Anda di halaman 1dari 11

Perbandingan Hukum Perdata Negara Indonesia dengan Negara Inggris

“Hukum Kontrak”
A. Latar Belakang
Hukum kontrak merupakan terjemahan dari bahasa inggris, yaitu
contract of law, sedangkan dalam bahasa belanda disebut dengan istilah
overeenscom strecht. Menurut namanya, kontrak dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kontrak nominaat dan innominaat. Kontrak nominaat merupakan
kontrak yang terdapat dan dikenal dalam KUH perdata. Kontrak innominaat
merupakan perjanjian yang timbul, tumbuh, hidup, dan berkembang dalam
masyarakat. Timbulnya perjanjian jenis ini karena adanya asas kebebasan
berkontrak, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata. Mariam
Darus Badrulzaman mengartikan perjanjian inominaat (perjanjian tidak
bernama) yaitu “Perjanjian-perjanjian yang tidak diatur dalam KUH Perdata,
tetapi terdapat di masyarakat. Hal ini adalah berdasar kebebasan mengadakan
perjanjian atau partij autonomi yang berlaku dalam perjanjian.
Kontrak adalah perjanjian atau kesepakatan antara dua pihak yang
menimbulkan pengikatan antara keduanya untuk melaksanakan apa yang telah
diperjanjiakan.
Suatu kontrak lahir atas kesepakatan dari kedua belah pihak yang
berisi sekumpulan ketentuan yang nantinya harus ditaati oleh para pihak.
Kontrak itu sendiri menimbulkan hak dan kewajiban di masing- masing pihak.
Hak dan kewajiban itu sendiri timbul selaras dengan tuntutan tercapainya
suatu prestasi. Prestasi adalah suatu pelaksanaan hak dan/ atau perjanjian yang
tertulis dalam suatu kontrak dan mengikat bagi para pihak yang telah
mengikatkan diri atas kontrak tersebut. Bab II Buku III KUHPerdata
Indonesia menyamakan kontrak dengan perjanjian. Hal tersebut jelas terlihat
dalam judul Bab II Buku III KUHPerdata, yakni “Van verbintenissen die uit
contract of overeenkomst” (Perikatan yang Lahir dari Kontrak atau
Perjanjian).
Kontrak dapat dipersamakan dengan perjanjian dimana keduanya
memiliki unsur-unsur yang sama yaitu adanya perbuatan/tindakan manusia,
kata sepakat dari para pihak, mengikat bagi para pihak, dan menimbulkan
akibat hukum berupa hak dan kewajiban. Ada dua macam kontrak apabila
dilihat dari kedudukan hak dan kewajibanya yaitu sepihak dan timbal balik.
Kontrak sepihak adalah kontrak yang menimbulkan akibat hukum berupa
kewajiban bagi satu pihak saja dan menimbulkan hak bagi pihak lainnya.
Dalam kontrak ini walaupan yang melakukan tindakan hanya satu pihak saja
tetapi harus tetap harus didasarkan atas kesepakatan paling sedikit dua pihak.
Contohnya adalah perjanjian kuasa tanpa upah dan perjanjian penitipan barang
cuma-cuma. Kontrak timbal balik adalah kontrak yang menimbulkan akibat
hukum berupa hak dan kewajiban di masing-masing pihak dimana hak dan
kewajiban pada masing-masingpihak tersebut saling berhubungan. Saling
berhubungan diartikan dengan kewajiban yang timbul pada satu pihak maka
akan menjadi suatu kewajiban bagi pihak lainnya, begitu pula sebaliknya.
Contohnya adalah perjanjian jual beli dan perjanjian sewa menyewa barang.
Di Inggris sistem hukum didasarkan terutama pada hukum buatan
hakim (hukum dikembangkan melalui keputusan oleh hakim terdahulu yang
digunakan untuk memutuskan suatu kasus yang sama - disebut "common
law").
Terdapat beberapa perbedaan antara hukum kontrak yang ada di
Indonesia dan inggris yang akan dibahas lebih lanjut di bawah ini dan disertai
dengan sumber yang relevan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Kontrak
Menurut hukum Inggris kontak adalah cabang dari hukum perdata
atau lawan dari hukum publik. Untuk merupakan salah satu perjanjian
yang mengikat para pihak yang membuatnya. Contohnya pada A dan B
yang setuju untuk melaksanakan transaksi jual beli sebuah mobil. A
sebagai penjual dan B sebagai pembeli. Pada dasarnya konsensus di
dalam kontrak mengikat para pihak sebagai hukum itu berarti para pihak
dilarang melanggar konsensus / komitmen -Breach of Commitment
tersebut atau tidak dijemur salah satu pihak Untuk membatalkan kontrak
yang ada.
Setiap kontrak didasarkan dari perjanjian para pihak. Namun tidak
setiap perjanjian diantara para pihak tersebut disebut. Sebab hanya
perjanjian yang dapat menunjukkan keinginan para pihak tentang
Perjanjian seyogyanya memiliki konsekuensi hukum.
Perjanjian keluarga dimana seorang suami setuju untuk membayar
istrinya sejumlah uang untuk mengelola rumah tangga bukan merupakan
suatu kontrak menurut hukum Inggris.
Yang dimaksud dengan kontrak adalah suatu kesepakatan yang
diperjanjikan (promisessory agreement) di antara dua atau lebih pihak
yang dapat menimbulkan, modifikasi atau menghilangkan hubungan
hukum. Selanjutnya ada juga yang memberikan pengertian kepada
kontrak sebagai suatu perjanjian atau serangkaian perjanjian dimana
hukum memberikan ganti rugi terhadap prestasi dari kontrak tersebut dan
oleh suatu hukum, dan kontrak tersebut dianggap merupakan suatu tugas
yang harus dilaksanakan.
Istilah yang lazim untuk menyebut kontrak di dalam hukum perdata
di Indonesia, khususnya dalam KUH perdata yang menyebutkan bahwa
perjanjian adalah: "suatu perbuatan yang mana satu pihak atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih"
Definisi tentang Perjanjian sebagaimana dalam pasal 1313 KUH
perdata tersebut, oleh beberapa ahli dipandang terdapat beberapa
kelemahan diantaranya:
a. Definisi tersebut tidak jelas, karena, setiap perbuatan dapat disebut
sebagai perjanjian;
b. Tidak tampak asas konsensualisme; dan
c. Bersifat dualisme
2. Asas-Asas Hukum Kontrak
Dalam Hukum Kontrak dikenal banyak asas, di antaranya adalah sebagai
berikut :
a. Asas Konsensualisme
Asas konsensualisme sering diartikan bahwa dibutuhkan
kesepakatan untuk lahirnya kesepakatan. Pengertian ini tidak tepat
karena maksud asas konsensualisme ini adalah bahwa lahirnya kontrak
ialah pada saat terjadinya kesepakatan. Dengan demikian, apabila
tercapai kesepakatan antara para pihak, lahirlah kontrak, walaupun
kontrak itu belum dilaksanakan pada saat itu. Hal ini berarti bahwa
dengan tercapainya kesepakatan oleh para pihak melahirkan hak dan
kewajiban bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut
sudah bersifat obligatoir, yakni melahirkan kewajiban bagi para pihak
untuk memenuhi kontrak tersebut. Asas konsensualisme ini tidak berlaku
bagi semua jenis kontrak karena asas ini hanya berlaku terhadap kontrak
konsensual sedangkan terhadap kontrak formal dan kontrak riel tidak
berlaku.
b. Asas kebebasan berkontrak
Asas kebebasan berkontrak ini dikenal dengan istilah “partij
otonomie” atau “freedom of contract” atau “liberty of contract”. Pada
dasarnya asas ini bersifat universal dikarenakan digunakan disemua
negara pada umumnya.
c. Asas kekuatan hukum mengikat perjanjian/kontrak
Asas kekuatan mengikat perjanjian/kontrak mengharuskan para
pihak memenuhi apa yang telah merupakan ikatan mereka satu sama lain
dalam kontrak yang mereka buat. Asas hukum ini disebut juga asas
pacta sunt servanda, yang secara konkrit dapat dicermati dalam Pasal
1338 ayat (1) KUHPerdata yang memuat ketentuan imperatif, “semua
kontrak yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”
d. Asas Itikat Baik
Asas itikad baik (in good faith) merupakan salah satu asas yang dikenal
dalam hukum perjanjian/kontrak. Ketentuan ini diatur dalam pasal 1338
ayat (3) KUH Perdata, bahwa perjanjian harus dilaksanakan dengan
itikad baik.
C. Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada paper ini ialah:
1. Bagaimana hukum kontrak di inggris dan indonesia?
2. Apa saja sumber hukum kontrak di inggris dan indonesia?
3. Apa perbedaan hukum kontrak indonesia dengan inggris?
D. Pembahasan
1. Hukum kontrak di inggris dan indonesia
a. Hukum Kontrak di Inggris
Menurut hukum Inggris hukum kontrak merupakan bagian
dari hukum perdata yang lingkupnya adalah contract, tort, property,
trusts and family lawSedangkan bila ditinj au berdasarkan sumber
tanggung jawab hukum perdatanya, hukum Inggris membedakan
antara tanggung jawab berdasarkan contract, tort dan unjust
enrichment.
Hukum kontrak Inggris membedakan kontrak dalam bilateral
dan unilateral. Dalam hukum kontrak Inggris, consideration dalam
kontrak bilateral merupakan unsur yang amat penting, karena hukum
kontrak Inggris didasarkan pada prinsip bargain (tawar menawar).
Kedua belah pihak memberikan sesuatu pada pihak lain. Sesuatu yang
diberikan ini disebut consideration." Dengan demikian hanya bargain
promise atau promises yang diikuti oleh consideration Baja yang
mengikat.
Consideration merupakan syarat bahwa kontrak hanya
mengikat jika dalam kontrak terdapat elemen kontraprestasi atau suatu
imbalan. Syarat ini sangat penting bagi hukum kontrak di Inggris.
Dalam hukum Inggris kontrak tanpa consideration termasuk dalam
kontrak unilateral.
b. Hukum Kontrak di Indonesia
Istilah yang lazim untuk menyebut kontrak di dalam hukum
perdata di Indonesia, khususnya dalam KUH Perdata yakni
“perjanjian”. Pengertian  perjanjian ini ada dalam pasal 1313 KUH
Perdata yang menyebutkan bahwa  perjanjian adalah: “Suatu
perbuatan yang manasatu pihak atau lebih mengikatkan dirinya
terhadap satu orang lain atau lebih.”
Definisi tentang perjanjian sebagaimana dalam pasal 1313
KUH Perdata tersebut, oleh beberapa ahli dipandang terdapat
beberapa kelemahan, diantaranya adalah:
 Definisi tersebut tidak jelas, karena setiap perbuatan dapat disebut
sebagai perjanjian;
 Tidak tampak asas konsensualisme; dan
 Bersifat dualisme.
Dengan keadaan yang demikian, agar didapat suatu kejelasan
maka  penting untuk dicari dalam doktrin yang terkait dengan hal ini.
van Dunne mengemukakan bahwa perjanjian adalah: “suatu
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata
sepakat untuk menimbulkan akibat hukum”.
2. Sumber hukum kontrak di inggris dan indonesia
a. Sumber Hukum Kontrak di Inggris
Membahas hukum kontrak Inggris berarti bicara tentang
common law di Inggris, artinya sebagian besar aturan-aturan dan
prinsip-prinsip hukum kontrak berasal dari case law dan penerapan
doktrin preseden. Common law di Inggris dibentuk oleh hakim-hakim
Inggris diberbagai tingkat pengadilan sejak berabad-abad lalu
berdasarkan keputusankeputusan pengadilan yang ada (preseden),
pemahaman hakim mengenai bisnis dan perdagangan, serta logika
berfikir hakim sendiri. Sampai saat ini pengadilan tetap “membuat”
common law meskipun sekarang parlemen melalui Act of Parliament
dapat melakukan perubahan ataupun memperbaiki bahkan
membatalkan common law. Prinsip preseden memiliki kedudukan
penting dalam struktur hirarki pengadilan. Struktur tertinggi
pengadilan Inggris adalah House of Lords.
Semua pengadilan yang lebih rendah harus mengikuti
keputusan House of Lords. Pengadilan di bawah House of Lords
adalah House of Appeal. House of Appeal harus mengikuti keputusan
House of Lords sekaligus juga mengikuti keputusankeputusan
ditingkatnya. Di bawah House of Appeal adalah High Court. High
Court harus mengikuti keputusan House of Lord dan House of
Appeal. Meskipun dalam praktek High Court seringkali mengikuti
keputusan di tingkatnya sendiri, tetapi ini bukan suatu keharusan.
Dengan demikian pengadilan di semua tingkat harus memperhatikan
keputusan-keputusan dari kasus-kasus yang pernah ada sebelumnya,
kecuali secara fundamental kasusnya berbeda dengan kasus
terdahulu. Kasus seperti ini disebut dengan distingusing cases, dalam
kondisi ini hakim harus memutus perkara berdasarkan kepantasan
yang ada dan kemudian keputusan ini akan menjadi preseden bagi
keputusan berikutnya.
b. Sumber Hukum Kontrak di Indonesia
Dalam melakukan pengkajian perbandingan hukum perdata,
keberadaan sumber hukum mempunyai kedudukan yang sangat
penting karena darinya dapat diketahui dari mana suatu hukum
ditemukan dan  bagaimana dirumuskan. Pada dasarnya sumber
hukum dibedakan menjadi dua macam, yakni:
 Sumber hukum materiil
Yaitu terkait dengan dimana materi dari hukum itu didapatkan
atau diambil. Sumber hukum materiil ini merupakan elemen yang
membantu  pembentukan hukum, misalkan: hubungan sosial,
tradisi, keadaan sosial dan ekonomi masyarakat, keadaan geografis,
kondisi demografis,  perkembangan internasional, teknologi, hasil
penelitian, dan sebagainya.
 Sumber hukum formil,
Adalah merupakan tempat memperoleh kekuatan hukum. Dalam
hal ini  berkaitan dengan bentuk ataupun cara bagaimana suatu
ketentuanketentuan hukum itu berlaku yang diakui umum sebagai
hukum formil adalah: 1) undang-undang; 2) traktat; 3)
yurisprudensi; 4) kebiasaan; dan 5) doktrin. Sumber hukum formil
tersebut di atas juga merupakan sumber hukum kontrak/
Sumber hukum kontrak yang berupa undang-undang merupakan
sumber hukum yang berasal dari perundang-undangan yang dibuat
oleh Pemerintah dengan persetujuan DPR, yakni antara lain:
 Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB),
AB merupakan peraturan umum mengenai perundang-undangan
untuk  Indonesia, yang diatur dalam Staatsblad (Stb) tahun 1847
nomor 23, dan diumumkan secara resmi pada tanggal 30 April 1847
 KUH Perdata (Burgelijk Wetboek)
KUH Perdata merupakan ketentuan-ketentuan hukum yang
merupakan  produk pemerintah Hindi Belanda, yang diundangkan
dengan Maklumat tanggal 30 April 1837, Stb. 1837 nomor 23,
sedangkan di Indonesia diumumkan dalam Stb. 1848. KUH Perdata
ini diberlakukan di Indonesia berdasarkan atas asas konkordansi.
Pada awal berlakunya, KUH Perdata hanya diberlakukan bagi orang-
orang Eropa, dan yang dipersamakan dengan mereka (golongan
Timur Asing dan Tionghoa). Di dalam KUH Perdata hukum kontrak
diatur dalam Buku III, yang mengatur mengenai  perikatan.
 KUH Dagang (Wetboek van Koophandel)
KUHD lahir bersama KUH Perdata yaitu tahun 1837 di Negara
Belanda,  berdasarkan asas konkordansi juga diberlakukan di Hindia
Belanda pada tahun 1848. Setelah Indonesia merdeka berdasarkan
ketentuan pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 kedua kitab tersebut
berlaku di Indonesia. KUHD terdiri atas 2 buku, buku I berjudul
perdagangan pada umumnya dan buku II berjudul Hak dan
Kewajiban yang timbul karena  perhubungan kapal. KUHD ini
merupakan lex specialis dari KUH Perdata.
 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik 
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
 Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Jasa Konstruksi.
 Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional.
3. Perbedaan hukum kontrak indonesia dengan inggris
Persamaan Perbedaan
Offer And Acceptance (Penawaran Intention To Create Legal
Dan Penerimaan); Relation (maksud para pihak);
Certainly (Prestasi) Formalities merupakan
persyaratan yang berkaitan dengan
pengumuman untuk
melangsungkan Perjanjian kontrak
Capacity; kemampuan untuk
melangsungkan perjanjian
Consideration
Perbandingan secara jelas mengenai syarat sahnya kontrak akan
dijelaskan dibawah ini:
a. Pada Syarat sahnya kontrak menurut hukum Inggris
 Offer and acceptance, Offer merupakan tawaran yang
disampaikan oleh penawar (offero) kepada penerima tawaran
(offere) untuk memasuki atau membuat kontrak. Acceptance
merupakan penerimaan yang disampaikan oleh penerima
tawaran kepada penawar, bahwa yang bersangkutan menyetujui
untuk memasuki atau membuat kontrak.
 Certaintymerupakan ketentuan atau kepastian, baik yang
menyangkut tentang orangnya maupun objeknya.
 Intention to create legal relations merupakan syarat yang
berkaitan dengan maksud para pihak untuk memasuki kontrak.
 Capacity merupakan kemampuan dari subjek hukum untuk
membuat kontrak.
 Formalities merupakan syarat yang berkaitan bentuk kontrak.
 Considerationmerupakan syarat yang bertkaitan dengan
pertimbangan.
b. Pada Syarat sahnya kontrak menurut hukum Indonesia
 Kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara
satu orang atau lebih dengan pihak lannya (Pasal 1320 ayat (1)
KUH Perdata).
 Kecakapan adalah kecakapan atau kemampuan untuk
melakukan perbuatan hukum.
 Objek, Di dalam berbagai literatur disebutkan bahwa yang
menjadi objek perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian).
Prestasi adalah apa yang menjadi kewajiban debitur dan apa
yang menjadi hak kreditur.
 Causa yang halal Dalam Pasal 1320 KUHPerdata tidak
dijelaskan pengertian causa yang halal. Dalam Pasal 1337
KUHPerdata hanya disebutkan causa yang terlarang. Suatu
sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan UU,
kesusilaan, dan ketertiban umum
E. Kesimpulan
Menurut hukum Inggris hukum kontrak merupakan bagian dari hukum
perdata yang lingkupnya adalah contract, tort, property, trusts and family
lawSedangkan bila ditinj au berdasarkan sumber tanggung jawab hukum
perdatanya, hukum Inggris membedakan antara tanggung jawab berdasarkan
contract, tort dan unjust enrichment.
Dalam hukum perdata di Indonesia, khususnya dalam KUH Perdata
yakni “perjanjian”. Pengertian  perjanjian ini ada dalam pasal 1313 KUH
Perdata yang menyebutkan bahwa  perjanjian adalah: “Suatu perbuatan yang
manasatu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih.”
Sumber Hukum Kontrak di Inggris ialah berasal dari case law dan
penerapan doktrin preseden. Sumber Hukum Kontrak di Indonesia berasal dari
dua macam, yakni sumber hukum materiil dan sumber hukum formil,
Adapun Persamaan dari hukum kontrak yang ada di inggris dan
indonesia ialah sama-sama memiliki Offer And Acceptance (Penawaran Dan
Penerimaan) terdapat Certainly (Prestasi), terdapat Capacity; kemampuan
untuk melangsungkan perjanjian,ada Consideration
Adapun perbedaan antara sumber hukum kontrak di inggris dan di
indoneisa ialah berbeda Intention To Create Legal Relation (tujuan atau
maksud dari para pihak yang ingin melakukan perjanjian) berbeda pada
Formalities yakni perbedaan pada persyaratan yang berkaitan dengan
pengumuman untuk melangsungkan Perjanjian kontrak.
F. Daftar Pustaka
Isradjuningtias, A. C. (2015). Force majeure (overmacht) dalam hukum
kontrak (perjanjian) Indonesia. Veritas et Justitia, 1(1).
Muhtarom, M. (2014). Asas-Asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam
Pembuatan Kontrak. Jurnal Suhuf, 26(1), 48-56.
Lestari, I. G. A. A. I. (2013). Perbandingan Kontrak Konstruksi Indonesia
dengan Kontrak Konstruksi Internasional. GaneÇ Swara, 64-69.
Panggabean, R. M. (2010). Keabsahan Perjanjian dengan Klausul
Baku. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 17(4), 651-667.

Anda mungkin juga menyukai