PEMBANGUNAN
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan.
BAB. 2 | 2
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 2 | 3
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia,
regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong
terwujudnya Pembangunan Kepariwisataan yang berkelanjutan.
BAB. 2 | 4
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 2 | 5
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Tabel 2. 1
Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pariwisata Nasional
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Arah Kebijakan Strategi
Pembangunan DPN Perwilayahan DPN perencanaan Pembangunan DPN dan KSPN; menyusun rencana induk dan rencana detail Pembangunan DPN dan KSPN
Pembangunan DPN KSPN menyusun regulasi tata bangunan dan tata lingkungan DPN dan KSPN.
DPPN penegakan regulasi Pembangunan DPN dan KSPN; melalui monitoring dan pengawasan oleh Pemerintah terhadap penerapan rencana detail DPN
dan KSPN
pengendalian implementasi Pembangunan DPN dan peningkatan koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, pelaku usaha dan masyarakat.
KSPN
Pembangunan Daya Daya Tarik Wisata alam; perintisan pengembangan Daya Tarik Wisata dalam mengembangkan Daya Tarik Wisata baru di Destinasi Pariwisata yang belum berkembang
Tarik Wisata rangka mendorong pertumbuhan DPN dan Kepariwisataannya; dan
pengembangan daerah; memperkuat upaya pengelolaan potensi Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung
upaya perintisan.
Daya Tarik Wisata budaya; dan Pembangunan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan mengembangkan inovasi manajemen produk dan kapasitas Daya Tarik Wisata untuk
kualitas dan daya saing produk dalam menarik minat mendorong akselerasi perkembangan DPN; dan
dan loyalitas segmen pasar yang ada; memperkuat upaya konservasi potensi Kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung
intensifikasi Daya Tarik Wisata.
Daya Tarik Wisata hasil buatan pemantapan Daya Tarik Wisata untuk meningkatkan mengembangkan diversifikasi atau keragaman nilai Daya Tarik Wisata dalam berbagai tema
manusia daya saing produk dalam menarik kunjungan ulang terkait; dan
wisatawan dan segmen pasar yang lebih luas; dan memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi Kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung diversifikasi Daya Tarik Wisata.
revitalisasi Daya Tarik Wisata dalam upaya peningkatan revitalisasi struktur, elemen dan aktivitas yang menjadi penggerak kegiatan Kepariwisataan
kualitas, keberlanjutan dan daya saing produk dan DPN. pada Daya Tarik Wisata; dan
memperkuat upaya penataan ruang wilayah dan konservasi potensi Kepariwisataan dan
lingkungan dalam mendukung revitalisasi daya tarik dan kawasan di sekitarnya.
Pembangunan penyediaan dan pengembangan dan peningkatan kemudahan akses dan meningkatkan ketersediaan moda transportasi sebagai sarana pergerakan wisatawan menuju
Aksesibilitas Pariwisata pengembangan sarana pergerakan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan destinasi dan pergerakan wisatawan di DPN sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar;
transportasi angkutan jalan, wisatawan di DPN; dan
sungai, danau dan meningkatkan kecukupan kapasitas angkut moda transportasi menuju destinasi dan pergerakan
penyeberangan, angkutan laut, wisatawan di Destinasi Pariwisata sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan
angkutan udara, dan angkutan
kereta api; mengembangkan keragaman atau diversifikasi jenis moda transportasi menuju destinasi dan
pergerakan wisatawan di Destinasi Pariwisata sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar.
pengembangan dan peningkatan kenyamanan dan kenyamanan moda transportasi menuju destinasi dan pergerakan wisatawan di DPN sesuai
keamanan pergerakan wisatawan menuju destinasi dan kebutuhan dan perkembangan pasar; dan
pergerakan wisatawan di DPN. keamanan moda transportasi untuk menjamin keselamatan perjalanan wisatawan menuju
destinasi dan pergerakan wisatawan di DPN.
penyediaan dan pengembangan dan peningkatan kemudahan akses ketersediaan prasarana simpul pergerakan moda transportasi pada lokasi-lokasi strategis di
pengembangan prasarana terhadap prasarana transportasi sebagai simpul DPN sesuai kebutuhan dan perkembangan pasar; dan
transportasi angkutan jalan, pergerakan yang menghubungkan lokasi asal keterjangkauan prasarana simpul pergerakan moda transportasi dari pusat-pusat kegiatan
sungai, danau dan wisatawan menuju destinasi dan pergerakan wisatawan pariwisata di DPN.
penyeberangan, angkutan laut, pengembangan dan peningkatan keterhubungan antara jaringan transportasi penghubung antara DPN dengan pintu gerbang wisata regional dan/atau
angkutan udara, dan angkutan DPN dengan pintu gerbang wisata regional dan/atau nasional maupun keterhubungan antar komponen daya tarik dan simpul-simpul pergerakan di
kereta api; dan nasional maupun keterhubungan antar komponen daya dalam DPN; dan
tarik dan simpul-simpul pergerakan di dalam DPN; dan keterpaduan jaringan infrastruktur transportasi antara pintu gerbang wisata dan DPN serta
komponen yang ada di dalamnya yang mendukung kemudahan transfer intermoda.
BAB. 2 | 6
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 2 | 7
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
meningkatkan kualitas produk industri kecil dan menengah dan layanan jasa Kepariwisataan
yang dikembangkan usaha mikro, kecil dan menengah dalam memenuhi standar pasar.
perluasan akses pasar terhadap produk industri kecil memperkuat akses dan jejaring industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha
dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah dengan sumber potensi pasar dan informasi global; dan
mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dalam upaya memperluas
masyarakat lokal; akses pasar terhadap produk industri kecil dan menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha
mikro, kecil dan menengah.
peningkatan akses dan dukungan permodalan dalam mendorong pemberian insentif dan kemudahan terhadap akses permodalan bagi Usaha
upaya mengembangkan produk industri kecil dan Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah dalam pengembangan usaha sesuai dengan
menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
kecil dan menengah yang dikembangkan masyarakat mendorong pemberian bantuan permodalan untuk mendukung perkembangan industri kecil dan
lokal; menengah dan Usaha Pariwisata skala usaha mikro, kecil dan menengah di sekitar Destinasi
Pariwisata.
peningkatan kesadaran dan peran masyarakat serta meningkatkan pemahaman, dan kesadaran masyarakat tentang sadar wisata dalam
pemangku kepentingan terkait dalam mewujudkan sapta mendukung pengembangan Kepariwisataan di daerah;
pesona untuk menciptakan iklim kondusif meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan sadar wisata bagi penciptaan iklim
Kepariwisataan setempat; dan kondusif Kepariwisataan setempat;
meningkatkan peran dan kapasitas masyarakat dan polisi pariwisata dalam menciptakan iklim
kondusif Kepariwisataan; dan
meningkatkan kualitas jejaring media dalam mendukung upaya Pemberdayaan Masyarakat di
bidang pariwisata.
peningkatan motivasi dan kemampuan masyarakat mengembangkan pariwisata sebagai investasi pengetahuan; dan
dalam mengenali dan mencintai bangsa dan tanah air meningkatkan kuantitas dan kualitas informasi pariwisata nusantara kepada masyarakat.
Pengembangan Investasi di Bidang Pariwisata peningkatan pemberian insentif investasi di bidang mengembangkan mekanisme keringanan fiskal untuk menarik investasi modal asing di bidang
pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keuangan; dan
perundang-undangan;
mengembangkan mekanisme keringanan fiskal untuk mendorong investasi dalam negeri di
bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
keuangan.
peningkatan kemudahan investasi di bidang pariwisata; melaksanakan debirokratisasi investasi di bidang pariwisata; dan
dan melaksanakan deregulasi peraturan yang menghambat perizinan.
peningkatan promosi investasi di bidang pariwisata. menyediakan informasi peluang investasi di Destinasi Pariwisata;
meningkatkan promosi investasi di bidang pariwisata di dalam negeri dan di luar negeri; dan
BAB. 2 | 8
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 2 | 9
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. 2 | 10
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan peran promosi pariwisata Indonesia di luar
negeri.
peningkatan penelitian yang berorientasi pada meningkatkan penelitian dalam rangka penguatan Industri Pariwisata;
pengembangan Industri Pariwisata meningkatkan penelitian dalam rangka peningkatan daya saing produk pariwisata;
meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata;
meningkatkan penelitian dalam rangka penciptaan kredibilitas bisnis; dan
meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
peningkatan penelitian yang berorientasi pada meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan Organisasi Kepariwisataan; dan
pengembangan kelembagaan dan SDM Pariwisata. meningkatkan penelitian dalam rangka pengembangan SDM Pariwisata.
BAB. 2 | 11
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. II | 12
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. II | 13
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. II | 14
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Tabel 2. 2
Perwilayahan Pembangunan Provinsi Sumatera Barat
BAB. II | 15
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Berdasarkan RIPDA Provinsi Sumatera Barat Perumusan arah kebijakan dan strategi pembangunan
pariwisata provinsi Sumatera Barat didasarkan atas kondisi existing yang ada pada aspek
pembangunan destinasi, pemasaran pariwisata, industri pariwisata, dan kelembagaan pariwisata.
Tabel 2. 3
Perwilayahan Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
BAB. II | 16
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 2. 1
Pembagian Wilayah Destinasi Provinsi Sumatera Barat
BAB. II | 17
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Pembangunan daya tarik pariwisata meliputi pembangunan daya tarik alamiah, daya tarik
budaya, daya tarik lingkungan dan daya tarik event-event di lokasi destinasi
pariwisata.Arah kebijakan pembangunan daya tarik pariwisata adalah pengembangan daya
tarik wisata dalam rangka mendorong pertumbuhan DPP bersama KSPP dan KPPPnya,
Pengembangan daya tarik wisata alamiah berbasis potensi keanekaragaman hayati dan
keunikan lingkungan alam di wilayah perairan laut yang berupa bentangan pesisir pantai,
bentangan laut, baik di sekitar pesisir pantai maupun lepas pantai yang menjangkau jarak
tertentu yang memiliki potensi bahari seperti wisata pulau dan wisata alam bawah laut.
Pengembangan wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam di wilayah daratan berupa pengunungan dan hutan alam/taman
nasional/taman wisata alam/taman hutan raya, perairan sungai dan danau, perkebunan,
pertanian , dan bentangan alam khusus seperti goa, lembah, ngarai, dan keanekaragaman
hayati bersifat endemic.
Pengembangan daya tarik wisata budaya diarahkan kepada daya tarik wisata budaya yang
bersifat berwujud (tangible) yang berupa cagar budaya yang meliputi benda cagar budaya
yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia, bangunan
cagar budaya, museum, situs cagar budaya dan kawasan cagar budaya. Perkampungan
tradisional dengan segala adat dan tradisi budaya masyarakat yang khas seperti budaya
masyarakat Mentawai, Masyarakat nagari tuo dan lain-lain. Sedangkan pengembangan
daya tarik wisata budaya yang bersifat tidak berwujud (intangible) dapat berupa
BAB. II | 18
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
kehidupan adat dan tradisi masyarakat serta aktifitas budaya masyarakat yang khas,
seperti tradisi turun mandi, khitanan, dan lain-lain.Pengembangan kesenian Minangkabau
seperti randai, pencak silat, selawat dulang, dan lain sebagainya.
Pengembangan daya tarik wisata buatan atau event yang merupakan kreasi manusia atau
masyarakat setempat untuk mendukung daya tarik obyek wisata alamiah, budaya dan
lingkungan yang telah ada. Daya tarik wisata hasil buatan manusia atau event ini meliputi
pengembangan fasilitas rekreasi dan hiburan/taman bertema, penyaluran hobi, taman
hiburan, fasilitas peristirahatan terpadu, serta fasilitas rekreasi dan olahraga. Disamping
itu daya tarik event dapat dikembangkan dengan berbagai kategori kegiatan wisata
berupa: wisata petualangan, wisata bahari, wisata agro, wisata kreatif, wisata kuliner,
wisata sejarah, wisata memorial, wisata ekologi, wisata pendidikan, wisata MICE, wisata
kesehatan, wisata religi, wisata nagari, wisata olahraga, wisata kota tua, dan lain
sebagainya.
Tujuan Pengaturan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2018 – 2038 (RZWP3K) meliputi:
a. Tujuan umum yaitu untuk mewujudkan penataan ruang Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
yang serasi, selaras dan seimbang dengan RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota.
2. Tujuan Pembangunan Sosial, yaitu membuat suatu panduan bagi semua stakeholder untuk
ikut berperan serta dalam pemanfaatan ruang pesisir dan laut untuk meningkatkan
kesejahteraan;
BAB. II | 19
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
3. Tujuan Pembangunan Ekonomi, yaitu mendorong pemanfaatan ruang pesisir dan laut
secara optimal, berkelanjutan dan berkeadilan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi kawasan; dan
Kawasan studi yang berada di Kawasan Pasia Tiku , Kecamatan Tanjung Mutiara, merupakan
bahagian dari pengaturan Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sumatera
Barat yang masuk kedalam :
- sub zona wisata alam pantai /pesisir dan pulau-pulau kecil yang dengan luas pantai
23,108 Ha dengan titik koordinat 99° 55' 1.591" BT dan 0° 24' 13.735" LS.
- Daerah dengan resiko abrasi rendah
- Daerah dengan resiko tsunami sedang
- Daerah dengan resiko gempa rendah
- Masuk dalam Zona Pelabuhan DLKR/DLKP Pelabuhan Tiku
- SUB-ZONA WKOPP Tiku
Dengan demikian Arahan pengembangan Kawasan Pasia Tiku di dalam Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018 – 2038 (RZWP3K)
diarahkan sebagai kawasan Wisata Alam pantai/Pesisir. Yang perlu mempertimbangkan
mitigasi bencana pada penanganan dan pengelolaan kawasannnya.
BAB. II | 20
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Melihat kepada visi dan misi yang telah dirampungkan dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Agam, sehingga dalam perencanaan Master Plan Kawasan Pasia
Tiku disesuaikan dengan :
- Peningkatan dan pamntapan citra parwiisata daerah dengan branding teks “ Agam
pesona yang berAgam,
- Peningkatan citra pariwisata sebagai Destinasi Pariwisata yang aman , nyaman dan
berdaya saing ,
- Peningkatan citra budaya dan pariwisata Daerah sebagai Wisata Halal, yang berladnaskan
adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
Dalam RTRW Kabupaten Agam Tahun 2021 – 2041 Penataan ruang Kabupaten Agam
bertujuan untuk “Mewujudkan Kabupaten Sebagai Kabupaten Industri Agro, Kelautan, dan
Pariwisata, berbasis Mitigasi Bencana serta Konservasi”
BAB. II | 21
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Didalam kebijakan yang dituangakan dalam RTRW terkait dengan pengembangan Kawasan
Wisata dijelaskan dalam kebijakan point 7 yaitu : Pengembangan kawasan dan objek wisata
yang ramah lingkungan dan bersesuaian dengan budaya lokal. Dengan starategi
Pengembangan kawasan dan objek wisata yang ramah lingkungan dan bersesuaian dengan
budaya lokal” adalah:
c. Mengembangkan berbagai potensi wisata sesuai dengan potensi kawasan yang dimiliki
(alam, budaya, kreasi) secara arif dan ramah lingkungan;
Dalam arahan RTRW Kabupaten Agam Kawasan Pantai Tiku masuk dalam kecamatan Tanjung
Mutiara yang dalam struktur ruangnya berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan
dimasing-masing kecamatan yang ada di Kabupaten Agam yang dipusatkan pada Nagari Tiku
Selatan Kecamatan Tanjung Mutiara
BAB. II | 22
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Pertumbuhan sektor pariwisata diindikasikan oleh jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal dan
pengeluaran wisatawan. Perkembangan masing-masing indikator tersebut disajikan pada tabel
berikut :
BAB. II | 23
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Tabel 2. 4
Perkembangan Indikator Pariwisata Kabupaten Agam Tahun 2016-2020
No Indikator Sasaran 2016 2017 2018 2019 2020
Untuk kunjungan wisata nusantara dinilai sudah menunjukkan perkembangan yang cukup baik
berdasarkan peningkatannya dari 440.000 wisatawan pada tahun 2016 menjadi 676.160
wisatawan pada tahun 2020. Sementara untuk kunjungan wisatawan mancanegara mengalami
penurunan setiap tahunnya dengan jumlah kunjungan pada tahun 2020 hanya 192 wisatawan.
Penurunan jumlah wisatawan mancanegara utamanya disebabkan oleh degradasi kualitas
lingkungan pada kawasan Danau Maninjau sehingga menurunkan minat wisatawan mancanegara
untuk berkunjung ke destinasi wisata yang menjadi ikon pariwisata di Kabupaten Agam tersebut.
Penurunan kunjungan wisatawan yang signifikan terjadi pada tahun 2020 ditengah terjadinya
wabah pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat termasuk
kunjungan ke berbagai objek dan destinasi wisata. Hal tersebut berdampak pada penurunan rata-
rata pengeluaran wisatawan dari Rp. 450.000 pada tahun 2019 menjadi Rp. 200.000 pada tahun
2020. Meski kontribusi sektor pariwisata masih termasuk kecil, penurunan kunjungan tersebut
secara langsung turut berdampak pada menurunnya kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB
Kabupaten Agam dari 0,95% pada tahun 2019 menjadi 0,78% pada tahun 2020.
BAB. II | 24
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Selain faktor-faktor diatas, pengelolaan destinasi wisata hingga saat ini dinilai masih memerlukan
pembenahan baik dari sisi penyediaan sarana prasarana dan amenitas destinasi wisata serta
dukungan asosiasi dan lembaga kepariwisataan. Hal ini juga tidak terlepas dari perlunya inovasi
dan kreativitas berbagai stakeholder dan peranan pelaku usaha kepariwisataan dalam
meningkatkan layanan dan keunikan destinasi wisata, sehingga mampu menghadirkan ciri khas
tersendiri yang mampu membedakannya dengan daerah lain.
BAB. II | 25
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 2. 2
Skema Pembangunan Pariwisata Kabupaten Agam
Sumber: RPJMD Kabupaten Agam Tahun 2021-2026
Selain empat pilar tersebut pembangunan pariwisata harus didukung dengan peningkatanan
konektifitas, jaringan trasportasi umum, jangkauan layanan internet, akomodasi yang nyaman
serta daya tarik serta kenyamanan di destinasi itu sendiri seperti atraksi, fasilitas umum,
cendra mata serta kuliner. Melihat besarnya potensi yang menyebar hampir di seluruh
hamparan wilayah Kabupaten Agam, maka perlu didukung potensi yang dikembangkan
sendiri oleh masyarakat ataupun Pemerintah Nagari. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Agam
dan Pemerintah Nagari menetapkan Desa Wisata tematik. Menyikapi kondisi terkini dimana
pandemi covid 19 sudah harus menjadi suatu pertimbangan untuk merumuskan kebijakan
pembangunan, maka dalam membangun pariwisata ke depan di laksanakan dengan standar
kenormalan baru, mendukung CHSE (Cleanliness, Healt, Safety and Enviromentasl
Sustainability).
Selanjutnya sesuai dengan falsafat masyarakat Kabupaten Agam yang berlandaskan pada
nilai-nilai syariah islam, maka pengembangan pariwisata dengan tetap memperhatikan prinsip
halal tourism / wisata halal serta memperhatikan kelestarian adat dan budaya yang ada dan
BAB. II | 26
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Dari aspek legalitas rencana pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tiku oleh Pemerintah
Kabupaten Agam berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No.
KEP.32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, salah satunya adalah Kabupaten
Agam. Rencana pengembangan PPI Tiku yang direncanakan seluas 2,5 Ha (Master Plan dan DED
PPI Tiku), selain didasarkan atas aspek teknis, perlu juga memperhatikan dan mempertimbangkan
kegiatan spesifik yang akan berlangsung, kondisi eksisting, karakteristik lingkungan fisik kawasan,
serta adat budaya masyarakat yang ada dalam kawasan perencanaan.
Kriteria teknis bagi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) disesuaikan dengan muatan dari Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No.PER.08/MEN/2012, tentang kepelabuhan
perikanan sebagai berikut :
1. Dapat melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di Perairan Indonesia.
2. Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 5 GT.
3. Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m dengan kedalaman kolam pelabuhan sekurang-
kurangnya -1 m.
4. Mampu menampung kapal sekurang-kurangnya 15 unit atau jumlah keseluruhannya
sekurang-kurangnya 75 GT.
5. Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 Ha.
BAB. II | 27
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
6. Sebagai criteria operasional, pelabuhan harus memiliki aktivitas bongkar muat ikan dan
pemasaran hasil perikanan rata-rata sebanyak 2 ton/hari.
Berdasarkan muatan Master Plan dan Detail Engineering Design pemanfaatan ruang lahan (zonasi)
PPI Tiku diantaranya adalah :
Fasilitas pokok, diantaranya adalah breakwater, dermaga dan jalan.
Fasilitas fungsional, meliputi zona pendaratan ikan, zona pengolahan produk perikanan, dan
zona perbekalan kapal.
Fasilitas penunjang, mencakup zona manajemen PPI, zona kegiatan nelayan tradisional dan
juga areal permukiman nelayan relokasi.
Kawasan yang sudah ditetapkan sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tiku, merupakan
kawasan yang berbatasan langsung dengan kawasan studi Pasia Tiku. Sehingga aktifitas yang
berada di PPI, ini akan menjadi daya tarik tersendiri dalam pengaturan zonasi master plan kawasan
Pasia Tiku. Berikut dapat dilihat Gambar Masterplan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tiku.
BAB. II | 28
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
Gambar 2.3
Gambar Masterplan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tiku
BAB. II | 10
LAPORAN AKHIR
Pembuatan Master Plan Pasia Tiku Kec. Tanjung Mutiara
BAB. II | 10