Anda di halaman 1dari 13

KLASIFIKASI

PERUMAHAN
DAN
PERMUKIMAN
 Permukiman adalah satuan kawasan perumahan lengkap
dengan prasarana lingkungan, prasarana umum, dan
fasilitas sosial yang mengandung keterpaduan
kepentingan dan keselarasan pemanfaatan sebagai
lingkungan hidup.
 Permukiman tersebut juga memberikan ruang gerak,
sumber daya, dan pelayanan bagi peningkatan mutu
kehidupan serta kecerdasan warga penghuni yang
berfungsi sebagai ajang kegiatan serta kecerdasan
kehidupan sosial, budaya dan ekonomi (Sudarsono, 1986).
 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman disebutkan
mengenai definisi perumahan dan permukiman.
 Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas umum
sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
 Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang
terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan
perkotaan atau kawasan perdesaan.
 Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup
diluar kawasan lindung, baik yang merupakan kawasan
perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Jenis rumah berdasarkan pelaku
pembangunan dan penghunian
 Rumah komersial
 Diselenggarakan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
 Rumah umum:
 Diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR).
 Rumah swadaya
 Diselenggarakan atas prakarsa dan upaya masyarakat, baik secara sendiri
maupun berkelompok.
 Rumah khusus:
 Diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah untuk kebutuhan
khusus. Kebutuhan khusus ini meliputi kebutuhan untuk perumahan transmigrasi,
pemukiman kembali korban bencana, dan rumah sosial untuk menampung
orang lansia, masyarakat miskin, yatim piatu, dan anak terlantar, serta termasuk
juga untuk pembangunan rumah yang lokasinya terpencar dan rumah di
wilayah perbatasan negara (UU No.1/2011).
 Rumah negara
 Rumah yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga serta penunjang pelaksanaan tugas pejabat
dan/atau pegawai negeri.
Bentuk rumah berdasarkan hubungan
atau keterikatan antar bangunan
 Rumah Tunggal
 Rumah yang mempunyai kaveling sendiri dan
salah satu dinding bangunan tidak dibangun
tepat pada batas kaveling.
 Rumah-rumah seperti ini pada umumnya adalah
tipe besar dengan luas persil di atas 600 m²,
dengan lebar persil minimum 15 m.

Layout rumah tunggal (Detached House)


 Rumah Deret
 Beberapa rumah yang satu atau lebih dari sisi bangunan
menyatu dengan sisi satu atau lebih bangunan lain atau
rumah lain, tetapi masing-masing mempunyai kaveling
sendiri.
 Rumah tipe deret adalah rumah tipe kecil dengan luas
persil di bawah 200 m², dengan lebar persil minimum 6m.
Tipe ini sering juga dinamakan bangunan tertutup.

Layout dan contoh rumah deret (Row House)


 Rumah Susun
 Bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam
suatu lingkungan, terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional dalam arah horisontal
maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
 Tipe-tipe Rumah Susun:
 Rusunawa
 Rusunami
 Rumah Koppel
 Rumah yang umumnya berada pada 1 persil,
terdiri dari 1 bangunan dengan 2 unit rumah
tinggal, di mana atapnya menjadi 1.
 Rumah-rumah seperti ini pada umumnya adalah
rumah dengan persil menengah dengan luas 200
– 600 m², dengan lebar persil minimum 10m.

Layout rumah Koppel (Semi detached House)


 Rumah Tipe Maisonette
 Rumah tinggal yang terdiri dari 2 lantai, bisa berupa 1 unit
tersendiri, bisa berderet dan dapat juga berada dalam
suatu massa besar. Umumnya lantai 1 khusus untuk
kegiatan umum (ruang tinggal, makan, keluarga dan
dapur), dan lantai 2 khusus untuk ruang tidur.
 Luas bangunan minimum seluas 40 m² dan maksimum 70 m²
(jumlah luas lantai atas dan bawah).
 Luas persil 45 – 165 m², kecuali untuk persil sudut dapat
ditambah pada salah satu sisi yang sejajar dengan jalan,
sampai sesuai dengan ketentuan minimum lebar GSB.

Layout dan contoh rumah tipe maisonette


 Apartemen
 Sebuah bangunan besar yang umumnya bertingkat
banyak dan terdiri dari unit-unit hunian.

Layout dan contoh apartemen


 Rumah Inti
 Rumah yang hanya terdiri dari ruang-ruang pokok (tidak lengkap), yaitu
WC, kamar tidur, dapur dan satu ruang serba guna.
 Perkembangannya di kemudian hari dapat dilakukan oleh penghuni
sendiri sesuai dengan arahan dari pengelola.
 Luas minimum 12 m² dan dimungkinkan untuk dikembangkan menjadi
rumah sederhana lengkap dengan luas minimum 36 m².
 Jenis lain yaitu rumah sub-inti yang hanya terdiri dari kamar mandi/WC
dan 1 ruang serba guna.

Layout rumah inti


 Rumah Toko
 Ruko adalah singkatan dari Rumah Toko. Sebenarnya
merupakan rumah deret (Row House) yang terdiri dari
minimum 2 lantai, di mana lantai bawah digunakan untuk
kegiatan usaha, dan lantai di atasnya untuk tempat tinggal.

contoh rumah toko (ruko)


 Permukiman pada dasarnya merupakan suatu bagian wilayah tempat
dimana penduduk (pemukim) tinggal, berkiprah dalam kegiatan kerja
dan kegiatan usaha, berhubungan dengan sesama pemukim sebagai
suatu masyarakat serta memenuhi kebutuhannya.
 Dalam Kamus Tata Ruang (1997) Dijelaskan bahwa permukiman
merupakan kawasan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan
fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana lingkungan dan tempat kerja yang memberikan
pelayanan dan kesempatan kerja terbatas untuk mendukung
perikehidupan dan penghidupan, sehingga fungsi permukiman tersebut
dapat berdaya guna dan berhasil guna.
 Dalam pembangunan perumahan yang dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, perlu dipertimbangkan aspek-aspek lain dalam
pembangunannya.
 Pembangunan tersebut tidak hanya berhenti sampai membangun
perumahan saja, tetapi juga ditujukan pada pembangunan
permukiman.
 Sifat dan karakter suatu permukiman biasanya juga lebih kompleks,
karena permukiman mencakup suatu batasan wilayah yang lebih luas
dibandingkan dengan luas dan ruang lingkup perumahan (Sastra dan
Marlina 2006).
 Berdasarkan uraian diatas perumahan dan permukiman adalah suatu
kawasan lengkap dimana didalamnya terdapat prasarana lingkungan,
prasarana umum dan fasilitas sosial.
 Dalam lingkungan permukiman terdapat beberapa unsur yang
mempengaruhi yaitu geologi, topografi, hidrologi, tanah, iklim, fauna dan
vegetasi; serta kondisi sosial ekonomi masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai