Oleh:
Yudhy Priana BS
19532299041
i
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia saat ini adalah
Dalam Kurikulum 2013 siswa dituntut lebih aktif daripada guru atau kegiatan
pembelajaran lain yang lebih bervariasi dalam kegiatan belajar, diharapkan siswa
dapat mengikuti proses kegiatan belajar dengan lebih aktif, kreatif, dan tidak
namun pada kenyataannyaoutput yang dihasilkan oleh SMK belum sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi yang akan disampaikan, kondisi
kelas, dan sebagainya. Sehingga suatu model pembelajaran tertentu tidak dapat
2
diterapkan dalam semua proses pembelajaran. Oleh karena itu, observasi perlu
akan digunakan.
variasi model pembelajaran yang aktif dan menyenangkan siswa akan mudah
merasa jenuh. Disamping diperolehnya sikap siswa yang kurang berperan aktif dan
jenuh dalam menjalani proses pembelajaran diperoleh juga hasil belajar mata
yang cenderung masih rendah, seperti siswa bermain smartphone ketika guru
aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan KBM, dan siswa lebih menyukai
pembelajaran praktik.
pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian tindakan kelas ini ini adalah
psikomotorik yang banyak. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk
3
Dasar Elektromekanik Kelas X SMK N 1 Miri Sragen melalui model pembelajaran
B. Rumusan Tindakan
sebagai berikut.
C. Pemecahan Masalah
1. Keaktifan siswa dalam penelitian ini adalah peran aktif dalam kegiatan belajar
adalah 3.8 dan 3.9, sedangkan kompetensi dasar untuk keterampilan adalah
D. Tujuan Penelitian
4
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
belajar.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dick & Carey dalam Abdul Gafur (2012:76) menjelaskan bahwa proses
belajar akan lebih berhasil bila siswa berpartisipasi secara aktif dengan melakukan
praktik atau latihan secara langsung relevan atau berkaitan dengan kompetensi
dari segi proses dan hasil proses pembelajaran. Dari segi proses, pembelajaran
(75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial, dalam
Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-
Keaktifan belajar siswa dapat dilihat melalui indikator yang muncul saat
proses kegiatan belajar. Terdapat berbagai jenis kegiatan yang dilakukan siswa di
dalam proses pembelajaran, menurut Paul D. Derich (Oemar Hamalik, 2008: 172-
173) keaktifan terdiri dari beberapa macam, antara lain sebagai berikut.
a. Kegiatan-kegiatan Visual
6
b. Kegiatan-kegiatan Lisan (Oral)
c. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan
d. Kegiatan-kegiatan Menulis
e. Kegiatan-kegiatan Menggambar
f. Kegiatan-kegiatan Metrik
g. Kegiatan-kegiatan Mental
h. Kegiatan-kegiatan Emosional
merasa bosan, dll. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua
7
Di sisi lain Nana Sudjana (2014: 61) menjelaskan bahwa penilaian proses
pembelajaran pada ranah keaktifan siswa dapat dilihat dalam beberapa hal,
sebagai berikut:
Menurut Warsono & Hariyanto (2014: 9) peran siswa dalam CBSA dapat
relevan;
8
seperti menganalisa, membuat sintesis, melakukan evaluasi, dan membuat
prediksi;
tersedia atau dibawanya sendiri dari rumah sebagai hasil improvisasinya, karena
telah diberitahu sebelumnya oleh guru tentang jenis pembelajaran apa yang
h. Berupaya menilai proses dan hasil belajarnya sendiri, walau tidak secara formal.
persoalan, dan (7) mencatat rangkuman materi. Ketujuh indikator keaktifan belajar
siswa tersebut dijadikan tolak ukur penilaian keaktifan belajar siswa mata pelajaran
salah satu paket keahlian tersebut adalah Teknik Ketenagalistrikan. Pada paket
Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pendingin dan Tata Udara, Teknik
pada Kurikulm 2013 merupakan mata pelajaran dasar program keahlian pada
setiap
9
kompetensi keahlian dibawah paket keahlian Teknik Ketenagalistrikan.
Kurikulum 2013 mencakup empat aspek, yaitu (1) aspek kompetensi sikap
sikap sosial (KI-2) yaitu, “Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Instalasi
10
kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. (2) Menunjukkan
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
pengawasan langsung.
merupakan cara ilmiah yang sistematis dan bersifat siklus digunakan untuk
Sedangkan menurut Saur Tampubolon (2013: 19) berpendapat bahwa PTK adalah
11
pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan model pembelajaran
inovatif untuk memecahkan masalah yang dialami oleh pendiddik dan peserta
didik.
kegiatan yang kompleks. William N Bender (2012: 7), juga menyatakan bahwa
Project Based Learning adalah pembelajaran yang menarik karena dalam tugas
yang diberikan banyak dihubungkan dengan masalah yang ada di dunia nyata.
Menurut BIE (Ngalimun, 2013: 185) pembelajaran berbasis proyek adalah model
masalah dan tugas-tugas bermakna lainnya, memberi bekerja siswa secara otonom
a. Kelebihan
1) Dapat merombak pola pikir siswa dari yang sempit mejadi lebih luas dan
dalam kehidupan.
12
2) Melalui model ini, siswa dibina untuk membiasakan diri menerapkan
b. Kelemahan
1) Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
3) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan siswa, cukup
yang akan dilakukan. Rencana proyek ditentukan oleh siswa sendiri mengacu
13
c. Membuat Jadwal
kegiatan pembelajaran. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline
(3) mengarahkan siswa agar merencanakan cara yang baru; (4) mengarahkan
siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek; dan
(5) meminta siswa untuk memberi alasan tentang cara yang dipilih.
e. Menilai Hasil
yang sudah dicapai, dan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
f. Refleksi
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Aktivitas refleksi dilakukan secara
Penelitian yang relevan dapat digunakan sebagai acuan dan referensi dalam
melakukan penelitian. Penelitian yang relevan tersebut antara lain sebagai berikut:
14
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yanuar Eko Saputra dengan judul “Penerapan
Keaktifan dan Hasil Belajar Perekayasaan Sistem Kontrol Siswa Kelas XII EI 3
tindakan kelas dengan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.
project based learning (PjBL) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
Ratarata keaktifan belajar Perekayasaan Sistem Kontrol pada pra siklus hanya
menjadi 59,19% dan pada siklus II meningkat menjadi 79,4 %. Rata-hasil belajar
pada siklus I adalah 71,28 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,89.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan model
PDE, persentase peningkatan siswa yang lulus dalam aspek afektif pada siklus
15
peningkatan siswa yang lulus dalam aspek kognitif pada siklus I dan siklus II
bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I keaktifan belajar siswa
siswa sebesar 65,52%, siklus II sebesar 84,62% ,dan siklus III sebesar 93,55%.
psikomotorik siswa sebesar 87,92%, siklus II sebesar 88,19%, dan siklus III
sebesar 86,39%. Penelitian dihentikan pada siklus III karena ketiga tujuan
16
C. Kerangka Pikir
Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat seperti pada Gambar 1
berikut.
pembelajaran yang variatif dan tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
mudah jenuh mengikuti pelajaran, ketika kondisi siswa jenuh pelajaran yang
disampaikan akan sulit ditangkap oleh siswa. Ketika siswa sulit menangkap materi
yang disampaikan guru maka akan berpengaruh pada hasil belajar, hal tersebut
dibuktikan dengan diperolehnya hasil belajar siswa yang kurang atau belum
17
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan
penerapan model pembelajaran di dalam kelas yang lebih variasi untuk mengatasi
prinsip utama (central) dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan
produk karya siswa bernilai, dan realistik (Ngalimun, 2013: 185). Dengan
diharapkan siswa yang sebelumnya kurang aktif akan menjadi lebih aktif.
pembelajaran atau dari segi ranah afektif (keaktifan). Penelitian akan dikatakan
berhasil jika hasil data dari keaktifan siswa memenuhi indikator yang sudah
direncanakan.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
(PTK). Jenis penelitian ini dipilih karena dinilai dapat meningkatkan kompetensi
tindakan kelas mempunyai banyak model yang dapat diterapkan. Pada penelitian
ini model yang digunakan mengacu desain penelitian milik P (1988). Desain
penelitian tindakan kelas milik Kemmis & Mc Taggart memiliki empat proses
penelitian, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan, dan refleksi. Untuk proses
tindakan dan observasi pada desain penelitian oleh Kemmis & Mc Taggart
dikerjakan secara bersamaan. Desain penelitian oleh Kemmis & Mc Taggart dapat
19
B. Setting Penelitian dan Latar Belakang Subyek Penelitian
kelas X SMK 1 Miri Sragen pada tahun ajaran 2019/2020. Waktu penelitian
komponen mekanik.
C. Subjek Penelitian
(TITL). SMK N 1 Miri Sragen memiliki dua kelas kompetensi keahlian TITL yaitu
X TITL 1 dan X TITL 2. Pada penelitian ini subjek penelitian yang digunakan
adalah siswa kelas X TITL 1 yang sedang menempuh mata pelajaran Pekerjaan
20
Jadwal penelitian
Waktu
No Kegiatan Agustus September Oktober Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyus una n
1
Propos a l
Penga mbi l a n
2 Da ta
3 Ana l i s i s Da ta
Penyus una n
4 La pora n
Semi na r Ha s i l
5 Penel i ti a n
6 Pel a pora n
D. Prosedur Penelitian
sehingga jika dalam siklus pertama indikator keberhasilan belum tercapai maka
dilaksanakan siklus selanjutnya. Dalam setiap siklus PTK terdapat tiga tahapan
yaitu perencanaan (plan), tindakan (act) dan observasi (observe), dan refleksi
(reflect).
21
Pada tahapan perencanaan, meliputi penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan instrumen penelitian. Tahapan tindakan dan observasi hal
yang sudah direncanakan pada tahap pertama dilaksanakan, pada tahap kegiatan
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, yang dilakukan oeh peneliti adalah sebagai berikut:
2) Mengembangkan RPP mulai dari: (a) kompetensi inti, (b) kompetensi dasar, (c)
indeks pencapain kompetensi, (d) tujuan pembelajaran, (e) materi pokok, (f)
pembelajaran, (h) penilaian hasil belajar, dan (i) media, alat, bahan, dan sumber
22
b. Tahap Tindakan/Pelaksanaan
1) Kegiatan awal
a) Guru membuka pelajaran dengan salam, sapa, dan mendata kehadiran siswa.
2) Kegiatan Inti
mendorong siswa untuk melakukan suatu aktivitas. Tahap ini dilaksanakan pada
pertemuan pertama.
23
c) Membuat Jadwal
kegiatan pembelajaran. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline
(3) mengarahkan siswa agar merencanakan cara yang baru; (4) mengarahkan siswa
ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek; dan
(5) meminta siswa untuk memberi alasan tentang cara yang dipilih. Tahap ini
hambatan yang dihadapi siswa. Tahap ini dilaksanakan selama proyek berjalan
e) Menilai Hasil
yang sudah dicapai, dan menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi
f) Refleksi
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Aktivitas refleksi dilakukan secara
24
3) Kegiatan Penutup
guru memberikan post test untuk mengevaluasi hasil belajar KD 3.8 dan 4.8.
b. Peserta didik mengerjakan post test secara individu selama waktu yang sudah
ditentukan.
pertemuan berikutnya.
c. Tahap Pengamatan
(peneliti dan rekan peneliti) pada setiap pertemuan dengan mengisi setiap
d. Tahap Refleksi
yang terdapat pada siklus I. Kekurangan pada siklus I tersebut akan diperbaiki
2. Siklus II
Jika hasil keaktifan belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan maka dilanjutkan pada siklus II. Tahapan pada siklus II sama dengan
jika terdapat kekurangan atau kelemahan pada siklus sebelumnya. Kemudian jika
25
pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan maka siklus
Pada penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan data yang digunakan
antara lain:
1. Teknik Observasi
Observasi pada penelitian ini merupakan observasi berperan serta pasif karena
observer tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa dan tidak
melakukan interaksi sosial dengan siswa. Keterlibatan atau peran serta observer
terwujud dalam keberadaanya di lokasi kegiatan siswa. Selain itu observasi pada
penelitian ini juga termasuk observasi terbuka karena subjek atau siswa yang
diteliti tahu keberadaan observer dan menyadari adanya orang yang mengamati
apa yang subjek lakukan. Oleh karena itu teknik observasi pada penelitian ini
aspek keaktifan belajar siswa dan peningkatannya pada tiap siklus. Observer pada
penelitian ini berjumlah dua orang terdiri dari peneliti dan teman sejawat. Menurut
yaitu: catatan lapangan, daftar cek perilaku, daftar partisipan, dan skala rating.
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan sebagai pedoman observasi berupa
skala rating.
26
2. Teknik Dokumentasi
berperan untuk mengecek data yang telah didapat sebelumnya dan sebagai
Dokumen penelitian ini terdiri dari foto-foto kegiatan dan dokumen nilai.
Dokumen foto berguna sebagai bukti otentik tentang proses belajar mengajar yang
sedang berlangsung dan dokumen nilai digunakan untuk memperkuat nilai yang
sudah diperoleh peserta didik sehingga peneliti mendapat gambaran nyata hasil
F. Instrumen Penelitian
yaitu instrumen nontes. Instrumen nontes berupa skala rating keaktifan belajar
siswa.
digunakan untuk memandu observer dalam menentukan tingkat atau gradasi dari
suatu kegiatan. Pemilihan instrumen skala rating pada penelitian ini dikarenakan
observer dapat lebih cermat dalam mengamati ada tidaknya kejadian dan frekuensi
kejadian.
27
definisi konseptual atau konstruk yang akan diukur, (2)menentukan definisi
yang dikembangkan oleh Muhammad Luqman (2016: 58) pada penelitiannya yang
mengacu pada dasar teori yang ada. Kisi-kisi instrumen keaktifan belajar siswa
Menurut Wina Sanjaya (2013: 106), “… analisis data dalam PTK bisa dilakukan
dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.” Analisis ini digunakan agar
28
keaktifan belajar siswa diperoleh melalui skala rating dianalisis menggunakan
3. Menghitung persentase pada setiap rubrik atau indikator yang diamati dengan
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡𝐚𝐧
𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐭𝐚𝐬𝐞% = 𝐗 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
H. Indikator Keberhasilan
terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar
29
DAFTAR PUSTAKA
tidak diterbitkan.
Remaja Rosdakarya.
Presindo.
30
Paryanto. (2010).Penerapan Metode Pembelajaran Kolaboratif Tipe Group
Dasar. Jurnal Pendidikan Teknik dan Kejuruan (Vol. 19, No.2). Hlm. 174.
Graha Ilmu.
Warsono & Hariyanto. (2014). Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung:
31
120