora (Bibir Kecil)


Merupakan lipatan kulit yang terletak pada bagian dalam bibir besar
(labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kearah bawah. Bagian
depan labia minora mengelilingi klitoris. Labia minora berfungsi untuk
melindungi vagina dan uretra.

4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektl
(bisa membengkak atau membesar), letaknya dekat ujung superior
vulva. Klitoris mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf
sensoris sehingga sangat sensitif apabila sedang melakukan hubungan.
Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan
ketegangan seksual.

5) Vestibulum
Vestibulum berbentuk lonjong, terletak antara labia minora, klitoris
dan fourchette (bagian ujung bawah labia mayora dan labia minora).
Vestibulum terdiri dari muara vagina, uretra, kelenjar bartholin atau
vestibular yang menghasilkan cairan yang menjadi pelumas saat
berhubungan seksual.

6) Perineum
Adalah daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus.
Perineum akan meregang saat persalinan, kadang perlu dipotong untuk
memberbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

7) Hymen (Selaut Dara)


Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina, hymen bersifat
rapuh dan mudah robek.
8) Fourchette
Lipatan jaringan transversal yang tipis, fourchette terletak pada
pertemuan bagian bawah labia minora dan labia mayora.

b. Genitalia Interna
1) Vagina
Adalah tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan meregang
secara luas. Panjang dinding vagina sekitar 9 cm dan panjang
posoterior sekitar 11 cm. Fungsi utama vagina sebagai saluran untuk
mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi, sebagai alat
hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
Terdapat lipatan-lipatan melintang pada dinding vagina yang
disebut rugae. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang
menghasilkan asam susu dengan PH 4,5. Keasaman pada vagina akan
memberikan proteksi terhadap infeksi.

2) Uterus
Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular,
pipih, cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang
terletak dipelvis minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus
normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba
padat. Ukuran uterus tergantung dari usia, pada anak-anak ukuran
uterus sekitar 2-3 cm, nullipara 6-8cm, dan multipara 8-9 cm.
Fungsi uterus yaitu menerima, melindungi dan menghidupi
janin; membantu pengeluaran janin, plasenta dan ketuban saat
melahirkan.

3) Tuba Fallopi
Adalah saluran yang menghubungkan antara indung telur
(ovarium) dan rahim. Panjang tuba fallopi sekitar 10-13 cm dan
berdiameter sekitar 1 cm. Dinding tuba fallopi terdiri dari 3 lapisan
yaitu serosa, muskular, dan mukosa dengan epitel bersilia.
Fungsi tuba adalah sebagai jalan ovum dari ovarium sampai ke
kavum uteri, untuk menangkan ovum yang dilepas saat ovulasi, dan
sebagai tempat terjadinya konsepsi.

4) Ovarium
Ovarium berfungsi untuk mengahsilkan ovum secara teratur pada usia
subur dan menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Letak
ovarium berasa di sisi kann dan kiri rahim. Ovarium terdiri dari lapisan
dalam yaitu medula dan lapisa luar adalah korteks. Berat ovarium
sekitar 5-8 gr, setelah pubertas ovarium memiliki ukuran panjang
sekitar 3cm, lebar 2 cm, dan tebal 1cm.

2. Pengertian
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluAaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin. Nurhati (2009).
Persalinan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Persalinan spontan adalah
persalianan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melaluai jalan lahir.
Persalianan buatan adalah persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi dengan forceps atau dilakukan dengan operasi cesarean. Persalianan
anjuran adalah persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian phytomenadione. Rukiyah, dkk (2012).

3. Etiologi
Ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak kontraksi
yang berperan dalam persalinan :
a. Factor Hormonal yang menyebabkan kontraksi uterus
1) Rasio estrogen
2) Pengaruh eksitosin
3) Pengaruh hormonal fetus
b. Faktor mekanis
1) Regangan otot-otot uterus
2) Regangan atau iritasi serviks

4. Patofisiologi
Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan
mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon
progesterone dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot – otot
uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan.
Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan
uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot–otot uterus
yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi.
Tekanan pada ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik
menyebabbkan uterus berkontraksi. Wiknjosostro (2005).

5. Manifestasi Klinis
a. Tanda–tanda permulaan persalinan Menurut Rukiyah, dkk (2012), tanda–tanda
permulaan peralinan :
1) Lightening atau settling atau dropping Yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu
kentara.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.
3) Perasaan sering–sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung
kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
4) Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi
lemah di uterus, kadang–kadag di sebut “traise labor pains”.
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga
bercampur darah (bloody show).
b. Tanda–tanda inpartus, Menurut (Nugroho, 2011):
1) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

6. Komplikasi
a. Perdarahan masa nifas
b. Infeksi pasca persalinan
c. Rupture uteri
d. Trauma perinium

7. Penatalaksanaan Medis
a. Pemeriksaan laboratorium (Hb ,urinalis dan protein urin)
b. Pemeriksaan ultrasonografi
c. Pemantauan janin dengan kardiotokografi
d. Mengajarkan ibu teknik relaksasi nafas dalam
e. Analgesi regional
f. Analgesi inhalasi
g. Obat opiate

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1) Pengkajian di mulai saat perawat pertama kali kontak dengan wanita apabila
seseorang wanita datang ke unit prenatal
a) Formulir penerimaan dapat menerima arahan perawat untuk memeperoleh
informasi penting dari seorang klien yang akan melahirkan.
b) Catatan prenatal penting untuk mengetahui usis kehamilan sehingga
perencanaan perawatan dapat disesuaikan dengan kelompok usianya
c) Wawancara keluhan dan alasan datang his. Keluham utama berupa
kantong airnya pecah atau tanpa kontraksi
d) Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik meliputi specimen urin,
pemeriksaaan darah, rupture ketuban.
e) Faktor psikososial
Interasi verbal, bahasa tubuh kemampuan presepsi, tingkat kenyamanan
f) Sterss dalam persalinan
g) Faktor budaya : mengetahui latar belakang klien untuk mengantisipasi
interbensi perawatan yang perlu ditambahkan.
2) Pemerikasaan fisik : pemeriksaan umum, leopoid

2. Diangnosa Keperawatan
a. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang prosedur pemeriksaan
b. Nyeri b.d kontraksi yang kuat
c. Defisit Volume Cairan b.d input cairan yang kurang

3. Rencana Keperawatan

Diagnosa
No. Kriteria dan Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Ansietas Setelah dilakukan 1. Berikan informasi 1. Pendidikan dapat


tindakan tentang perubahan menurunkan stress
keperawatan psikologis dan dan ansietas serta
selama 1x24jam fisiologis pada meningkatkan
pasien diharapan persalinan sesuai kemajuan persalinan
dapat mengontrol kebutuhan 2. Stress, rasa takut,
kecemasan dengan 2. Anjurkan klien dan ansietas
kriteria hasil : untuk mempunyai efek
mengungkapkan yang mendalam
a. Mengurangi
perasaan, masalah, pada proses
penyebab
dan rasa takut persalinan
kecemasan
3. Pantau TD dan Nadi 3. Stress
b. Memantau
sesuai indikasi mengakti&kan
intensitas
sistem
kecemasan
adrenokortikal
c. Menggunakan
hipofisis
tehnik hipotalamik, yang
relaksasi meningkatkan
untuk retensi dan
mengurangi reabsorbsi natrium
kecemasan dan air serta
meningkatkan
ekskresi kalium

2. Nyeri Setelah dilakukan 1. Bantu klien dalam 1. agar mengurasi rasa


tindakan melakukan teknik nyeri saat kontraksi
keperawatan pernapasan/relaksa 2. memungkinkan
selama 1x24jam si yang tepat klien untuk
pasien diharapkan 2. Instruksikan klien mengontrol
dapat mengontrol dalam menggukan nyerinya sendiri,
nyeri dengan analgestik yang biasanya dengan
kriteria hasil : dikontrol klien dan sedikit medikasi
pantau cara
a. Mampu
menggunakannya
mengontrol
nyeri
b. Mampu
mengenali
nyeri
c. Menggunakan
tindakan
pengurangan
nyeri tanpa
analgesik
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah, dkk (2012). Buku Ajar Masa Nifas dan Trans Info Medika. Jakarta.

Nugroho, dkk (2014). Buku Ajaran Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Nuhu Medika : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai