Anda di halaman 1dari 25

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar dengan judul “Kebakaan”,


yang dibuat oleh :
nama : Annisaalifa Annisyul
NIM : 1814041013
kelas : Pendidikan Biologi B
kelompok : 5 (Lima)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten, maka laporan
ini dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2018


Koordinator Asisten Asisten

Djumarirmanto, S.Pd. Nurafni Khaer Fatha


NIM. 1414142001

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Drs. H. Hamka L., M.S.


NIP.1921231 198702 1 005
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keragaman genetik menyebabkan setiap organisme tidak ada yang sama.
Misalnya orang kembar tidaklah sama hanya identik karena orang yang
kembar memiliki beberapa perbedaan yang membedakannya dengan saudara
kembarnya. Begitupun dengan sifat atau kepribadian mereka, tentu terdapat
perbedaan.
Perbedaan yang terjadi pada manusia juga terjadi pada makhluk hidup
yang lain seperti hewan dan tumbuhan. Pada tumbuhan perbedaan paling
nyata bisa dilihat dari bentuk daunnya, suatu tumbuhan, selebat dan sebanyak
apapun daunnya, diantara daun – daun itu tidak akan ada daun yang sama
persis dengan yang lain. Sedangkan pada hewan, misalnya pada macan tutul,
meskipun mereka sama – sama memiliki kulit dengan bulu yang berwarna
kuning, dan bintik – bintik hitam. Namun, tidak ada satupundari bintik hitam
mereka yang bentuknya sama dengan yang lain.
Genetika telah banyak diperbincangkan sejak zaman dahulu. Bahkan
orang – orang selama tahun 1800-an menganut hipotesis “Pencampuran”.
Hipotesis ini memprediksi bahwa selama beberapa generasi, populasi yang
kawin secara acak akan memunculkan populasi individu yang seragam.
Namun hipotesis ini gagal menjelaskan berbagai fenomena lain dari
pewarisan sifat, misalnya sifat yang muncul kembali setelah melompati satu
generasi.
Genetika adalah sains kebakaan yaitu satu pengkajian tentang keturunan,
ataupun sains yang berkaitan dengan mekanisme pewarisan, yang juga satu
bidang yang berkaitan dengan pemindahan maklumat biologi dan penggunaan
maklumat tersebut dalam perkembangan dan fungsi organisme. Kebakaan
adalah suatu fenomena perpindahan ciri-ciri induk kepada keturunan mereka
dari satu generasi ke generasi seterusnya. Teori mendel inilah yang akan
dibuktikan dengan melakukan percobaan yang berjudul “kebakaan” sehingga
kita memahami perbandingan fenotipe dan genotipe hukum mendel dengan
mengambil data pribadi, data kelompok, dan data kelas.

B. Tujuan Praktikum
Membuktikan perbandingan genotipe dan fenotipe dari Hukum Mendel
dan dasar genotipe beberapa sifat baka pada manusia.

C. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini adalah mahasiswa dapat membuktikan
perbandingan angka-angka genotip dan fenotip dari Hukum Mendel dan dasar
genotip beberapa sifat baka pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sejak kromosom dikenal dan diketahui perilakunya, ditambah pula


dengan ditemukannya model struktur molekul DNA (deoxyribonucleic acid)
oleh Watson dan Crick dalam tahun 1953, maka ilmu pengetahuan tentang
genetika berkembang menjadi cepat sekali, sehingga lahirlah beberapa cabang
dari ilmu pengetahuan Gemetika Dasar, antara lain Sitogenetika. Jika
mempelajari karakter atau sifat makhluk hidup secara kualitatif maupun
kuantitatif beserta pewarisannya, maka sitogenetika mengutamakan aspek –
aspek genetika yang berhubungan erat dengan sel. Apabila berbicara tentang
keturunan, biasanya orang mencari jejak sejarah genetika kembali ke
zamannya Aristoteles dan Hipporactes, dua orang ahli filsafat dari Yunani.
Dalam abad ke-18 mereka telah menyadari bahwa individu itu mempunyai
beberapa persamaan dengan nenek moyangnya atau orang tuanya. Kolreuter
yang melakukan banyak persilangan pada tumbuhan antara tahun 1761 –
1766 mengemukakan bahwa hibrid (keturunan dari persilangan) itu biasanya
memiliki sifat antara dari kedua induknya. Ia juga menekankan adanya
persamaan sifat pada hibrid dari persilangan respiroknya. Gaertner (1772 –
1850) menegaskan adanya variabilitas yang lebih besar dari generasi kedua
dan berikutnya bila dibandingkan dengan generasi pertama yang dihasilkan
oleh persilangan (Suryo, 1995).
Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum –
hukum mendel berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat
populer dalam genetika, yakni lalat buah (Droshopila). Namun sekarang,
percobaan – percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri
Escherhia Coli. Bakteri ini dipilih karena paling mudah dipelajari pada taraf
molekular sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika.
Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang
dipelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang,
dan virus (Nusantari, 2014).
Dalam pewarisan sifat atau persilangan, terdapat prinsip yang harus kita
ingat, yaitu gen yang berperan dalam pengaturan dan penentuan sifat diberi
simbol huruf dan gen yang bersifat dominan dinyatakan dengan huruf kapital.
Gen yang bersifat resesif dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya gen yang
menentukan sifat batang yang pendek ditulis dengan huruf ”t”. Jadi, dapat
diartikan bahwa batang tinggi dominan terhadap batang pendek, dan
sebaliknya batang pendek resesif terhadap batang tinggi. Pada manusia dan
hewan vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang masing-masing bersifat
haploid (n) akan membentuk zigot. Zigot tumbuh dan berkembang menjadi
individu yang bersifat diploid (2n), sehingga individu yang memiliki sifat
tersebut dinyatakan dengan dua huruf. Susunan gen yang menentukan sifat
suatu individu disebut gebotip (tidak dapat dilihat dengan mata). Genotip
suatu inividu deberi simbol dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya
diploid, misalnya MM,Mm dan mm. Genotip memiliki sepasang gen. Sifat
suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang sama dari tiap jenis
gen disebut homozigot, misalnya RR, rr, TT, AABB, aabb dan sebagainya.
Homozigot dominan terjadi bila individu bergenotip RR, AA, TT. Sedangkan
homozigot resesif bila individu bergenotip rr, aa, tt, dan sebagainya. Sifat
suatu individu yang genotipnya terdiri dari gen-gen yang berlainan dari tiap
jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt, AaBb dan sebagainya.
Karakter atau sifat lahiriah yang dapat diamati (bentuk, warna, golongan
darah, dan sebagainya) disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen dan
lingkungan. Dua individu yang memiliki sifat fenotip yang sama mungkin
memiliki sifat genotip yang berbeda misalnya dua induvidu tanaman yang
memiliku genotip sama seperti berbiji bulat, memiliki kemungkinan genotip
ialah BB atau Bb. Gen b bersifat dominan sehingga gen B tersebtu
mengalahkan atau menutupi gen b yang bersifat resesif. Oleh karena itu
tanaman dengan BB atau Bb memiliki febotip berbiji
bulat (Tim Penyusun, 2018).
Greor Mendel menemukan prinsip dasar hereditas dengan
membudidayakan kacang ercis dalam suatu percobaan yang terencana dan
teliti. Mendel mungkin memilih kacang ercis karena kacang ercis memiliki
banyak varietas. Sebagai contoh, ada varietas yang mempunyai bunga ungu,
sementara varietas lain ternyata mempunyai bunga putih. Ahli genetika
menggunakan istilah karakter untuk menjelaskan sifat yang dapat diturunkan,
seperti warna bunga, yang terdapat pada individu. Setiap varian dari suatu
karakter, seperti warna bunga ungu dan putih pada bunga, dinamakan sifat.
Penggunaan kacang ercis juga membuat mendel dapat melakukan kontrol
yang sangat ketat berkenaan dengan tanaman mana saja yang akan saling
dikawinkan (Campbell, 2004).
Lahirnya bioteknologi modern ini ditandai dengan munculnya teknologi
Rekombinan DNA (Deoxiribo Nucleic Acid). Teknologi ini bukan hanya
memberikan harapan dapat disempurna-kannya proses dan produk saat ini,
tetapi diharapkan juga mampu mengembangkan produk baru sama sekali.
Produk yang sebelumnya diperkirakan tidak mungkin dibuat, dapat dibuat
bahkan memudahkan realisasi proses-proses lain yang baru pula. Teknik-
teknik di atas berkembang secara bertahap. Tiap tahapan yang ada tidak
pernah lepas dari sikap pro dan kontra. Bukan saja karena ilmu pengetahuan
itu sendiri yang dipermasalahkan, melainkan juga implikasi dan dampak yang
ditimbulkannya terhadap manusia dari segi pertimbangan moral, etika, sosial,
hukum, psikologi dan theologi. Segala permasalahan dapat timbul dengan
penerapan bioteknologi medis yang meluas ini, misalnya masalah tentang
status sebagai subyek hukum dan status bagi orang tua yang melahirkan
melalui proses rekayasa genetik diatas cawan petri atau piranti teknologi yang
canggih. Dan juga hak-haknya dalam lingkungan kehidupan keluarga dan
masyarakat. Penemuan dan pengembangan teknik-teknik yang ada untuk
menjawab masalah manusia jarang yang terlepas dari dilema. Di tangan
manusia, bioteknologi medis dapat dipakai untuk kepentingan yang jahat dan
baik. Adalah hal yang mustahil bagi manusia dengan hikmatnya sendiri dapat
menjawab setiap permasalahan yang ada dengan memuaskan tanpa
menimbulkan ekses-ekses negatif. Manusia hanya dapat menciptakan
bioteknologi medis tanpa mampu mengantisipasi dampak bioteknologi medis
itu sendiri. Dalam kasus bioteknologi medis kloning misalnya, teknik ini
berusaha melepaskan proses reproduksi dari hubungan kelamin dua
organisme sejenis berbeda kelamin, dan jika hal ini dilakukan maka akan
terbuka kemungkinan kehamilan dengan beragam
permasalahannya (Anwar, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa/ 4 Desember 2018
Waktu : Pukul 09.10 - 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Botani Jurusan Biologi Lt. 3 Sebelah Timur
FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Daftar fenotif
Daftar fenotif baka manusia yang dikontrol oleh 1 gen dengan 2 alel
dan masing-masing alel menghasilkan fenotip yang jelas.
a. Lesung dagu merupakan sifat dominan (DD/Dd atau dd).
b. Ujung daun telinga menggantung bebas merupakan sifat dominan
(EE/Ee atau ee).
c. Ibu jari tangan kiri di atas ibu jari tangan atas pada waktu menjalinkan
jari-jari tangan merupakan sifat dominan (FF/Ff atau ff).
d. Memiliki ruas jari kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam
ke arah jari manis merupakan sifat dominan (BB/ Bb atau bb).
e. Rambut dahi menjorok merupakan sifat dominan (WW/ Ww atau ww).
f. Rambut pada jari, tumbuhnya rambut pada kedua ruas dari jari tangan
merupakan sifat dominan (MM/Mm atau mm).
g. Lesung pipi merupakan sifat dominan (PP/Pp atau pp).
h. Orang yang dapat menggulung lidahnya memanjang merupakan sifat
dominan (LL/Ll atau ll).
i. Orang yang mempunyai gigi seri atas bercelah merupakan sifat
dominan (GG/Gg atau gg).

C. Prosedur Kerja
1. Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif pada
diri sendiri. Apabila kesulitan, meminta bantuan pada teman sejenis dalam
kelompok. Mencatat hasil sendiri dalam bentuk tabel.
2. Bila mempunyai fenotif yang dominan, maka gen yang kedua diberi tanda
(-).
3. Mencatat dan mendata dari teman-teman kelompok dan menghitung
persentasenya.
4. Menggabungkan data kelompok tersebut menjadi data kelas kemudian
menghitung persentasenya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Data Pribadi

Ciri/sifat Baka (Fenotip) Kemungkinan Genotif

a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d) dd

b Anak daun telinga menggantung (E),


EE/Ee
menempel (e)

c. Ibu jari tangan kiri di atas (F) di


FF/Ff
bawah (f)

Ruas jari kelingking terujung


d.
menyerong ke dalam (B), tidak BB/Bb
menyerong (b)

e. Rambut dahi menjorok (W), tidak


WW/ww
menjorok (w)

f. Rambut pada jari (M), tidak ada


MM/Mm
rambut (m)

g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)


PP/Pp

h. Lidah dapat digulung memanjang (L),


LL/Ll
tidak dapat digulung memanjang (l)

i. Gigi seri atas bercelah (G), gigi seri


gg
tidak bercela (g)
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Data Kelompok
Sint Nadir Jumla
Nama Risa Aqila Arni Ica Intan
a a h
DD/Dd - - - - - - - 0
A
dd √ √ √ √ √ √ √ 7
EE/Ee √ - √ - √ - √ 4
B
ee - √ - √ - √ - 3
FF/Ff √ - - √ √ √ - 4
C
ff - √ √ - - - √ 3
BB/Bb √ - - √ √ √ - 4
D
bb - √ √ - - - √ 3
WW/
- - - √ - √ - 2
E Ww
ww √ √ √ - √ - √ 5
MM/Mm √ √ √ √ √ √ √ 7
F
mm - - - - - - √ 0
PP/Pp - - - √ - - √ 2
G
pp √ √ √ - √ √ - 5
LL/Ll √ - √ √ √ √ - 5
H
ll - √ - - - - √ 2
GG/Gg - √ - - - - - 1
I
gg √ - √ √ √ √ √ 6

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Data Kelas Biologi Sains


Jumlah
VI
Kelompok I II III IV V VI Keseluruha
I
n
Jumlah/
6 6 6 6 7 6 5 42
kelompok
DD/Dd 0 0 0 0 0 2 0 2
A
dd 6 6 6 6 7 4 5 40
B EE/Ee 3 3 2 2 4 2 1 17
ee 3 3 4 4 3 4 4 25
FF/Ff 4 4 3 2 4 3 3 23
C
ff 2 2 3 4 3 3 2 19
BB/Bb 6 4 4 5 4 3 3 29
D
bb 0 2 2 1 3 3 2 13
WW/Ww 1 2 0 1 2 2 1 9
E
ww 5 4 6 5 5 4 4 33
MM/Mm 6 6 5 6 7 4 5 39
F
mm 0 0 1 0 0 2 0 3
PP/Pp 1 1 5 2 2 1 2 14
G
pp 5 5 1 4 5 5 3 28
LL/Ll 3 4 5 2 5 5 3 27
H
ll 3 2 1 4 2 1 2 15
GG/Gg 1 2 0 1 1 0 2 7
I
gg 5 4 6 5 6 6 3 35

B. Analisis Data
1. Analisis data kelompok V
a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)

1) Gen dominan ( DD/Dd ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
0
= ×100 %
7
=0%

2) Gen resesif ( dd ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
7
= ×100 %
7
= 100 %
b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)
1) Gen dominan ( EE/Ee ) =
∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
4
= ×100 %
7
= 57.14 %

2) Gen resesif ( ee ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
7
= 42.85 %
c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)

1) Gen dominan ( FF/Ff ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
4
= ×100 %
7
= 57.14 %

2) Gen resesif ( ee ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
7
= 42.85%
d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak
menyerang (b)

1) Gen dominan ( BB/Bb ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
4
= ×100 %
7
= 57.14 %

2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
7
= 42.85 %
e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)

1) Gen dominan ( WW/Ww ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
2
= ×100 %
7
= 28.57 %

2) Gen resesif ( ww ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
5
= ×100 %
7
= 71.42 %
f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)

1) Gen dominan ( MM/Mm ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
7
= ×100 %
7
= 100 %

2) Gen resesif ( mm ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
0
= ×100 %
7
=0%
g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)

1) Gen dominan ( PP/Pp ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
2
= ×100 %
7
= 28.57 %

2) Gen resesif ( pp ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
5
= ×100 %
7
= 71.42 %
h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung
memanjang (l)

1) Gen dominan ( LL/Ll ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
5
= ×100 %
7
= 71.42 %

2) Gen resesif ( ll ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
2
= ×100 %
7
= 28.57 %
i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)

1) Gen dominan ( GG/Gg ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
1
= ×100 %
7
= 14.28 %

2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
6
= ×100 %
7
= 85.71 %
2. Jumlah frekuensi gen dominan dan gen resesif dari kelompok V
Jumlah gen dominan
% gen dominan = ×100 %
Jumlah total
(0+ 4+ 4+ 4+ 2+ 7+2+5+1)
= ×100%
(9 x 7)
29
= ×100 %
63
= 0.46 %
Jumlah gen resesif
% gen resesif = ×100 %
Jumlah total
(7+3+ 3+3+5+0+ 5+2+6)
= ×100%
(9 x 7)
34
= ×100 %
63
= 0.53 %
3. Analisis data kelas Pendidikan Biologi ( B )
a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)

1) Gen dominan ( DD/Dd ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
2
= ×100 %
42
=4%

2) Gen resesif ( dd ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
40
= ×100 %
42
= 95 %
b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)

1) Gen dominan ( EE/Ee ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
17
= ×100 %
42
= 40 %

2) Gen resesif ( ee ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
25
= ×100 %
42
= 59 %
c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)

1) Gen dominan ( FF/Ff ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
23
= ×100 %
42
= 54 %

2) Gen resesif ( ff ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
19
= ×100 %
42
= 45 %
d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak
menyerang (b)

1) Gen dominan ( BB/Bb ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
29
= ×100 %
42
= 69 %

2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
13
= ×100 %
42
= 30 %
e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)

1) Gen dominan ( WW/Ww ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
9
= ×100 %
42
= 21 %

2) Gen resesif ( ww ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
33
= ×100 %
42
= 78 %
f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)

1) Gen dominan ( MM/Mm ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
39
= ×100 %
42
= 92 %

2) Gen resesif ( mm ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
42
=7%
g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)

1) Gen dominan ( PP/Pp ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
14
= ×100 %
42
= 33 %

2) Gen resesif ( pp ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
28
= ×100 %
42
= 66 %
h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung
memanjang (l)

1) Gen dominan ( LL/Ll ) =


∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
27
= ×100 %
42
= 64 %

2) Gen resesif ( ll ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
15
= ×100 %
42
= 35 %
i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)
1) Gen dominan ( GG/Gg ) =
∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
7
= ×100 %
42
= 16 %

2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
35
= ×100 %
42
= 83 %
4. Jumlah frekuensi gen dominan dan gen resesif dari kelas Biologi B
Jumlah gen dominan
% gen dominan = ×100 %
Jumlah total
(2+17+23+ 29+9+39+14 +27+7)
= ×100%
(9 x 42)
167
= ×100 %
378
= 44.17 %
Jumlah gen resesif
% gen resesif = ×100 %
Jumlah total
( 40+25+19+13+ 33+3+28+15+35 )
= ×100%
( 9 x 42 )
211
= ×100 %
378
= 55.82 %

B. Pembahasan
Berbicara tentang keturunan, biasanya orang mencari jejak sejarah
genetika kembali ke zamannya Aristoteles dan Hipporactes, dua orang ahli
filsafat dari Yunani. Dalam abad ke-18 mereka telah menyadari bahwa
individu itu mempunyai beberapa persamaan dengan nenek moyangnya
atau orang tuanya. orang kembar tidaklah sama hanya identik karena orang
yang kembar memiliki beberapa perbedaan yang membedakannya dengan
saudara kembarnya. Begitupun dengan sifat atau kepribadian mereka, tentu
terdapat perbedaan.
1. Lesung dagu
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif ada lesung dagu tidak ada sedangkan
yang berfenotif tidak ada lesung dagu sebanyak 7 orang, dengan
frekuensi gen dominan (DD) dan resesif (dd) yakni 0% : 100% .
sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh data yakni individu
dengan fenotif ada lesung dagu sebanyak 2 orang sedangkan yang
berfenotif tidak ada lesung dagu sebanyak 40 orang dengan frekuensi
gen dominan (DD) dan resesif (dd) yakni 4,77 % : 95,23%.
2. Anak daun telinga menggantung
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif anak daun telinga menggantung
sebanyak 3 orang sedangkan yang berfenotif anak daun telinga
menempel sebanyak 4 orang, dengan frekuensi gen dominan (EE)
dan resesif (ee) yakni 57,14% : 42,86%, sedangkan untuk data kelas
dari 42 orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif anak daun
telinga menggantung sebanyak 17 orang sedangkan yang berfenotif
anak daun telinga menempel sebanyak 25 orang dengan frekuensi gen
dominan (EE) dan resesif (ee) yakni 40,48 % : 59,52%.
3. Ibu jari tangan kiri di atas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif ibu jari tangan kiri di atas sebanyak 4
orang sedangkan yang berfenotif ibu jari tangan kiri di bawah
sebanyak 3 orang, dengan frekuensi gen dominan (FF) dan resesif (ff)
yakni 57,14% : 42,86%. Sedangkan untuk data kelas dari 42 orang
diperoleh data yakni individu dengan fenotif ibu jari tangan kiri di atas
sebanyak 23 orang sedangkan yang berfenotif ibu jari tangan kiri di
bawah sebanyak 19 orang dengan frekuensi gen dominan (FF) dan
resesif (ff) yakni 55 % : 45 %.
4. Ruas jari kelingking terujung menyerong
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data
kelompok yakni individu dengan fenotif ruas jari kelingking terujung
menyerong ke dalam sebanyak 4 orang sedangkan yang berfenotif ruas
jari kelingking terujung tidak menyerong sebanyak 3 orang, dengan
frekuensi gen dominan (BB) dan resesif (bb) yakni 57,14% : 42,86% .
sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh data yakni individu
dengan fenotif ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam
sebanyak 29 orang sedangkan yang berfenotif ruas jari kelingking
terujung tidak menyerong sebanyak 13 orang dengan frekuensi gen
dominan (BB) dan resesif (bb) yakni 69,04 % : 30,96 %.
5. Rambut dahi menjorong
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif rambut dahi menjorong sebanyak 2
orang sedangkan yang berfenotif rambut dahi tidak menjorong
sebanyak 5 orang, dengan frekuensi gen dominan (WW) dan resesif
(ww) yakni 28,58% : 71,42%. Sedangkan untuk data kelas dari 42
orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif rambut dahi
menjorong sebanyak 9 orang sedangkan yang berfenotif rambut dahi
tidak menjorong sebanyak 33 orang dengan frekuensi gen dominan
(WW) dan resesif (ww) yakni 21,43% : 78,57%.
6. Rambut pada jari
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif terdapat rambut pada jari sebanyak 6
orang sedangkan yang berfenotif tidak terdapat rambut pada jari
sebanyak 1 orang, dengan frekuensi gen dominan (MM) dan resesif
(mm) yakni 85,71% : 14,28%, sedangkan untuk data kelas dari 42
orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif terdapat rambut
pada jari sebanyak 38 orang sedangkan yang berfenotif tidak terdapat
rambut pada jari sebanyak 4 orang dengan frekuensi gen dominan
(MM) dan resesif (mm) yakni 90,47 % : 9,53%.
7. Lesung pipi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data
kelompok yakni individu dengan fenotif terdapat lesung pipi sebanyak
2 orang sedangkan yang berfenotif tidak ada lesung pipi sebanyak 5
orang, dengan frekuensi gen dominan (PP) dan resesif (pp) yakni
28,58% : 71,42%, sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh
data yakni individu dengan fenotif terdapat lesung pipi sebanyak 14
orang sedangkan yang berfenotif tidak ada lesung pipi sebanyak 28
orang dengan frekuensi gen dominan (PP) dan resesif (pp) yakni 33%
: 67%.
8. Lidah dapat digulung memanjang
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif lidah dapat digulung memanjang
sebanyak 5 orang sedangkan yang berfenotif lidah tidak dapat digulung
memanjang sebanyak 2 orang, dengan frekuensi gen dominan (LL)
dan resesif (ll) yakni 71,42% : 28,58%, sedangkan untuk data kelas
dari 42 orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif lidah dapat
digulung memanjang sebanyak 27 orang sedangkan yang berfenotif
lidah tidak dapat digulung memanjang sebanyak 15 orang dengan
frekuensi gen dominan (LL) dan resesif (ll) yakni 64,28% : 35,72%.
9. Gigi seri atas bercelah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif gigi seri atas bercelah sebanyak 1 orang
sedangkan yang berfenotif gigi seri atas tidak bercelah sebanyak 6
orang, dengan frekuensi gen dominan (GG) dan resesif (gg) yakni
14,29% : 85,71%, sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh
data yakni individu dengan fenotif gigi seri atas bercelah sebanyak 7
orang sedangkan yang berfenotif gigi seri atas tidak bercelah
sebanyak 35 orang dengan frekuensi gen dominan (GG) dan resesif
(gg) yakni 16,67% : 83,33%.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
setiap manusia mempunyai sifat atau kebakaan yang berbeda-beda secara
fenotip maupun genotip, hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor
keturunannya. Dimana gen – gen dominan ini yang menentukan sifat fenotip
seseorang, dan ada juga sifat gen – gen resesif yang sifatnya tertutup jika
bergabung dengan gen – gen dominan. Dan dari percobaan ini kita dapat
mengetahui sifat baka ada yang pada diri kita dan sifat baka teman – teman
kita yang ternyata berbeda – beda. Hal ini juga membuktikan kebenaran dari
Hukum Mendel.

B. Saran
Selama praktikum berlangsung biasanya ada kesalahan, kekurangan alat,
atau kejadian yang tak diinginkan terjadi, jadi saran saya :
1. Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam pengambilan data
sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan terpercaya.
2. Sebaiknya laboran melengkapi peralatan yang akan digunakan untuk
praktikum unit Kebakaaan.
3. Sebaiknya asisten mempertahankan metode pengarahan yang diberikan
untuk praktikan, terutama pengarahan mengenai cara pengamatan sifat
baka agar data yang diambil benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arman, Arwan. 2010. Penerapan Bioteknologi Rekayasa Genetika Dibidang
Medis Ditinjau Dari Perspektif Filsafat Pancasila, HAM Dan Hukum
Kesehatan Di Indonesia. Vol 7. No 4.

Campbell, Neil A., Jane B. Recce, Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi edisi
kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga

Suryo. 1995. Sitogenetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nusantari, Dr. Elya. 2014. Genetika. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.

Tim Penyusun Biologi Umum. 2018. Penuntun Praktikum Biologi Dasar.


Makassar: jurusan Biologi FMIPA UNM.
JAWABAN PERTANYAAN

Berapa nilai frekuensi gen dominan dan resesif dalam kelas anda?
Jawab :
Jumlah frekuensi gen dominan dan gen resesif dari kelas Pendidikan
Biologi B sebagai berikut :
Jumlah gen dominan
% gen dominan = ×100 %
Jumlah total
(2+17+23+ 29+9+39+14 +27+7)
= ×100%
(9 x 42)
167
= ×100 %
378
= 44.17 %
Jumlah gen resesif
% gen resesif = ×100 %
Jumlah total
( 40+25+19+13+ 33+3+28+15+35 )
= ×100% =
( 9 x 42 )
211
×100 %
378
= 55.82 %

Anda mungkin juga menyukai