Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keberhasilan suatu bangsa dapat dilihat melalui kualitas Sumber Daya

Manusia bangsa itu sendiri. Dalam mencetak Sumber Daya Manusia yang

berkualitas, ada satu faktor yang wajib hukumnya untuk tidak ditinggalkan,

yaitu gizi yang baik dan cukup. Gizi yang baik dan cukup merupakan hal yang

sangat diperlukan anak dalam proses perkembangan otak dan pertumbuhan

fisik yang baik. Oleh karena itu, gizi seseorang perlu dirancang sejak dini

terutama pada masa awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (Hamzah,

2017)

Proses kehamilan memegang peranan penting dalam pertumbuhan janin.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019, salah satu sasaran pokok ialah meningkatkan status kesehatan gizi

ibu dan anak. Status gizi ibu memegang peranan penting terhadap

kelangsungan dan keberhasilan suatu kehamilan. Peranan kecukupan gizi

sangat vital, dimulai dari sejak kehamilan trimester pertama hingga seribu hari

pertama kehidupan. Gangguan asupan gizi pada masa tersebut dihubungkan

dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada masa dewasa. (Teguh dkk, 2019)

Status gizi ibu hamil yang baik sangat menentukan perkembangan dan

pertumbuhan janin yang juga akan memengaruhi kelancaran proses persalinan.

Status gizi ibu hamil yang baik dapat diperoleh dengan seimbangnya antara

asupan dan kebutuhan gizi. Jika selama masa kehamilan asupan tidak

seimbang dengan kebutuhan gizi, ibu dan janin mengalami berbagai masalah,

1
antara lain janin dapat mengalami kecacatan, berat badan lahir rendah (BBLR)

yakni kurang dari 2500 gram, anemia selama masa kehamilan, perdarahan, dan

kematian neonatal. Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi akan menderita

Kekurangan Energi Kronis (KEK), sehingga akan berakibat buruk terhadap

keadaaan fisik. Selain itu, ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi berisiko

melahirkan bayi dengan berat badan rendah sebesar 2-3 kali lebih besar

dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami kekurangan gizi dan

kemungkinan meninggal bayi sebesar 1,5 kali lipat (Andriyani, 2015).

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK

pada kehamilan global 35-75 % trimester ketiga lebih tinggi dibandingkan

trimester pertama dan kedua. WHO juga mencatat 40 % kematian ibu di negara

berkembang berkaitan dengan KEK dengan prevalensi terbanyak dari kasus

tersebut karena Kekurangan Energi Kronis yang dapat menyebabkan status

gizinya berkurang (Febriyeni, 2017).

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018 menunjukkan bahwa angka

kematian ibu (AKI) adalah sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran

hidup. Ibu meninggal akibat dari komplikasi pada masa kehamilan, persalinan

dan nifas. Komplikasi yang terjadi tentunya tidak terlepas dari buruknya status

gizi si ibu dan pada akhirnya berdampak kepada kondisi kesehatannya begitu

juga dengan kondisi janin yang dilahirkan.

Prevalensi KEK pada wanita hamil di Indonesia berdasarkan data Riskesdas

tahun 2018 dengan LiLA <23,5 cm sebesar 17,3% dan wanita tidak hamil

dengan LiLA < 23,5 cm sebesar 14,5%. Jumlah KEK ibu hamil di Propinsi

Jawa Barat sebanyak 14,1%. Tingginya prevalensi ibu hamil usia subur (15-49

2
tahun) yang mengalami KEK di Jawa Barat pada tahun 2018 memiliki

kontribusi terhadap jumlah Angka Kematian Ibu (AKI).

Hasil survei data tentang kejadian KEK di Puskesmas Telagasari pada ibu

hamil, yaitu kejadian KEK pada tahun 2018 sebanyak 50 kasus ibu hamil yang

mengalami KEK, tahun 2019 sebanyak 90 kasus ibu hamil yang mengalami

KEK. Data tersebut menunjukkan bahwa adanya kenaikan kasus KEK pada

ibu hamil sebanyak 80%. Ibu hamil dengan KEK berisiko mengalami

komplikasi baik dalam kehamilannya maupun persalinannya sehingga perlu

dilakukan perbaikan gizi pada ibu hamil (Data Gizi PKM Telagasari, 2019).

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak sebelum hamil

ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena kebutuhan orang hamil lebih

tinggi dari ibu yang tidak dalam keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan

meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi

lainnya meningkat selama hamil. Menurut Sediaoetama (2014), penyebab dari

KEK dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung.

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau pola konsumsi, infeksi,

makanan pantangan. Penyebab tidak langsung terdiri dari hambatan utilitas

zat-zat gizi, hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi cacing,

ekonomi yang kurang, pengetahuan, pendidikan umum dan pendidikan gizi

kurang, produksi pangan yang kurang mencukupi kubutuhan, kondisi hygiene

yang kurang baik, jumlah anak yang terlalu banyak, usia ibu , usia menikah,

penghasilan rendah, perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak

merata, jarak kehamilan (Sediaoetama, 2014).

3
Menurut penelitian Teguh dkk, 2019 mengatakan bahwa ada beberapa

Faktor resiko yang dapat mempengaruhi asupan energi dan protein pada ibu

hamil antara lain umur, jumlah paritas, jarak kehamilan, tingkat pendidikan,

status ekonomi dan frekuensi antenatal care (ANC).

Sedangkan penelitian yang dia lakukan oleh Febriyeni, 2017 mengataka

nbeberapa faktor yang dapat mempengaruhi KEK yaitu pengetahuan, status

ekonomi dan pola makan.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Analisis kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Telagasari

1.2. Rumusan Masalah

Melihat adanya peningkatan angka Kejadian Kekurangan Energi Kronis

(KEK) pada ibu hamil yang disebabkan karena masih kurangnya informasi

mengenai Kekurangan Energi kronis pada ibu hamil. Untuk itu penulis ingin

mengetahui penyebab terjadi nya kejadian Kekurangan Energi Kronis maka

dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Analisis kejadian Kekurangan

Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Telagasari Tahun 2020.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum


Untuk mengalisis kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Telagasari

Tahun 2020.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Diketahui Prevalensi kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas

Telagasari Tahun 2020.

4
2. Diketahui Distribusi Frekuensi dan hubungan Usia, Paritas, Status

Ekonomi, Pengetahuan, dan Pola Makan terhadap kejadian KEK pada

ibu hamil di Puskesmas Telagasari Tahun 2020.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Ibu Hamil dan Masyarakat


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

resiko terjadinya KEK pada ibu hamil sehingga ibu hamil dapat melakukan

upaya pencegahan dan meminimalisir resiko KEK agar tidak berkelanjutan.

1.4.2. Bagi Puskesmas


Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi tentang

perbaikan gizi terutama berkaitan dengan penyuluhan pentingnya gizi dalam

kehamilan untuk mencegah kejadian KEK pada ibu hamil serta mengevaluasi

program yang selama ini telah dilaksanakan.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidik


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dalam

usaha pencegahan terjadinya KEK serta digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

1.4.4. Bagi Tenaga Kesehatan


Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang status gizi ibu

hamil yang mengalami Kekurangan energi Kronis (KEK) sehingga petugas

kesehatan dapat membantu meningkatkan program pemerintah untuk

menurunkan angka kejadian ibu hamil yang mengalami KEK

Anda mungkin juga menyukai