Silakan dikerjakan sendiri, tanpa nyontek, dan cantumkan referensi yang menjadi
rujukan.
Selamat bekerja.
BMP Manajemen Sumber Daya Manusia, Yun Iswanto, Ardie Yusuf, edisi 2, modul 2, halaman 2.43-2.45
Para mahasiswa yang budiman, sebagai bahan diskusi Sesi 3, silakan menjelaskan faktor-faktor (minimal
dua) yang memengaruhi pertalian antara strategi dan perencanaan sumber daya manusia!
Silakan dikerjakan sendiri, tanpa nyontek, dan cantumkan referensi yang menjadi rujukan.
Selamat bekerja.
Menurut Noe, et al. (2000), ada empat level keterkaitan/integrasi antara fungsi sumber daya manusia
dengan fungsi manajemen stratejik. Keempat level keterkaitan tersebut digambarkan sebagai berikut
(Gambar 2.3).
a. Keterkaitan Administratif Ini merupakan level integrasi yang paling rendah. Pada level ini perhatian
fungsi sumber daya manusia difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Eksekutif sumber daya manusia tidak
memiliki waktu atau kesempatan mengambil strategi isu-isu sumber daya manusia keluar. Di sini ada
fungsi perencanaan bisnis stratejik perusahaan, tetapi tanpa masukan apapun dari departemen sumber
daya manusia. Dengan demikian, pada level integrasi ini, departemen sumber daya manusia terpisah
secara sempurna dari komponen proses manajemen stratejik apa pun baik pada formulasi stratejik
maupun pada implementasi stratejik. Departemen sumber daya manusia hanya melakukan pekerjaan-
pekerjaan adminsitratif yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan bisnis inti perusahaan.
b. Keterkaitan Satu Arah (One-Way) Pada pertalian level ini, fungsi perencanaan bisnis stratejik
perusahaan mengembangkan rencana stratejik dan kemudian mereka informasikan mengenai rencana
tersebut kepada fungsi sumber daya manusia. Banyak yang percaya bahwa pada level ini ada yang
melaksanakan manajemen sumber daya manusia stratejik, yaitu peran fungsi sumber daya manusia
mendesain sistem dan/atau program yang mengimplementasikan rencana stratejik. Walaupun pada
keterkaitan satu arah ini mengakui pentingnya sumber daya manusia dalam mengimplementasikan
rencana stratejik, namun integrasi ini menghindarkan perusahaan untuk mempertimbangkan isu-isu
sumber daya manusia ketika menyusun formulasi rencana stratejik. Pada level integrasi ini sering
menghasilkan rencana stratejik yang perusahaan tidak bisa mengimplementasikan secara berhasil.
c. Keterkaitan Dua Arah (Two-Way) Pada keterkaitan dua arah ini mengijinkan adanya pertimbangan isu-
isu sumber daya manusia selama proses formulasi strategi. Integrasi ini terjadi dalam tiga langkah
berurutan. Pertama, tim perencana stratejik menginformasikan kepada fungsi sumber daya manusia
mengenai berbagai macam strategi yang sedang dipertimbangkan oleh perusahaan. Kemudian eksekutif
sumber daya manusia menganalisis implikasi sumber daya manusia dari berbagai macam strategi
tersebut dan mengemukakan hasil analisis tersebut kepada tim perencana stratejik. Akhirnya, setelah
keputusan stratejik diambil perencana stratejik mengirimkannya kepada eksekutif sumber daya manusia
yang akan mengembangkan programnya untuk mengimplementasikan putusan stratejik tersebut. Fungsi
perencana stratejik dan fungsi sumber daya manusia saling ketergantungan dalam keterkaitan dua arah
ini.
d. Keterkaitan Integratif Keterkaitan integratif adalah pertalian yang dinamis dan banyak segi dan
berbasis pada kontinyuitas daripada interaksi sekuensial. Dalam banyak kasus, eksekutif sumber daya
manusia merupakan anggota integral dari tim manajemen senior. Perusahaan dengan keterkaitan
integratif memiliki fungsi sumber daya manusia yang telah menyatu dengan proses formulasi dan
implementasi strategi. Dengan demikian dalam manajemen sumber daya manusia stratejik, fungsi
sumber daya manusia terlibat baik dalam proses formulasi maupun implemetasi strategi. Eksekutif
sumber daya manusia memberi informasi mengenai kapabilitas sumber daya manusia perusahaan
kepada perencana stratejik dan kapabilitas tersebut biasanya merupakan fungsi langsung dari praktik-
praktik sumber daya manusia. Informasi tentang kapabilitas sumber daya manusia tersebut membantu
manajer puncak dalam memilih strategi terbaik, karena mereka dapat mempertimbangkan mengenai
seberapa baik masing-masing alternatif stratejik akan dapat diimplementasikan. Sekali pilihan stratejik
ditentukan, maka peran sumber daya manusia berubah ke pengembangan dan penyelarasan praktek-
praktek sumber daya manusia yang akan memberi perusahaan karyawan-karyawan yang memiliki
keahlian yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi.
Sumber : Materi pokok manajemen sumber daya manusia; 1 – 9/ EKMA4214/ 3 sks/ Yun Iswanto, Adie
Yusuf. -- Cet.13; Ed.2 --. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2019.