Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIOFARMASETIKA - FARMAKOKINETIKA
NIM : 08061381823091
Kelas/Kelompok :A/4
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA
KECEPATAN DISOLUSI OBAT
I. TUJUAN
1. Melakukan uji disolusi terhadap sediaan obat.
2. Mengetahui pengaruh pH, viskositas dan ukuran partikel terhadap laju
disolusi obat.
3. Memahami konsep analisis disolusi obat.
B. BAHAN
1. Sediaan tablet konvensional, tablet salut, Secukupnya
dan kapsul
2. Tablet aspirin dan parasetamol Secukupnya
3. Aquadest, SIF, SGF Secukupnya
4. Buffer asetat 0,05 M pH 3; 4,5; dan 6 Secukupnya
5. Buffer fosfat pH 5,8 dalam air ; Secukupnya
6. Buffer fosfat pH 5,8 dalam metil selulosa ; Secukupnya
7. Buffer fosfat pH 5,8 dalam sirup simplex Secukupnya
8. Zat aktif murni (baku pembanding) Secukupnya
IV. CARA KERJA
1. Penetapan Kurva baku
dibuat
dibaca
Spektrofotometri
dilakukan
ditentukan
Ditimbang, dimasukkan
diletakkan
dimasukkan
dinyatakan
diambil
dikembalikan
diamati
Spektrofotometri
dihitung
direndam
Bejana
diuji
diambil
diganti
Disimpan
diencerkan
1 ml sampel ke dalam 5,10,20, atau 25 ml dengan buffer asetat
dalam tabung reaksi
dihitung
dihitung
didapat
didapat
ditempatkan;diuji
diambil
dikembalikan
diencerkan
dicampurkan
dibaca
ditempatkan;diuji
diambil
diganti;diambil
diencerkan
dihitung
Konsentrasi Abs
10 ppm 0,406
20 ppm 0,477
30 ppm 0,532
40 ppm 0,641
50 ppm 0,692
volume sampling = 5 mL
y = a + bx
a = 0,3288
b = 0,00736
r = 0,99
pH 3
Jumlah
Jumlah %
Men Replik Absorba total
Kadar terdisol fk pelepas AUC
it asi nsi terdisol
usi an
usi
0,270 0,00015
0 1 2,321 243,63 243,631 48,726 0
7 04
0,270 0,00150
2 2,32 243,45 243,453 48,69 0
5 3
0,267 0,00148
3 2,301 241,11 241,111 48,222 0
9 8
0,288 0,00310 251,2
5 1 2,453 259,74 259,743 51,95
6 1 5
0,288
2 2,451 259,47 0,00866 259,479 51,89 259,6
3
0,289 259,9
3 2,459 260,46 0,1027 260,47 52,09
4 5
240,2
10 1 2,132 0,245 220,5 0,02339 220,523 44,105
12
220,5
2 2,132 0,245 220,5 0,02475 220,52 44,104
2
0,246 221,1
3 2,143 221,85 0,02612 221,876 44,375
5 98
0,300
15 1 2,543 270,72 0,3030 271,023 54,205 246
8
0,305 273,1
2 2,577 274,95 0,3085 275,26 55,052
5 43
0,303 274,1
3 2,560 272,79 0,3140 273,104 54,62
1 12
0,242 736,9
30 1 2,111 217,89 0,3143 218,204 43,64
1 87
657,7
2 2,128 0,244 219,96 0,3198 220,279 44,055
1
0,242 658,8
3 2,117 218,61 0,3253 218,935 43,787
9 15
0,315 56,854 755,1
45 1 2,651 283,95 0,3234 284,273
5 6 12
0,315 853,0
2 2,652 284,087 0,3289 284,416 56,883
6 32
0,315 853,5
3 2,654 284,331 0,3344 284,665 56,93
9 9
0,341 890,4
60 1 2,840 307,076 0,3344 307,410 61,48
1 84
0,341 923,1
2 2,845 307,687 0,3399 308,027 61,605
87 52
0,341 923,7
3 2,843 307,443 0,3454 307,778 61,558
6 22
= 6000%
= 3166,194/6000 x 100%
= 52,77 %
pH 4,5
Jumlah
Jumlah %
Men Replik Absorba Kad total AU
terdisolu fk pelep
it asi nsi ar terdisolus C
si asan
i
0,28 259,019 0,00 250,0206 51,80
0 1 2,447 0
77 0 15 2 4
0,28 259,508 0,00 259,5097 51,90
2 2,451 0
83 1 16 5 2
0,28 259,630 0,00 259,6320 51,92
3 2,452 0
84 4 16 3 6
0,34 313,312 0,00 313,3160 62,66 286,
5 1 2,891
81 5 35 3 3 351
0,34 313,801 0,00 62,76 313,
2 2,895 313,8071
86 6 54 1 561
0,34 310,377 0,00 62,07 312,
3 2,867 310,3851
48 7 73 7 096
0,34 314,902 0,00 62,98 313,
10 1 2,904 314,9095
98 1 74 1 706
0,35 315,458 0,00 63,09 315,
2 2,911 315,4675
08 1 93 3 188
0,35 315,024 0,01 63,00 315,
3 2,905 315,0357
00 4 13 7 251
0,33 297,782 0,01 59,55 122,
15 1 2,764 297,7919
08 6 11 8 585
0,33 299,739 0,01 298,
2 2,780 299,7921 59,95
30 1 30 772
0,33 299,005 0,01 59,80 299,
3 2,774 299,0203
22 4 48 4 385
0,28 257,184 0,01 51,43 834,
30 1 2,432 257,1994
57 7 46 9 080
0,28 257,184 0,01 51,44 771,
2 2,432 257,2009
57 7 62 0 600
0,28 259,141 0,01 51,83 774,
3 2,448 259,1591
79 3 78 1 540
0,35 323,461 0,01 64,64 871,
45 1 2,974 323,4801
94 9 82 6 999
0,35 323,951 0,02 64,79 970,
2 2,979 323,0212
99 0 02 4 8
0,35 323,951 0,02 64,79 971,
3 2,978 323,9732
99 0 22 4 91
0,34 311,845 0,02 62,37 953,
60 1 2,879 311,8692
64 1 21 3 515
0,34 311,355 0,02 62,27 934,
2 2,875 311,3800
59 9 40 6 873
0,34 311,845 0,02 62,37 934,
3 2,879 311,8710
64 1 59 4 876
Bentuk sediaan yang digunakan untuk praktikum kali ini menurut video di e
learning maupun di cara kerja modul berupa tablet paracetamol tetapi diberika data
dari asisten praktikum biofarmasetika – farmakokinetika berupa tablet aspirin. Salah
satu parameter penting yang diamati berupa uji disolusi obat dengan alat disolusi
tester. Uji ini dilakukan untuk mengetahui banyaknya zat aktif berupa paracetamol
yang dapat memberikan efek terhadap tubuh.
Aspirin atau asam asteil salisilat ( asetosal) termasuk suatu jenis obat dari
keluarga salisilat yang sering digunakan sebagai analgesik,anitpirestik, dan anti-
inflamasi. Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan digunakan dalam dosis
rendsh dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Aspirin cepat
dideasetilasi oleh esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat yang mempunyai efek
anti-inflamasi, antipiretik atau analgesik. Efek antipiretik dan anti-inflamasi salisilat
terjadi karena penghambatan sintesis prostaglandin dipusat pengaturan panas dalam
hipotalamus dan perifer didaerah target.
Sampel dimasukkan kedalam media dan dihomogenkan oleh alat dayung pada
alat disolution tester dan suhu biasanya digunakan sebesar 37 o C. Suhu sebesar 37o C
dipilih untuk digunakan pada alat disolusi karena suhu ini sama dengan suhu tubuh
manusia. Proses pengambilan sampling dilakukan dalam waktu yang berbeda tiap 0,
5, 10, 15, 30, 45, dan 60 menit. Perbedaan waktu ini untuk melihat zat yang telah
terdisolusi dalam tiap waktu dan untuk melihat kapan tablet aspirin terdisolusi secara
optimal dalam media pelarut. Pengambilan sampel diikuti juga dengan penambahan 5
mlaquadest lagi kedalam media disolusi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi
sink agar larutan atau media disolusi tidak menjadi jenuh. Cairan sampel yang
diambil dianalisis menggunakan spektrofotometri uv-vis.
Parameter yang dilihat dari percobaan ini berupa jumlah total obat yang
terdisolusi dan persen pelepasan obat serta nilai total AUC. Persen pelepasan obat
dihitung pada setiap sampling dengan interval waktu setiap menit dimulai dari menit
ke 0 sampai menit ke 60. Semakin ringgi persen pelepasan obat maka semakin
banyak obat tersebut terdisokusi ke dalam medium pembawanya.
Dari data yang telah didapat, untuk mengetahui seberapa besar obat dapat
terdisolusi, maka dilakukan perhitungan persen pelepasan obat pada pengamata
disolusi menurut efek pH tablet aspirin pada pH 3 tabel perrtama, dimana didapatkan
hasil sebesar 48,546% pada menit ke 0 ; 51,98 pada menit ke 5 ; 43,865 pada menit
ke 10 ; 54,626% pada menit ke 15 ; 43,827% pada menit ke 30 ; 56,889% pada
menit ke 45 ; 61,548% pada menit terakhir yaitu menit ke 60.Total AUC yang di
peroleh sebesar 3166,194. Persen pelepasan obat meningkat setiap menit waktunya
walaupun ada di beberapa menit yang menurun tetapi pada menit ke 45 dan menit ke
60 mendapatkan persen pelepasan obat yang maksimum. Hal ini menyatakan bahwa
obat tablet aspirin terdisolusi dengan baik kedalam medium pembawanya. Hal
tersebut sesuai dengan teorinya.
Perbedaan yang sangat fluktuatif pada data persen pelepasa obat yang
diperoleh mungkin disebebkan karena perbedaan perlakuan masing – masing
percobaan atau perlakuan tiap replikasi, misalnya dari faktor – faktor kecepatan
penadukan atau faktor suhu pada percobaan. Nilai AUC menggambarkan sejauh
mana bioavailabilitas dapat dicapai suatu obat. Pengamatan selanjutnya terhadap
persen pelepasan obat pada tablet aspirin pada pengataman kecepatan disolusi
terhadap efek pH. pH yang diamati adalah pH 4,5. Didapatkan hasilnya sebesar
51,877% pada menit ke 0; 62,500 pada menit ke 5; 63,027 pada menit ke 10; 59,771
pada menit ke 15; 51,57 pada menit ke 30; 64,745 pada menit ke 45; dan 62,341
pada menit ke terakhir yaitu pada menit ke 60.
Disolusi obat digunakan sebagai suatu proses larutnya obat senyawa aktif dari
bentuk sediaan padat ke media pelarut. Cara menentukan kinetika dari disolusi obat
dengan menggunakan aplikasi DD solver, dengan membandingkan parameter dari
tiap orde dan modelling. Tetapi pada pengamata kali ini tidak dilakukan karena
perlakuan ini dibuat untuk praktikum selanjutnya.
VII. KESIMPULAN
1.) Praktikum kali melakukan pengamatan mengenai kecepatan disolusi obat
terhadap efek pH.
2.) Berdasarkan pengamatan mengenai kecepatan disolusi dengan pengaruh pH 3,
ph 4,5 dan pH 6 didapatkan persen pelepasan obat yang meningkat.
3.) Semakin besar pH maka akan meningkatkan kelarutan suatu bahan sehingga
laju disolusi semakin meningkat
4.) Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi obat yaitu temperatur,
viskositas, pH pelarut, pengadukan, dan ukuran partikel.
5.) Berdasarkan pengamatan diatas didapatkan nilai DE 60 yaitu pH 3 didapatkan
52,77%, pH 4,5 didapatkan 58,86%, dan pada pH 6 didapatkan 69,906 %.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, dkk. 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System,
Eight Edition, Philadelphia, USA.
Ansel, C.H. 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, UI Press, Jakarta, Indonesia.
Banakar, U.V., 1992, Pharmaceutical Dissolution Testing, Marcel Dekker Inc., New
York, USA.
Martin, dkk.1990, Physical Pharmacy 1st and 2nd edition. Lea & Febiger:
Philadelphia, Indonesia.
Nugroho dkk. 2012, Prinsip Aksi dan Nasib Obat dalam Tubuh. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, Indonesia.
Shargel, L,. dan Kanfer, I.2005, Generic Drug Product, Marcel Dekker Inc, New
York, USA.
Sutriyo, dkk. 2005, Pengaruh Polivinil Pirolidon Terhadap Laju Disolusi Furosemid
Dalam Sistem Dispersi Padat, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol II 30-42.
Zaini, dkk. 2011, Peningkatan Laju Pelarutan Trimetoprim Melalui Metode Ko-
Kristalisasi dengan Nikotinamida, Jurnal Farmasi Indonesia
Vol.5,205,209,210.
PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
1. Apa yang dimaksud disolusi dan jelaskan faktor-faktor yang menentukan laju
disolusi obat!
Jawab :
Disolusi adalah suatu proses pelepasan suatu senyawa aktif dari bentuk sediaan padat
kedalam media pelarut. Faktor-faktor yang menentukan laju disolusi obat diantaranya
suhu, pH, viskositas, dan kecepatan pengadukan.
Suhu, smakin tinggi suhu maka semakin cepat juga laju disolusinya.
Pengadukan , semakin cepat pengadukan maka semakan cepat juga laju
disolusinya
pH sangat memengaruhi kelarutan zat-zat yang bersifat asam maupun
basalemah. Zat yang bersifat basa lemah akan lebih mudah larut jika berada
pada suasana asam sedangkan asam lemah akan lebih mudah larut jika berada
pada suasana basa.
Turunnya viskositas suatu pelarut juga akan memperbesar kelarutan suatuzat.
Makin kecil ukuran partikel maka zat aktif tersebut akan cepat larut.
Jawab :
Jawab :
Model orde 0 : model yang ideal pelepasan obat dalam rangka mencapai aksi
farmakologi kinetic berkepanjangan. Qt = Qo + kt
Model orde 1 : luas perukaan terpapar dan tablet menurun, secara eksperensial
dengan t selama proses disolusi yang menunjukkan bahwa pelepasan obat dari
sebagian besar tablet lepas lambat, dijelaskan oleh kinetika orde 1. LogQt =
LogQo + kt/2,303
Model higuchi : ketergantungan linear dari fraksi aktif yang dilepaskan per
unit (Q) dari akar kuadrat waktu. Q + ka.t1/2
4. Apa yang dimaksud dengan larutan SIF dan SGF dan bagaimana cara
pembuatannya?
Jawab :
Larutan SIF (Simulated Intestinal Fluid) adalah larutan yang dibuat mirip
dengan cairan di usus dengan pH 6,8. Cara membuatnya yaitu larutkan
KH2PO4 sebanyak 6,805 g dalam aquadest dan larutkan NaOH sebanyak
0,896 g dalam aquadest. Lalu campurkan kedua larutan dalam labu ukur dan
ad 1 L aquadest.
Larutan SGF (Simulated Gastric Fluid) adalah larutan yang dibuat mirip
dengan cairan di lambung dengan pH 1,2. Cara membuatnya yaitu larutkan
KCl sebanyak 7,4 g dalam aquadest dan larutkan HCl sebnayak 8,64 mL
dalam aquadest. Lalu campurkan kedua larutan kedalam labu ukur dan ad
aquadest 1L.
5. Jelaskan apakah DDsolver? Sebutkan minimal 5 aplikasi lain yang serupa dengan
DDsolver!
Jawab :