Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

N DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST OP CA MAMMAE DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DI
RUANG PERAWATAN RSU ALIYAH 2
KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
ATI MULIATI
NIM:P00320018059

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.N DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST OP CA MAMMAE DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN DI
RUANG PERAWATAN RSU ALIYAH 2
KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program studi


Diploma III Keperawatan

Oleh :
ATI MULIATI
NIM:P00320018059

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES KENDARI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN DIAGNOSA


MEDIS POST OP CA MAMMAE DENGAN GANGGUAN
KEBUTUHAN KEAMANAN DI RUANG PERAWATAN
RSU ALIYAH 2 KOTA KENDARI

Disusun dan diajukan oleh :

ATI MULIATI
P00320018059

Telah mendapatkan persetujuan Tim pembimbing


Menyetujui

Pembimbing :

(Rusna Tahir, S.Kep, Ns, M.kep) (Samsuddin, S.Kep, Ns, M.Kep)


NIP. 19870614 201012 2002 NIP. 19770425 200012 1003

Mengetahui :
Ketua Jurusan keperawatan

(Indriono Hadi, S.Kep,. Ns,. M.Kes)


Nip: 19700330 199503 1001
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN DIAGNOSA MEDIS


POST OP CA MAMMAE DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN KENYAMANAN DI RUANG PERAWATAN
RSU ALIYAH 2 KOTA KENDARI

Disusun dan diajukan oleh :

ATI MULIATI
P00320018059

Karya Tulis ini telah dipertahankan pada Seminar Hasil karya Tulis Ilmiah di depan TIM
Penguji pada Hari/Tanggal :
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Menyetujui :

1. Dwi Yanthi, S.Kep, Ns., M.Sc (.............................)


2. Nurfantri, S.Kep, Ns, M.Sc (.............................)
3. Dian Yuniar Syanti Rahayu, SKM., M.Kep (.............................)
4. Rusna Tahir, S.Kep., Ns., M.Kep (.............................)
5. Samsuddin, S.Kep., Ns., M.Kep (.............................)

Mengetahui :
Ketua Jurusan keperawatan

(Indriono Hadi, S.Kep,. Ns,. M.Kes)


Nip: 19700330 199503 1001
i

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama : Ati Muliati

2. Tempat Tanggal Lahir : Ladongi,27 Januari 2000

3. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

B. Pendidikan

1.SD Negeri 5 wolasi Tamat Tahun 2012

2.MTS NEGERI 1 Konsel Tamat Tahun 2015

3.MAN 1 Konsel Tamat Tahun 2018

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Masuk Tahun 2018


i

MOTTO

Kesuksesanmu tidak diukur dari ijazah mu

melainkan dari usaha dan kerja kerasmu

tiada hasil tanpa perjuangan

tiada kesuksesan yang diraih dengan cara yang instan

kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk

Ayah dan Ibu tercinta,Keluarga,Agama,Almamater,dan

Bangsaku yang selalu menjadi kebanggaan dan

kebahagiaan hidup dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Ati Muliati
i

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN DIAGNOSA


MEDIS POST OP CA MAMMAE DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAM ANAN DI RUANG
PERAWATAN RSU ALIYAH 2 KOTA KENDARI

Ati Muliati1 , Rusna Tahir2 , Samsuddin3


1)
Mahasiswi Prodi Diploma III keperawatan, Poltekkes Kemenkes Kendari
2,3)
Dosen Jurusan Keperawatan,Poltekkes Kemenkes Kendari

Latar belakang : Ca mammae merupakan suatu masalah kesehatan yang


mampu mengalami peningkatan dengan cepat dan dapat menyebabkan
kematian ke dua di dunia. Salah satu tindakan keperawatan yang di
berikan pada pasien dengan kanker payudara adalah dengan tindakan
operasi,pada pasien post operasi sangat perlu dilakukan perawatan
luka.perawatan luka bertujuan untuk membersihkan luka agar tidak terjadi
infeksi. Tujuan : Studi kasus ini adalah Menggambarkan penerapan
Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan gangguan kebutuhan keamanan
di Ruang perawatan RSU Aliyah 2 Kota Kendari. Metode : Metode yang
digunakan yaitu metode deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan
mengunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian,diagnosis,perencanaan,implementasi dan evaluasi pada pasien
post op ca mammae. Hasil : Hasil pengkajian didapatkan pada pasien post
op ca mammae adalah gangguan keamanan.intervensi dilakukan selama 3
hari dengan hasil evaluasi masalah teratasi.pada pasien post op ca
mammae dilakukan perawatan luka untuk mengurangi risiko infeksi dan
mempercepat penyembuhan luka. Kesimpulan : Gangguan pemenuhan
kebutuhan keamanan pada Ny.N dapat teratasi.

Kata kunci:Asuhan Keperawatan,kebutuhan keamanan,post op ca mammae


i

KATA PENGANTAR

Tiada kata paling indah yang patut penuis panjatkan kehadirat

Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunianya sehingga

penulis bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan

keperawatan pada Ny.N dengan diagnosa medis post op ca mammae

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan keamanan di Ruang perawatan

RSU Aliyah 2 Kota Kendari”.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis ini penulis menyadari bahwa

banyak sekali halangan dan rintangan,tetapi berkat Rahmat Allah SWT

yang senantiasa memberikan petunjuk dan memberikan kesabaran pada

diri penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

ini.Terimakasih yang tak ternilain untuk kedua orang tua yang sangat ku

cintai,Ayahanda Sobirin dan Ibunda Towiah atas segala doa,cinta dan

kasih sayang yang terus tercurah untuk keberhasilanku serta semua

pengorbanan materi yang tak ternilai,tanpa doa dan restu dari keduanya

penulis tidak ada apa-apanya.

Penulis mengucapkan terimakasi kepada pembimbingku ibu Rusna

Tahir.S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing I dan Bapak

Samsuddin.S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah membantu

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


v

Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih banyak dan

penghargaan yang tulus kepada yang terhormat :

1. Ibu Askrening.SKM.,M.kes selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Kendari.

2. Rumah Sakit Umum Aliyah 2 yang telah mengizinkan untuk

melakukan penelitian dan membimbing selama praktek klinis.

3. Bapak Indriono Hadi.S.kep.,Ns.,M.kep selaku Ketua Jurusan

Keperawatan.

4. Ny.N dan keluarga yang telah bersedia untuk menjadi

responden dalam studi kasus ini dan bekerjasama dengan baik.

5. Dwi Yanthi,S.kep.,Ns.,M.Sc,Nurfantri,S.kep.,Ns.,M.Sc,

Dian Yuniar Santi Rahayu,SKM.,M.kep selaku penguji yang

telah membantu dan mengarahkan penulis dalam ujian

Proposal sehingga penulis lebih terarah.

6. Bapak/ibu dosen Poltekkes Kendari Jurusan Keperawatan yang

telah memberikan ilmu pengetahuan pada penulis selama

kuliah.

7. Adik – adikku tersayang Dedi Syahruddin dan Nabila Zahira

Putri yang selalu memberi semangat.

8. Terakhir untuk sahabatku tersayang Ni Kadek Andri Ani Putri

dan teman-teman angkatan 2018 Tingakat III A dan III B yang

telah menemani selama 3 tahun yang selalu memberi semangat

dan motivasi selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini.
v

Akhir kata,penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi semua pembaca untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan,semoga Tuhan selalu memberikan Rahmat dan

Hidayahnya kepada kita semua.Amin.

Kendari,23 Juni 2021

Penulis
v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ...............................................................

KEASLIAN PENULISAN.......................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................i

HALAMAN MOTTO..............................................................................................ii

ABSTRAK................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR..............................................................................................v

DAFTAR ISI.............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang...............................................................................................1
B Rumusan Masalah..........................................................................................4
C Tujuan Studi Kasus........................................................................................4
D Manfaat Studi Kasus......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Konsep dasar kebutuhan keamanan...............................................................7


B Tinjauan tentang Ca Mammae.......................................................................15
C Analisa tindakan keperawatan........................................................................32
v

BAB III METODE PENELITIAN

1. Desain penelitian...........................................................................................38
2. Subyek studi kasus.........................................................................................38
3. Fokus studi.....................................................................................................38
4. Definisi opsional............................................................................................38
5. Metode pengumpulan data.............................................................................39
6. Lokasi dan waktu studi kasus.........................................................................39
7. Analisa data dan penyajian data.....................................................................39

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A Hasil studi kasus.............................................................................................41


B Pembahasan....................................................................................................48
C Keterbatasan...................................................................................................50

BAB V KESIMPULAN

A Kesimpulan....................................................................................................51
B Saran...............................................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
i

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Intervensi keperawatan

Tabel 4.1Hasil pemeriksaan Laboratorium

Tabel 4.2Klasifikasi Data

Tabel 4.3Analisa Data

Tabel 4.4Intervensi keperawatan

Tabel 4.5Implementasi keperawatan


x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Informent Consent


Lampiran2. Format judul KTI
Lampiran3. Sop Perawatan Luka
Lampiran4. Lembar Observasi Luka
Lampiran5. Surat Keterangan Pengambilan Data Awal
Lampiran6. Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran7. Surat Keterangan Bebas Administrasi
Lampiran8. Lembar bimbingan KTI
Lampiran 9. Lembar konsul perbaikan KTI
1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Ca mammae merupakan suatu masalah kesehatan yang mengalami

peningkatan dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian ke dua di

dunia. Hal ini dilihat dari samakin banyaknya laporan tentang penyakit

kanker yang cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian pada

wanita (Ricky, Rachmawaty, & Syam, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) Ca mammae

merupakan bentuk kanker paling umum yang terjadi pada wanita. Pada

tahun 2018 2,1 juta wanita terkena Ca mammae. Sebanyak 630.000

meninggal karena kurang pengetahuan tentang penyakit dan juga

kurangnya ekonomi (WHO, 2019). Jumlah Ca mammae yang sangat tinggi

menyebabkan Ca mammae di sebut sebagai pembunuh wanita nomor 1 di

Indonesia. Dari 40 wanita yang terdiagnosis kanker payudara setiap

harinya 20 diantaranya meninggal dunia. Akibat tingginya kasus kanker

payudara di Indonesia, WHO menempatkan Indonesia sebagai negara

dengan jumlah kasus Ca mammae terbanyak di dunia (Maureen, 2013).

Indonesia berada pada urutan ke 8 di Asia Tenggara dengan Angka

kejadian penyakit kanker sebanyak (136.2/100.000 penduduk), di Asia Ca

mammae berada pada urutan ke 23 (Globocan, 2018). Angka kejadian

tertinggi yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata

kematian 13,9 per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).

1
2

Di Sulawesi Tenggara khususnya di Kota Kendari jumlah kasus

untuk Ca mammae pada tahun 2018 adalah 128 kasus (Sultan Akbar

Toruntju,2018). Sedangkan di RSU Aliyah 2 khususnya di Ruang

Perawatan di dapatkan jumlah kasus Ca mammae yang tercatat pada tahun

2019 sebanyak 93 orang, pada tahun 2020 meningkat menjadi 111 orang,

dan pada tahun 2021, bulan Januari sampei Juni sebanyak 54 orang.

(Rekam Medik ruang perawatan RSU Aliyah 2, 2021).

Salah satu penatalaksanaan yang di berikan pada pasien dengan Ca

mammae adalah dengan tindakan operasi, Pada pasien post operasi sangat

perlu dilakukan perawatan luka. Perawatan luka bertujuan untuk

membersihkan luka agar tidak terjadi infeksi pada Ca mammae serta

bertujuan untuk menjaga dan mencegah area luka dari paparan bakteri dan

mikroorganisme (Chabner & Longo, 2011).

Tanda dan gejala infeksi yang pertama kalor atau rasa panas pada

daerah yang mengalami infeksi, kedua dolor atau rasa nyeri pada jaringan

yang mengalami infeksi, ketiga tumor yakni pembengkakan pada area

yang mengalami infeksi, keempat rubor atau kemerahan pada daerah yang

mengalami infeksi dan yang terakhir perubahan fungsi jaringan, contoh

perubahan yang terjadi yaitu jika pada salah satu organ tubuh terjadi

infeksi maka organ tubuh tersebut tidak akan berfungsi dengan baik

(Septiari, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nadiva dan Muafiro

(2019), didapatkan hasil bahwa dari 17 pasien yang dilakukan perawatan

luka 2 kali sehari dengan observasi perkembangan luka 5 sampai 6 hari


3

hanya 2 pasien yang mengalami risiko infeksi. Hal ini membuktikan

bahwa perawatan luka sangat berpengaruh pada perkembangan keadaan

luka Ca mammae post mastektomi, terutama perubahan penampilan klinis

dan untuk mengurangi eksudat serta perdarahan, diharapkan perawat dapat

memberikan perawatan luka dengan mempertahankan tingkat aseptik agar

luka tidak terjadi infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Musta’an, Supartono dan anik Suwarni (2015), dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan pada kualitas

penyembuhan luka post operasi antara perawatan luka dengan antibiotik

topikal dengan NaCl 0,9%. Perbedaan terdapat pada proses penyembuhan

yang menunjukan perawatan luka dengan antibiotik topikal lebih cepat

dari proses penyembuhan dengan kompren NaCl 0.9%. Hal ini terjadi

karena antibiotik topikal berfungsi menghambat pertumbuhan kuman dan

mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

Keuntungan dari perawatan luka kanker yaitu luka bisa lebih cepat

disembuhkan dan terhindar dari infeksi, mempercepat migrasi sel epitel

yang mempercepat penutupan luka serta dapat meningkatkan proses

granulasi. Jika rutin dilakukan perawatan luka akan meningkatkan

kenyamanan pada pasien, bisa beraktifitas seperti biasa dengan cepat dan

membantu mengurangi biaya perawatan di rumah sakit (Baranoski &

Ayllo, 2012).
4

Berdasarkan latar belakang studi kasus, peneliti tertarik untuk

mengangkat studi kasus Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan diagnosa

medis Post Op Ca Mammae dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

keamanan di RSU Aliyah 2 Kota Kendari.

B Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah : “Bagaimana

Asuhan Keperawatan Pada Ny.N Dengan diagnosa medis post op ca

mammae dengan Gangguan pemenuhan Kebutuhan kenyamanan di Ruang

Perawatan RSU Aliyah 2 Kota Kendari ?”

C Tujuan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan penerapan Asuhan Keperawatan Pada Ny.N

Dengan diagnosa medis post op ca mammae dengan Gangguan

pemenuhan Kebutuhan kenyamanan di Ruang Perawatan RSU Aliyah

2 Kota Kendari.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan pengkajian keperawatan pada Ny.N Dengan

diagnosa medis post op ca mammae dengan Gangguan pemenuhan

Kebutuhan kenyamanan di Ruang Perawatan RSU Aliyah 2 Kota

Kendari.

b. Menggambarkan diagnosis keperawatan pada Ny.N Dengan

diagnosa medis post op ca mammae dengan Gangguan pemenuhan

Kebutuhan kenyamanan di Ruang Perawatan RSU Aliyah 2 Kota

Kendari.
5

c. Menggambarkan rencana keperawatan pada Ny.N dengan diagnosa

medis post op ca memmae dengan gangguan kebutuhan keamanan di

Ruang perawatan RSU Aliyah 2 Kota Kendari.

d. Menggambarkan implementasi keperawatan pada Ny.N dengan

diagnosa medis post op ca mammae dengan gangguan kebutuhan

keamanan di Ruang perawatan RSU Aliyah 2 Kota Kendari.

e. Menggambarkan evaluasi keperawatan pada Ny.N dengan diagnosa

medis post op ca mammae dengan gangguan kebutuhan keamanan

di Ruang perawatan RSU Aliyah 2 Kota Kendari.

f. Menggambarkan analisa suatu intervensi Keperawatan pada Ny.N

dengan diagnosa medis post op ca mammae dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan keamanan di Ruang perawatan RSU Aliyah 2

Kota Kendari.

D Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan suatu informasi secara lengkap dari segi faktor

predisposisi, pendukung, pendorong, dan perilaku akan deteksi dini

terhadap determinan keterlambatan penderita kanker payudara dalam

melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan dan menambah

pengetahuan tentang perawatan luka pada pasien Post Op Ca

Mammae.
6

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan suatu masukan dan acuan yang perlu

dipertimbangkan untuk peningkatan kinerja dan mutu pelayanan

kesehatan yang lebih berkualitas dalam penanganan risiko infeksi

pada pasien Post Operasi.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebutuhan Dasar Keamanan

1. Definisi

a. Perlindungan fisik

Meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup.

Ancaman tersebut dapat berupa penyakit, kecelakaan, bahaya dari

lingkungan, dan sebagainya.

b. Perlindugan psikologis

Yaitu perlingungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan

asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami seseorang ketika

masuk sekolah pertama kali karena terasa teracam oleh keharusan

untuk berinteraksi dengan orang lain, dan sebagainya.

2. Gangguan Kebutuhan Dasar Keamanan dan Perlindungan

a. Risiko Infeksi

Risiko infeksi menurut SDKI (2016) : Berisiko mengalami

peningatan terserang organisme patogrnik. Risiko infeksi

merupakan keadaan dimana seseorang berisiko terserang agen

patogenik dan opotunistik (virus, jamur, protozoa atau parasite

lain) dari sumber-sumber eksternal, eksogen dan endogen (Potter

& Perry, 2015).

7
8

b. Sistem tubuh yang berperan dalam risiko infeksi

Sistem imun tubuh sangat berperan penting dalam menjaga

kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh yang baik dapat

melindungi tubuh dari risiko infeksi.

c. Proses terjadi infeksi

Infeksi terjadi jika luka terpapar oleh bakteri atau

microorganisme yang ada pada kulit maupun virus diudara.

d. Faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi

1) Status nutrisi

2) Diabetes tidak terkontrol

3) Merokok

4) Infeksi yang terjadi sebelum operasi di tempatselain lokasi

operasi

5) Kolonisasi mikroorganisme

6) Faktor cukur rambut pre-operatif

7) Durasi operasi

8) Benda asing di lokasi operasi

9) Drain bedah

e. Askep risiko infeksi

Sugeng Laksono, 2018 memaparkan :

1) Pengkajian

Kebanyakan dari kanker ditemukan jika telah teraba oleh

wanita itu sendiri. Pasien datang dengan keluhan rasa sakit tidak

enak atau tegang didaerah sekitar payudara


9

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan

adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit

berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada

kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah

mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah

mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap

penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker

serviks. Pemakaian obat-obatan, hormon, termasuk pil kb

jangka waktu yang lama. Riwayat menarche, jumlah

kehamilan, abortus, riwayat menyusui.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami Ca mammae

berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami Ca mammae

atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker

lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.

d) Pemeriksaan Fisik

Inspeksi, palpasi

- .Kepala : Normal, mesochephal , tulang kepala umumnya

bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior

dan oksipital dibagian posterior.


1

-Rambut : Tersebar merata, warna, kelembaban

- Mata : Tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.

Konjungtiva agak anemis, tidak ikterik, tidak

ada nyeri tekan.

- Telinga : Bentuk normal, posisi imetris, tidak ada sekret

tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada

gangguan fungsi pendengaran.

- .Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan

nyeri tekan.

- Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

kelainan

- Dada : Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, ulserasi

atau tanda-tanda radang.

- Hepar : Tidak ada pembesaran hepar.

- Ekstremitas : Tidak ada gangguan pada ektremitas.

e) Pengkajian Pola Fungsional Gordon

(1). Persepsi dan Manajemen

Biasanya klien tidak langsung memeriksakan

benjolan yang terasa pada payudaranya ke rumah sakit

karena menganggap itu hanya benjolan biasa.

(2). Nutrisi – Metabolik

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan

mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat


1

badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan

mengandung MSG.

(3). Eliminasi

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien

akan mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi

abdomen dan konstipasi.

(4). Aktivitas dan Latihan

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas

dan latihan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan

nyeri.

(5). Kognitif dan Persepsi

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah

sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif,

sensorik maupun motorik

(6). Istirahat dan Tidur

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur

karena nyeri.

(7). Persepsi dan Konsep Diri

Payudara merupakan alat vital bagi wanita.

Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat

klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya

sebagai wanita normal.


1

(8). Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan

mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam

berinteraksi social.

(9). Reproduksi dan Seksual

Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan

perubahan pada tingkat kepuasan.

(10). Koping dan Toleransi Stress

Biasanya klien akan mengalami stress yang

berlebihan, denial dan keputus asaan.

(11). Nilai dan Keyakinan

Diperlukan pendekatan agama supaya klien

menerima kondisinya dengan lapang dada.

f) Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul

(1) Nyeri akut b.d agen injury biologis (penekanan masa

tubuh)

(2) Kerusakan integritas jaringan

(3) Gangguan citra tubuh

(4) Resiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi


1

g) Rencana keperawatan Risiko infeksi

Tabel:2.1Intervensi keperawatan

No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi


keperwatan
1. Nyeri akut b.d Setelah di lakukan Manajemen nyeri
injury biologis tindakan
(penekanan masa keperawatan Observasi
tubuh) selama 3x24 jam -Identifikasi lokasi,
maka tingkat nyeri karakteristik, durasi,
menurun dengan frekuensi, kualitas, intensitas
kriteria hasil nyeri
1. Keluhan -Identifikasi skala nyeri
nyeri dari -Identifikasi respon nyeri
meningkat nonverbal
menjadi -Identifikasi faktoe yang
menurun memperberat dan meperingan
2. Meringis nyeri
dari
meningkat Terapeutik
menjadi -Berikan teknik
menurun nonfarmakologi untuk
3. Sikap mengurangi rasa nyeri
protektif -Kontrol lingkungan yang
dari mempeberat nyeri
meningkat
menjadi Edukasi
menurun -Jelaskan penyebab, periode
4. Gelisah dari dan pemicu nyeri
meningkat -Jelaskan strategi meredahkan
menjadi nyeri
menurun -Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
-Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri

Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
anlgetik, jika perlu
2. Gangguan Setlah dilakukan Perawatan integritas kulit
integritas tindakan
kulit/jaringan keperawatan Observasi
selama 3x24 jam
maka integritas -Identifikasi penyebab
kulit dan jaringan gangguan integritas kulit
meningkat dengan Terapeutik
1

kriteria hasil -Ubah posisi tiap 2 jam jika


1. Kerusakan tirah baring
jaringan -Gunakan produk berbahan
dari petroleum atau minyak pada
meningkat kulit kering
menjadi -Hindari produk berbahan
menurun dasar alkohol pada kulit
2. Kerusakan kering
lapisan kulit
dari Edukasi
meningkat -Anjurkan menggunakan
menjadi pelembab
menurun -Anjurkan meningkatkan
3. Nyeri dari asupan nutrisi
meningkat
menjadi
menurun

3. Gangguan citra Setelah dilakukan Promosi citra tubuh


tubuh tindakan
keperawatan Observasi
selama 3x24 jam -Identifikasi harapan citra
maka citra tubuh tubuh berdasarkan tahap
meningkat dengan perkembangan
kriteria hasil -Identifikasi perubahan citra
1. Melihat tubuh yang mengakibatkan
bagian isolasi sosial
tubuh dari -Monitor apakah pasien bisa
menurun melihat bagian tubuh yang
menjadi berubah
meningkat
2. Menyentuh Terapeutik
bagian -Diskusikan perubahan tubuh
tubuh dari dan fungsinya
menurun -Diskusikan perbedaan
menjadi penampilan fisik terhadap
meningkat harga diri
3. Verbalisasi
kecacatan Edukasi
bagian -Jelaskan kepada keluarga
tubuh dari tentang perawatan perubahan
menurun citra tubuh
menjadi -Latih peningkatan
meningkat penampilan diri
4. Risiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka
b.d luka operasi tindakan
keperawatan Observasi
1

selama 3x24 jam -Monitor kriteria luka


maka tingkat (drainase, warna, ukuran,
infeksi menurun bau)
dengan kriteria -Monitor tanda-tanda infeksi
hasil Terapeutik
1. Deman dari -Lepaskan balutan dan plester
meningkat secara perlahan
menjadi -Bersihkan dengan NaCl atau
menurun pembersih nontoksik, sesuai
2. Kemerahan kebutuhan
dari -Berikan salep yang sesuai
meningkat kekulit, jika perlu
menjadi -Pasang balutan sesuai jenis
menurun luka
3. Nyeri dari Pertahankan teknik steril saat
meningkat melakukan perawatan luka
menjadi -Ganti balutan sesuai jumlah
menurun eksudat yang ada
4. Bengkak
dari Edukasi
meningkat -Jelaskan tanda dan gejala
menjadi infeksi
menurun -Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
-Ajarkan prosedur perawatan
luka secara mandiri

Kolaborasi
-Kolaborasi pemerian
antibiotic, jika perlu

B. Tinjauan tentang Ca Mammae

1. Definisi Ca Mammae

Ca mammae merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan

pengendalian dan fungsi nomal, sehingga mengalami pertumbuhan

yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut

membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang

kemudian membentuk benjolan atau massa.


1

Stadium kanker penting untuk panduan pengobatan, follow up dan

menentukan prognosis.

a. Stadium 0 : kanker insitu dimana del kanker berada pada

tempatnya didalam jaringan payudara normal

b. Stadium I : tumor dengan garis tenga kurang 2 cm dan

belum menyebar ke luar payudara

c. Stadium IIA : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum

menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor

dengan garis tengah kurang 2 cm tetapi sudah menyebar ke

kelenjar getah bening ketiak.

d. Stadium IIB : tumor dengan garis tengah lebih besr dari 5

cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

atau tumor dengan garis tengah 2- 5 cm tetapi sudah

menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

e. Stadium III A: tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm

dan sudah menyebar kekelenjar getahbening ketiak disertai

perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur

lainnya atau tumor dengan garis tengah lebih dari dari 5 cm

dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

f. Stadium IIIB : Tumor telah menyusup keluar payudara yaitu

kedalam kulit payudara atau ke dinding dada atau telah

menyebar ke kelenjar getah bening didalam dinding dada

dan tulang dada.

g. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara


1

dan dinding dada misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.

(Pudiastuti,2011).

2. Faktor risiko Ca mammae

a. Faktor Risiko

Faktor risiko Ca mammae menurut Pudiastuti (2011) adalah

sebagai berikut :

1) pernah menderita Ca mammae / non Ca mammae

2) usia diatas 60 tahun

3) riwayat keluarga yang menderita kanker

4) faktor genetik dan hormonal

5) menarche pertama sebelum usia 12 tahun , menopouse setelah

usia kehamilan pertama setelah usia 30 tahun .

6) pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen. (Pudiastuti, 2011).

b. Faktor genetik

Mutasi paling banyak terjadi pada kanker payudara adalah gen

BRCA 1 dan BRCA 2. Wanita yang memiliki peluang 80% untuk

berkembang menjadi Ca mammae selama hidupnya.

c. Manifestasi klinis

Gajala-gejala umum Ca Mammae adalah :

1) Teraba ada massa/benjolan pada payudara

2) Payudara tidak simetris/mengalami perubahan wujud dan

ukuran karena semenjak muncul pembengkakan

3) Ada perubahan kulit: penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar

puting susu,mengkerut da nada ulkus pada payudara


1

4) Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan, panas

5) Adanya cairan yang keluar dari puting

6) Adanya rasa nyeri pada payudara

Beberapa cara untuk mengetahui seseorang terkena Ca

mammae yaitu dengan :

1) Pemeriksan fisik

Meliputi pemeriksan status lokalis, regionalis dan sistemik.

Pemeriksan fisik dimulai dengan menilai status generalis untuk

mencari kemungkinan adanya metastase atau kelainan medis

sekunder. Pemeriksan dilakukan secara sistematis, inspeksi dan

palpasi. Inspeksi pada kedua payudara, aksila dan sekitar

klavikula bertujuan untuk mengidentifikasi tanda tumor primer

dan kemunginan metastase ke kelenjar getah bening. Palpasi

dilakukan secara sistematis dan menyeluruh baik secara sirkular

ataupun radial.

2) Pemeriksan laboratorium

Pemeriksan laboratorium meliputi pemeriksan darah rutin

dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan

metastasis.

3) Pemeriksaan pencitraan

a) Mamografi payudara, Pemeriksaan ini dilakukan dengan

menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang

dikompresi.
1

b) USG payudara, Pemeriksan USG digunakan untuk melihat

kelainan pada payudara. Penggunan USG untuk tambahan

mamografi meningkatkan akurasi 7,4%.

4) Pemeriksaan patologi, anatomi Pemeriksan patologi pada kanker

payudara meliputi pemeriksan sitologi, morfologi dan

pemeriksan imunohistokimia. Pemeriksan sitologi dilakukan

dengan cara biopsy jarum halus, biopsy apus dan analisis cairan.

Pemeriksan imunohistokimia merupakan pemeriksan

mengunakan antibody sebagai probe untuk mendeteksi antigen

potongan jaringan atau bentuk preparasi sel lainya

d. Patofisiologi

Proses pembentukan kanker berlangsung lama dan dibagi

menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, promosi dan perkembangan. Pada

tahap inisiasi kondisi sel sudah mengalami perubahan permanen di

dalam genom akibat kerusakan DNA yang berakhir pada mutasi

gen. Sel yang telah berubah ini tumbuh lebih cepat dibandingkan

dengan sel normal di sekitarnya. Tahap inisiasi memakan waktu

satu sampai beberapa hari. Tahap yang kedua yaitu tahap promosi.

Periode berlangsungnya tahap ini memakan waktu hingga sepuluh

tahun lebih karena pada tahap ini merupakan proses panjang yang

disebabkan oleh kerusakan yang melekat dalam materi genetik sel.

Diawali dengan mekanisme epigentic akan terjadi ekspansi sel-sel

rusak membentuk premalignasi (mengarah ke kanker).


2

Tahapan yang terakhir yaitu tahap perkembangan

(Progression). Pada tahapan ini terjadi ketidakstabilan genetik yang

menyebabkan perubahan-perubahan mutagenik dan epigenetik.

Hasil dari proses ini adalah klon baru sel-sel tumor yang memiliki

aktivitas pembelahan terus menerus, bersifat ganas, berkembang

biak, menyerbu jaringan sekitar, lalu menyebar ke tempat lain.

e. Phatway Ca mammae
2

f. Prognosis

Prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan

potensi metastasis. Bila tidak diobati ketahanan hidup lima tahun

adalah 16-22%. Sedang ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-

5%. Ketahanan hidup tergantung pada tingkat penyakit saat mulai

pengobatan, gambaran histopatologik, dan uji reseptor estrogen

yang bila positip lebih baik. Stadium klinis dari kanker merupakan

indikator terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini. Angka

kelangsungan hidup % tahun pada penderita kanker payudara yang

telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati :

1) 95% untuk stadium 0

2) 88% untuk stadium I,

3) 66% untuk stadium II,

4) 36% untuk stadium III,

5) 7% untuk stadium IV.

Harapan hidup dengan adanya metastase mencapai 2

sampai 3,5 tahun walaupun beberapa pasien (25%-35%) dapat

hidupselama 5 tahun, dan lainnya ( 10%) dapat hidup lebih dari 10

tahun. Pasien yang mengalami metastasis lama setelah didiagnosis

awal atau yang mengalami metastasis ke tulang atau ke jaringan

lunak memiliki prognosis yang lebih baik. ( Irianto,2015).

g. Terapi Ca mammae

Terapi pada kanker payudara sangat ditentukan luas

penyakit atau stadium Ca mamme.


2

1) Pembedahan

Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal

untuk pengobatan Ca mammae. Berikut adalah macam-macam

pembedahan:

a) Mastektomi

Mastektomi adalah dibedakan menjadi masektomi

radikal modifikasi, dimana tindakan pengangkatan tumor

payudara dan seluruh payudara termasuk puting dan areola.

Mastektomi yang kedua yaitu mastektomi radikal klasik

dimana dilakukan tindakan pengangkatan payudara,

kompleks putting areola, otot pektoralis mayor dan minor

serta kelenjar getah bening. Ketiga yaitu mastektomi

simple, yaitu pengangkatan seluruh payudara beserta

kompleks puttingareolar tanpa diseksi kelenjar getah

bening.

b) Metastasektomi

Metastasektomi merupakan pengangkatan tumor

metastasis pada Ca mamme.

2) Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi dengan memberikan obat

tungal atau berupa obat gabungan kombinasi obat kemoterapi

pada pada penderita Ca mammae untuk menghambat

pertumbuhan kanker. Kemoterapi diberikan bertahap sebanyak


2

6-8 siklus agar mendapatkan efek yang diharapkan. Berikut

adalah dosis dan jenis kombinasi kemoterapi:

a) Kemoterapi adjuvant: 6 siklus

b) Kemoterapi neoadjuvant: 3 siklus

c) Kemoterapi terapeutik: diberikan sampai metastasis hilang

atau terjadi intoksikasi.

d) Kemoterapi paliatif: diberikan jangka panjang dengan

tujuan paliatif

3) Radioterapi

Radioterapi merupakan terapi loko-regional dan

ekternal dengan Co60 ataupun dengan terapi sinar X.

radioterapi dapat dilakukan sebagai radioterapi neoadjuvant

(sebelum pembedahan), radioterapi adjuvant (sesudah

pembedahan), palliative diberikan sebagai terapi paliatif, baik

pada tumor primer ataupun pada metastasistulang, cerebral dan

sebagainya.

h. Komplikasi

1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe ke paru,

pleura, tulang dan hati

2. Gangguan neurovaskuler

3. Faktor patologi

4. Fibrosis payudara

5. Kematian
2

i. Askep teori Ca mammae

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan, validasi, dan

dokumentasi data (informasi) yang sistematis dan

berkesinambungan (Kozier, 2011).

2. Anamnesa

a. Identitas pasien

Pengkajian identitas pasien meliputi nama, alamat, usia,

jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan, agama,

pembiayaan layanan kesehatan, dan sumber perawatan medis

yang biasa.

- Keluhan utama Keluhan utama merupakan gejala penyakit

yang dirasakan pada saat masuk rumah sakit atau saat

dilakukan pengkajian. Keluhan utama pada pasien

gangguan respirasi diantaranya yaitu dispnea.

- Riwayat penyakit sekarang Pengkajian riwayat penyakit

sekarang yang mendukung keluhan utama dengan

melakukan serangkaian pertanyaan tentang kronologis

keluhan utama meliputi kapan gejala muncul, apakah

awitan gejala mendadak atau bertahap, berapakali masalah

terjadi, lokasi gangguan yang pasti, karakteristik keluhan,

aktivitas yang klien lakukan ketika masalah terjadi,

fenomena atau gejala yang berhubungan dengan keluhan


2

utama, faktor yang meningkatkan atau mengurangi

masalah.

- Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit dahulu yang

mendukung dengan mengkaji apakah pernah menderita

gangguan kebutuhan respirasi sebelumnya. Jika pernah,

disebabkan oleh penyakit apa misalnya seperti penyakit

diabetes melitus.

- Riwayat kesehatan keluarga Riwayat kesehatan keluarga

yang perlu dikaji adalah memastikan faktor resiko

penyakit tertentu, usia saudara kandung, orang tua, dan

kakek-nenek serta status kesehatan mereka saat ini, atau

jika mereka telah meninggal, penyebab kematian mereka

jika perlu dikaji.

- Data psikososial Aspek psikologis yang perlu dikaji

diantaranya adalah bagaimana respons psikologis klien

terhadap masalah gangguan aktivitas yang dialaminya,

mekanisme koping yang digunakan klien dalam

menghadapi gangguan aktivitas.

- Gaya hidup Pengkajian pada aspek gaya hidup ini meliputi

kebiasaan personal, diet, pola tidur/istirahat, aktivitas

kehidupan sehari-hari, rekreasi/hobi.

- Data sosial Pengkajian pada data sosial ini meliputi

hubungan keluarga/persahabatan, persatuan etnik, riwayat


2

pendidikan, riwayat pekerjaan, satus ekonomi, kondisi

rumah dan lingkungan.

- Data psikologik Pengkajian pada data psikologik ini

meliputi stressor utama, pola koping yang biasa terhadap

masalah serius atau stress tingkat tinggi, gaya komunikasi.

- Pola perawatan kesehatan Hal yang perlu dikaji pada

aspek ini adalah semua sumber perawatan kesehatan yang

digunakan saat ini dan dimasa lalu.

b. Pola Kesehatan Fungsional

1) Pola persepsi-manajemen kesehatan

Menggambarkan penjelasan pribadi klien mengenai

kesehatan dan kesejahteraan; bagaimana klien mengelola

kesehatannya (seperti frekuensi kunjungan ke penyedia

layanan kesehatan dan kepatuhan terapi dirumah);

pengetahuan tentang peraktik pencegahan.

2) Pola metabolisme-nutrisi

Menggambarkan pola makan dan minum klien

sehari-hari atau dalam jangka seminggu (seperti pilihan

makan tertentu atau makanan yang harus dihindari, diet

tertentu, nafsu makan); berat badan, hilang atau

bertambahnya berat badan.

3) Pola eliminasi

Menggambarkan pola eksresi (usus, kandung kemih

dan kulit).
2

4) Pola aktivitas-latihan

Menggambarkan pola latihan, aktivitas, liburan, dan

rekreasi; kemampuan untuk dapat menjalankan aktivitas

sehari-hari.

5) Pola istirahat tidur

Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan relaksasi.

6) Pola kognitif-persepsi

Menggambarkan pola persepsi sensorik;

kemampuan berbahasa, ingatan, dan pembuatan

keputusan.

7) Pola persepsi diri-konsep diri

Manggambarkan pola konsep dan persepsi diri klien

(seperti konsep diri/penghargaan, pola emosional,

gambaran diri).

8) Pola aturan-berhubungan

Menggambarkan pola klien yang berhubungan

dengan ikatan atau hubungan.

9) Pola seksual-reproduksi

Menggambarkan pola kepuasan dan ketidakpuasan

seksual klien; pola reproduksi klien; masalah pre dan post

menopause.
2

10)Pola koping-toleransi terhadap stress

Menggambarkan pola koping klien dalam

menangani stress; sumber dukungan; efektivitas pola

koping yang klien miliki dalam menoleransi stress.

1 )Pola nilai-kepercayaan

Menggambarkan pola nilai, kepercayaan (termasuk

aktivitas keagamaan), dan tujuan yang memengaruhi

pilihan dan keputusan klien.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa fisik secara

umum seperti keadaan umum klien dan tanda-tanda vital

a. Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran

pada leher, kaji keadaan telinga, adakah gangguan

pendengaran, kaji kedaan lidah dan fungsi pengecapan, kaji

kodisi gigi apakah mudah goyah, bengkak, atau berdarah.

apakah penglihatan kabur/ganda, dipopsia .

b. Sistem integument

Sistem integument terdiri dari tiga lapis yaitu epidermis,

dermis, dan subkutan. Secara umum kulit berfungsi sebagai

proteksi, pengatur suhu tubuh, sensasi, ekskresi, metabolisme

,vitamin D dan komunikasi.

Adapun pemeriksaan integument meliputi :

- Warna kulit
2

- Kelembapan kulit

- Teksur kulit

- Kaji sirkulasi pada daerah kulit

- Edema

- Kebersihan kulit Untuk luka

- Warna luka

- Kondisi tepi luka Berikut klasifikasi luka diabetik

maghfuri (2015) membagi derajat luka menjadi enam

tingkatan :

 Derajat 0 : tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh

dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki.

 Derajat 1 : ulkus superficial terbatas pada kulit kaki

 Derajat 2 : abeses dalam, dengan atau tanpa

osteomyelitis

 Derajat 4 : ganggren jari kaki atau bagian distal kaki

dengan atau tanpa selulitis

 Derajat 5 : ganggren seluruh kaki atau sebagian

tungkai

c. Sistem pernapasan

Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Serta

pengkaji perubahan pola nafas


3

d. Sistem kardiovaskuler

Kaji adakah penurunan Perfusi jaringan, kekuatan nadi,

serta ada tidaknya hipertensi/hipotensi

e. Sistem gastrointestinal

Kaji pola makan, gangguan sistem pencernaan seperti

mual, muntah dan berubahan berat badan.

f. Sistem urinari

Kaji frekuensi urine, kaji hambatan saat BAK dan

gangguan saat berkemih.

g. Sistem muskuloskletal

Kaji adakah hambatan melakukan pergerakan seperti

cepat lelah, lemah, dan nyeri, kaji adanya ganggren di

ekstremitas serta kelainan bentuk tulang

h. Sistem neurologi

Kaji penurunan sensori, paraesthesia, anastesia, letargi,

mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorentasi,

penurunan sensasi, dan neuropati pada ekstermitas.

4. Diagnosa keperawatan

Diagnosa pada klien dengan gangguan kebutuhan keamanan

dan perlindungan yang sering muncul yaitu resiko

infeksi,gangguan integritas kulit dan devisit nutrisi

(SDKI,2016).
3

5. Rencana Asuhan Keperawatan

Tabel:2.1Interensi Keperawatan

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan Keperawatan

1. Risiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka


ditandai tindakan keperawatan
dengan selama 3x24 jam Observasi
efek prosedur maka, Tingkat infeksi -monitor kriteria luka
invasif menurun,dengan (drainase, warna, ukuran,
kriteria hasil : bau)
1. Demam dari -monitor tanda-tanda
menungkat infeksi
menjadi
menurun Terapeutik
2. Kemerahan -lepaskan balutan dan
dari plester secara perlahan
meningkat -bersihkan dengan NaCl
menjadi atau pembersih
menurun nontoksik, sesuai
3. Nyeri dari kebutuhan
meningkat -berika salep yang sesui
menjadi kekulit, jika perlu
menurun -pasang balutan sesuai
4. Bengkak dari jenis luka
meningkat -pertahankan teknik stelir
menjadi saat melakukan
menurun perawatan luka
-ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase

Edukasi
-jelaskan tanda dan
gejala infeksi
-anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori
dan protein
-ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri

Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
3

6. Implementasi

Implementasi adalah fase ketika perawat

mengimplementasikan intervensi keperawatan. implementasi

terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang

merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk

melaksanakan intervensi (atau program keperawatan).

Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur, Standar Operasional Prosedur Terlampir.

7. Evaluasi

Evaluasi merupakan aktivitas yang direncanakan oleh

perawat yang berkelanjutan dan terarah ketika klien dan

profesional kesehatan menentukan:

a. Kemajuan klien dalam mencapai tujuan/hasil dan keefektifan

rencana asuhan keperawatan.

b. Keefektifan rencana asuhan keperawatan. Evaluasi adalah

aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang

ditarik dari evaluasi menentukan apakah intevensi

keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan atau diubah.

C. Analisis tindakan keperawatan : Penerapan perawatan luka terhadap

tingkat infeksi

1. Definisi

Perawatan luka adalah tindakan merawat luka dengan

upaya untuk mencegah infeksi, membunuh atau menghambat

pertumbuhan kuman/bakteri pada kulit dan jaringan tubuh


3

lainnya.hal-hal yang dapat membantu penyembuhan luka antara

lain : makan makanan bergizi, mengikuti terapi dokter,minum obat

teratur,cuci tangan sebelum dan sesudah merawat luka dan lakukan

perawatan luka secara benar.

Tingkat infeksi adalah derajat infeksi berdasarkan observasi

atau sumber informasi. Tingkat infeksi bisa dilihat dari

karakteristik luka dan juga tanda dan gejala infeksi yang muncul.

2. Batasan karakteristik

Faktor risiko (SDKI,20 16)

a. Penyakit kronis (mis.diabetes melitus)

b. Efek prosedur invasive

c. Malnutrisi

d. Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan

e. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :

1) Gangguan peristaltic

2) Kerusakan integritas kulit

3) Perubahan sekresi pH

4) Penurunan kerja siliaris

5) Ketuban pecah lama

6) Ketuban pecah sebelum waktunya

7) Merokok

8) Statis cairan tubuh

f. Ketidakadekuatan tubuh sekunder

1) Penurunan hemoglobin
3

2) Imununosupresi

3) Leukopenia

4) Supresi respon inflemasi

5) Vaksinasi tidak adekuat.

3. Faktor yang berhubungan

a. AIDS

b. Luka bakar

c. Penyakit paru obstruktif kronis

d. Diabetes mellitus

e. Tindakan invasive

f. Kondisi penggunaan terapi steroid

g. Penyalahgunaan obat

h. Pecah ketuban sebelum waktunya (KPSW)

i. Kanker

j. Gagal ginjal

k. Imunosupresi

l. Lymphedema

m. Leukositopenia

n. Gangguan funfsi hati

4. Prosedur perawatan luka

Alat dan bahan :

 Kasa steril

 Plester

 Larutan NaCl/air hangat


3

 Bengkok

 Kasa gulung

 Salep

 Gunting

Langkah-langkah

 Cuci tangan dengan 6 langkah

 Memakai handcoon

 Lepas kasa/balutan dengan menyentuh bagian luar

 Jika kasa menempel pada luka, basahi dengan larutan NaCl

terlebih dahulu

 Buang kasa yang kotor ke dalam bengkok

 Gunakan sarung tangan steril

 Bersihkan luka dengan hati-hati

 Tekan pinggir luka untuk mengeluarkan nanah, jika ada nanah

 Buang kasa yang di gunakan setiap kali membersihkan luka

 Setelah selesai bersihkan luka dengan kasa kering

 Tutup luka dengan kasa balutan

 Eratkan dengan plester

 Lepaskan sarung tangan kemudian cuci tangan.

Dengan melakukan perawatan luka yang benar, mengikuti

terapi dokter serta mengkonsumsi makanan bergizi akan

mempercepat penyembuhan luka.


3

5. Hubungan tindakan keperawatan perawatan luka dengan SDKI dan

SLKI

Tindakan perawatan luka merupakan intervensi pendukung

dari masalah keperawatan risiko infeksi.

6. Penelitian terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nadiva dan

Muafiro (2019), didapatkan hasil bahwa dari 17 yang dilakukan

tindakan perawatan dengan perawatan 2 kali sehari dengan

evaluasi perkembangan luka selama 5 sampai 6 hari hanya 2 pasien

yang mengalami risiko infeksi.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Suprianto dan

Jamaludin (2014), dengan perawatan luka selama 8 hari

menggunakan NaCl 0,9% dan diberi sofratulle sebagai primare

dressing didapatkan hasil kondisi luka bersih dan tidak didapatkan

tanda-tanda infeksi.

Musta’an, Supartono dan anik Suwarni (2015), dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan pada

kualitas penyembuhan luka post operasi antara perawatan luka

dengan antibiotik topikal dengan NaCl 0,9%. Perbedaan terdapat

pada proses penyembuhan yang menunjukan perawatan luka

dengan antibiotik topikal lebih cepat dari proses penyembuhan

dengan kompren NaCl 0.9%. Hal ini terjadi karena antibiotik

topikal berfungsi menghambat pertumbuhan kuman dan

mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.


3

Dari penelitian di atas membuktikan bahwa perawatan luka

sangat efektif pada perkembangan keadaan luka kanker payudara

post mastektomi, terutama perubahan penampilan klinis dan untuk

mengurangi eksudat serta perdarahan, diharapkan perawat dapat

memberikan perawatan luka dengan mempertahankan tingkat

aseptic agar luka tidak terjadi infeksi dan mempercepat proses

penyembuhan luka.

7. Pembahasan penerapan perawatan luka terhadap risiko infeksi

Salah satu tindakan keperawatan yang di berikan pada pasien

dengan kanker payudara adalah dengan tindakan operasi,pada

pasien post op sangat perlu dilakukan perawatan luka. Perawatan

luka bertujuan untuk membersihkan luka agar tidak terjadi infeksi

pada kanker payudara serta bertujuan untuk menjaga dan

mencegah area luka dari paparan bakteri dan mikroorganisme.

(Chabner & Longo, 2011).

Perawatan luka yang tidak tepat akan berakibat pada mutu

pelayanan perawatan dan juga kepuasan bagi penerima pelayanan

keperawatan dan juga dapat mencegah timbulnya infeksi post

operasi apabila perawatan luka dilakukan sesuai SOP.


3

BAB III

METODE STUDI KASUS

A Desain penelitian

Desain pada penelitian ini berupa studi kasus dengan menggunakan

metode deskriptif yakni suatu metode yang bertujuan untuk memaparkan

atau menggambarkan tentang keadaan secara objektif tentang Asuhan

Keperawatan pada Ny.N dengan diagnosa medis Post Op Ca Mammae

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan keamanan Di RSU Aliyah 2 Kota

Kendari.

B Subyek studi kasus

Yang menjadi subyek pada stusi kasus ini adalah individu dengan

Post Op Ca Mammae dan mengalami masalah pemenuhan kebutuhan

keamanan.

C Fokus studi

1. Gangguan pemenuhan kebutuhan keamanan pasien post op ca

mammae.

2. Perawatan luka terhadap tingkat infeksi.

D Definisi operasional

1. Pasien post op Ca mammae yang dilakukan pengkajian adalah pasien

yang menjalani operasi pengangkatan payudara sejak hari pertama.

2. Kebutuhan keamanan adalah kebutuhan yang diberikan pada pasien

post op Ca Mammae untuk mencegah terjadinya infeksi pasca operasi.

3. Resiko infeksi merupakan keadaan seseorang beresiko terserang

virus,bakteri,jamur dan parasite lainnya.

38
3

4. Perawatan luka adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan

untuk mempercepat penyebuhan luka dan mencegah infeksi.

E Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik,

observasi langsung, dan wawancara.

F Lokasi dan waktu studi kasus

Studi kasus dilakukan di Ruang Perawatan RSU Aliyah 2 selama 2

minggu yakni pada tanggal 1 sampai 6 maret 2021.

G Analisa data dan penyajian data

Penyajian data dalam studi kasus ini berbentuk narasi dan disertai

ungkapan verbal dari subjek sebagai data pendukung studi kasus.

H Etika studi kasus

1. Respect for human dignity

Menghormatiharkat dan martabat manusia. Peneliti perlu

mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan informasi yang

terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan

menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi.

2. Respect for privacy and confidentiality

Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian. Setiap

manusia memiliki hak dasar individu termasuk privasi dan kebebasan

individu.
4

3. Beneficence

Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan.

Peneliti melakukan penelitian sesuai prosedur penelitian guna

mendatapkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek

penelitian dan dapat digeneralisasikan ditingkat populasi.


4

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil studi kasus

1. Pengkajian

Pengkajian pada kasus ini diperoleh dari hasil observasi langsung,

pemeriksaan fisik, menelaah catatan rekam medik dan catatan perawat

pada tanggal 03 maret 2021, klien masuk RSU Aliyah 2 pada tanggal

01 maret 2021, dari pengkajian tersebut didapatkan data sebagai

berikut:

Nama klien Ny.N, berumur 39 tahun, suku bangsa Bugis, agama

Islam dan sudah menikah. Pekerjaan sehari-hari sebagai wiraswasta.

Klien bertempat tinggal di Rate-rate Kab.Konawe.

Klien masuk RSU Aliyah kendari pada tanggal 01 maret 2021

dirawat diruang perawatan madinah kamar 3. Dengan keluhan

benjolan pada payudara kanan disertai nyeri. Klien menjalani operasi

pada tanggal 02 maret 2021, pengkajian setelah operasi di dapatkan

keluhan rasa panas pada daerah bekas operasi dan nampak kemerahan

pada daerah sekitar luka operasi dengan luas luka kurang lebih 10

cm.klien mengatakan aktivitasnya tidak terganggu, porsi makan yang

di habiskan ½ porsi.

Upaya yang dilakukan klien sebelum masuk rumah sakit adalah

dengan mengkompres area benjolan dengan harapan benjolan bisa

mengempes, tetapi upaya itu tidak berhasil sehingga pasien harus di

larikan ke rumah sakit dan menjalani pembedahan.

41
4

Genogram

39

keterangan:

: Laki-laki

:Perempuan

: Laki-laki meninggal

:Perempuan meninggal

: Garis perkawinan
:Garis keturunan

: klien
Berdasarkan genogram diatas ditemukan bahwa tidak ada anggota

keluarga yang mengalami masalah serupa dengan klien.

Hasil observasi dan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum

klien lemah, kesadaran composmentris, Tekanan Darah (TD) : 100/70

MmHg, Nadi (N) : 80x/menit, Suhu (S) : 36°C, Pernapasan

(P) : 18x/menit.
4

Pada pengkajian sistem pernapasan didapatkan bentuk dada

simetris kanan kiri, tidak ada sputum dihidung, hasil auskultasi suara

nafas vesikuler dan tidak ada suara nafas tambahan.

Pada pengkajian sistem kardiovaskuler saat dilakukan pengkajian

tidak didapatkan nyeri tekan pada daerah dada, auskultasi jantung

normal, bunyi jantung lub-dub.

Pengkajian sistem persyarafan nilai GCS : 15, kepala dan wajah

simetris, pupil isokor kanan kiri, konjungtiva tidak anemis, pergerakan

bola mata normal, keadaan telinga simetris kanan kiri, tidak ada

gangguan pendengaran, penciuman normal, penglihatan normal.

Pengkajian pada sistem perkemihan didapatkan urin berwarna

kekuningan dengan bau khas,frekuensi berkemih 1-2 kali sehari

dengan produksi urin kurang lebih 400cc/hari.

Pengkajian sistem pencernaan tidak ditemukan tanda dan gejala

radang, tidak ada kesulitan dan nyeri menelan, rektum normal, tidak

ada perubahan frekuensi BAB saat masuk rumah sakit dan sebelum.

Pengkajian sistem muskuloskeletal pergerakan sendi normal,

kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah normal, tidak ada kekakuan

sendi, tonus otot ekstremitas atas dan bawah tidak ada masalah.

Pengkajian pada daerah payudara didapatkan bentuk payudara

tidak simetris, terdapat benjolan pada payudara kanan, dan rasa nyeri

saat disentuh, setelah tindakan operasi didapatkan hasil terdapat

kemerahan pada sekitar luka operasi dan teraba hangat pada area luka.
4

Terapi farmakologi yang diberikan Cefotaxime (19r),

Ondansentron (1amp), Dexametason (2amp), Ranitidin (1amp),

Ketorolac (1amp).

Tabel 4.1Hasil pemeriksaan Labolatorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Lymp% 40.1 % 20.0-40.0
Grand% 48.1 % 50.0-70.0
HGB 10.4 g/dl 11-16
RBC 3.97 x 10...UL 4.20-5.50
HCT 36.6 % 37.0-43.0
MCH 26.1 Pg 27.0-34.0
MCHC 28.4 g/dl 32.0-36.0

2. Diagnosis keperawatan

3. Klasifikasi data

Nama : Ny.N

Umur :39 tahun

Tabel 4.2Klasifikasi Data

DS DO

-Klien mengatakan panas - Nampak terdapat bengkak


pada bagian payudara pada payudara bagian atas
setelah operasi - Nampak kemerahan pada
sekitar luka operasi
- Teraba hangat pada area
oprasi
- Panjang luka kurang lebih
10 cm
- TD: 100/70 mmHg
- P: 18x/menit
- N: 80x/menit
- S: 37 0C
4

4. Analisa data

Nama : Ny.N

Umur : 39 tahun

Tabel4.3Analisa Data

Data Etiologi Masalah

DS : Pembedahan Risiko
- Klien mengatakan panas
pada bagian payudara infeksi
setelah operasi Luka

DO :
- Nampak terdapat bengkak Nyeri
pada payudara bagian atas
- Nampak kemerahan pada
sekitar luka operasi Perdarahan
- Teraba hangat pada area
operasi
- Panjang luka kurang lebih Kerusakan kulit
10 cm
- TD: 100/70 mmHg
- P: 18x/menit Resiko infeksi

- N: 80x/menit
- S: 37 0C

5. Masalah keperawatan

1) Risiko infeksi d.d efek prosedur invasif


4

6. Intervensi keperawatan

Nama : Ny.N

Umur : 39 tahun

Tabel 4.4Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan Keperawatan

1. Risiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan luka


d.d efek tindakan keperawatan Observasi
prosedur selama 3x24 jam maka -monitor kriteria luka
invasive Tingkat infeksi (drainase, warna, ukuran,
menurun dengan bau)
kriteria hasil : -monitor tanda-tanda
1. Demam dari infeksi
menungkat Terapeutik
menjadi -lepaskan balutan dan
menurun plester secara perlahan
2. Kemerahan dari -bersihkan dengan NaCl
meningkat atau pembersih nontoksik,
menjadi sesuai kebutuhan
menurun -berika salep yang sesui
3. Nyeri dari kekulit, jika perlu
meningkat -pasang balutan sesuai
menjadi jenis luka
menurun -pertahankan teknik stelir
4. Bengkak dari saat melakukan perawatan
meningkat luka
menjadi -ganti balutan sesuai
menurun jumlah eksudat dan
drainase
Edukasi
-jelaskan tanda dan gejala
infeksi
-anjurkan menkonsumsi
makana tinggi kalori dan
protein
-ajarkan prosedur
perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
4

7. Implementasi keperawatan

Nama : Ny.N

Umur : 39 tahun

Tabel4.5Implementasi Keperawatan

Diagnosa Hari/ Jam Implementasi Evaluasi


keperawatan Tanggal
Risiko Selasa 06:00 1.memonitor kriteria S : klien mengatakan
infeksi d.d luka (drainase, warna, panas dan nyeri pada
efek 02-03- ukuran, bau) payudara setelah
prosedus 2.memonitor tanda- operasi
invasif 2021 tanda infeksi
3.menjelaskan tanda O : -luka berwarna
dan gejala infeksi kemerahan,suhu 37
4.melakukan prosedur 0
C,nampak bengkak
perawatan luka pada area luka
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi 1,2,3,4
dilanjutkan

Rabu 03- 17:00 1.memonitor kriteria S:klien mengatakan


03-2021 luka (drainase, warna, panas dan nyeri
ukuran, bau) berkurang
2.memonitor tanda- O : -luka berwarna
tanda infeksi kemerahan, S:370C,
3.menjelaskan tanda nampak bengkak pada
dan gejala infeksi area luka
4.melakukan prosedur A : masalah belum
perawatan luka teratasi
P : intervensi 1,2,3,4
dilanjutkan

Kamis 17:00 1.memonitor kriteria S:klien mengatakan


04-02- luka (drainase, warna, sudah membaik
2021 ukuran, bau) O:nampak kemerahan
2.memonitor tanda- pada sekitar luka
tanda infeksi operasi menurun,
3.menjelaskan tanda bengkak menurun
dan gejala infeksi A :masalah teratasi
P:intervensi
4

4.mengajarkan dihentikan,
pasien pulang
prosedur perawatan

luka secara mandiri

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil studi kasus yang dilakukan pada tanggal 1 maret,

sampai tanggal 6 maret 2021, pada bagian ini penulis akan membahas

tentang perbandingan antara teori dan praktek pada kasus yang ditemukan

selama melakukan asuhan keperawatan pada Ny.N yang berumur 39 tahun

dengan Post Op Ca Mammae dengan gangguan pemenuhan kebutuhan

keamanan di ruang perawatan RSU Aliyah 2 Kota Kendari, yang dibahas

berdasarkan tahapan proses asuhan keperawatan yaitu pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap paling awal dari proses asuhan

keperawatan. Pengkajian dilakukan dengan cara pendekatan sistematis

untuk bisa mendapatkan data klien baik itu subjektif maupun objektif.

Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan yakni wawancara, observasi

dan pemeriksaan fisik. Pada tahap ini penulis tidak mengalami kesulitan

karena klien dapat diajak kerja sama dengan baik dalam melaksanakan

asuhan keperawatan.Berdasarkan data pengkajian secara teori pada

pasien Post Op Ca Mammae,nyeri pada daerah operasi menjadi keluhan

utama dengan gambaran skala nyeri 6 (sedang).


4

Data tersebut tidak ada pada studi kasus, kesenjangan ini

disebabkan karena dalam menaggapi respon bio, psiko, sosial, dan

spiritual setiap manusia berbeda-beda sehingga data berdasarkan teori

tidak semua didapatkan pada studi kasus.

2. Diagnose keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data pada kasus

yang di temukan pada Ny.N diagnosa yang diangkat oleh penulis

adalah Risiko Infeksi. Diagnosa yang diangkat sesuai dengan

keadaan klien saat dilakukan pengkajian.

3. Intervensi keperawatan

Pada studi kasus ini penulis mengangkat intervensi

pendukung perawatan luka yang dilakukan selama 3 hari dengan

perawatan luka 1 hari 1 kali dan didapatkan hasil bahwa perawatan

luka berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka dan

pencegahan risiko infeksi.

4. Implementasi

Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan disesuaikan

dengan rencana tindakan keperawatan berdasarkan teori (SIKI):

1.memonitor kriteria luka (drainase, warna, ukuran, bau)

2.memonitor tanda-tanda infeksi

3. menjelaskan tanda dan gejala infeksi

4. mengajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri.


5

5. Evaluasi

Evaluasi hari pertama klien mengatakan panas dan nyeri

pada payudara setelah operasi, nampak luka berwarna kemerahan,

suhu 37 0C, nampak bengkak pada area luka, pada evaluasi hari

pertama masalah belum teratasi.

Pada evaluasi hari ke dua klien mengatakan panas dan nyeri

berkurang,nampak luka berwarna kemerahan, nampak bengkak

pada area luka menurun dan masalah belum teratasi.

Sedangkan pada evaluasi hari ke tiga klien mengatakan

sudah membaik, nampak kemerahan pada sekitar luka operasi

menurun, luka nampak mengering, bengkak menurun. Pada

evaluasi hari ke tiga masalah teratasi, intervensi dihentikan dan

pasien pulang.

C. Keterbatasan studi kasus

Keterbatasan pada studi kasus ini yakni adanya wabah pandemi

Covid 19 yang membatasi penulis untuk mengkajian lebih mendalam lagi.

Tetapi penulis bisa mengatasinya dengan melihat catatan perawat dan juga

mencari informasi dari keluarga pasien untuk bisa mendapatkan informasi

tentang pasien.
5

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan

di RSU Aliyah 2 Kota Kendari pada tanggal maret 2021 dengan mengacu

pada tujuan yang dicapai, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Dalam pengkajian keperawatan pada Ny.N didapatkan data klien

mengatakan panas pada bagian payudara setelah operasi, nampak

terdapat bengkak pada payudara, nampak kemerahan pada sekitar luka

operasi, teraba hangat pada area luka operasi, panjang luka kurang

lebih 10 cm, TD : 100/70 mmHg, Pernafasan : 18 x/m, nadi 80 x/m,

suhu 30o C

2. Dari hasil pengkajian diatas penulis mengangkat diagnose keperawatan

risiko infeksi.

3. Pada tahap perencanaan,penulis membuat dan menyusun rencana

keperawatan dengan intervensi Perawatan Luka, berdasarkan teori dari

SDKI,SIKI dan SLKI.

4. Pada tahap implementasi, Asuhan Keperawatan disesuaikan denggan

rencana tindakan asuhan keperawatan yang dibuat berdasarkan teori

SDKI, SIKI dan SLKI sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

5. Tahap evaluasi, dilakukan perawatan luka selama 3 hari didapatkan

hasil masalah teratasi.

51
52

6. Tahap analisa intervensi, intervensi yang dilakukan pada pasien post

op ca mamae yaitu perawatan luka yang dilakukan selama 3 hari.

B. Saran

Dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses

keperawatan pada klien Post Op Ca Mammae dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan keamanan, peneliti menyarankan :

1. Bagi pasien

Untuk pasien diharapkan selalu menjaga kesehatan dan selalu

mematuhi program pengobatan, minum obat secara teratur sesuai

indikasi serta selalu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke

rumah sakit atau puskesmas terdekat.

2. Bagi Rumah Sakit

Bagi Rumah sakit diharapkan bisa melakukan perawatan luka pada

pasien post op dengan tetap memperhatikan standar operasional

prosedur yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan..

3. Bagi pengembangan penelitian

Bagi pengembangan penelitian diharapkan bisa menjadi bahan

pelajaran dalam menyusun dan menyelesaikan studi kasus asuhan

keperawatan kedepannya dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

dijadikan sebagai acuan dan reverensi untuk menambah pengetahuan

pembaca.
Daftar pustaka

[1] E. . Baranoski, S., Ayello, Wound Care Essential:practice principles.,Lippincott


William and Wilkins Philadelphia. 2012.

[2] Dwi himamatu n dan adin Muafiro, “deskripsi perkembangan keadaan luka kanker
payudara post masoktomi setelah perawatan luka,” juornal poltekkesdepkes-
sby.ac.id/index.php/KEP/article/donwload/1489/853, 2019.

[3] I. K, kesehatan reproduksi, Teori & praktikum. Bandung: Alfabeta CV, 2015.

[4] KemenkesRI. 2019.

[5] M. Maureen, Statistika penderita kanker di indonesia. 2013.

[6] M.-K. & O’Toole, dalam Rosdahl & Kowalski. 2017.

[7] S. dan S. Musta’an, “Defference Effect Of Antibiotic Topikal and Compress for
Wounded lead process post operation in Anggrek III Room RSUD Dr.Moewardi,”
2015.

[8] M. J. Marison, A Colour guide to the nursing management of wound. Jakarta: EGC,
2012.

[9] P. R. D, Buku ajar Kebidanan komunitas : Teori dan aplikasi. Jakarta: Nuhamedika,
2011.

[10] Rekam medik ruang perawatan RDU Aliyah 2. 2021.

[11] R. . & S. Y. Ricky, “Efektifitas progressive muscle relaxtion terhadap kecemasan pada
pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi,” J. terpadu ilmu keperawatan,
2018.

[12] Supryanto . A. & Jamaludin, “Perawatan luka dengan sofratulle pada pasien post
operasi vesikolithomy hari ke VII Di ruang Dahlia Rumah Sakit Umum RA.Kartini
jepara,” 2014, [Daring]. Tersedia pada:
http://journal.akperhusada.ac.id/index.php/jpk/article/view/4.

[13] Kozier, 2011.

[14] S. Laksono, “asuhan keperawatan pada Ny.E dengan karsinoma mammae di ruang
BougenvileRSUD Kota Yogyakarta,” 2018.

[15] Maghfuuri, 2015.


STANDAR PERAWATAN LUKA
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Perawatan luka adalah suatu tindakan untuk mempercepat proses
penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi
2. Mencegah timbulnya kerusakan jaringan
3. Mempercepat penyembuhan luka
4. Mencegah perdarahan
INDIKASI Pasien dengan luka baru maupun luka lama,pasien post operasi,luka
bersih dan luka kotor.
PETUGAS Perawat

PERALATAN  Cairan NaCl 0,9%


 Kassa steril
 Plester
 Guting
 Antiseptic
 Perlak
 Bengkok
 Sarung tangan
 pinset

PROSEDUR A. Tahap pra interaksi


PELAKSANAAN 1. Cek catatan keperawatan
2. Siapkan alat dan bahan
3. Cuci tangan
B. Tahap orientasi
1. Berikan salam
2. Jelaskan tujuan,prosedur dan waktu yang di butuhkan
C. Tahap kerja
1. Menjaga privasi pasien
2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
3. Pasang perlak dibawah daerah luka
4. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
5. Basahi kassa dengan bethadine kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area sekitar luka
bagian luar sampai bersih (searah jarum jam)
6. Basahi kassa dengan NaCl kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area luka bagian dalam
(usapan dari atas kebawah)
7. keringkan area luka dan pastikan area luka bersih
dari kotoran
8. Berikan obat luka sesuai kebutuhan jika perlu
9. Pasang kassa steril pada area luka sampai tepi luka
10. Fiksasi balutan menggunakan plester sesuai
kebutuhan
11. Mengatur posisi pasien keposisi semula
12. Rapikan alat
13. Buka sarung tangan dan cuci tangan
D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan
2. Catat tindakan
3. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai