Anda di halaman 1dari 2

PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL

Perjalanan pendidikan nasional di bagi kedalam beberapa tahapan yang diawali dari
zaman kolonial atau zaman penjajah sebelum kemerdekaan RI, lalu lahirnya KI Hajar dewantara,
hingga dibentuknya taman siswa dan pada zaman milenial atau stelah kemerdekaan saat ini.
Merujuk dari pidato ki hajar dewantara jadi pada zaman napoleon Bonaparte jatuh
kekuasaannya, dibentuk kembali pemerintahan Netherland atau Belanda. Pemerintah Hindia-
Belanda mengadakan peraturan-peraturan pemerintah pokok semacam suatu UUD yang
menyebutkan suatu pemeliharaan pengajaran akan tetapi itu tidak pernah dilakukan. Sehingga
dilakukan revisi paada tahun 1836 dalam suatu RR (regreen reggman) sama sekali tidak disebut
lagi tentang pengajaran.
Kemudian pada tahun 1854 terdapat pasal-pasal mengenai pendidikan dan pengajaran yang
isinya salah satunya adalah pasal 128 tentiang gubernur-gubernur jenderal dipersilahkan untuk
mendirikan sekolah-sekolah. Oleh karenanya ada beberapa bupati mendirikan sekolah-sekolah
kabupaten yang mana tujuannya hanya untuk mendidik calon-calon pegawai. Kemudian
didirikan sekolah bumi putera. Sekolah ini didirikan di sala yang kemudian pindah ke magelang
lalu ke bandung pada tahun 1866. Sekolah bumi putera hanya mempunyai tiga kelas dan
mengajarkan rakyat tentang membaca, menghitung, dan menulis seperlunya. Memasuki abad ke-
20 tumbuh benih-benih kebudayaan dan juga sekolah-sekolah yang didirikan oleh bangsa kita
sendiri. Maka berdirilah organisasi salah satunya yaitu Budi Utomo tahun 1908 dan emansipasi
wanita pada tahun 1912 oleh raden ajeng kartini. Pada tahun 1920 timbullah cita-cita baru yang
menginginkan perubahan dalam pendidikan dan pengajaran sehingga pada tahun 1922
didirikanlah taman siswa di Yogyakarta oleh Ki Hajar Dewantara. Lalu pada masa itu juga
didirikan sekolah-sekolah berbasis agama seperti muhammadiyah, persis, NU, sarekat islam dan
juga sekolah Kristen seperti santa Yosef. Setelah lahirnya pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara,
dan didirikan taman siswa kita berlanjut ke zaman sekolah kemerdekaan. Setelah zaman
kemerdekaan diawali dengan masa orde lama yang dipimpin oleh ir. Soekarno. Pada tahapan itu
perjalanan pendidikannya dimulai dengan dibentuknya sekolah rakyat atau SR dimana
pendidikannya ditempuh selama 6 tahun lalu untuk sekolah menengah, ada sekolah menengh
pertama dan sekolah menengah tinggi. Untuk kajian kurikulumnya yaitu dimulai dari Belanda
yaitu clear plane hingga kurikulum 1964 yaitu pancawardana. Pancawardana merupakan
pengembanngan daya cipta rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran pada kurikulum ini
diklasifikasikan dalam lima kelompok diantaranya moral, kecerdasan emosiional, keterampilan
dan jasmaniah.
Setelah itu masuk ke zaman masa orde baru yang dipimpin oleh presiden soeharto. Orde
baru berlangsung paling lama yaitu pada tahun 1966 hingga 1998. Dan bisa dikatakan juga
sebagai era pembangunan nasional maupun pembangunnan pendidikan. Dalam pembangunan
pendidikan sendiri, khususnya pendidikan dasar ada suatu loncatan dengan adanya instruksi
presiden atau inpres pendidikan dasar sehingga kita sering mengenal sekolah dasar SD inpres.
Mengenai penilaaiannya diseragamkan melalui ebtanas untuk kelulusan sekolah dan UMPTN
untuk tes masuk perguruan tinggi. Ebtanas merupakan evaluasi belajar tahap akhir nasional
sedangkan UMPTN adalah ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ini tujuan untuk menilai
kemampuan intelektual peserta didik.
Setelah masa orde baru, maka selanjutnya adalah era reformasi. Pada era reformasi telah
memberikan ruang yang cukup besar bagi perumusan kebijakan pendidikan baru yang bersifat
revolusioner. Bentuk kurikulumnya menjadi berbasis kompetensi atau dikenal juga dengan nama
KBK begitu pula dari pelaksanaan pendidikannya yang berubah dari sentralistik atau orde lama
menjadi desentralistik. Lalu pemerintah memprioritaskan anggaran pendidikan sekurag-
kurangnya 20% dari APBN. Berlanjut ke KTSP sebenarnya tidak jauh berbeda dari KBK namun
perbedaannya terletak pada kewenangan dalam penyusunannya yaitu mengacu pada
desentralisasi system pendidikan. Disini pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan
juga kompetensi dasarnya. Dalam pembuatan perancangan pendidikannya sekolah bisa
mengembangkan dari bentuk silabus dan penilaiannya dapapt sesuai dengan kondisi sekolahnya.
KTSP mendorong pada lokalitas pendidikan karena KTSP juga berdasarkan pada KBK, maka
siswa juga diberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan secara terbuka berdasarkan
system ataupun silabus yang telah ditetapkan masing-masing sekolah. Selanjutnya disempurnakn
dengan dibuatnya kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 standar kompetensi diubah menjadi
kompetensi inti. Pada pelaksanaan kurikulum 2013 ternyata terjadi pandemic virus corona dari
awal tahun 2020 sehingga pemerintah menerapkan kurikulum darurat yang mana ada beberapa
bab materi ajar yang dikurangi dan lebih disederhakan. Saat ini pandemic mulai mereda
kurikulum terbaru saat yaitu kurikulum meredeka dimaan prinsip kuriklum ini lebih fleksibel dan
berpusat pada peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai