Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
A. Latar Belakang
Keragaman genetik menyebabkan setiap organisme tidak ada yang sama.
Misalnya orang kembar tidaklah sama hanya identik karena orang yang
kembar memiliki beberapa perbedaan yang membedakannya dengan saudara
kembarnya. Begitupun dengan sifat atau kepribadian mereka, tentu terdapat
perbedaan.
Perbedaan yang terjadi pada manusia juga terjadi pada makhluk hidup
yang lain seperti hewan dan tumbuhan. Pada tumbuhan perbedaan paling
nyata bisa dilihat dari bentuk daunnya, suatu tumbuhan, selebat dan sebanyak
apapun daunnya, diantara daun – daun itu tidak akan ada daun yang sama
persis dengan yang lain. Sedangkan pada hewan, misalnya pada macan tutul,
meskipun mereka sama – sama memiliki kulit dengan bulu yang berwarna
kuning, dan bintik – bintik hitam. Namun, tidak ada satupundari bintik hitam
mereka yang bentuknya sama dengan yang lain.
Genetika telah banyak diperbincangkan sejak zaman dahulu. Bahkan
orang – orang selama tahun 1800-an menganut hipotesis “Pencampuran”.
Hipotesis ini memprediksi bahwa selama beberapa generasi, populasi yang
kawin secara acak akan memunculkan populasi individu yang seragam.
Namun hipotesis ini gagal menjelaskan berbagai fenomena lain dari
pewarisan sifat, misalnya sifat yang muncul kembali setelah melompati satu
generasi.
Genetika adalah sains kebakaan yaitu satu pengkajian tentang keturunan,
ataupun sains yang berkaitan dengan mekanisme pewarisan, yang juga satu
bidang yang berkaitan dengan pemindahan maklumat biologi dan penggunaan
maklumat tersebut dalam perkembangan dan fungsi organisme. Kebakaan
adalah suatu fenomena perpindahan ciri-ciri induk kepada keturunan mereka
dari satu generasi ke generasi seterusnya. Teori mendel inilah yang akan
dibuktikan dengan melakukan percobaan yang berjudul “kebakaan” sehingga
kita memahami perbandingan fenotipe dan genotipe hukum mendel dengan
mengambil data pribadi, data kelompok, dan data kelas.
B. Tujuan Praktikum
Membuktikan perbandingan genotipe dan fenotipe dari Hukum Mendel
dan dasar genotipe beberapa sifat baka pada manusia.
C. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini adalah mahasiswa dapat membuktikan
perbandingan angka-angka genotip dan fenotip dari Hukum Mendel dan dasar
genotip beberapa sifat baka pada manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Prosedur Kerja
1. Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada daftar fenotif pada
diri sendiri. Apabila kesulitan, meminta bantuan pada teman sejenis dalam
kelompok. Mencatat hasil sendiri dalam bentuk tabel.
2. Bila mempunyai fenotif yang dominan, maka gen yang kedua diberi tanda
(-).
3. Mencatat dan mendata dari teman-teman kelompok dan menghitung
persentasenya.
4. Menggabungkan data kelompok tersebut menjadi data kelas kemudian
menghitung persentasenya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Data Pribadi
B. Analisis Data
1. Analisis data kelompok V
a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)
2) Gen resesif ( dd ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
7
= ×100 %
7
= 100 %
b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)
1) Gen dominan ( EE/Ee ) =
∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
4
= ×100 %
7
= 57.14 %
2) Gen resesif ( ee ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
7
= 42.85 %
c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)
2) Gen resesif ( ee ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
7
= 42.85%
d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak
menyerang (b)
2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
7
= 42.85 %
e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)
2) Gen resesif ( ww ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
5
= ×100 %
7
= 71.42 %
f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)
2) Gen resesif ( mm ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
0
= ×100 %
7
=0%
g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)
2) Gen resesif ( pp ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
5
= ×100 %
7
= 71.42 %
h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung
memanjang (l)
2) Gen resesif ( ll ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
2
= ×100 %
7
= 28.57 %
i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)
2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
6
= ×100 %
7
= 85.71 %
2. Jumlah frekuensi gen dominan dan gen resesif dari kelompok V
Jumlah gen dominan
% gen dominan = ×100 %
Jumlah total
(0+ 4+ 4+ 4+ 2+ 7+2+5+1)
= ×100%
(9 x 7)
29
= ×100 %
63
= 0.46 %
Jumlah gen resesif
% gen resesif = ×100 %
Jumlah total
(7+3+ 3+3+5+0+ 5+2+6)
= ×100%
(9 x 7)
34
= ×100 %
63
= 0.53 %
3. Analisis data kelas Pendidikan Biologi ( B )
a. Ada lesung dagu (D), tidak ada (d)
2) Gen resesif ( dd ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
40
= ×100 %
42
= 95 %
b. Anak daun telinga menggantung (E), menempel (e)
2) Gen resesif ( ee ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
25
= ×100 %
42
= 59 %
c. Ibu jari tangan kiri di atas (F), di bawah (f)
2) Gen resesif ( ff ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
19
= ×100 %
42
= 45 %
d. Ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam (B), tidak
menyerang (b)
2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
13
= ×100 %
42
= 30 %
e. Rambut dahi menjorok (W), tidak menjorok (w)
2) Gen resesif ( ww ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
33
= ×100 %
42
= 78 %
f. Rambut pada jari (M), tidak ada rambut (m)
2) Gen resesif ( mm ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
3
= ×100 %
42
=7%
g. Lesung pipi (P), tidak ada (p)
2) Gen resesif ( pp ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
28
= ×100 %
42
= 66 %
h. Lidah dapat digulung memanjang (L), tidak dapat digulung
memanjang (l)
2) Gen resesif ( ll ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
15
= ×100 %
42
= 35 %
i. Gigi seri atas bercelah (G), tidak bercelah (g)
1) Gen dominan ( GG/Gg ) =
∑ gen dominan ×100 %
∑ praktikan
7
= ×100 %
42
= 16 %
2) Gen resesif ( bb ) =
∑ genresesif ×100 %
∑ praktikan
35
= ×100 %
42
= 83 %
4. Jumlah frekuensi gen dominan dan gen resesif dari kelas Biologi B
Jumlah gen dominan
% gen dominan = ×100 %
Jumlah total
(2+17+23+ 29+9+39+14 +27+7)
= ×100%
(9 x 42)
167
= ×100 %
378
= 44.17 %
Jumlah gen resesif
% gen resesif = ×100 %
Jumlah total
( 40+25+19+13+ 33+3+28+15+35 )
= ×100%
( 9 x 42 )
211
= ×100 %
378
= 55.82 %
B. Pembahasan
Berbicara tentang keturunan, biasanya orang mencari jejak sejarah
genetika kembali ke zamannya Aristoteles dan Hipporactes, dua orang ahli
filsafat dari Yunani. Dalam abad ke-18 mereka telah menyadari bahwa
individu itu mempunyai beberapa persamaan dengan nenek moyangnya
atau orang tuanya. orang kembar tidaklah sama hanya identik karena orang
yang kembar memiliki beberapa perbedaan yang membedakannya dengan
saudara kembarnya. Begitupun dengan sifat atau kepribadian mereka, tentu
terdapat perbedaan.
1. Lesung dagu
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif ada lesung dagu tidak ada sedangkan
yang berfenotif tidak ada lesung dagu sebanyak 7 orang, dengan
frekuensi gen dominan (DD) dan resesif (dd) yakni 0% : 100% .
sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh data yakni individu
dengan fenotif ada lesung dagu sebanyak 2 orang sedangkan yang
berfenotif tidak ada lesung dagu sebanyak 40 orang dengan frekuensi
gen dominan (DD) dan resesif (dd) yakni 4,77 % : 95,23%.
2. Anak daun telinga menggantung
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif anak daun telinga menggantung
sebanyak 3 orang sedangkan yang berfenotif anak daun telinga
menempel sebanyak 4 orang, dengan frekuensi gen dominan (EE)
dan resesif (ee) yakni 57,14% : 42,86%, sedangkan untuk data kelas
dari 42 orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif anak daun
telinga menggantung sebanyak 17 orang sedangkan yang berfenotif
anak daun telinga menempel sebanyak 25 orang dengan frekuensi gen
dominan (EE) dan resesif (ee) yakni 40,48 % : 59,52%.
3. Ibu jari tangan kiri di atas
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif ibu jari tangan kiri di atas sebanyak 4
orang sedangkan yang berfenotif ibu jari tangan kiri di bawah
sebanyak 3 orang, dengan frekuensi gen dominan (FF) dan resesif (ff)
yakni 57,14% : 42,86%. Sedangkan untuk data kelas dari 42 orang
diperoleh data yakni individu dengan fenotif ibu jari tangan kiri di atas
sebanyak 23 orang sedangkan yang berfenotif ibu jari tangan kiri di
bawah sebanyak 19 orang dengan frekuensi gen dominan (FF) dan
resesif (ff) yakni 55 % : 45 %.
4. Ruas jari kelingking terujung menyerong
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data
kelompok yakni individu dengan fenotif ruas jari kelingking terujung
menyerong ke dalam sebanyak 4 orang sedangkan yang berfenotif ruas
jari kelingking terujung tidak menyerong sebanyak 3 orang, dengan
frekuensi gen dominan (BB) dan resesif (bb) yakni 57,14% : 42,86% .
sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh data yakni individu
dengan fenotif ruas jari kelingking terujung menyerong ke dalam
sebanyak 29 orang sedangkan yang berfenotif ruas jari kelingking
terujung tidak menyerong sebanyak 13 orang dengan frekuensi gen
dominan (BB) dan resesif (bb) yakni 69,04 % : 30,96 %.
5. Rambut dahi menjorong
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif rambut dahi menjorong sebanyak 2
orang sedangkan yang berfenotif rambut dahi tidak menjorong
sebanyak 5 orang, dengan frekuensi gen dominan (WW) dan resesif
(ww) yakni 28,58% : 71,42%. Sedangkan untuk data kelas dari 42
orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif rambut dahi
menjorong sebanyak 9 orang sedangkan yang berfenotif rambut dahi
tidak menjorong sebanyak 33 orang dengan frekuensi gen dominan
(WW) dan resesif (ww) yakni 21,43% : 78,57%.
6. Rambut pada jari
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif terdapat rambut pada jari sebanyak 6
orang sedangkan yang berfenotif tidak terdapat rambut pada jari
sebanyak 1 orang, dengan frekuensi gen dominan (MM) dan resesif
(mm) yakni 85,71% : 14,28%, sedangkan untuk data kelas dari 42
orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif terdapat rambut
pada jari sebanyak 38 orang sedangkan yang berfenotif tidak terdapat
rambut pada jari sebanyak 4 orang dengan frekuensi gen dominan
(MM) dan resesif (mm) yakni 90,47 % : 9,53%.
7. Lesung pipi
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data
kelompok yakni individu dengan fenotif terdapat lesung pipi sebanyak
2 orang sedangkan yang berfenotif tidak ada lesung pipi sebanyak 5
orang, dengan frekuensi gen dominan (PP) dan resesif (pp) yakni
28,58% : 71,42%, sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh
data yakni individu dengan fenotif terdapat lesung pipi sebanyak 14
orang sedangkan yang berfenotif tidak ada lesung pipi sebanyak 28
orang dengan frekuensi gen dominan (PP) dan resesif (pp) yakni 33%
: 67%.
8. Lidah dapat digulung memanjang
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif lidah dapat digulung memanjang
sebanyak 5 orang sedangkan yang berfenotif lidah tidak dapat digulung
memanjang sebanyak 2 orang, dengan frekuensi gen dominan (LL)
dan resesif (ll) yakni 71,42% : 28,58%, sedangkan untuk data kelas
dari 42 orang diperoleh data yakni individu dengan fenotif lidah dapat
digulung memanjang sebanyak 27 orang sedangkan yang berfenotif
lidah tidak dapat digulung memanjang sebanyak 15 orang dengan
frekuensi gen dominan (LL) dan resesif (ll) yakni 64,28% : 35,72%.
9. Gigi seri atas bercelah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diperoleh data kelompok
yakni individu dengan fenotif gigi seri atas bercelah sebanyak 1 orang
sedangkan yang berfenotif gigi seri atas tidak bercelah sebanyak 6
orang, dengan frekuensi gen dominan (GG) dan resesif (gg) yakni
14,29% : 85,71%, sedangkan untuk data kelas dari 42 orang diperoleh
data yakni individu dengan fenotif gigi seri atas bercelah sebanyak 7
orang sedangkan yang berfenotif gigi seri atas tidak bercelah
sebanyak 35 orang dengan frekuensi gen dominan (GG) dan resesif
(gg) yakni 16,67% : 83,33%.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
setiap manusia mempunyai sifat atau kebakaan yang berbeda-beda secara
fenotip maupun genotip, hal ini dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor
keturunannya. Dimana gen – gen dominan ini yang menentukan sifat fenotip
seseorang, dan ada juga sifat gen – gen resesif yang sifatnya tertutup jika
bergabung dengan gen – gen dominan. Dan dari percobaan ini kita dapat
mengetahui sifat baka ada yang pada diri kita dan sifat baka teman – teman
kita yang ternyata berbeda – beda. Hal ini juga membuktikan kebenaran dari
Hukum Mendel.
B. Saran
Selama praktikum berlangsung biasanya ada kesalahan, kekurangan alat,
atau kejadian yang tak diinginkan terjadi, jadi saran saya :
1. Diharapkan kepada praktikan agar lebih teliti dalam pengambilan data
sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan terpercaya.
2. Sebaiknya laboran melengkapi peralatan yang akan digunakan untuk
praktikum unit Kebakaaan.
3. Sebaiknya asisten mempertahankan metode pengarahan yang diberikan
untuk praktikan, terutama pengarahan mengenai cara pengamatan sifat
baka agar data yang diambil benar.
DAFTAR PUSTAKA
Arman, Arwan. 2010. Penerapan Bioteknologi Rekayasa Genetika Dibidang
Medis Ditinjau Dari Perspektif Filsafat Pancasila, HAM Dan Hukum
Kesehatan Di Indonesia. Vol 7. No 4.
Campbell, Neil A., Jane B. Recce, Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi edisi
kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga
Berapa nilai frekuensi gen dominan dan resesif dalam kelas anda?
Jawab :
Jumlah frekuensi gen dominan dan gen resesif dari kelas Pendidikan
Biologi B sebagai berikut :
Jumlah gen dominan
% gen dominan = ×100 %
Jumlah total
(2+17+23+ 29+9+39+14 +27+7)
= ×100%
(9 x 42)
167
= ×100 %
378
= 44.17 %
Jumlah gen resesif
% gen resesif = ×100 %
Jumlah total
( 40+25+19+13+ 33+3+28+15+35 )
= ×100% =
( 9 x 42 )
211
×100 %
378
= 55.82 %