Disusun oleh :
1. Elita Asri (8226174008)
2. Widya Pinondang Sirait (8226174013)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya, penulis
dapat menyelesaikan makalah pembanding berjudul Pengelolaan Dan Inventarisasi Alat Dan
Bahan Praktikum Serta Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) PraktikuMini dalam
rangkah memenuhi tugas Teknik dan Manajemen Laboratorium. Tujuan penulis menyusun
makalah ini adalah agar para pembaca dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai isi
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat terbatas,
sehingga makalah yang disusun masih jauh dari kata sempurna. Maka Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan tugas ini kedepanya
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iv
I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
II PEMBAHASAN..............................................................................................3
2.1. Pengelolaan Laboratorium, Alat dan Bahan Praktikum............................3
2.1.1. Penanganan dan Penataan Laboratorium................................................3
2.1.2 Perawatan Alat Dan Bahan Praktikum...................................................7
2.2. Inventarisasi Alat dan Bahan Praktikum...................................................9
2.2.1. Inventaris Alat dan Bahan......................................................................10
2.3 LKPD.........................................................................................................14
2.3.1. Pengertian dan Jenis LKPD....................................................................14
2.3.2. LKPD Praktikum....................................................................................14
2.3.3. Komponen LKPD .................................................................................15
2.3.4. Langkah-langkah Pembuatan LKPD......................................................15
3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu masih merupakan prioritas pembangunan Pendidikan di Indonesia.
Sasarannya adalah perbaikan mutu proses belajar mengajar di kelas dengan berorientasi pada
setiap aspek perkembangan atau mahasiswa secara naluriah yang menginginkan pengalaman
belajar yang konkret, menyenangkan dan mencakup semua aspek perkembangan dirinya.
Mengingat kegiatan praktikum bertumpu sepenuhnya pada dosen atau asisten dan laboran
sehingga dalam pelaksanaan praktikum yang bermutu tentu dosen atau asisten dan laboran harus
terlebih dahulu memilki kompetensi menyelenggarakan kegiatan praktikum dari mulai
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan praktikum yang
dilaksanakan. Oleh karena itu, dosen atau asisten dan laboran harus memiliki kemampuan
mengelola laboratorium atau perencanaan kegiatan praktikum laboratorium kegiatan awal yang
strategis untuk menetapkan program kerja laboratorium berdasarkan analisis keadaan dan
kebutuhan yang sudah teridentifikasi. Perencanaan kegiatan laboratorium hendaknya melibatkan
semua personil dan dosen atau asisten yang terlibat dalam pengelolaan dan penyelenggaraan
laboratorium. Semua personil dan dosen atau asisten yang terlibat dalam perencanaan kegiatan
laboratorium hendaknya memahami betul program kerja yang direncanakan serta peran dan
kewajibannya masing-masing. Berdasarkan fungsinya, pertama, laboratorimum menjadi tempat
dosen atau asisten untuk mendalami konsep, mengembakan metode pembelajaran, memperkaya
pengetahuan dan keterampilan, dan sebagainya. Kedua, sebagai tempat bagi mahasiswa untuk
belajar memahami karakteristik alam dan lingkungan melalui optimalisai keterampilan proses
serta pengembangan sikap ilmiah.
Untuk memudahkan siswa dalam melakukan kegiatan eksperimen diperlukan bahan ajar,
salah satunya adalah lembar kerja peserta didik (LKPD). Menurut Prastowo (2014) LKPD
merupakan suatu bahan ajar cetak yang digunakan sebagai media pembelajaran yaitu berupa
lembar-lembar kertas, materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembalajran yang harus
dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis maupun praktik yang mengacu pada kompetensi dasar
yang harus dicapai siswa.
4
ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengelolaan Laboratorium, Alat dan Bahan Praktikum
Pada Makalah Utama Penataan dan Penyimpanan Alat Prakitkum
Peralatan Laboratorium dibagi 3 kategori:
1. Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit,
risiko penggunaan tinggi,akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi,serta system kerja
rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu dan bersertifikat.
2. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yangcara pengoperasian dan perawatannyasedang,
risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem kerja
yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu.
3. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya mudah,
risiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja
sederhana yang pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan, (Permenpan
RB No. 03, 2010).
Peralatan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan pendidikan, penelitian, pelayanan
masyarakat atau studi tertentu.Karenanya alat-alat ini harus selalu siap pakai, agar sewaktu-
waktu dapat digunakan. Peralatan laboratoium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan
penggunaanya, diantaranya adalah:
1. Alat kegiatan
Merupakan alat yang digunakan untuk melakukan pengamatan dan pengukuran. Sebelum
digunakan, harus dilakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan data yang akurat.
Contoh alat-alat kegiatan antara lain elektroskop, mikroskop, alat optik, kalorimeter, alat
pengukur massa (neraca ohauss, neraca digital, neraca pegas), kalorimeter, spektroskop,
anemometer, multitester, dsb)
5
ii
Mencampur zat-zat kimia Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sipat reaksinya. Jika
tidak tahu tanyakan pada orang yang mengetahuinya.
Zat-zat baru atau kurang diketahui Berkonsultasilah bagi keamanan laboratorium sebelum
menggunakan zat-zat kimia baru atau yang kurang diketahui. Harus dicheck secara teratur semua
zat-zat kimia yang digunakan, karena mungkin menimbulkan resiko.
Tumpahan Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03
atau soda ash, dan untuk basa dengan air dan dinetraliser dengan asam encer. Setelahnya dipel,
dan pastikan kain-kain yang digunakan bebas dari asam atau alkali. Tumbahan minyak, harus
ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan
ditutup rapat.
Penataan Laboratorium Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan
penempatan peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi
persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang
sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan
penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan langkah-langkah
penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja
harus memiliki luas yang memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman
dan nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja
dengan mudah dan lancar.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
1. Mudah dilihat
2. Mudah dijangkau
Pengelolaan dan Penggunaan Alat Pengelolaan dan penggunaan peralatan Lab adalah merupakan
hal yang harus diketahui dengan pasti oleh setiap petugas Lab yang akan mengoperasikan alat
tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi :
6
ii
2. Bersih
3. Terkalibrasi
4. Tidak rusak
5. Beroperasi dengan baik
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk (manual-operation), mana tahu
sesewaktu ada kerusakan kecil/atau kerusakan besar, maka buku manual ini akan dapat
dimanfaatkan oleh technician/technisi lab. Technisi Lab yang ada harus senantiasa berada di
tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan kemungkinan alat tidak beroperasi dengan baik
dapat terjadi. Bagi petugas Laboratorium maupun tenaga skill yang ada. Dengan adanya
Manajemen Laboratorium yang baik akan tercipta pekerjaan yang mantap. Beberapa peralatan
Lab yang dimiliki kiranya dapat disusun secara teratur pada suatu tempat tertentu/rak atau pada
pelataran (bench) yang disediakan. Peralatan berfungsi untuk melakukan suatu kegiatan
pekerjaan, penelitian atau studi tertentu yang menghendaki adanya bantuan peralatan. Karenanya
alat-alat ini harus stand-by, sewaktu-waktu dapat dipakai segera. Untuk itu alat-alat
Laboratorium harus dalam keadaan yang baik. Alat-alat ini disusun secara teratur, sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Kelompokkanlah alat-alat ini dalam kelompok yang aman dan
terkendali. Setelah habis dipakai kembali dibersihkan dan disusun seperti semula. Semua alat-
alat ini sebaiknya diberi cover/penutup (misal plastik transparant), terutama bagi alat-alat yang
memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat berdebu, kotor dan
akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
Pada Makalah Utama Penataan dan penyimpanan Bahan Laboratorium Bahan laboratorium
adalah segala sesuatu yang diolah atau digunakan dalam kegiatan percobaan, pengujian, maupun
produksi dalam skala terbatas, yang dibagi menjadi dua kategori yaitu:
a) Bahan khusus adalah bahan yangpenanganannya memerlukan perlakuandan persyaratan
khusus.
b) Bahan umum adalah bahan yang penanganannya tidak memerlukanperlakuan dan
persyaratan khusus (Permenpan RB No. 03, 2010).
Bahan laboratorium yang memerlukan penanganan lebih disimpan dengan benar untuk
menghindari resiko kecelakaan di laboratorium. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penataan dan penyimpanan bahan kimia antara lain: aspek pemisahan, tingkat resiko bahaya,
pelabelan, fasilitas penyimpanan, wadah sekunder, bahan kadaluarsa, inventarisasi, dan
informasi resiko bahaya. Penataan dan penyimpanan bahan-bahan kimia memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Disusun berurutan sesuai abjad
2. Berdasarkan klasifikasi atau golongan
3. Berdasarkan sifat
4. Pedoman umum penyimpanan
5. Dikontrol secara periodic
6. Aman, bahan kimia harus disimpan dengan aman untuk menghindari kecelakaan maupun
kejadian pencurian
7
ii
7. Mudah dicari, perlu diberi tanda atau label pada setiap tempat penyimpanan bahan kimia
untuk memudahkan mencari letak bahan kimia
8. Mudah diambil, bahan mudah diambil dari tempat penyimpanan dan setelah digunakan
dikembalikan ke tempat semula ( Wulandari, 2020).
Penyimpanan bahan kimia dalam jenis dan jumlah yang banyak memerlukan pengetahuan
akan syarat-syarat penyimpanan. Kecelakaan dalam gudang kimia dapat menimbulkan cedera
bahkan kematian, selain kehilangan bahan kimia yang mahal. Prinsip dasar penyimpanan di
bawah ini apabila diterapkan, dapat mengurangi resiko penyimpanan bahan. Bahan laboratorium
adalah segala sesuatu yang diolah atau digunakan dalam kegiatan percobaan, pengujian, maupun
produksi dalam skala terbatas, yang dibagi menjadi dua kategori yaitu:
8
ii
informasi resiko bahaya. Penataan dan penyimpanan bahan-bahan kimia memperhatikan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Letak Gudang
Letak gudang sebaiknya terpisah dari bangunan-bangunan penting lain, agar apabila terjadi
kecelakaan dapat dilokalisasi. Bahkan untuk bahan-bahan yang teramat rawan seperti amat
mudah terbakar atau mudah meledak harus pula disendirikan. Kebakaran pelarut organik dalam
gudang dapat menyebabkan proses pemanasan bahan lain yang kemudian menjadi reaktif atau
eksplosif. Atau pemanasan bahan dapat menghasilkan bahan-bahan lain yang mungkin toksis
atau beracun. Atau juga air yang dipakai untuk pemadaman api dapat bereaksi dengan bahan
kimia tertentu yang eksotermik dan menimbulkan kebakaran lain.
2. Ventilasi
Adanya ventilasi dalam gudang amat diperlukan agar apabila terjadi kebocoran bahan mudah
terbakar atau beracun dan korosif dapat terencerkan sampai di bawah ambang bahaya kebakaran
atau keracunan fatal. Tanpa ventilasi, adanya bahan organik akan berakumulasi sampai di atas
batas konsentrasi bawah mudah terbakar (low flammable limit), sehingga berbahaya apabila ada
sumber penyalaan seperti loncatan listrik, bara api dan bolam lampu yang panas. Adanya uap
beracun atau korosif tanpa ventilasi akan berakibat fatal bagi yang masuk atau bekerja dalam
gudang.
Sumber-sumber penyalaan seperti nyala api, bara rokok, loncatan api listrik atau loncatan
listrik statis harus dijauhkan dari gudang. Pasanglah poster “DILARANG MEROKOK” atau
“AWAS KEBAKARAN” untuk mencegah seorang merokok atau menghasilkan nyala api.
Peralatan-peralatan listrik dalam gudang, perlu di “grounding”kan agar tidak terjadi loncatan
listrik.
4. Ruang dingin
Ruangan yang dingin akan mencegah reaksi penguraian atau memperlambat reaksi. Ini dapat
dipahami karena reaksi-reaksi kimia dapat mulai terjadi apabila energi bahan dapat mencapai
energi aktivasi. Suhu tinggi dalam gudang akan dapat menghantarkan bahan mencapai energi
aktivasi. Kewaspadaan juga mesti diberikan apabila cuaca panas akibat musin kering yang
berkepanjangan dan hal ini akan menambah rawan kondisi setiapgudang kimia. Selain itu,
kenaikan suhu juga akan meningkatkan kecepatan reaksi secara eksponensial. Sebagai gambaran
sederhana, kenaikan suhu 10OC akan mempercepat reaksi menjadi 2x; 20OC = 4x; 30OC = 8x dan
kenaikan suhu 100OC akan menyebahkan kecepatan reaksi meningkat menjadi 210 atau 1024x.
5. Kering
Banyak bahan kimia yang dapat terhidrolisa oleh air atau uap air dalam udara. Reaksi
hidrolisa yang eksotermis akan meningkatkan suhu yang berakibat seperti di atas. Penggunaan
AC sekaligus dapat mendinginkan dan mengeringkan udara dalam gudang. Kelembaban lebih
rendah dapat dicapai dengan memakai alat “dehumidifier”. Dengan memahami syarat gudang di
atas, dapatlah dipriorotaskan pemenuhan persyaratan bergantung pada fasilitas yang duipunyai
dan nilai bahan yang disimpan.
9
ii
laboratorium, perawatan dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar peralatan
tidak rusak atau tetap terjaga dalam kondisi baik, siap beroperasi. Disamoing itu perawatan juga
dimaksudkan sebagai upaya untuk menyetel atau memperbaiki kembali peralatan laboratorium
yang sudah terlanjur rusak atau kurang layak sehingga siap digunakan untuk kegiatan praktikum
peserta didik (Tawil dan Liliasari, 2016). Untuk menjaga dari kerusakan alat dan bahan biologi
perlu diketahui sifat-sifat dasar dari alat dan bahan tersebut, antara lain:
a) Zat atau bahan dasar pembuatan
Bahan dasar alat harus diketahui agar penyimpanan dan penggunaannya dapat dikontrol.
Misalnya alat gelas yang akan dipakai untuk pemanasan harus dipilih dari bahan yang tahan
panas. Bila suatu alat terbuat dari besi, atau sebagian pelengkap alat terbuat dari besi, maka tidak
boleh disimpan berdekatan dengan zat-zat kimia, terutama yang bersifat korosif. Bahan besi
dengan asam akan cepat berkarat.
b) Berat alat
Dilaboratorium biologi terdapat alat yang ringan dan ada yang berat. Untuk alat-alat berat
jangan disimpan ditempat yang tinggi, sehningga sewaktu menyimpan atau mengambil tidak
sulit diangkat atau dipindahkan.
c) Kepekaan alat terhadap pengaruh lingkungan
Berbagai alat seperti mikroskop yang peka terhadap lingkungan, misalnya kelmebaban, di
daerah yang dingin atau di daerah yang lembab penyimpanan alat harus hati-hati, karena pada
daerah lembab bila alat disimpan dalam lemari kemungkinan besar akan ditumbuhi jamur. Lensa
harus dijaga jangan sampai berjamur. Lensa obyektif dan okuler cepat berjamur di daerah
lembab. Salah satu cara mencegah pengaruh kelembaban di lemari penyimpanan dipasang lampu
listrik, sehingga udara dalam lemari menjadi lebih kering. Mikroskop harus disimpan dalam
kotaknya dan diberi zat absorpsi (silika gel).
d) Pengaruh bahan kimia
Dalam laboratorium terdapat zat-zat kimia. Beberapa zat kimia terutama yang korosif dapat
mempengaruhi atau merusak alat. Oleh karena itu zat- zat kimia harus disimpan berjauhan dari
alat-alat, terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Alat-alat yang menggunakan baterai kering
bila selesai digunakan baterai harus dikeluarkan, dan alat harus disimpan dalam keadaan turn of
(sleep). Misalnya pH-meter, komparator lingkungan.
e) Pengaruh alat yang satu dengan yang lain
Dalam penyimpanan alat perlu diperhatikan bahwa alat yang terbuat dari logam harus
dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas. Beberapa alat alat yang diset dan terdiri dari dari alat
logam dan kaca, misalnya repirometer sederhana, dan potometer. Selain alat itu sendiri,
dibutuhkan standarnya. Setiap alat yang terkombinasi dari logam-kaca, sedapat mungkin dalam
penyimpanannya dipisahkan, pada waktu hendak dipakai barulah dipasang atau diset. Magnet
jangan disimpan dekat alat-alat yang sensitif pada magnet. Stopwatch dapat kehilangan
kestabilan bila disimpan.
f) Nilai/harga dari alat
Nilai atau harga alat harus diketahui oleh petugas laboratorium, atau setidaknya petugas
laboratorium harus dapat menilai mana barang yang mahal, dan mana barang yang murah.
Ditinjau dari segi harganya alat-alat berharga harus disimpan pada tempat yang aman atau lemari
10
ii
yang pakai kunci. Barang yang nilainya tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat
terbuka lainnya. Akan tetapi bila ada tempat/lemari tertutup sebaiknya semua alat disimpan
dalam lemari tersebut.
g) Bentuk dalam set
Jenis alat dalam penggunaannya menggunakan energi bentuk set misalnya set blooder meter.
Untuk menjaga keawetan alat, bila telah selesai digunakan hendaknya disusun kembali pada
tempat semula dengan susunan aturan yang telah ditentukan.
Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan. Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa
dulu kelengkapannya dan harus dibersihkan terlebih dahulu. Setelah selesai dipergunakan semua
alat harus dibersihkan kembali dan jangan disimpan dalam keadaan kotor. Demikian juga
kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan. Lemari untuk
menyimpan alat seringkali terkena rayap, untuk mencegah rayap yang dapat merusak berbagai
jenis alat, maka secara periodik perlu disemprot dengan antihama atau sejenisnya atau dengan
memasukkan kapur barus pada lemari penyimpanan. Setiap alat yang agak rumit selalu
mempunyai buku petunjuk atau keterangan penggunaan. Maka sebelum alat digunakan
hendaknya dibaca terlebih dahulu petunjuk penggunaan alat dan petunjuk pemeliharaan atau
perwatannya. Kita ketahui bahwa nama alat sama dan fungsi sama kemungkinan bisa berbeda
cara penggunaanya, karena pabrik yang mengeluarkan berbeda dan tahun pembuatannya juga
berbeda. Untuk itu dianjurkan agar setiap ada alat baru harus terlebih dahulu diperiksa atau
dibaca buku petunjuk sebelum digunakan (Tawil dan Liliasari, 2016).
Sedangkan Pada Makalah Pembanding
Perawatan alat laboratorium adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan,
mempertahankan, dan mengembalikan peralatan dalam kondisi yang baik dan siap pakai. Tujuan
perawatan laboratorium, agar peralatan laboratorium selalu prima dan siap dipakai secara
optimal.
Melakukan pencegahan dan memberi peringatan melalui gambar atau tulisan seperti
poster atau ilustrasi yang lainnya.
Menyimpan peralatan agar terhindar dari kerusakan.
Membersihkan peralatan laboratorium agar selalu terjaga kebersihannya.
Menginventarisasi peralatan laboratorium dengan memeriksa atau mengecek kondisi
peralatan laboratorium untuk mengetahui adanya alat yang rusak.
Menyetel kembali atau kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam kondisi normal
atau siap pakai.
Memperbaiki kerusakan yang terjadi pada peralatan.
11
ii
laboratorium sangat penting untuk mendata fasilitas atau menginventaris alat dan bahan
laboratorium sesuai kegiatan pembelajaran siswa.
Dengan inventarisasi yang memadai akan diperoleh pedoman untuk mempersiapkan
anggaran atau kegaitan pada tahun berikutnya, seperti mengganti peralatan yang rusak,
menambah peralatan baru dan sebagainya. Catatan inventaris yang baik mempermudah
pergantian tanggung jawab dari pengelola yang lain. Inventaris juga akan mempermudah
mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan, mempermudah pengontrolan terhadap
kerusakan dan kehilangan (Susanti et.al, 2021).
Tujuan inventaris menurut Susanti et.al (2021)adalah sebagai berikut:
1. Mencegah kehilangan dan penyalahgunaan alat dan bahan laboratorium
2. Mengurangi biaya-biaya operasional
3. Memudahkan pengecekan, pengadaan dan pertanggung jawaban
4. Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
5. Mencegah pemakaian alat dan bahan yang berlebihan
2.2.2. Inventaris Alat dan Bahan Praktikum
Pelaksanaan inventaris mengikuti peraturan pendidikan dan kebudayaan republik
Indonesia No. 67 Tahun 2015 tentang inventaris dan pelaporan barang milik Negara di
lingkungan kementerian pendidikan dan kebudayaan. Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan
bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi sistematik. Inventarisasi sistematik dapat dibuat
pada :
1. Buku induk alat dan bahan inventaris
2. Buku catatan alat dan bahan inventaris
3. Buku golongan alat dan bahan inventaris
4. Laporan triwulan mutasi alat dan bahan
5. Daftar isian alat dan bahan
6. Daftar rekapitulasi alat dan bahan inventaris
Administrasi inventaris alat dan bahan meliputi catatan mengenai jumlah masing masing alat
bahan, jumlah pembelian atau tambahan alat dan bahan, jumlah alat pecah, hilang atau rusak
habis pakai.
dan bahan kimia berisi daftar barang-barang yang terdapat di laboratorium seperti gedung,
ruangan, alat peraga, meja kursi, alat dan bahan laboratorium, dsb. Lebih lanjut akan dibahas
pada subbab berikutnya. Daftar prasarana mengikuti Format A yang dapat dilihat pada Lampiran
1. Sedangkan daftar arsip atau rekaman berupa dokumen yang berisi tentang kegiatan yang
dilakukan di laboratorium seperti lembar kegiatan siswa, data hasil praktikum siswa, nilai
praktikum, tata tertib laboratorium, jadwal praktikum, kehadiran siswa di laboratorium, dan buku
atau katalog (rekaman pemeliharaan dan perawatan alat dan bahan, penerimaan dan pengeluaran
barang, formulir peminjaman dan pengembalian alat dan bahan). Pelaksanaan inventarisasi
melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:
Inventarisasi alat dan bahan harus diperbaharui secara kontinu dalam batas periode tertentu
sehingga daftar inventaris sesuai dengan keadaan peralatan dan fasilitas laboratorium dalam
periode waktu bersangkutan. Daftar inventaris sebaiknya dapat dibaca oleh pihak-pihak terkait
yang memiliki kepentingan tetapi tidak dapat diubah oleh siapapun kecuali pihak yang
berwenang. Daftar inventaris harus memudahkan dalam penyimpanan, pengambilan, dan
pemeliharaan peralatan dan fasilitas laboratorium.
13
ii
LKPD ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang
terdapat di dalam buku pelajaran. LKPD ini cocok digunakan untuk pengayaan dan penguatan
materi.
5. LKPD sebagai petunjuk praktikum.
LKPD ini berisi panduan langkah-langkah untuk melakukan eksperimen atau percobaan
atau praktikum mandiri dimana peserta didik menuliskan hasil temuan-temuanya dalam LKPD
ini, dapat membantu rasa ingin tahu, sikap kritis, serta inisiatif peserta didik melalui pengelaman
praktikumnya (Purwoto, 2012).
Sedangkan pada makalah pembanding yaitu, Lembar Kinerja Peserta Didik (LKPD) merupakan
salah satu bahan ajar yang sering digunakan oleh pendidik. LKPD menjadi bagian penting
sebagai sarana pendukung dalam belajar. Di dalamnya terdapat berbagai macam bentuk latihan
soal yang seharusnya mampu dimaksimalkan oleh peserta didik. Namun, dalam kenyataannya,
LKPD menjadi panduan utama guru dalam mengajar, padahal LKPD merupakan sarana
pelengkap atau pendukung saja. Lebih parahnya lagi ketika guru menjadi LKPD sebagai
instrumen dalam penilaian. LKPD tidak sekedar menjadi bahan pendukung dalam pembelajaran
di kelas. LKPD seharusnya bisa menjadi bagian penting dalam penyampaian nilai-nilai kebaikan
pada diri peserta didik. LKPD yang berkualitas tidak sekedar memberikan informasi materi
secara singkat dan memberikan panduan aktivitas serta latihan peserta didik saja, melainkan di
dalam LKPD tersebut juga memuat unsur nilai pendidikan karakter. Karakter akan menjadi
mudah dihayati oleh peserta didik apabila hal itu masih erat kaitannya dengan materi yang
sedang mereka pelajari. Di satu sisi, guru akan lebih mudah mengajarkan nilai kebaikan apabila
sifat ketauladan dan kebiasaan baik termuat dalam LKPD tersebut.
14
ii
menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, (6) mengaktifkan peserta didik dalam
mengembangkan konsep. Berdasarkan uraian pandangan mengenai manfaat LKPD tersebut,
pada penelitian ini disintesis bahwa manfaat LKPD yang akan dibuat dan dikembangkan yaitu
mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar, membantu peserta didik untuk
menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis,
dan mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.
2.3.3. Komponen LKPD Praktikum
(1) menganalisis kurikulum tematik, (2) menyusun peta kebutuh- an LKPD, (3) menentukan
judul LKPD, (4) menentukan KD dan indikator, (5) menentukan tema sentral dan pokok
bahasan, (6) menentukan alat penilaian, (7) menyusun materi, dan (8) memerhatikan struktur
bahan ajar. Ke delapan langkah-langkah teknis penyusunan LKPD tersebut telah dipahami oleh
peserta pelatihan. Dalam hal LKPD berbasis investigasi, langkah-langkah teknisnya kurang lebih
sama, namun menunjukkan pencirian khusus dalam langkah teknis penyusunnya yaitu terdapat
kegiatan menentukan petunjuk dan judul/topik investigasi, materi invesigasi, dan permasalahan.
Tujuan percobaan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar.
Dasar teori diberikan secara singkat yang mendukung kompetensi dasar dan tujuan percobaan.
Alat dan bahan tentunya mendukung prosedur kerja yang sesuai dengan tujuan percobaannya.
Pertanyaan/diskusi diharapkan mengarahkan cara berpikir peserta didik untuk menyimpulkan
hasil percobaan yang sesuai dengan tujuannya.
Kesimpulan yang diambil diarahkan untuk menjawab tujuan percobaan. Tugas
merupakan pertanyaan pengayaan yang memberi peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan kompetensinya. Petunjuk percobaan sesuai untuk materi yang memerlukan
penanaman konsep dengan keterampilan proses bukan sekedar menghafal. LKPD ini dapat
dikerjakan oleh peserta didik secara mandiri maupun dalam kelompok kecil serta dapat juga
sebagai panduan dalam diskusi kelas.
2.3.4. Langkah-Langkah Pembuatan LKPD Praktikum
1) Melakukan analisis kurikulum Langkah ini bertujuan untuk menentukan materi-materi
mana yang memerlukan bahan ajar LKPD. Pada umumnya, dalam menentukan materi, langkah
analisisnya dilakukan dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, dan materi yang
diajarkan serta mencermati kompetensi yang mesti dimilki oleh peserta didik.
2) Menyusun peta kebutuhan LKPD Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk
mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis serta melihat urutan LKPD- nya. Urutan LKPD
sangat dibutuhkan dalam menentukan prioritas penulisan. Langkah ini biasanya diawali dengan
analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
15
ii
perumusan kompetensi dasar biasanya diturunkan langsung dari kurikulum yang berlaku. Kedua,
menentukan alat penilaian dimana penilaiannya didasarkan pada kompetensi. Ketiga, menyusun
materi. Dalam penyusunan materi, hal yang penting diperhatikan adalah materi yang akan
dicapai. Keempat, memperhatikan struktur LKPD. Struktur LKPD harus dipahami, karena jika
salah dari struktur itu hilang LKPD tidak akan terbentuk dengan baik. Adapun struktur tersebut
terdiri dari enam komponen, yaitu judul, petunjuk belajar (petunjukpetunjuk untuk peserta didik),
kompetensi yang akan dicapai, informasi-informasi pendukung, tugas-tugas, langkah-langkah
kerja dan penilaian peserta didik. 20 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah suatu materi
pembelajaran cetak yang harus memperhatikan penyusunan materi pembelajaran. Adapun hal
yang harus diperhatikan antara lain :
16
ii
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan Makalah
Makalah pertama
Makalah ini menjelaskan materi dengan jelas,lengkap dan bersifat koheren serta
koherensi antar kalimatnya maupun paragrafnya.
Makalah kedua
Kelemahan makalah
Makalah pertama
Meskipun makalah pertama jelas dan lengkap, makalah tersebut masih kurang dan perlu
diberikan penambahan materi untuk semakin meningkatkan pemahaman terhadap materi
pengelolaan dan inventarisasi alat dan bahan praktikum serta pembuatan lembar kerja peserta
didik (LKPD) praktikum
Makalah kedua
Makalah ini hanya membahas khusus pengelolaan dan inventarisasi alat dan bahan praktikum
serta pembuatan lembar kerja peserta didik (lkpd) praktikum
Implikasi
Melalui materi ini pengetahuan mahasisiwa mengenai pengelolaan alat laboratorium, baik
dari segi fungsi maupun cara penggunaannya tidak diragukan lagi. Mahasiswa akan sudah
mampu menggunakan alat laboratorium tersebut terlebih lagi saat melakukan praktikum, baik
praktikum biologi, kimia, manajemen laboratorium maupun fisika. Selain mampu menggunakan
alat-alat laboratorium dengan baik kecelakaan dalam praktikum pun akan dapat diminimalisirkan
bahkan dapat dihindari. Dan mahasiswa atau peserta didik dapat melakukan pengelolaan dan
mengiventariskan alat dan bahan praktikum serta pembuatan LKPD.
17
ii
BAB IV
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Pengelolaan alat dan bahan laboratorium terdiri atas penataan, penyimpanan, dan perawatan.
Peralatan dan bahan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaanya dan
sifat-sifat bahanya, Penyimpanan alat dan bahan harus memperhatikan kaidah penyimpanan, dan
Perawatan/pemeliharaan harus dilakukan dengan sadar untuk menjaga agar suatu alat selalu
dalam keadaan siap pakai, atau tindakan melakukan perbaikan sampai pada kondisi alat dapat
berfungsi kembali. Untuk menjaga dari kerusakan alat dan bahan biologi perlu diketahui sifat-
sifat dasar dari alat dan bahan tersebut.
Inventarsiasi alat dan bahan meliputi catatan mengenai jumlah masing masing alat bahan,
jumlah pembelian atau tambahan alat dan bahan, jumlah alat pecah, hilang atau rusak habis
pakai. Dalam melakukan inventaris dibutuhkan perangkat pengadministrasian yang terdiri atas:
kartu yang berisi daftar alat dan bahan, Daftar Penerimaan/Pengeluaran Alat dan Bahan, serta
Daftar Usulan alat dan Bahan.
LKPD Praktikum merupakan LKPD yang dirancang khusus untuk kegiatan pembelajaran
dengan metode praktikum yang berupa lembar kegiatan tersusun secara kronologis dan berisi
informasi singkat tentang materi, pengantar untuk merumuskan masalah dan hipotesis, prosedur
kerja, hasil pengamatan, soal-soal yang dapat membantu siswa dalam menemukan konsep, serta
kesimpulan akhir dari praktikum untuk mengasah setiap indicator keterampilan proses sains
peserta didik. Langakah-langkah pembuatan,LKPD terduri atas, Analisis kurikulum, Menyusun
peta kebutuhan LKPD, Menentukan judul-judul LKPD dan Penulisan LKPD.
18
ii
Daftar Pustaka
Amien, Moh. 1997. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum Pendidikan IPA
Umum (General Science) untuk LPTK. Jakarta. Depdikbud.
Nedved, M., dan Imamkhasani, S. 1991. Dasar-dasar Keselamatan Kerja Bidang Kimia dan
Pengendalian Bahaya Besar. ILO. Jakarta
Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Sudaryanto, Indrawati, dan Endang Kowara. 1998. Pengelolaan laboratorium IPA dan Instalasi
Listrik. Jakarta. Depdikbud.
Tawil, M., dan Liliasari . Manajemen Laboratorium IPA. Makassar : Badan Penerbit UNM
The General Safety Committee. 1954. Guide for Safety in the Chemical Laboratory. New York.
D. Van Nostrand Company. Inc.
Triana, N. (2021). LKPD Berbasis Eksperimen: Tingkatkan Hasil Belajar Siswa. Jakarta :
Guapedia
Utari, W. T., Fadhilah, R. & Fitriani. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA Negeri 4
Sungai Raya, Ar-Razi Jurnal Ilmiah. 6(1): 6978.
19