Anda di halaman 1dari 10

1. APAKAH TUJUAN PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU SASARAN?

Tujuan Umum Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 agar terjadi perubahan pola fikir (mindset) guru
dalam mempersiapkan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran
sesuai dengan pendekatan dan evaluasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan baik dan benar.

Tujuan khusus Pelatihan Guru Sasaran Implementasi Kurikulum 2013 adalah agar peserta mampu
memahami materi pelatihan yang terdiri atas:
1. Rasional Kurikulum 2013;
2. Elemen perubahan kurikulum;
3. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar (KD);
4. Strategi implementasi Kurikulum 2013;
5. Isi Buku Guru;
6. Isi Buku Siswa;
7. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
8. Cara penilaian sesuai tuntutan Kurikulum 2013;
9. Cara melaksanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum 2013; dan

Tujuan Khusus Bagi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah adalah mampu:
1. Mengelola sumber daya yang dimiliki sekolah.
2. Membimbing guru dalam pengelolaan sistem penilaian yang berbasis kompestensi sesuai dengan
pendekatan autentik.
3. Memahami prosedur dan tekhnik supervisi akademik
4. Membuat instrument perencanaan dan pelaksanaan supervisi akademik.
5. Melaksanakan kegiatan supervisi akademik
6. Membuat instrument evaluasi dan program tindak lanjut supervisi akademik
7. Membimbing guru dan pembina ekstrakurikuler dalam merancang kegiatan kepramukaan

2. APAKAH RATIONAL DARI KURIKULUM 2013?


Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi
1. Tantangan Internal
a. Pemenuhan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Pengelolaan,
Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan
menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki
kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan
masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan
pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.
a. Tantangan masa depan antara lain globalisasi, kemajuan teknologi informasi.
b. Kompetensi masa depan antara lain kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir
jernih dan kritis, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab, kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan memiliki
kesiapan untuk bekerja.
c. Persepsi masyarakat antara lain terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa
terlalu berat, kurang bermuatan karakter.
d. Perkembangan pengetahuan dan pedagogi antara lain Neurologi, Psikologi, Observation
based [discovery] learning dan Collaborative learning.
e. Fenomena negatif antara lain perkelahian siswa, narkoba, korupsi, plagiarisme, dan
kecurangan dalam ujian.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud apabila
terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir dalam proses pembelajaran sebagai berikut ini.
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan Standar Kompetensi Lulusan
berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan kebutuhan. Setelah
kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar
kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan kesempatan
mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan tugas-tugas penyusunan
silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan
yang sangat memberatkan guru.
5. Pendalaman dan Perluasan Materi
Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) tahun 2006 dan 2011 yang ditujukan
untuk kelas IV SD juga menunjukkan hasil bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD
kelas IV hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan
mampu mencapai level tinggi dan advance.
Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk
mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
- low mengukur kemampuan sampai level knowing,
- intermediate mengukur kemampuan sampai level applying,
- high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan
- advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.
Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang
lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak
esensial atau tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam
perbandingan internasional.

3. JELASKAN EMPAT ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013?


4 Element Perubahan
1) Berdasarkan Permendikbud no 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMP/MTs/SMPLB/Paket B Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki
sikap, pengetahuan, danketerampilan sebagai berikut:

2) PERMENDIKBUD RI NO 64 TAHUN 2013 tentang STANDAR ISI PENDIDIKAN DASAR DAN


MENENGAH
Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah ditetapkan untuk setiap satuan
dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan menjadi beberapa Tingkat
Kompetensi. Tingkat kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.Tingkat Kompetensi merupakan kriteria
capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap tingkat kelas
dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi terdiri atas 8 (delapan) jenjang
yang harus dicapai oleh peserta didik secara bertahap dan berkesinambungan. Tingkat Kompetensi
tersebut diterapkan dalam hubungannya dengan tingkat kelas sejak peserta didik mengikuti pendidikan
TK/RA, Kelas I sampai dengan Kelas XII jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Tingkat Kompetensi TK/RA bukan merupakan prasyarat masuk Kelas I.
Uraian Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi disajikan dalam tabel
di bawah ini.
TINGKAT KOMPETENSI DAN RUANG LINGKUP MATERI
3) Permendikbud RI No65 Tahun 2013tentang STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
Dalam Permendikbud ini dijelaskan Komponen RPP terdiri atas:
a. identitas sekolahyaitunamasatuanpendidikan
b. identitasmatapelajaranatautema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materipokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar danindikatorpencapaiankompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.

4) Permendikbud RI No 66 Tahun 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis
portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

4. JELASKAN KETERKAITAN ANTARA SKL, KI, DAN KD!


A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SMP/MTs/SMPLB/Paket B Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut
Tabel 3 Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
DIMENSI KOMPETENSI LULUSAN
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
SIKAP
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
PENGETAHUAN
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
KETERAMPILAN ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah
dan sumber lain sejenis.

B. KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas tertentu. Melalui
kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan Kompetensi inti menggunakan notasi berikut ini.
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. Dimensi Sikap
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial.
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan. Dimensi Pengetahuan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Dimensi Ketrampilan

C. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan Kompetensi Dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
4. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
5. JELASKAN STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013!
1. Pengembangan Kurikulum 2013 pada Satuan Pendidikan
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan atas prinsip berikut ini.
a. Sekolah adalah satu kesatuan lembaga pendidikan dan kurikulum adalah kurikulum satuan
pendidikan, bukan daftar mata pelajaran.
b. Guru di satu satuan pendidikan adalah satu satuan pendidik, mengembangkan kurikulum
secara bersama-sama.
c. Pengembangan kurikulum di jenjang satuan pendidikan langsung dipimpin kepala sekolah.
d. Pelaksanaan implementasi kurikulum di satuan pendidikan dievaluasi oleh kepala sekolah.

2. Manajemen Implementasi
a. Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah
provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk
melaksanakan kurikulum.
c. Pemerintah bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara
nasional.
d. Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap
pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
e. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan profesional
kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.

3. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Kurikulum dilaksanakan selama masa pengembangan ide (deliberation process),
pengembangan desain dan dokumen kurikulum, dan selama masa implementasi kurikulum.
Evaluasi dalam deliberation process menghasilkan penyempurnaan dalam Kompetensi Inti yang
dijadikan organising element dalam mengikat Kompetensi dasar mata pelajaran.
Pelaksanaan evaluasi implementasi kurikulum dilaksanakan sebagai berikut.
a. Sampai tahun pelajaran 2015-2016: untuk memperbaiki berbagai kesulitan pelaksanaan
kurikulum.
b. Sampai tahun pelajaran 2016 secara menyeluruh untuk menentukan keefektifan,
kelayakan, kekuatan, dan kelemahan implementasi kurikulum.
Evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum (implementasi kurikulum) diselenggarakan dengan
tujuan untuk mengidentifikasi masalah pelaksanaan kurikulum dan membantu kepala sekolah
dan guru menyelesaikan masalah tersebut. Evaluasi dilakukan pada setiap satuan pendidikan
dan dilaksanakan pada satuan pendidikan di wilayah kota/kabupaten secara rutin.

6. BAGAIMANA LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN ILMIAH!


Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas
lima pengalaman belajar pokok yaitu:
a. mengamati;
b. menanya;
c. mengumpulkan informasi/eksperimen;
d. mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana
tercantum dalam tabel berikut:

Langkah Pembelajaran Kegiatan Belajar Kompetensi yang Dikembangkan


Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan, ketelitian,
melihat (tanpa atau dengan alat) mencari informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan kreativitas, rasa
2
1
V
6
H
5
G
T
I
4
L
W
D
J
3
K
O
A
C
R
P
S
U
Y
N
E
M
Langkah Pembelajaran

Mengumpulkan informasi/
eksperimen

Mengasosiasikan/mengolah
informasi

Mengkomunikasi-kan
Kegiatan Belajar
informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
- melakukan eksperimen
- membaca sumber lain selain
buku teks
- mengamati
objek/kejadian/aktivitas
- wawancara dengan narasumber

- mengolah informasi yang sudah


dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan
mengumpulkan/eksperimen mau
pun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
- Pengolahan informasi yang
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari
berbagai sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda sampai
kepada yang bertentangan.

Menyampaikan hasil pengamatan,


kesimpulan berdasarkan hasil
analisis secara lisan, tertulis, atau
media lainnya

7. JELASKAN KONSEP MODEL-MODEL PEMBELAJARAN (PBL, PJBL, DL)!


1. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Kompetensi yang Dikembangkan
ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang
perlu
untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat

Mengembangkan sikap teliti,


jujur,sopan, menghargai pendapat
orang lain, kemampuan
berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan
informasi melalui berbagai cara
yang dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan berpikir
induktif serta deduktif dalam
menyimpulkan.

Mengembangkan sikap jujur, teliti,


toleransi, kemampuan berpikir
sistematis, mengungkapkan
pendapat dengan singkat dan
jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik
dan benar.
2. PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
Tabel 1: Tahapan-Tahapan Model PBL
FASE-FASE PERILAKU GURU
Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi siswa kepada masalah. logistik yg dibutuhkan.

 Memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam


pemecahan masalah yang dipilih.

Fase 2 Membantu siswa mendefinisikan dan


Mengorganisasikan siswa. mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
Fase 3 Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
Membimbing penyelidikan individu dan sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
kelompok. penjelasan dan pemecahan masalah.
Fase 4 Membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyajikan hasil menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model
karya. dan berbagi tugas dengan teman.
Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
Menganalisa dan mengevaluasi proses dipelajari /meminta kelompok presentasi hasil kerja.
pemecahan masalah.

3. DISCOVERY LEARNING
Stimulation

Problem Statement

Data Collection

Data Processing

Verification

Generalization

Anda mungkin juga menyukai