Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

RS BHAKTI MULIA
TAHUN 2022

RUMAH SAKIT BHAKTI MULIA


2022
BAB I
PENDAHULUAN

Resistensi mikroba terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba,


antimicrobial resistance, AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia,
dengan berbagai dampak merugikan dapat menurunkan mutu pelayanan
kesehatan. Muncul dan berkembangnya resistensi antimikroba terjadi karena
tekanan seleksi (selection pressure) yang sangat berhubungan dengan
penggunaan, sedangkan proses penyebaran dapat dihambat dengan cara
mengendalikan infeksi secara optimal.
Resistensi antimikroba yang dimaksud adalah resistensi terhadap antimikroba
yang efektif untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus, dan
parasit. Bakteri adalah penyebab infeksi terbanyak maka penggunaan antibakteri
yang dimakasud adalah penggunaan antibiotik. Intensitas penggunaan antibiotik
yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan global bagi kesehatan
terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik.Selain berdampak pada morbiditas
dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan sosial yang
sangat tinggi.Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat
laun juga berkembang di lingkungan masyarakat, khususnya Streptococus
pneumoniae (SP), Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli.
Melalui penggunaan antibiotik yang rasional dan bijak merupakan salah satu
upaya peningkatan mutu pelayanan dalam program pencegahan pengendalian
infeksi dan program pengendalian resistensi antimikroba.

I. LATAR BELAKANG
Beberapa kuman resisten antibiotik sudah banyak ditemukan di seluruh dunia,
yaitu Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA), Vancomycin-
Resistant Enterococci (VRE), Penicillin-ResistantPneumococci, Klabsiella
pneumoniae yang menghasilkan Extended-Spectrum Beta-Laktamase (ESBL),
Carbapenem-Resistant Acinetobacterbaumannii dan Multiresistant
Mycobacterium tuberculosis (Guzman-Blanco et al.2000; Stevenson et al.
2005). Kuman resisten antibiotik
tersebut terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan
kewaspadaan standar (standard precaution) yang tidak benar di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) terbukti
dari 2494 individu di masyarakat, 43% Escherechia coli resisten terhadap
berbagai jenis antibiotik atara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan
klorampenikol (25%).Hasil penelitihan 781 pasien yang di rawat di di dapatkan
81% Escherichia coli resisten terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu ampisilin
(73%), kotrimoksazol (56%), kloramfenikol (43%), ciprofloxacin (22%), dan
gentamisin (18%).
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Idonesia No. 40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, pada bagian kedua perihal Jaminan kesehatan
maka di butuhkan suatu pedoman pengobatan Antibotik sebagai pedoman
pendukung Formularium Nasional yang dapat di gunakan sebagai acuan pada dan
fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman berupa formularium nasional
untuk menjamin ketersediaan dan akses terhadap obat serta menjamin
kerasionalan penggunaan obat yang aman, bermanfaat dan bermutu bagi
masyarakat.
Maka dari itu untuk penggunaaan antibiotika secara bijak dan peningkatan
mutu seoptimal mungkin perlu adanya program pengendalian resistensi
antimikroba di secara continue oleh Komite PPRA dan Komite PPI

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan, meminimalkan, mencegah kejadian resistensi terhadap
antimikroba dan meningkatkan penggunaan antibiotik yang bijak pada pasien di
BLUD RSUD Palabuhanratu.

2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan data dasar penggunaan antibiotik pada pasien di RS Bhakti
Mulia.
b. Menurunkan terjadinya resistensi antimikroba di RS Bhakti Mulia
c. Mengidentifikasi secara dini kejadian luar biasa (KLB) kuman infeksi di
RS Bhakti Mulia
d. Terwujudnya penggunaan antibiotik secara bijak di RS Bhakti Mulia
e. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program pengendalian resistensi
antimikroba dan program pencegahan pengendalian infeksi di RS Bhakti
Mulia
f. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan di RS Bhakti
Mulia

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Program pengendalian resistensi antimikroba di RS Bhakti Mulia,
meliputi:
1. Penyusunan program pengendalian resistensi antimikroba tahun 2022
oleh Komite PPRA
2. Melakukan evaluasi program pengendalian resistensi anti mikroba
( PPRA )
3. Inventarisasi kebutuhan sarana prasarana yang di butuhkan di tahun
2022 untuk PPRA
4. Persiapan SDM dengan mengirim pelatihan / workshop / seminar /
inhouse training tentang PPRA
5. Menetapkan pilot project pelaksanaan PPRA dan penanggung jawab tim
pelaksana pilot project
6. Menentukan batasan atau kriteria pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan kultur
7. Pengumpulan data penggunaan antibiotika pada tahun 2022
8. Mengumpulkan hasil kultur pasien pada tahun 2022 dan pemeriksaan
swab peralatan di ruangan untuk mengetahui kuman yang ada di ruangan
tersebut
9. Sosialisasi program pengendalian resistensi antimikroba RS Bhakti
Mulia
10. Melakukan evaluasi hasil pengumpulan peta kuman dan penggunaan
antibiotika secara berkala
11. Penyusunan pedoman / panduan, SPO dan kebijakan yang berkaitan
dengan pengendalian resistensi antimikroba antara lain:
a. Panduan praktek klinik penyakit infeksi
b. Panduan penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi
c. Panduan pengelolaan spesimen mikrobiologi
d. Panduan pemeriksaan dan pelaporan hasil mikrobiologi
e. Panduan/pedoman PPI,KLB danSurveilan
12. Membuat indikator mutu program pengendalian resistensi antimikroba
13. Sosialisasi dan pemberlakuan pedoman/panduan/SPO penggunaan
antibiotik
14. Melakukan monitoring dan Evaluasi secara berkala terhadap:
a. Laporan pola mikroba dan kepekaannya
b. Pola penggunaan antibiotik secara kuantitas dan kualitas
c. Kepatuhan penggunaan antibiotik terhadap kebijakan dan panduan di
d. Penerapan kewaspadaan standar
e. Surveilans kasus infeksi yang disebabkan mikroba multiresisten
f. Cohorting/isolasi bagi pasien infeksi yang disebabkan mikroba
multiresisten
15. Membuat lapooran kepada Direktur RS Bhakti Mulia, untuk perbaikan
kebijakan, pedoman/panduan, SPO, dan rekomendasi perluasan
penerapan PPRA
16. Mengajukan rencana kegiatan dan anggaran tahunan PPRA kepada
Direktur

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Melakukan rapat Tim PPRA RS Bhakti Mulia
2. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam pelaksanankan
program pengendalian resistensi antimikroba
3. Mengirim pelatihan / workshop / seminar PPRA bagi semua anggota
komite PPRA
4. Melakukan sosialisasi program pengendalian resistensi antimikroba dan
pemberlakuan pedoman / panduan, kebijakan, SPO, penggunaan
antibiotika
5. Selama penerapan pilot project jika ditemukan kasus infeksi sulit /
kompleks maka dilaksanakan forum kajian kasus terintegrasi
6. Melakukan pemeriksaan swab kultur peralatan untuk mengetahui dan
membandingkan hasil kuman diruangan tersebut
7. Melakukan pengumpulan data dasar kasus yang di ikuti selama
penerapan dan dicatat dalam form lembar pengumpul data
8. Melakukan monitoring untuk kepatuhan pelaksanaan program
pengendalian resistensi antimikroba
9. Melakukan pengolahan dan menganalisis data yang meliputi: data pola
penggunaan antibiotik, kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik, pola
mikroba, dan pola resistensi
10. Menyajikan data hasil pilot project dan dipresentasikan di rapat jajaran
direksi
11. Melakukan pembaharuan panduan penggunaan antibiotik berdasarkan
hasil penerapan PPRA
12. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi program pengendalian
resistensi antimikroba kepada Direktur
13. Mengajukan rencana kegitan dan anggaran tahunan PPRA kepada
Direktur.

V. SASARAN
Sasaran kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba RS Bhakti
Mulia, meliputi:
1. Seluruh Anggota komite PPRA RS Bhakti Mulia
2. Seluruh pihak manajemen yang terkait RS Bhakti Mulia
3. Seluruh pelaksana pelayanan kesehatan yang terkait (klinisi, perawat,
farmasi, laboratorium)
VI. ANGGARAN
Untuk kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba RS Bhakti
Mulia ini di bebankan kepada anggaran belanja
VIII. JADWAL KEGIATAN

BULAN (TAHUN 2022) PENANGGUNG


NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JAWAB
Rapat Tim PPRA RS Bhakti Mulia TIM PPRA
1

Menyusun program pengendalian TIM PPRA


2 resistensi antimikroba

koordinasi dengan pihak terkait dalam TIM PPRA


3 melaksanankan program pengendalian
resistensi antimikroba
Inventarisasi dan pemenuhan kebutuhan TIM PPRA
4 sarana prasarana untuk pengendalian
antimikroba
Melakukan Surveilance penggunaan TIM PPRA
5 antibiotika di ruangan untuk antibiotika
profilaksis, ISK, Pneumonia
Persiapan SDM terkait program PPRA WS/ WS/ WS/ TIM PPRA
melalui pendidikan dan pelatihan / semi semi semi
6
workshop PPRA untuk seluruh anggota nar nar nar
komite PPRA
Menetapkan pilotproject TIM PPRA
7 pelaksanaan PPRA dan penanggung
jawab tim pelaksana pilot project
Menentukan batasan atau kriteria pasien TIM PPRA
8 yang akan dilakukan pemeriksaan kultur

Pengumpulan data penggunaan TIM PPRA


9 antibiotika tahun 2019

Penyusunan TIM PPRA


pedoman,panduan,kebijakan,SPO
10
terkait pengendalian resistensi
antimikroba
11 Membuat indikator mutu program
pengendalian resistensi antimikroba
TIM PPRA
Sosialisasi program pengendalian
12 antimikroba dan pemberlakuan
kebijakan, panduan, pedoman, SPO

TIM PPRA
Melakukan forum kajian kasus
(Dilakukan 6 bulan
13 terintergrasi untuk kasus infeksi yang
sulit sekali atau
insidental)
Melakukan pengumpulan data dasar TIM PPRA
kasus yang di ikuti selama penerapan
14 dan dicatat dalam form lembar
pengumpul data

Melakukan monitoring untuk kepatuhan TIM PPRA


15 pelaksanaan program pengendalian
resistensi antimikroba
Melakukan pengolahan dan TIM PPRA
menganalisis data yang meliputi: data
16 pola penggunaan antibiotic profilaksis,
definitif, empiric secara kuantitas dan
kualitas
Melaporkan hasil monitoring dan TIM PPRA
evaluasi program pengendalian
17
resistensi antimikroba kepada Direktur

Mengajukan rencana kegiatan dan TIM PPRA


anggaran tahunan PPRA kepada
18
Direktur.
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikroba
dilakukan oleh Komite PPRA dan komite PPI RS Bhakti Mulia, dan
mengkoordinasikan kepada kepala bidang pelayanan medis dan keperawatan
kemudian membuat laporan kepada direktur.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Semua hasil kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba
dicatat pada catatan harian dan catatan bulanan.
2. Pelaporan dan hasil evaluasi dilakukan tiap bulan,empat bulan,semester
dan tahunan kepada KPPRA, KPPI dan di koordinasikan kepada kepala
bidang pelayanan medis dan keperawatan kemudian dilaporkan kepada
direktur RS Bhakti Mulia.

Ketua Komite PPRA

dr. Bhanu Sp.PD

Anda mungkin juga menyukai