Anda di halaman 1dari 5

Naskah Ujian

Universitas Bung Karno


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

 UTS  UAS  Susulan UTS/ UAS  Lain-lain : ………………………….… Ganjil/ G e n a p 2021/2022

KMK/Mata Kuliah : ETIKA PUBLIC RELATIONS NIM : 1101190010


Kelas : 5 IKP / Reguler Pagi Nama Mahasiswa : Desfitra
KDS/Nama Dosen : Dina Sudarmika, S.IP., M.IKom
Hari /Tanggal : Selasa / 16 November 2021 Diperiksa oleh: Tanda Tangan :

Waktu Ujian : 10.00 – 11.40

Sifat Ujian : Open Book


(……………………………)
Kalkulator : Tanggal : ..................
Naskah ujian harap dimasukkan ke dalam lembar jawaban dan dikumpulkan kembali !!!

A. Petunjuk Teknik Ujian

1. Bacalah instruksi ujian dengan cermat dan taatilah instruksi itu.


2. Bacalah seluruh berkas soal dengan teliti
3. Imajinasi dan penerapan pengetahuan yang cemerlang akan memperoleh nilai tersendiri.
Jenis pertanyaan esai memerlukan pengembangan menyeluruh namun tidak bertele –
tele.

B. Soal Uraian

1. Jelaskan definisi etika dan bagaimana pelaksanaan etika dalam profesi – profesi
kerja! (Nilai 25)
2. Melalui pemahaman etika profesi public relations, seorang PR harus memiliki
kualifikasi kemampuan sbb
a. Kemampuan untuk kesadaran etis (ethical sensibility)
b. Kemampuan berpikir secara etis (ethical reasoning)
c. Kemampuan untuk berperilaku secara etis (ethical conduct)
d. Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis (Ethical leadership)

Analisa kemampuan – kemapuan di atas dan berikan contoh kasus ( Nilai 50) / Minimal
jawaban 1.5 halaman.

3. Jelaskan pentingnya Etika dalam Industri Kehumasan! ( Nilai 25)


LEMBAR JAWABAN UTS
SEMESTER GANJIL 2021/2022 – UNIVERSITAS BUNG KARNO
Nama Desfitra Mustika Nur Muhammad
NIM 1101190010
Kelas 5 IKP 1
Mata Kuliah ETIKA PUBLIC RELATIONS
Dosen Dina Sudarmika, S.IP., M.IKom
Hari/Tanggal Senin, 16 November 2021
Waktu Ujian 10.00 – 11.40

1. Otonomi

Setiap orang memiliki wewenang dan kebebasan bekerja juga


berpendapat sesuai dengan profesi yang dijalankannya. Dalam prinsip otonomi,
seseorang memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan pekerjaan atau
suatu tugas berdasarkan kode etik yang berlaku dalam profesi tersebut.

 Prinsip Integritas Moral

Seorang profesional wajib memiliki prinsip moral dan kejujuran yang


masuk ke dalam integritas moral. Kamu harus memiliki sikap yang adil,
mementingkan profesi, dan juga kepentingan konsumen atau masyarakat.

 Prinsip Tanggung Jawab


Tak hanya dalam kegiatan bermasyarakat, ketika bekerja kita juga perlu
menanamkan sikap tanggung jawab atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan.
Sebagai seorang pekerja, kamu harus siap menerima hasil, kritik, saran dari orang
lain atau konsumen lalu tanggung jawab secara profesional.

2. Kemampuan untuk kesadaran etis (etical sensibility)

Kemampuan ini merupakan landasan kesadaran yang utama bagi seseorang


profesional untuk lebih sensitif dalam memperhatikan kepentingan profesi, bukan untuk
subjektif, tetapi ditujukan untuk kepentingan yang lebih luas (objektif)

Kemampuan untuk berfikir secara etis (etical reasoning)

Memiliki kemampuan, berwawasan berfikir secara etis, dan mempertimbangkan


tindakan profesi atau mengambil keputusan harus berdasarakan pertimbangan rasional,
objektif, dan penuh integritas pribadi serta tqanggung jawab yang tinggi.

Kemampuan berprilaku secara etis (etical conduct)

Memiliki prilaku, sikap, etikal moral, dan tata krama (etiket) yang baik (good
moral and good manner) dalam bergaul atau berhubungan dengan pihak lain (social
contact). Termasuk didalamnya memperhatikan hak-hak pihak lain dan saling
menghormati pendapat atau menghargai martabat orang lain.

Kemampuan untuk kepemiminan yang etis (etical leadership)

Kemampuan atau memiliki jiwa untuk memimpin secara etis, diperlukan untuk
mengayomin, mebimbing, dan membina pihak lain yang dipimpinnya. Termasuk
menghargai pendapat dan kritikan dari orang lain demi tercapainya tujuan dan
kepentingan bersama.
Sebagai bahan perbandingan, prinsip–prinsip dasar seorang yang berjiwa
kepemimmpinan (leadership principle) menurut ajaran tradisional “adat istiadat
kebudayaan Jawa,” terdiri dari tiga prinsip utama kepemimpinan, yaitu pemimpim
sebagai panutan, memberikan semangat, dan memberikan dorongan seperti berikut:

Ing ngarso sung tulodo ,pemimpin yang berada di depan mampu menjadi panutan bagi
bawahan atau orang-orang yang dipimpinnya.
Ing madia mangun karsa, pemimpin yang berada ditengah mampu membangkitkan
semangat kepada orang lain untyuk bekerja, maju, berprestasi, dan berkreasi untuk
mencapai tujuannya.
Tut wuri handayani, pemimpin yang berada dibelakang harus mampu memberikan
dorongan kepada orang lain untuk berani tampil dan mampu maju kedepan dalam
mencapai tujuannya.

Contoh kasus nya


A. PR mempunyai etika dalam penyampaikan pesan kepada public antsr lain menyusun
kata kata yg baik tidak mengurui , intonasih suaranya tidak meledakledak, bahasa
tubuh tidak belehihan ,menghidari salah pehertian,megunakan kata kata yang tidak
sukar

B. Mengunakan logika komunikasih dan sesuai dengan latarbelakang komunikan.


Mempunyai kempanuan budaya

C. Memenuhi tatak ramah

D. Memberikan contoh kedapa bawahan yang baik,mempunyai keperdulian terhadap


bawahan dan mempunyai wawasan yang laus

3. Etika dalam industri kehumasan ialah suatu etika yang berfungsi sebagai
penyanggah industri humas dalam menghadapi massa yang akan datang. Dengan
adanya etika dalam industri kehumasan diharapkan pergeseran nilai-nilai dan budaya
serta mengeluarkan pendapat yang lebih ekstri dan dapat ditekan agar tidak terlalu
terbuka. Dengan adanya etika profesi kehumasan diharapkan para pelaku atau
kelompok-kelompok yang menganggap dirinya sebagai seseorang yang mengaku
profesional dapat dihilangkan.
Etika dalam industri kehumasan juga dapat dikatakan dengan etika sosial. Etika sosial
adalah menyangkutkan hubungan manusia dengan baik secara langsung maupun
secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap setiap
pandangan-pandangan dunia dan ideologi-ideologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup. Dalam pengertian etika sosial ini juga berkaitan
dengan etika profesi, etika profesi adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan bidang
yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang
bekerja tetap dan sesuai, tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan
dan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan
penerapan dalam praktek.
Di antara praktisi public relation terdapat perbedaan pendapat yang besar mengenai
apakah public relations adalah suatu karya seni, ketrampilan, atau sebuah profesi
dalam pengertian yang sama denagn kedokteran dan hukum. Ada juga gagasan, yang
dikembangkan oleh banyak profesional dan PRSA bahwa yang palig penting adalah
bagi individu bersangkutan untuk bertindak sebagai seorang profesional dalam bidang
ini. Kemudaian seorang praktisi humas harus memiliki: rasa kemandirian; rasa
tanggung jawab terhadap masyarakat dan kepentingan umum; kepedulian nyata
terhadap kompentensi dan kehormatan profesi ini secara menyeluruh; kesetiaan yang
lebih tinggi terhadap standar profesi dan sesama profesional daripada kepada pihak
yang memberi pekerjaan kepadanya pada saat itu. Hambatan besar bagi
profesionalisme adalah sikap banyak praktisi itu sendiri terhadap pekerjaan mereka,
mereka memandang lebih tinggi arti keamanan kerja prestise dalam organisasi, jumlah
gaji, dan pengakuan dari atasan dibandingkan nilai-nilai tersebut.

Anda mungkin juga menyukai