Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DOSEN PENGAMPU :
NS. H. ABDUL KADIR HASAN, S.ST., M.Kes
PEMBIMBING KLINIK :
Ns. MAYAMASITOH, S.Kep
DISUSUN OLEH
A. DEFiNISI
Stroke Hemoragik adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di
sekitar atau di dalam otak, sehingga suplai darah ke jaringan otak akan tersumbat. Darah yang pecah bisa
membanjiri jaringan otak yang ada disekitarnya, sehingga fungsi otak akan terganggu. (Kanggeraldo et al,
2018).Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke yang
disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir secara
semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan kelumpuhan.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa stroke hemoragik adalah salah satu jenis stroke
yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah di otak sehingga darah tidak dapat mengalir
secara semestinya yang menyebabkan otak mengalami hipoksia dan berakhir dengan
kelumpuhan.
B. ETIOLOGI
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi
1. Aneurisma Berry, biasanya defek kongenital.
2. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis. Atherosklerosis adalah mengerasnya
pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan
3. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4. Malformasi arteriovenous, adalah pembuluh darah yang mempunyai bentuk abnormal,
terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri, sehingga darah arteri langsung
masuk vena, menyebabkan mudah pecah dan menimbulkan perdarahan otak.
5. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
STROKE HEMORAGIK
B. KOMPLIKASI
Stroke hemoragik dapat menyebabkan
1. Infark Serebri
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif
3. Fistula caroticocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal
C. PENATALAKSANAAN MEDIS STROKE HEMORAGIK
Penatalaksanaan untuk stroke hemoragik, antara lain:
1. Menurunkan kerusakan iskemik cerebral
Infark cerebral terdapat kehilangan secara mantap inti central jaringan otak, sekitar
daerah itu mungkin ada jaringan yang masih bisa diselematkan, tindakan awal difokuskan
untuk menyelematkan sebanyak mungkin area iskemik dengan memberikan O2, glukosa
dan aliran darah yang adekuat dengan mengontrol / memperbaiki disritmia (irama dan
frekuensi) serta tekanan darah.
2. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK
Dengan meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala yang berlebihan,
pemberian dexamethason.
3. Pengobatan
a. Anti koagulan: Heparin untuk menurunkan kecederungan perdarahan pada fase
akut.
b. Obat anti trombotik: Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa
trombolitik/emobolik.
c. Diuretika : untuk menurunkan edema serebral
4. Penatalaksanaan Pembedahan
Endarterektomi karotis dilakukan untuk memeperbaiki peredaran darahotak. Penderita
yang menjalani tindakan ini seringkali juga menderita beberapa penyulit seperti
hipertensi, diabetes dan penyakit kardiovaskular yang luas. Tindakan ini dilakukan
dengan anestesi umum sehingga saluran pernafasan dan kontrol ventilasi yang baik dapat
dipertahankan.
Riwayat penyakit jantung (penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial),
polisitemia.
b. Data obyektif:
1) Hipertensi arterial
2) Disritmia, perubahan EKG
3) Pulsasi : kemungkinan bervariasi
4) Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
a. Data Subyektif:
b. Data obyektif:
1) Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
2) Kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
a. Data Subyektif:
1) Inkontinensia, anuria
2) Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak adanya suara usus (ileus paralitik)
5. Makan/ minum
a. Data Subyektif:
1) Nafsu makan hilang
2) Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
3) Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
4) Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
b. Data obyektif:
1) Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
2) Obesitas ( faktor resiko )
6. Sensori neural
a. Data Subyektif:
1) Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
2) Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
3) Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
4) Penglihatan berkurang
5) Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi
yang sama )
6) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
b. Data obyektif:
1) Status mental : koma biasanya menandai stadium perdarahan, gangguan tingkah laku (seperti:
letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
2) Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman tangan
tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )
3) Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
4) Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata-
kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global / kombinasi dari keduanya.
5) Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, pendengaran, stimuli taktil
6) Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
7) Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
a. Data Subyektif:
b. Data Obyektif:
Tanda:
Keperawatan Hasil
1 2 3
Bersihan Jalan Setelahdiberikan a. Manajemen jalan nafas
Nafas Tidak
tindakan keperawatan 1) Observasi
Efektif
diharapkan bersihan jalan
a) Monitor bunyi
berhubungan
napas teratasi, dengan kriteria
nafas tambahan
dengan sekresi
hasil :
b) Monitor sputum
yang tertahan
ditandai dengan a. Batuk efektif 2) Terapeutik
sputum berlebih. meningkat
a) Lakukan penghisapan
b. Produksi sputum
lendir pada jalan nafas
menurun
c. Mengi dan wheezing c) Berikan oksigen
menurun
3) Edukasi
d. Dyspnea
a) Anjurkan asupan cairan 2000
menurun
ml/hari, jika tidak kontraindikasi
e. Ortopnea menurun
4) Kolaborasi
f. Sulit bicara
menurun a) Kolaborasipemberian
g. Sianosis bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
menurun
3) Edukasi
L. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini merupakan membandingkan hasil yang telah dicapai setelah proses
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan dan
kriteria hasil evaluasi yang telah diharapkan dapat terapai. Proses evaluasi dalam
asuhan keperawatan di dokumentasikan dalam SOAP (subjektif, objektif, assesment,
planing ). (Bararah & Jauhar, 2013).
a. Subjektif yaitu respon evaluasi tertutup yang tampak hanya pada pasien yang
mengalami dan hanya dapat dijelaskan serta diverifikasi oleh pasien tersebut. Pada
pasien HIV/AIDS dengan defisit nutrisi diharapkan pasien mengatakan tidak cepat
kenyang setelah makan, kram/nyeri abdomen menurun, nafsu makan meningkat.
b. Objektif yaitu respon evaluasi yang dapat dideteksi, diukur, dan diperiksa menurut
standar yang diterima melalui pengamatan, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
medis lainnya. Pada pasien HIV/AIDS dengan defisit nutrisi diharapkan berat
badan tidak menurun, bising usus normal, otot pengunyah normal, otot menelan
normal, membran mukosa tidak pucat lagi, sariawan menurun, serum albumin
normal (3,5-4,5 mg/dl), diare menurun.
c. Assessment adalah proses evaluasi untuk menentukan telah tercapainya hasil yang
diharapkan. Ketika menentukan apakah hasil telah tercapai, perawat dapat
menarik satu dari tiga kemungkinan yaitu tujuan tercapai, tujuan tercapai
sebagian, tujuan tidak tercapai.
d. Planning adalah penilaian tentang pencapaian tujuan untuk menentukan rencana
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan assessment.
DAFTAR PUSTAKA
Kanggeraldo, et al. 2018. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta :
Salemba Medika
Tim Pokja PPNI, 2018. SDKI, SLKI, SIKI. Edisi 1. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI