Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muh.

Tatang Primadani

NIM : 23010180234

Kelas : Metode Penelitian (7G)

A. LANDASAN TEORI
Landasan teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang disusun secara
sistematis. (Sugiyono, 2010: 54) Landasan teori secara umum merupakan
sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan
diantara konsepkonsep tersebut yang membentuk dalam memahami
sebuah fenomena. Landasan teoritis diharapkan mampu menjadi
landasan atau acuan maupun pedoman dalam penyelesaian masalah-
masalah yang timbul dalam penelitian ini.
1. Hasil Belajar
Abdurrahman dalam kutipan (Fita Leli Elfida, 2017: 16)
mendefinisikan Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah
ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar
ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan-tujuan intruksional.
Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan
dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim yang dikutip Ahmad
Susanto menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka
studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain: kognitif,
efektif, dan psikomotorik.
1. Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan
penilaian.
2. Ranah efektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah efektif meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjaw ab atau reaksi,
menilai,
organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks
nilai.
3. Ranah psikomotorik
Meliputi keterampilan motorik, keterampilan tangan.
menipulasi benda-benda.
2. Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran agama islam. Dibarengi dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama hingga terwujud persatuan dan
kesatuan bangsa. (Konik Naimah, 2020: 94) Menurut Muhaimin
dalam (H. Abdul Rahman, 2012: 3) bahwasanya pendidikan agama
islam memiliki makna yaitu mendidikkan agama islam atau ajaran
islam dan nilai-nilainya, agar menjadi pandangan dan sikap hidup
seseorang. Pendidikan agama islam ini memiliki tujuan yang jelas
yaitu untuk membentuk manusia takwa, yakni manusia yang
patuh kepada Allah SWT. dalam menjalankan ibadah dengan
menekankan pembinaan kepribadian muslim, yaitu pembinaan
akhlakul karimah dan juga terbentuknya kepribadian yang utama
(insan kamil).
Menurut baharudin dalam bukunya pendidikan psikologi
perkembangan. Pendidikan agama islam adalah usaha sadar dan
terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami,menghayati, hingga mengimani ajaran islam di iringi
dengan tuntutan untuk menghormatipenganut ajaran agama laindalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud
persatuan dan kesatuan bangsa. Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan
agama islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaramn islam secara
menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.
Menurut Dr. Armai Arief, M.A pendidkan islam yaitu sebuah proses
yang dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya;
beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan
eksistensinya sebagai khalifah allah di muka bumi, yang bersandar
kepada ajaran Al-qur’an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini
berarti terciptanya insane-insan kamil setelah proses berakhir.
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan basic education yaitu
sebagai pendidikan yang paling dasar (pondasi) yang akan
mempengaruhi kehidupan dunia dan akhirat. Pengertian Pendidikan
Agama Islam pada peserta didik yaitu merupakan upaya sadar dan
terencana dalam menyiapkan anak untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam.
Pendidikan agama islam(PAI) bertujuan agar siswa mampu
mengenal dan memiliki sikap dan perilaku beragama yang baik serta
menerapkan nilai-nilai dan tata cara ajaran islam secara sederhana
dalam kehidupan sehari-hari.Pembentukan sikap spiritual dan sosial
pada peserta didik yaitu perilaku yang mencerminkan sikap beriman
dan bertakqa, hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir dan bersikap
kreatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama,
mampu menyesuaikan diri. Untuk membentuk siswa menjadi generasi
yang berakhlakul karimah maka nilai-nilai Pendidikan Agama Islam
hendaknya perlu untuk dikaji islami, yang dimodifikasi sesuai
perkembangan dan pengembangan peserta didik penanaman nilai-nilai
PAI pada peserta didik tidak lepas dari skill dan kualifikasi pendidik /
orang dewasa disekitarnya, baik guru, orang tua atau masyarakat
sekitar. Modikasi penanaman nilai-nilai PAI sesuai tahapan sangat
diperlukan agar siswa memiliki semangat untuk terus belajar dan
berkembang, hal ini menuntut pendidik untuk memiliki kepribadian
yang istiqomah, komitmen terhadap pendidikan anak dan memiliki
etos belajar yang tinggi untuk mempelajari cara-cara mebelajarkan
anak sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran Islam.
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran PAI yang dapat dikembangkan
yaitu:
1) Pembelajara dilaksanakan dalam konteks bermain yang
menyenangkan sesuai perkembangan yang difokuskan pada
pembiasaan dan keteladanan.
2) Dilaksanakan secara bertahap dengan mengacu pada prinsip
perkembangan anak.
3) Menggunakan berbagai sumber dan media pengembangan
pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar.
4) Menyediakan lingkungan yang mendukung proses pengembangan
pembelajaran PAI
5) Mengembangkan kecakapan hidup anak. Agar anak berkembang
menjadi manusia seutuhnya, memiliki kepribadian, berakhlak mulia,
cerdas, terampil, mampu bekerjasama dengan orang lain, mampu hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada intinya pengembangan pembelajaran PAI yakni berusaha
membina hubungan harmonis antara manusia dengan Allah, sesama
manusia dan alam sekitar secara seimbang dan integrasi, sehingga
mengasilkan suatu pribadi yang integral pula. Muatan pengembangan
yang dapat dintegritaskan dengan pembelajarannya meliputi: akidah,
akhlak, al-Qur’an, al-Hadits, pendidikaniIbadah, dan kisah islami yang
dalam pelaksanaannya menyesuaikan dengan jenjang usia / tahap
perkembangan anak.
Dalam pendidikan agama islam bagi anak terdapat tiga hal pokok
dan mendasar yang harus diperhatikan dan diajarkan oleh orangtuanya,
yaitu pendidikan akidah, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak.
Pendidikan yang Pertamaadalah pendidikan akidah karena pendidikan
ini merupakan pendidikan yang sangat penting dan mendasar yang
harus ditanamkan pada anak. Pendidikan akidah meliputi pengenalan,
keyakinan dan keimanan kepada Allah. Orangtua harus menanamkan
keyakinan dan keimanan bahwa Allah itu ada dan selalu melihat serta
mengawasinya dalam setiap perbuatan yang ia lakukan. Pendidikan
yang keduayaitu pendidikan Ibadah yaitu pendidikan yang
menekankan pada cara yang harus dilakukan untuk beriman kepada
Allah. Dalam hal ini orangtua harus mengajarkan bagaimana cara
untuk berkomunikasi dan lebih dekat kepada Allah yaitu dengan
melakukan Ibadah baik Ibadah Wajib dan Ibadah Sunnah. Pendidikan
yang ketiga adalah pendidikan Akhlak, merupakan pendidikan yang
paling penting dan paling pokok yang merupakan pondasi dasar dalam
ajaran Islam. Ini sangat penting diajarkan karena untuk menentukan
cara berperilaku dan bersikap, maka dari itu sangat penting diajarkan
pada anak sejak usia dini. Lembaga pendidikan yang selanjutnya
adalah sekolah yang merupakan lembaga pendidikan yang berperan
membekali siswa dengan ketrampilan dan pengetahuan untuk
mengembangkan potensi anak. Akan tetapi sekolah juga berperan
membentuk kepribadian anak setelah lembaga keluarga. Oleh karena
itu orangtua harus lebih pintar memilih sekolah yang dapat membentuk
karakter dan kepribadian anak menjadi lebih baik. Dalam lingkungan
di luar rumah masjid juga termasuk sebagai lembaga Agama yang
penting untuk mendidik dan mengajarkan anak serta meningkatkan
kualitas keimanannya.
3. Sholat Jenazah
Shalat jenazah adalah shalat yang dilakukan karena meninggalnya
seorang muslim atau muslimah. Shalat atas jenazah adalah ibadah
yang masyru' dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. juga para
shahabat. Rasulullah SAW menshalati jenazah An-Najasyi, raja
Habasyah, ketika wafat jarak jauh. Jumhur ulama berpendapat
bahwa hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah. Dimana bila
sudah ada satu orang yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban
orang lain. Shalat jenazah dilakukan dengan 4 takbir dan 2 salam
serta dikerjakan dengan posisi berdiri. (Ahmad Sarwat, 2018: 6).
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan
mengalami kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya.
Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan
pada derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang
muslim yang telah meninggal dunia. Oleh sebab itu, menjelang
menghadapi keharibaan Allah SWT orang yang telah meninggal dunia
mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.
Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang
dari mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya
melakukan kewajiban yang mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu
memandikan, mengkafani, menyembahyangkan dan menguburkannya.
Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya,
memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke
kubur sampai kepada menguburkannya adalah perintah agama yang
ditujukan kepada kaum muslimin sebagai kelompok masyarakat.
Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka
sebagaimana mestinya, maka kewajiban melaksanakan perintah itu
berarti sudah terbayar.
Menurut istilah, kata jenazah ialah seseorang yang meninggal
dunia dan berpisahnya roh dengan jasadnya. Lebih jauh, kata Jenazah
memiliki makna “seseorang yang telah meninggal dunia yang sudah
terputus masa kehidupannya dengan alam dunia ini” (Hassan, 2000).
Jenazah adalah orang yang telah keluar ruh (nyawa) dari jasadnya, atau
juga disebut mayat. Umat Islam yang masih hidup berkewajiban untuk
mengurusinya. Artinya melakukan hal-hal yang berkenaan dengan
mayat sesuai dengan syara’. Hukum penyelenggaraan jenazah menurut
kesepakatan ulama adalah fardhu kifayah. Disunnahkan untuk segera
memandikan mayat dan mempersiapkan penguburannya apabila dia
telah benar-benar mati, seperti mati dikarenakan suatu sebab atau
muncul tanda-tanda kematiannya seperti kedua telapak kakinya
menjadi lembek dan tidak tegak, atau hidungnya miring atau
pelipisnya berlubang atau meleleh kulit wajahnya, atau copot kedua
mata kakinya dari betisnya atau menyusut buah testisnya, apabila ragu
karena tidak ada sebab yang membuatnya mati, atau kemungkinan dia
hanya diam atau muncul tanda-tanda yang menakutkan atau lainnya,
hendaknya ditunggu hingga benar-benar bahwa dia mati, misalnya
dengan baunya yang berubah atau lainnya (Ad-Dimasyqi, Yahya,
2010). Pengurusan jenazah merupakan bagian dari etika Islam yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Hukum
dalam pengurusan jenazah merupakan fardhu kifayah, artinya
apabila telah dilaksanakan oleh sebagian orang, maka kewajiban
tersebut dianggap telah mencukupi.
4. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate, yang berarti berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Sebagai metode dalam mengajar simulasi dapat
diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan
situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip,atau
ketrampilan tertentu. Metode simulasi adalah metode pembelajaran
yang sengaja dirancang untuk bertindak atau mencoba sesuatu
kondisi yang sebenarnya akan terjadi. Simulasi juga dapat diartikan
sebagai suatu cara pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku
secara imitasi. Jadi simulasi pada dasarnya adalah semacam
permainan dalam pembelajaran yang diangkat dari realita
kehidupan. (Lefudin, 2014: 259) Jadi dapat disimpulkan
bahwasannya metode simulasi adalah suatu cara belajar dengan
menirukan suatu ketrampilan atau kajian tertentu.
Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan oleh
fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan
sistem untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan metode pembelajaran
adalah salah satu sub sistem dalam sistem pembelajaran yang tidak
bisa dilepaskan begitu saja. Menurut Rusman metodesimulasi
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan
memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret melalui peran
aktif siswa dalam proses pembelajaran. Dalam metode simulasi
guru maupun siswa dapat aktif dalam proses belajar mengajar, siswa
lebih mudah dalam memahami materi dan akan lebih bisa
menghayati tentang pelajaran yang diberikan.
Metode simulasi memberikan gambaran kenyataan kepada siswa
mengenai sebuah nilai. Untuk mencapai hasil belajar maksimal dan
juga untuk dapat mengatasi kesulitan belajar, siswa dan guru harus
memahami proses belajar dan seluruh faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar. Umumnya siswa sangat membutuhkan metode
yang sederhana dan mudah diterapkan untuk dapat belajar secara
efektif. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa situasi yang
disimulasikan hendaknya tidak selalu kompleks dan tidak terlalu
sederhana. Apabila terlalu kompleks para pemain menjadi kurang
berani memainkannya, permainan simulasi tetap dapat
menyediakan suatu gambaran kehidupan dan kenyataan yang berarti.
Penekanan dalam metode simulasi adalah pada kemampuan siswa
untuk berimitasi sesuai dengan objek yang diperankan. Pada titik
finalnya diharapkan siswa mampu untuk mendapatkan kecakapan
bersikap dan bertindak sesuai dengan situasi sebenarnya.
Pengertian operasional dari metode simulasi adalah suatu usaha untuk
memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip
atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam
situasi tiruan. odel simulasi pada dasarnya merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar
yang lebih kongkret melalui penciptaan tiruan-turuan bentuk
pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya dan berlangsung
dalam suasana yang tanpa resiko.
Pemakaian metode simulasi akan mencapai tujuan yang maksimal
apabila menerapkan beberapa prinsip di bawah ini, yaitu:
a. Simulasi dilakukan oleh kelompok siswa, tiap kelompok
mendapatkan kesempatan melaksanakan simulasi yang sama atau
juga berbeda.
b. Semua siswa harus terlibat langsung menurut peranan masing-
masing.
c. Penentuan topik disesuaikan dengan tingkat kemampuan
kelas, dibicarakan oleh siswa dan guru.
d. Petunjuk simulasi hendaknya digambarkan situasi yang
lengkap.
e. Hendaknya diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu.
Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi
tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung
pada objek yang sebenarnya. Belajar bagaimana cara
mengopersikan sebuah mesin yang mempunyai karakteristik khusus
misalnya, siswa sebelum menggunakan mesin yang sebenarnya
akan lebih bagus melalui simulasi terlebih dahulu. Demikian juga
untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap
suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
Dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam, metode ini bisa
digunakan untuk bidang-bidang sejarah dan pendidikan akhlak.
Peserta didik diharapkan mampu menirukan peristiwa sejarah atau
perilaku keagamaan yang diharapkan dapat dicontoh atau
diteladani oleh peserta didik dalam kehidupan, atau bisa juga
perilaku atau peran-peran yang harus dihindari oleh peserta didik
dalam kehidupan agar peserta didik memiliki kemampuan
mengamalkan perintah agama dan menjauhi larangan.
Beberapa tujuan dari kegiatan atau pelatihan simulasi dapat kita
lihat sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa dengan
melibatkan siswa
dalam mempelajari situasi yang hampir serupa dengan
kejadian yang sebenarnya.
b. Untuk melatih siswa mengusai keterampilan tertentu, baik yang
bersifat
profesional maupun yang penting bagi kehidupan sehari-hari.
c. Untuk pelatihan memecahkan masalah.
d. Untuk memberikan rangsangan atau kegairahan belajar siswa.
e. Untuk merasakan atau memahami tingkah laku manusia
dan situasi situasi masyrakat di sekitarnya.
f. Untuk melatih dan membantu siswa dalam memimpin,
bergaul dan
memahami hubungan antara manusia, bekerjasama dalam
kelompok dengan efektif, menghargai dan memahami perasaan dan
pendapat orang lain, dan memupuk daya kreatifitas siswa

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan


simulasi sebagai metode mengajar, diantaranya:

a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam


menghadapi
situasi yang sebenarnya kelak.
b. Simulasi dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
c. Simulasi dapat memupuk keberanian siswa.
d. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses
pembelajaran.
Disamping memiliki kelebihan, metode simulasi juga
memilki
beberapa kelemahan, diantaranya:
a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat
dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik.
c. Faktor psikologis

Metode ini tepat jika digunakan untuk pembelajaran mata pelajaran


pendidikan agama Islam terutama pelajaran fikih, karena materinya
membutuhkan aplikasi, agar siswa lebih mudah memahami. Dengan
permainan simulasi siswa diharapkan memahami sekaligus dalam
aplikasinya. Siswa akan berperan seperti apa yang dimaksud dalam materi.
Selain itu juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat
secara langsung memperaktekkannya dan metode ini dapat menarik
perhatian siswa, dengan adanya tehnik bermain didalamnya dapat
membuat siswa termotivasi untuk lebih mendalaminya. Metode ini
juga akan lebih memudahkan guru dalam meningkatkan prestasi
siswa, lebih mudah menyampaikan materi yang hendak diberikan.
Siswa akan lebih dapat menghayati materi pelajaran yang diberikan.
Selain itu, metode ini bisa juga dijadikan sebagai sarana hiburan bagi
pihak-pihak lain dalam pelajaran disekolah, metode ini dapat
memberikan pesan-pesan moral dalam aplikasinya.

Anda mungkin juga menyukai