Anda di halaman 1dari 20

Dibalik Kerjasama Nuklir AS-India

Disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Hubungan Internasional di Amerika Dosen:
Gilang Nur Alam, S.IP., M.Sc

Oleh : Rahadian Achmad Nugraha 170210090014

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mengingat India adalah negara yang potensial karena memiliki sumber uranium yang sangat kaya tidak heran apabila India ini mampu menghasilkan banyak nuklir yang diperkirakan memiliki 40-50 nuklir, dan pada tahun 2014 akan membuka 14 reaktor nuklir yang bertujuan untuk pemeriksaan Internasional. Setelah

diberlakukannya NPT tahun 1974 India melakukan percobaan terhadap alat nuklir damai, kemudian di tahun 1998 India kembali mencoba hulu ledak termasuk sebuah alat termonuklirnya dan pada bulan Juli 2005 India secara resmi diakui AS sebagai negara dengan teknologi nuklir maju yang bertanggung jawab, yang kemudian setelahnya AS menawarkan kerjasama nuklir dengan India.

123 agreements adalah salah satu bentuk kerjasama Amerika dalam pemanfaatan energi nuklir. Dalam hal ini India dipercaya oleh Amerika sebagai partnernya dalam kerjasama di bidang nuklir ini. Permasalahannya mengapa pemerintah AS melakukan kesepakatan kerjasama pemanfaatan energy nuklir dengan India? Permasalahan tersebut kemudian diteliti dengan sebuah rancangan penelitian yang memadukan peringkat analisis negara bangsa, kesepakatan kerjasama pemanfaatan energi nuklir AS-India sebagai unit analisis dan pertimbangan logis pemerintah AS baik dari pihak eksekutif maupun dari pihak legislatif dalam memutuskan kerjasama dalam bidang pemanfaatan energi nuklir dengan India sebagai unit yang mempengaruhi. Apabila

dilihat dari kerangka pemikiran realis, konsep pengambilan keputusan kebijakan luar negeri AS, kepentingan nasional AS sehingga ditemukan hipotesis yang memuat pertimbangan logis pemerintah AS dalam kesempatan kerjasama pemanfaatan energi nuklir antara AS dan India. Hal ini terlihat saat mantan Presiden Bush mengeluarkan kebijakan yang bertujuan untuk memperbaiki hubunbgan bilateral antara AS-India dengan pencabutan sanksi yang dikenakan berdasarkan ketentuan The 1994 Nuclear Poliferation Act pada tahun 2001 terkait dengan tes nuklir India pada Mei 1998 hingga pada tahun 2008 sebagai titk nyata kesepakatan kerjasama nuklir AS dengan India yang telah diratifikasi oleh Kongres Amerika Serikat dan disetujui untuk masuk dalam UU Amerika Serikat, ditemukan bukti konsederasi pemerintah AS baik eksekutif dan legislatif dalam kesepakatan kerjasama pemanfaatna energi nuklir AS-India. Pemerintah AS memerlukan kesepakatan kerjasama nuklir dengan India dikarenakan menurut mantan Presiden Bush yang berasumsi bahwa melakukan kesepakatan kerjasama dalam bidang nuklir dengan India merupakan suatu keuntungan bagi AS demikian pula menurut Kongres AS selaku pemerintah legislatif yang berasumsi sama demikian.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Program Nuklir India India adalah negara yang memiliki kemampuan nuklir yang baik dan program nuklir tersebut sudah teruji sejak 1974, nuklir pertama yang mereka ledakan diberi nama The Smilling Budha. Kemudian India melanjutkan eksperimen eksperimen lainnya dengan tujuan damai, seperti pembuatan PLTN, teknologi radiasi dalam hal medis, yang kemudian ada beberapa aplikasinya nya yang diterapkan di bidang pertanian dan industri. Selain itu program nuklir ini juga diterapkan di bidang militer dalam bentuk senjata senjata nuklir yang digunakan sebagai strategi deterrence (penangkalan). Pada tahun 1998 India melakukan percobaan lagi, kali ini pecobaan itu dinamakan operasi Shakti, karena adanya kesalahan maka India pun menerima sanksi dari dewan keamanan yang pada saat itu AS yang memberi India sanksi. Sanksi tersebut berlaku sampai tahun 2005 setelah akhirnya tercapai kesepakatan antara India dan AS dalam program nuklir.

2.2 Maksud dibalik Kerjasama AS terhadap Program Nuklir India Motif dari AS terhadap program nuklir India ini melalui kerjasama di bidang nuklir yang akan membantu mempererat kerjasama antara India dan AS dalam bidang energi. India merupakan negara dengan konsumen energi terbesar kelima di dunia. Pemenuhan energi India pada awalnya 70% bergantung pada bahan bakar fossil.

Dengan membuat reaktor nuklir dan AS yang berperan sebagai fasilitator yang menganjurkan bagaimana menggunakan nuklir dengan baik dan diharapkan membuat hubungan kedua belah negara menjadi harmonis. Melalui kerjasama ini akan membuaka peluang pasar baru yang penting bagi ekonomi AS dengan melakukan investasi dalam industri nuklir India. AS dapat membuka pasar baru bagi ekspor bahan bakar nuklir ke India, sehingga meningkatkan hubungan ekspor impor antara kedua negara. Hal ini pun sangan membantu India dalam kerjasama di bidang lingkungan. Perlu diketahui bahwa India menghasilkan hamper 70% energi listriknya dari batubara yang merupakan salah satu sumber polusi yang dapat merusak lingkungan. Dengan kerjasama ini maka india dapat mengurangi emisi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Kerjasama ini pun membantu AS untuk mencegah India membuat senjata pemusnah massal. India telah menyelenggarakan energi nuklir untuk hal damai yang positif seperti kepentingan sipil, medis, industri, pertanian dan militer. Yang membuat AS takut disini apabila India memiliki senjata nuklir, AS takut dengan keberadaan senjata tersebut keamanan nasionalnya akan terancam.

Menurut kongres AS terdapat beberapa pengertian arti sebah kerjasama nuklir antara AS dengan India, yaitu antara lain1

http://www.fas.org/sgp/crs/nuke/RL33561.pdf

1. Mencegah adanya perkembangan senjata nuklir dan senjata pemusnah masal. 2. Pemenuhan Non Poliferity Treat dan verifikasinya menjadi kunci pokok bagi kebijakan non-poliferasi AS. 3. NPT menjadi suatu perjanjian yang penting dalam pencegahan pengadaan senjata nuklir untuk memelihara situasi keamanan internasioanal yang stabil. 4. AS memastikan bahwa negara-negara yang belum menandatangani NPT bertanggung jawab atas teknologi nuklir yang mereka kembangkan. 5. Dalam NPT, AS mengatur syara-syarat bagi suatu negara yang ingin mengembangkan teknologi nuklir, antara lain ; y Negara tersebut telah menunjukan perilaku yang bertanggung jawab berkenaan dengan kebijakan non poliferasi teknologi senjata nuklir. y Negara tersebut memiliki pemerintahan yang demokratis dan memiliki kebijakan luar negeri yang tidak bertentangan dengan AS dan bersedia bekerjasama dengan negara lain. y Kerjasama tersebut memungkinkan suatu negara untuk

meminimalisir pengembangan senjata nuklir mereka. y Kerjasama tersebut akan mempengaruhi suatu negara untuk memberikan dukungan politis dan material yang lebih besar terhadap AS, misalkan menghukum negara-negara yang

mendukung terorisme dan negara-negara yang mempunyai senjata pemusnah massal. 6. AS perlu melanjutkan kebijakan kerjasamanya dengan India dan Pakistan. 7. Adanya hubungan bilateral tersebut merupakan kepentingan nasional dari AS. 8. Dengan adanya hubungan bilateral antara AS dan India yang merupakan negara demokratis akan meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi. 9. Kerjasama di bidang teknologi nuklir sipil antara AS dan India mempunyai dampak positif bagi India khususnya negara-negara lain pada umumnya. 10. Perdangangan tersebut akan mengakibatkan perubahan kebijakan AS dalam perdagangan dengan negara-negara yang tidak menandatangani NPT. 11. Perdagangan dalam energi nuklir sipil dengan India oleh AS dan negaranegara lain harus dicapai dalam rangka memperkecil resiko dari perkembangan nuklir dan mencegah perlombaan senjata di kawasan regional. 12. AS tidak menginginkan jika India mengekspor berbagai macam teknologi nuklir ke negara lain. Jika hal tersebut dilanggar maka perjanjian tersebut akan digagalkan.

2.3 Persetujuan Kerjasama dari India Dan India pun menanggap positif langkah AS. Energi nuklir akan memungkinkan india untuk memenuhi dua tantangannya yaitu keamanan energy dan kelestarian lingkungan, hal ini juga akan meiliki spin-off besar bagi pengembangan industry, baik negeri maupun swasta. 123 agreements antara AS-India akan mengakhiri rezim penolakan teknologi terhadap india yang telah berada selama tiga decade dan mengakhiri isolasi nuklir India, ini akan membukan pintu bagi India untuk bekerjasama nuklir sipil sebagai mitra sejajar dengan AS. Diantaranya dengan mengesahkan Program Nuklir India dan Persetujuan 123 Agreements dengan AS2 : 1. Meningkatnya kebutuhan energi Untuk negara berkembang seperti kita salah satu yang paling kendala penting pada pertumbuhan ekonomi kita adalah ketersediaan energi. Konsumsi listrik di India sangat rendah karena sebagian besar rakyat kita tidak memiliki akses ke kekuasaan. Sebagai perekonomian berkembang dan pendapatan kami naik, permintaan untuk listrik dan bentuk-bentuk energi lainnya akan meningkat. Petani kami tahu bahwa selama bertahun-tahun tuntutan mereka untuk energi sudah naik. Petani kita membutuhkan tenaga untuk pompa mereka set untuk mengairi ladang mereka. Banyak usaha pertanian sekarang mendapatkan mekanik dan mesin ini membutuhkan listrik. Rumah tangga pedesaan membutuhkan listrik. Pemerintah telah melakukan dirinya di bawah Bharat Nirman dan Rajiv Gandhi Vidyutikaran yojana untuk memastikan konektivitas listrik yang lengkap di seluruh negeri.

http://pmindia.nic.in/India%E2%80%99s%20Nuclear%20Energy%20Programme%20and%20the123%20agreement.pdf

Tapi itu adalah kenyataan disayangkan bahwa kami tidak dapat memenuhi permintaan. Sebagian besar rakyat kita masih hidup di desa-desa tanpa listrik reguler dan dapat diandalkan. Kota kami juga akan kelaparan kekuasaan. Kebanyakan jhuggi-jhompris tidak memiliki kekuatan pasokan sama sekali. Bahkan ketika sambungan listrik ada, kebanyakan orang dilecehkan oleh pemadaman listrik dan pelepasan beban. Oleh karena itu, tantangan utama di depan kita adalah untuk meningkatkan pasokan listrik di negara ini. Akan memungkinkan setiap orang dari rumah tangga kami untuk menjadi menyala, itu akan memungkinkan anak-anak kita untuk belajar di bawah pencahayaan yang tepat di rumah dan di sekolah, itu akan memungkinkan para petani kita, pengrajin dan pekerja untuk menggunakan energi sebagai alat produksi, melainkan akan mengaktifkan semua dari kita untuk menggunakan peralatan listrik yang membuat hidup lebih mudah untuk hidup dan, itu akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan industri dan infrastruktur yang lebih baik dan lebih transportasi publik yang efisien.

2.

Strategi Meningkatkan Power Supply. Pemerintah kami telah bekerja keras untuk meningkatkan pasokan listrik di negara. Ada banyak sumber pasokan energi. Cara yang paling umum dari pembangkit listrik telah pembakaran batubara (tenaga panas), menekan aliran alami sungai (listrik hidro) dan gas alam dan minyak bumi terbakar. Batubara, gas dan minyak semua sumber daya yang tidak terbarukan. Selain itu, pembakaran batu bara dan minyak memiliki

efek yang merugikan pada lingkungan dan berkontribusi terhadap polusi dan pemanasan global. Hydro-power yang bersih tetapi tidak selalu hijau karena bendungan besar dapat menghancurkan habitat alam kita dan menggantikan orang. Ilmu pengetahuan modern telah memungkinkan kita untuk memanfaatkan energi dari sumber daya alam terbarukan seperti angin, bio-gas dan energi surya. Namun, masih terbatas dalam lingkup dan potensi mereka. Ke depan kami berharap untuk menghasilkan daya yang lebih dari sumber-sumber. Untuk mengembangkan teknologi baru dan terjangkau untuk memanfaatkan sumber-sumber energi, dan mengembangkan teknologi baru batubara bersih, kita harus berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan serta mencari kerjasama internasional.

3.

Pentingnya Energi Nuklir Ilmu pengetahuan modern telah juga membantu kami menemukan sumber energi baru yang bersih dan terbarukan. Ini adalah energi nuklir. Pertama kami Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru awal diakui bahwa teknologi nuklir menawarkan potensi yang sangat besar bagi pembangunan ekonomi, terutama untuk negara berkembang bercita-cita untuk melompati celah teknologi yang dibawa oleh tahun panjang eksploitasi kolonial. Program nuklir India adat didirikan untuk mengatasi tantangan keamanan energi dan mencapai kemandirian dan kemerdekaan teknologi.

4. Energi Nuklir juga Energi Bersih Kebanyakan ilmuwan setuju pencemaran yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini dapat melukai produksi pertanian dan merugikan

semua makhluk hidup di planet kita. Kita harus, karena itu, mengurangi polusi yang menyebabkan pemanasan global. Hal ini membutuhkan sumber energi yang ramah lingkungan - energi bersih dan hijau. Setiap sarana produksi listrik melibatkan beberapa sampah dan bahaya lingkungan. Industri nuklir adalah unik karena merupakan industri energi hanya memproduksi yang telah mengambil tanggung jawab penuh untuk pembuangan semua limbah dan memenuhi biaya penuh untuk melakukannya. Energi nuklir juga tidak berkontribusi pada pemanasan global. Juga biaya bahan bakar untuk stasiun tenaga nuklir sangat jauh lebih sedikit dibandingkan untuk batubara setara berbahan bakar pembangkit listrik. Listrik dari reaktor nuklir di berbagai daerah bersaing dengan listrik yang dihasilkan dari batubara, bahkan setelah memberikan pengelolaan dan pembuangan limbah radioaktif dan dekomisioning reaktor. Jadi, energi nuklir akan menjadi bersih dan terjangkau sumber energy. Saat ini, hanya 3% dari kebutuhan energi India terpenuhi dari sumber nuklir. India berencana untuk memproduksi 20.000 MWe dari sektor nuklir pada tahun 2020, meningkat dari tingkat yang sangat rendah dari 3.700 Mwe saat ini. Peningkatan pangsa tenaga nuklir dalam bauran energi India akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon dari India. Banyak negara secara aktif mengembangkan tenaga nuklir. Ini adalah kepentingan tertentu untuk ekonomi berkembang pesat dan padat penduduknya seperti China dan India. Tidak ada negara ingin terlalu tergantung pada sumber energi tunggal. Oleh karena itu, bukan pertanyaan batubara, hidro atau nuklir tetapi kita perlu suatu kombinasi dari berbagai sumber energi terbarukan untuk menjamin keamanan energi kita di tahun-tahun mendatang.

Ilmuwan nuklir India juga ingin berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian global sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dapat berkembang. Ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir memiliki diterapkan tinggi dalam bidang kedokteran, dalam iradiasi dan penyimpanan makanan. Energi nuklir akan memungkinkan kita untuk memenuhi tantangan kembar keamanan energi dan kelestarian lingkungan. Hal ini juga akan memiliki spin-off besar bagi pengembangan industri kita, baik negeri maupun swasta. 123 agreements antara India dan Amerika Serikat akan mengakhiri rezim penolakan teknologi terhadap India yang telah berada di tempat selama tiga dekade dan mengakhiri isolasi nuklir India. Ini akan membuka pintu bagi India untuk bekerja sama nuklir sipil sebagai mitra sejajar dengan Amerika Serikat dan seluruh dunia.

5. India-AS Perjanjian bilateral operasi sipil nuklir India perlu diimpor uranium untuk secara cepat mengembangkan kapasitasnya untuk menghasilkan energi nuklir. Selama kunjungan Perdana Menteri Manmohan Singh ke AS pada bulan Juli 2005, kedua negara - India dan Amerika Serikat - ditangguhkan dialog terus-menerus terhadap dimulainya kembali operasi nuklir sipil. Dialog ini telah dimulai pada harihari Pandit Jawaharlal Nehru tetapi telah dibekukan sejak tahun 1974, ketika India melakukan ledakan nuklir damai. Mantan Presiden George Bush mengatakan kepada Perdana Menteri bahwa ia akan bekerja untuk mencapai kerjasama penuh energi nuklir sipil dengan India karena menyadari tujuan mempromosikan tenaga nuklir dan mencapai keamanan energi.

Bush juga akan mencari kesepakatan dari Kongres Amerika Serikat untuk menyesuaikan undang-undang AS dan kebijakan, dan Amerika Serikat akan bekerja dengan teman dan sekutu untuk menyesuaikan rezim internasional untuk mengaktifkan kerja sama penuh energi nuklir sipil dan perdagangan dengan India. Untuk bagian kita, Pemerintah kita timbal balik sepakat akan menanggung tanggung jawab yang sama dan praktek dan memperoleh manfaat yang sama dan keuntungan sebagai negara terkemuka lain dengan teknologi nuklir maju, seperti Amerika Serikat. Timbal-balik, India setuju untuk memberikan jaminan bahwa pasokan nuklir untuk tujuan sipil tidak akan dialihkan untuk program strategis nya. Berdasarkan konsep ini, pada bulan Maret 2006, selama kunjungan mantan Presiden Bush ke India, Rencana Pemisahan telah disetujui oleh kedua belah pihak yang menurutnya, India setuju untuk mengidentifikasi dan di bawah perlindungan IAEA 14 dari 22 nya reaktor tenaga panas antara 2006-14 secara bertahap. Dalam rangka untuk dapat masuk ke seperti kerjasama dengan India, Administrasi AS dicari dan diperoleh dari Kongres AS pengecualian legislatif dari ketentuan dalam Pasal 123 dari Atom Energi AS Undang-Undang tahun 1954 yang membutuhkan perlindungan lingkup penuh sebagai Kondisi untuk operasi sipil nuklir. Sebuah undang-undang memungkinkan, yang disebut UU Hyde, disahkan di Kongres AS pada Desember 2006, untuk memungkinkan Pemerintah AS untuk bekerja sama dengan India. Undang-undang Hyde hanya hukum AS. Hal ini tidak mengikat di India. Kita telah memasuki hanya Perjanjian bilateral dengan Amerika Serikat, yang disebut "Perjanjian Kerjasama Antara Pemerintah India dan Pemerintah Amerika Serikat tentang Pemanfaatan Energi Nuklir Damai."

Perjanjian ini tidak pada biaya (i) otonomi program strategis nuklir kami, (ii) adat kami tiga Tahap Program Nuklir, dan (iii) penelitian dan pengembangan kegiatan. Pemerintah kami tetap berkomitmen untuk semua.

6. bentuk utama dari 123 agreements y Perjanjian tersebut bisa menjadi kontributor besar bagi keamanan energi kita. Untuk India sangat penting bahwa kita menjaga laju pertumbuhan ekonomi kita saat ini dari 8 sampai 10 persen per tahun jika kita ingin mencapai tujuan pemberantasan kemiskinan. Kekurangan pasokan energi merupakan salah satu kendala utama pada mempercepat laju pertumbuhan India. Kami sedang mencoba untuk memperluas semua bentuk produksi energi dalam cara yang menangani kekhawatiran tentang lingkungan. Energi nuklir merupakan pilihan yang logis dalam konteks ini dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar untuk campuran energi secara keseluruhan. Saat ini sahamnya hanya sekitar 3%. Kami memiliki program ambisius untuk meningkatkan energi nuklir kami kapasitas pembangkitan menjadi 20.000 MWe pada tahun 2020 dan dua kali ini dengan 2030. Sementara negeri kita tiga program tahap terus, menggunakan sumber daya uranium kita sendiri, Perjanjian ini, dengan menambahkan kapasitas tambahan dengan cepat, akan membantu kita untuk mencapai target yang segera. y Perjanjian ini juga membuka pintu bagi kerjasama dalam energi nuklir sipil dengan negara lain. Kita sudah berdiskusi dengan Perancis dan Rusia yang sama perjanjian kerjasama bilateral mengenai energi nuklir sipil. Setelah NSG yang mengadopsi

pengecualian untuk Pedoman yang kami berharap dapat mengoperasionalkan semua perjanjian. y Perjanjian tersebut menempatkan India dalam kategori khusus sebagai "Negara yang memiliki teknologi nuklir maju", seperti Amerika Serikat, dengan kedua belah pihak "mempunyai manfaat yang sama dan keuntungan". y Perjanjian mengatur kerjasama energi nuklir sipil penuh yang meliputi reaktor nuklir dan aspek dari siklus bahan bakar nuklir, termasuk yang terkait pengayaan dan pemrosesan kembali. y Perjanjian mengatur perdagangan nuklir, pengalihan bahan nuklir, peralatan, komponen, dan teknologi yang terkait dan untuk kerjasama dalam kegiatan daur bahan bakar nuklir. y Perjanjian tersebut memuat refleksi penuh 2006 jaminan pasokan 2 Maret, keterkaitan untuk perlindungan selama-lamanya dan penyisihan langkah-langkah perbaikan jika terjadi gangguan pasokan bahan bakar. y Perjanjian mengatur pengembangan cadangan strategis bahan bakar nuklir untuk menjaga terhadap gangguan pasokan selama masa reaktor India. y Perjanjian mengatur penerapan perlindungan IAEA untuk bahan ditransfer dan peralatan. Tidak ada ketentuan yang mewajibkan pemeriksaan program senjata nuklir kami atau fasilitas nuklir yang tidak aman bagi pertahanan/keamanan. y Perjanjian secara eksplisit menyatakan bahwa hal itu tidak akan mempengaruhi fasilitas penjagaan yang tidak aman salah satu pihak dan bahwa hal itu harus dilaksanakan dalam rupa sehingga tidak menghalangi atau mengganggu dengan

fasilitas nuklir militer atau bahan nuklir yang dihasilkan, diperoleh atau dikembangkan independen dari Perjanjian ini. y Perjanjian hibah persetujuan untuk memproses ulang bahan nuklir, transfer material nuklir dan produk-produknya. Untuk membawa berlaku, India akan membangun fasilitas pengolahan ulang nasional untuk memproses ulang bahan nuklir dijaga. Konsultasi tentang pengaturan dan prosedur akan dimulai dalam enam bulan dari permintaan oleh salah satu pihak dan akan diputuskan dalam waktu satu tahun. y 123 agreements tidak mempengaruhi hak India melakukan uji coba nuklir dengan cara apapun.

7. 123 tidak akan merugikan program senjata nuklir Sampai saat ini instalasi nuklir India belum dipisahkan antara program militer dan sipil. Jadi, ketika uji coba nuklir dilakukan pada tahun 1974, keyakinan bahwa ini adalah dipicu oleh bahan bakar nuklir disediakan untuk energi nuklir sipil menyebabkan sanksi yang dijatuhkan terhadap India. Hal ini mengakibatkan penolakan teknologi, bahan fossil dan dukungan yang terkait untuk program nuklir kami. Pertama kami pembangkit tenaga nuklir di Tarapur, dibangun dengan bantuan AS dan berdasarkan pasokan uranium AS, lumpuh tanpa pasokan uranium. Itu adalah satu set besar kembali ke program Tahap 3 seperti yang dikenakan pembatasan impor produk-produk teknologi tinggi, diberi akses ke Uranium dari AS dan negara-negara lain, transfer teknologi nuklir dilarang - reaktor, pengolahan dll AS, Jepang dan beberapa negara lain yang dikenakan sanksi ekonomi dan keuangan - menarik

bantuan bilateral dan dukungan terbatas dari lembaga keuangan multilateral seperti World Bank dan IMF.

Kebijakan nuklir kami telah ditandai dengan menahan diri dan transparansi. India telah mempertahankan kontrol ekspor efektif pada bahan nuklir serta teknologi yang terkait walaupun kita tidak satu pihak dalam NPT maupun anggota Pemasok Nuklir 'Group. India berkomitmen untuk non-proliferasi dan mempertahankan kontrol ekspor yang ketat untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran indigenously dikembangkan kita know-how dan teknologi. Bahkan, melakukan India dalam hal ini telah lebih baik dari beberapa pihak negara ke Perjanjian Non Proliferasi Nuklir. India memiliki tidak melanggar perjanjian internasional dan catatan pada nonproliferasi telah bercacat. Setelah tes nuklir pada tahun 1998, Pemerintah bekerja terhadap negara-negara kembali terlibat seperti Amerika Serikat untuk mengakhiri isolasi nuklir India, proyek itu sendiri berhak sebagai negara dengan teknologi nuklir maju dan bekerja menuju kerjasama internasional yang lebih besar di bidang teknologi tinggi dan memulai langkah-langkah untuk melakukan pergi dengan rezim teknologi penyangkalan. Pentingnya 123 agreements adalah bahwa hal itu memungkinkan kita untuk mengembangkan program energi nuklir sipil kami tanpa menghambat dengan cara apapun strategis program senjata nuklir kami. 123 agreements tidak berhenti India dari meneruskan lebih lanjut dengan program strategis nuklir nya, yang akan tetap terpisah, adat-nya tiga program panggung, dan R independen nya nuklir & D.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Zaman sekarang , energi merupakan isu yang sudah menjadi nadi bagi suatu negara. Keberadaan fossil sebagai sumber pemenuhan energi semakin lama semakin langka dan efek fossil tersebut juga sangat nyata kita rasakan, antara lain terjadinya polusi yang mengakibatkan global warming. Di sini nuklir muncul sebagai alternatif energy yang dapat menggantikan bahan bakar fossil. Keberadaan nuklir sangatlah bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan energi suatu negara, apabila digunakan dengan semestinya dan untuk tujuan damai. Karena apabila energi nuklir ini disalahgunakan akan menjadi senjata berbahaya yang menimbulkan kewaspadaan yang tinggi. AS sebagai negara super power yang juga sebagai dewan keamanan PBB merasa perlu turun pada kasus nuklir India ini, dan AS menyatakan dukungannya atas program yang dijalankan India. Dapat dilihat terdapat berbagai motif yang melatarbelakangi persetujuan ini, antara lain motif ekonomi dan national security. Kerjasama AS dan india terjalin atas dasar mutualisme. Dalam segi ekonomi, dengan melakukan investasi dalam industri nuklir India. AS dapat membuka pasar baru bagi ekspor bahan bakar nuklir ke India, sehingga meningkatkan hubungan ekspor impor antara kedua negara. Hal ini pun sangan membantu India dalam kerjasama di bidang lingkungan. Perlu diketahui bahwa India menghasilkan hamper 70% energi listriknya dari batubara

yang merupakan salah satu sumber polusi yang dapat merusak lingkungan. Dengan kerjasama ini maka india dapat mengurangi emisi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Disini India juga diuntungkan dengan mendapatkan pengetahuan bagaimana mengolah nuklir yang baik, sementara AS sendiri mendapat akses untuk mengawasi program energi nuklir India agar tidak disalahgunakan menjadi senjata pemusnah massal.

Daftar Pustaka http://www.fas.org/sgp/crs/nuke/RL33561.pdf http://pmindia.nic.in/India%E2%80%99s%20Nuclear%20Energy%20Programme%2 0and%20the123%20agreement.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/India http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_dengan_senjata_nuklir

Anda mungkin juga menyukai