KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI --------------------------------------------------------------------------- iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------
B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHASAN
1. Gerakan Kerjasama dan Instrumen Internasional pencegahanKorupsi --------------------
2. Gerakan organisasi internasional -----------------------------------------
a. Perserikatan Bangsa–Bangsa ------------------------------------------
b. Bank Dunia ----------------------------------------------------------------
c. OECD ----------------------------------------------------------------------
d. Masyarakat uni eropa --------------------------------------------------
3. Gerakan Lembaga Swadaya Internasional (NGOs) -------------------
a. Transparency international---------------------------------------------
b. TIRI -------------------------------------------------------------------------
4. Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi --------------------------
a. UNCAC --------------------------------------------------------------------
b. Converention on bribery of foreign public official in interna-Tional bussiness transaction
--------------------------------------------
5. Kerjasama Internasional oleh KPK --------------------------------------
6. pencegahan korupsi : belajar dari negara lain --------------------------
BAB III : PENUTUP -----------------------------------------------------------------
1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------
2. Saran --------------------------------------------------------------------------
A. Latar Belakang
Pada dasarnya seseorang yang berada di dalam wilayah suatu negara secaraotomatis
harus tunduk pada ketentuan–ketentuan yang berlaku di dalam wilayahnegara tersebut.
hal ini berlaku pada setiap negara tidak terkecuali indonesia.Setiap tindakan yang
dianggap melanggar hukum akan diberikan sanksi sesuaidengan ketetapaan dan
ketentuan perundang–undangan yang berlaku. Mulai darihukum pidana maupun hukum
perdata.Masalahh korupsi adalah salah satu yang sudah sangat lama terjadi
dalammasyarakat. Pada umumnya tindakan korupsi terjadi pada orang–orang
yangberpengaruh atau pejabat. Maka tidaklah mengherankan jika korupsi banyakterjadi
di lingkungan birokrasi pemerintah yang mempunyai peran penitng untukmemutuskan
sesuatu seperti dalam pemberian izin ataupun pemberian
proyekpemerintah.Kriminalisasi terhadap tindak pidana Korupsi mempunyai alasan
yangsangat kuat sebab kejahatan tersebut tidak lagi dipandang sebagai
kejahatankonvensional, melainkan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime)
karena dapat berpotensi merugikan berbagai dimensi kepentingan. Secara internasional
tindak pidana korupsi dalam jumlah yang signifikan dapatmenimbulkan ancaman
terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat, dapatmerusak lembaga dan nilai–nilai
demokrasi, nilai–nilai etika dan keadilan,bersikap diskriminatif dan merongrong etika dan
kempetisi bisnis yang jujur,mencederai berkelanjutan dan tegeknya hukum.Selanjutnya
secara empiris terbukti bahwa kemungkinan keterkaitan antarasuap (Korupsi) dan bentuk
kejahatan lain, khususnya kejahatan terorganisasi(Terorisme, perdagangan orang,
penyelundupan migran gelap dan lain–lain) dankejahatan ekonomi termasuk tindak
pidana pencucian uang, yang menempatkantindak pidana korupsi termasuk suap sebagai
salah satu kejahatan yang menghasilkan atau merupakan sumber dana yang bisa dicuci (predicate
crime). Dengan kemajuan yang relatif cukup signifikan di bidang substansi danstruktur
hukum, hanya sedikit masyarakat yang menyadari pentingnyapemberantasan KKN. Hal ini
karena berkaitan dengan budaya hukum dan kualitasmoral manusiannya, berupa
pandangan, sikap, persepsi, perilaku dan bahkanfalsafah dari para anggota masyarakat
yang kontraproduktif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil rumusan masalah :
1. Apa saja gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukanpemerintah baik di
tingkat regional maupun internasional?
2. Organisasi internasional apa saja yang ikut mencegah dan memberantaskorupsi ?
3. Instrumen pencegahan korupsi seperti apa yang dibuat untuk pencegahankorupsi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja gerakan pencegahan dan pemberantasan korupsi yang
dilakukanpemerintah baik di tingkat regional maupun internasional
2. Untuk menegtahui rganisasi internasional apa saja yang ikut mencegah dan
memberantaskorupsi
3. Untuk mengetahui nstrumen pencegahan korupsi seperti apa yang dibuat untuk
pencegahankorupsi
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk pendekatan dari atas atau top-down dilakukan dengan melaksanakan reformasi di
segala bidang baik hukum, politik, ekonomi maupun administrasipemeritahan. Corruption is a
symptom of a weak state and weak institution, sehingga harus ditangani dengan cara melakukan
reformasi di segala bidang. Pendidikan Anti Korupsi adalah salah satu strategi atau
pendekatan bottom-up yang dikembangkan oleh World Bank untuk meningkatkan kesadaran
masyarakatakan bahaya korupsi.
3. Gerakan Lembaga Swadaya Internasional (NGOs)
a. Transparency Internasional
adalah sebuah organisasi internasional non-pemerintah yang memantau dan
mempublikasikan hasil-hasil penelitian mengenaikorupsi yang dilakukan oleh korporasi
dan korupsi politik di tingkat internasional.
Setiap tahunnya TI menerbitkan Indeks Persepsi Korupsi serta daftar perbandingan
korupsi di negara-negara di seluruh dunia. TI berkantor pusat diBerlin, Jerman, didirikan
pada sekitar bulan Mei 1993 melalui inisiatif PeterEigen, seorang mantan direktur
regional Bank Dunia (World Bank ). Pada tahun1995, TI mengembangkan Indeks Persepsi
Korupsi (Corruption Perception Index). CPI membuat peringkat tentang prevalensi korupsi di
berbagai negara, berdasarkan survei yang dilakukan terhadap pelaku bisnis dan opini
masyarakat yang diterbitkan setiap tahun dan dilakukan hampir di 200 negara di dunia.
CPI disusun dengan memberi nilai atau score pada negara-negara mengenai tingkat
korupsi dengan range nilai antara 1-10. Nilai 10 adalah nilai yang tertinggi dan terbaik
sedangkan semakin rendah nilainya, negara dianggap atau ditempatkan sebagai negara-
negara yang tinggi angka korupsinya. CPI yang dikeluarkan oleh TI memang cukup banyak
menuai kritik terutama karena dinilai lemah dalam metodologi dan dianggap
memperlakukan negara-negara berkembang dengan tidak adil, serta mempermalukan
pemerintah negara-negara yang disurvey. Namun di lain pihak, TI juga banyak dipuji
karena telah berupaya untuk melakukan survey dalam menyoroti korupsi yang terjadi
dibanyak negara. Pada tahun 1999, TI mulai menerbitkan Bribe Payer Index (BPI) yang
memberi peringkat negara-negara sesuai dengan prevalensi perusahaan-perusahaan
multinasional yang menawarkan suap. Misi utama TI adalahmenciptakan perubahan
menuju dunia yang bebas korupsi. TI tidak secara aktifmenginvestigasi kasus-kasus
korupsi individual, namun hanya menjadi fasilitatordalam memperjuangkan tata
pemerintahan yang baik di tingkat internasional.Hasil survey yang dilakukan oleh Transparency
International, karena diumumkan
pada publik, diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kesadaranmasyarakat
terhadap bahaya korupsi.
b. TIRI
TIRI (Making Integrity Work ) adalah sebuah organisasi independent internasional
non pemerintah yang memiliki head-office di London, United Kingdom dan memiliki
kantor perwakilan di beberapa negara termasuk Jakarta. TIRI didirikan dengan keyakinan
bahwa dengan integritas, kesempatan besar untuk perbaikan dalam pembangunan
berkelanjutan dan merata di seluruh dunia akan dapat tercapai. Misi dari TIRI adalah
memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang adil dan berkelanjutan dengan mendukung
pengembangan integritas di seluruh dunia. TIRI berperan sebagai katalis dan inkubator
untukinovasi baru dan pengembangan jaringan. Organisasi ini bekerja dengan
pemerintah, kalangan bisnis, akademisi dan masyarakat sipil, melakukan sharing Keahlian
dan wawasan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan praktis yang
diperlukan untuk mengatasi korupsi dan mempromosikan integritas. TIRI memfokuskan
perhatiannya pada pencarian hubungan sebab akibat antara kemiskinan dan tata
pemerintahan yang buruk. Selain di Jakarta, TIRI memiliki kantor perwakilan di Jerusalem,
dan Ramallah, juga memiliki pekerja tetap yang berkedudukan di Amman, Bishkek,
Nairobi and Yerevan.
Salah satu program yang dilakukan TIRI adalah dengan membuat jejaring dengan
universitas untuk mengembangkan kurikulum Pendidikan Integritasdan/atau Pendidikan
Anti Korupsi di perguruan tinggi. Jaringan ini di Indonesia disingkat dengan nama I-IEN yang
kepanjangannya adalah Indonesian-Integrity Education Network. TIRI berkeyakinan bahwa
dengan mengembangkan kurikulum Pendidikan Integritas dan/atau Pendidikan Anti
Korupsi, mahasiswa dapat mengetahui bahaya laten korupsi bagi masa depan bangsa.
4. Instrumen Internasional Pencegahan Korupsi
a. United Nations Convention Against Corruption (UNCAC)
Salah satu instrumen internasional yang sangat penting dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan korupsi adalah United Nations Convention against Corruption yang telah
ditandatangani oleh lebih dari 140 negara. Penandatanganan pertama kali dilakukan di
konvensi internasional yang diselenggarakan di Mérida, Yucatán, Mexico, pada tanggal
31 Oktober 2003. Beberapa hal penting yang diatur dalam konvensi adalah :
1. Masalah PencegahanTindak pidana korupsi dapat diberantas melalui Badan Peradilan.
Namunmenurut konvensi ini, salah satu hal yang terpenting dan utama adalah masalah
pencegahan korupsi. Bab yang terpenting dalam konvensi didedikasikan untuk pencegahan
korupsi dengan mempertimbangkansektor publik maupun sektor privat (swasta). Salah
satunya dengan mengembangkan model kebijakan preventif seperti:
-pembentukan badan anti-korupsi.
-peningkatan transparansi dalam pembiayaan kampanye untuk pemiludan partai politik.
-promosi terhadap efisiensi dan transparansi pelayanan public.
-rekrutmen atau penerimaan pelayan publik (pegawai negeri)
dilakukanberdasarkan prestasi.
-adanya kode etik yang ditujukan bagi pelayan publik (pegawai negeri)dan mereka
harus tunduk pada kode etik tersebut.
-transparansi dan akuntabilitas keuangan public.
-penerapan tindakan indisipliner dan pidana bagi pegawai negeri yang korup.
-dibuatnya persyaratan-persyaratan khusus terutama pada sektor public yang sangat
rawan seperti badan peradilan dan sektor pengadaan public.
-promosi dan pemberlakuan standar pelayanan public. Untuk pencegahan korupsi yang
efektif, perlu upaya dan keikutsertaan dariseluruh komponen masyarakat.
-seruan kepada negara-negara untuk secara aktif mempromosikanketerlibatan
organisasi non-pemerintah (LSM/NGOs) yang berbasismasyarakat, serta unsurunsur lain
dari civil society.
-peningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness terhadap korupsi termasuk
dampak buruk korupsi serta hal-hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat yang
mengetahui telah terjadi TP korupsi.
12.4 KERJASAMA INTERNASIONAL OLEH KOMISI PEMBERANTASANKORUPSI (KPK)Sebagai
lembaga independen yang berfungsi sebagai
trigger mechanism pemberantasan korupsi, KPK telah berupaya melakukan berbagai kerja
samainternasional. Dua bentuk kerjasama internasional yakni international assistance dan
international cooperation yang dilakukan oleh KPK adalah sebagai berikut :
a. International assistance
Merupakan bagian dari kerjasama internasional yang menjadi jembatan antarainvestigasi di
tingkat nasional dan interna-Sional (serves as a bridge between domestic And overseas
investigation) termasuk di da-lamnya asset recovery. Aktivitas yang dilak-ukan meliputi
pertukaran informasi, jointinvestigation, penangkapan dan penahananpelaku, pertukaran bukti
dan saksi, permintaanbantuan timbal balik, ektradisi, pengembalianserta perampasan aset
hasil tindak pidana korupsidan lain.
b. International coorperation
International coorperation yang dilakukan melalui law enforencementnetworks di seluruh dunia.
Baik sebagai negara pemohon atau termohonbantuan, KPK telah memiliki pengalaman dan
2.5 PENCEGAHAN KORUPSI : BELAJAR DARI NEGARA LAINIndia adalah salah satu negara
demokratis yang dapat dianggap cukupsukses memerangi korupsi. Meskipun korupsi masih
cukup banyak ditemui, daridaftar peringkat negaranegara yang disurvey oleh Transparency
Internasional (TI),India menempati ranking lebih baik daripada Indonesia. Pada tahun 2005,
darisurvey yang dilakukan oleh TI, 62% rakyat India percaya bahwa korupsi benar-benar ada
dan bahkan terasa dan dialami sendiri oleh masyarakat yang di-survey.Di India, Polisi
menduduki ranking pertama untuk lembaga yang terkorup diikutioleh Pengadilan dan
Lembaga Pertanahan. Dari survey TI, pada tahun 2007,India menempati peringkat 72 (sama
kedudukannya dengan China dan Brazil).Pada tahun yang sama, negara tetangga India
seperti Srilangka menempatiperingkat 94, Pakistan peringkat 138 dan Bangladesh peringkat
162. Pada tahun2007 tersebut, Indonesia menempati nomor 143 bersama-sama dengan
Gambia,Rusia dan Togo dari 180 negara yang di-survey. Peringkat yang cukup buruk
jikadibandingkan dengan India yang sama-sama negara berkembang.Oleh Krishna K.
Tummala dinyatakan bahwa secara teoretis korupsi yangbersifat endemik banyak terjadi di
negara yang masih berkembang atau LessDeveloped Countries (LDCs) yang disebabkan
karena beberapa hal yakni :
Salah satu unsur yang krusial dalam pemberantasan korupsi adalah perilakusosial yang
toleran terhadap korupsi. Sulit memang untuk memformulasiperilaku seperti kejujuran
dalam peraturan perundang-undangan. Kesulitan inibertambah karena sebanyak apapun
berbagai perilaku diatur dalam undang-undang, tidak akan banyak menolong selama
masyarakat masih bersikaplunak dan toleran terhadap korupsi.Kiranya kita dapat belajar
dari pemaparan tersebut, karena kondisiIndonesia dan India yang sama-sama negara
berkembang. Sulitnya, India telahberhasil menaikkan peringkat negaranya sampai pada
posisi yang cukup baik,sedangkan Indonesia, walaupun berangsur-angsur membaik, namun
peringkatnyamasih terus berada pada urut-urutan yang terbawah. Untuk selanjutnya
Tummalamenyatakan bahwa dengan melakukan pemberdayaan segenap komponenmasyarakat, India
terus optimis untuk memberantas korupsi.Selain India, salah satu lembaga pemberantasan korupsi
yang cukup suksesmemberantas korupsi adalah Independent Commission Against Corruption
(ICAC) di Hongkong. Tony Kwok, mantan komisaris ICAC (semacam KPK diHongkong),
menyatakan bahwa salah satu kunci sukses pemberantasan korupsiadalah adanya lembaga
antikorupsi yang berdedikasi, independen, dan bebas daripolitisasi. Sebagaimana awal
kelahiran KPK, lembaga ICAC juga mendapatkecaman luas dari masyarakat di Hong Kong.
Namun dengan dedikasi luar biasadan dengan melakukan kemitraan bersama masyarakat
akhirnya ICAC mampumelawan kejahatan korupsi secara signifikan. Faktor-faktor
keberhasilan yangdicapai oleh ICAC dalam melaksanakan misinya adalah sebagai lembaga yang
independen dia bertanggung jawab langsung pada kepala pemerintahan. Hal
inimenyebabkan ICAC bebas dari segala campur tangan pihak manapun pada saatmelakukan
penyelidikan suatu kasus. Prinsipnya pada saat lembaga ini mencurigaiadanya dugaan korupsi
maka langsung melaksanakan tugasnya tanpa ragu atautakut.ICAC memiliki kewenangan investigasi
luas, meliputi investigasi di sektorpemerintahan dan swasta, memeriksa rekening bank,
menyita dan menahanproperti yang diduga hasil dari korupsi, memeriksa saksi, menahan
dokumenperjalanan tersangka melakukan cegah tangkal agar tersangka tidak melarikan
dirikeluar negeri. ICAC merupakan lembaga pertama di dunia yang merekammenggunakan
video terhadap investigasi semua tersangka korupsi. Strategi yangditempuh ICAC Hongkong
dalam memberantas korupsi dijalankan melalui tigacabang kegiatan, yaitu penyelidikan,
pencegahan, dan pendidikan. Melaluipendidikan diharapkan masyarakat semakin paham
peran mereka bahwakeikutsertaan mereka dalam memerangi korupsi merupakan kunci
utamakeberhasilan pemberantasan korupsi.Sebenarnya ada banyak kesamaan antara KPK dan ICAC
di Hongkong.Perbedaannya adalah pada sistem perekrutan pimpinan dan
komisionernya.Dengan sistem perekrutan yang ada saat ini, KPK menurut Hibnu Nugroho
tidakmampu membebaskan diri dari politisasi. Dengan perbedaan yang tipis ini,ditambah
komitmen pemerintah yang tidak kompak dalam memandangpentingnya pemberantasan
korupsi, ternyata output-nya sangat jauh berbeda.Permasalahan perekrutan komisioner KPK
melalui fit and proper test di DPRmembuka kemungkinan masuknya kepentingan dan
politisasi. Penjaringanmelalui uji kelayakan di DPR pada satu sisi diharapkan mampu
menemukan sosokpejabat KPK yang tidak mudah grogi berhadapan dengan anggota DPR, namun disisi
lain munculnya lobi-lobi politik menjadi terbuka.Salah satu negara yang juga cukup menarik
untuk dipelajari adalah Cina.Walaupun diperintah dengan tangan besi oleh partai komunis,
Cina dapatdikatakan sukses memberantas korupsi. Negara lain di Asia yang bisa
dikatakansukses memerangi korupsi adalah Singapura dan Hongkong. Kedua
pemerintahnegara ini selama kurun waktu kurang lebih 50 tahun telah dapat
membuktikanpemberantasan korupsi dengan cara menghukum pelaku korupsi dengan
efektiftanpa memperhatikan status atau posisi seseorang.Di Indonesia,
dari pemeriksaan yang dilakukan Komisi PemberantasanKorupsi (KPK) selama kurun waktu 5
tahun, KPK telah 100% berhasilmenghukum atau memberikan pidana pada pelaku tindak
pidana korupsi. Bila dibandingkan dalam kurun waktu 20 tahun, Filipina dengan lembaga
Ombudsmanhanya berhasil menghukum segelintir pejabat saja.
BAB III : PENUTUP
3.1 KesimpulanMasyarakat internasional telah bersepakat bahwa korupsi adalah
tindakpidana yang berdampak sangat buruk bagi kelangsungan idup umat manusia.Gerakan atau
movement untuk memberantas korupsi telah banyak dilakukan olehmasyarakat
internasional. Demikian pula kerjasama yang dilakukan untukmemberantas korupsi dengan
menggunakan asas hubungan baik dan bantuanhukum timbal balik (mutual legal assistance). Dari
pemaparan sebelumnya,sebagai negara yang ikut menandatangani UNCAC, indonesia telah
melakukanberbagai upaya kerjasama dengan negara lain untuk memeberantas korupsi
baikdengan pembuatan MoU, pembuatan bilateral maupun multilateral treaty ataudengan
menjadi peserta aktif dalam berbagai forum internasional. Walapun masihada beberapa
kendala yang sering ditemui dalam melaksanakan bantuan timbalbalik dalam perkara
korupsi.3.2 SaranMakalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu untuk
menambahwawasan yang lebih luas lagi mohon membaca lebih banyak berita, buku, korandan lain
– lain yang memberikan informasi tambahan kepada pembaca. Kitasebagai mahasiswa
harus ikut ambil tahu terkait korupsi terutama yang merugikannegara secara besar
– besaran, karena kita juga merupakan penggerak. Jika tidaksekarang, kapan lagi?, jika
bukan kita, siapa lagi?.
Daftar Pustaka
S,Marsella Elwina, 2011
, pendidikan anti korupsi untuk perguruan tinggi
,Jakarta, kementerian pendidikan dan kebudayaan RI direktorat jendralpendidikan tinggi,
terbitan 1S,Marsella Elwina, 2013,
mutual legal assistance : kerjasama internasional pemberantasan korupsi
, Semarang, Fakultas hukum unika soegijapranata, jilid 42