PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur
pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan
perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi,
kredit hingga kebijakan lain, tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-
program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia
hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat
kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di
Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang
mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara
lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan
nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk
Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan
pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Bencana banjir telah menjadi persoalan tiada akhir bagi manusia di seluruh dunia dari
dulu, sekarang dan yang akan datang. Bencana ini bisa merupakan akibat dari peristiwa alam
atau akibat dari aktifitas dan kegiatan manusia dan bahkan bisa secara bersamaan diakibatkan
oleh alam dan manusia. Di Indonesia, walaupun waktu terjadinya banjir dan besarannya
bervariasi hampir semua daerah menghadapi bahaya banjir yang signifikan. Kerugian dan
kerusakan akibat banjir adalah sebesar dua pertiga dari semua bencana alam yang terjadi
(Direktorat Sungai 1994). Setiap tahun lebih dari 300 peristiwa banjir terjadi menggenangi
150.000 ha dan merugikan sekitar satu juta orang. Saat ini kecenderungan bencana banjir
terus meningkat baik di perkotaan maupun pedesaan.
Bencana banjir merupakan fenomena alam, yang terjadi karena dipicu oleh proses
alamiah dan aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam. Proses
alamiah sangat tergantung pada kondisi curah hujan, tata air tanah (geohidrologi), struktur
geologi, jenis batuan, geomorfologi, dan topografi lahan. Sedangkan aktivitas manusia terkait
dengan perilaku dalam mengeksploitasi alam untuk kesejahteraan manusia, sehingga akan
cenderung merusak lingkungan, apabila dilakukan dengan intensitas tinggi dan kurang
terkendali. Hal ini telah diisyaratkan di dalam Al Qur’an bahwa kerusakan yang terjadi di
muka bumi ini ada yang disebabkan oleh ulah maupun kegiatan manusia.
BAB II
PERMASALAHAN
Mengutip data BNPB, banjir pada 2020 merupakan bencana alam terbanyak di
Indonesia yaitu 36,50 persen.
Ada tiga jenis banjir yang terjadi. Pertama, badan sungai tidak mampu menampung
air sehingga meluap. Kedua, curah hujan di daerah atas sangat tinggi yang
berpengaruh di kota di bawahnya. Ketiga, banjir limpasan air laut yang masuk ke
darat.
Selain banjir, penurunan tanah juga terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Penelitian Heri Andreas 2021 menunjukkan, penurunan tanah di Jakarta berkisar 1
hingga 20 cm per tahun, Bekasi [4 cm], dan Semarang [20 cm]. Riset itu
mengungkapkan, ada 112 kota atau kabupaten di pesisir Indonesia mengalami rob.
Indonesia bisa belajar dari Kota Tokyo yang pada tahun 1960-an mengalami banjir
dan amblasan tanah cukup dalam. Pemerintahnya secara bertahap membuat
program pembatasan penggunaan air tanah.
Satu temuan penting penelitian mereka adalah, sebagian besar responden
menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan harian [79,70 persen]. Dari
PDAM hanya 19,70 persen. Pemenuhan kebutuhan air dari air tanah dalam sebesar
48,60 persen dan air tanah dangkal 31,40 persen.
“Mengapa memakai air tanah bisa menimbulkan masalah? Pertama, air tanah
langsung digunakan tanpa ada pengolahan. Kedua, di perkotaan kontaminasi sangat
tinggi apalagi di kawasan padat. Ketiga, di kota sebaiknya menggunakan air yang
diolah. Keempat, penggunaan air tanah berlebihan bisa menimbulkan amblasan
yang mempertinggi risiko banjir .”
BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian Banjir
Bencana banjir tidak hanya terjadi di perkotaan, daerah pedesaan yang memiliki
wilayah resapan air yang luas pun dapat mengalaminya. Tentunya banjir di perkotaan dan
pedesaan disebabkan oleh faktor-faktor yang berbeda dan menimbulkan dampak kerugian
yang berbeda pula.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bandung peristiwa banjir
seakan sudah menjadi agenda tahunan yang datang ketika musim hujan tiba. Sedangkan
banjir di daerah pedesaan umumnya disebabkan oleh gundulnya hutan sehingga debit air
sungai meluap atau bisa disebut banjir bandang.
Penyebab Banjir
1. Topografi Wilayah
Kondisi topografi adalah bentuk permukaan suatu wilayah. Wilayah dengan topografi
rendah atau dataran rendah lebih berisiko mengalami banjir dibandingkan daerah dataran
tinggi. Hal ini sesuai dengan prinsip air, yakni akan selalu mengalir ke tempat yang lebih
rendah. Banjir umumnya terjadi di daerah hilir kawasan daerah aliran sungai (DAS). Karena
dipastikan daerah hilir memiliki ketinggian yang lebih rendah dibandingkan daerah hulu.
2. Intensitas Curah Hujan
Curah hujan yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang akan meningkatkan risiko
banjir. Volume air di daratan akan meningkat karena tanah memiliki tingkat kejenuhan air
dalam kadar tertentu. Air hujan yang jatuh ke daratan akan memenuhi saluran-saluran air,
seperti sungai. Jika volume air terlalu banyak, maka sungai akan meluap dan menimbulkan
bencana banjir.
Area resapan air seperti hutan kota dan ruang terbuka hijau sangatlah diperlukan
khususnya di perkotaan. Area-area tersebut dapat menjadi daerah resapan air dan mencegah
terjadinya banjir. Namun sayangnya, pembangunan besar-besaran dilakukan tanpa
mempertimbangkan area resapan air. Apabila permukaan tanah tertutupi oleh beton atau
aspal, maka air tidak dapat meresap dan akan menggenang.
4. Aliran Sungai
Kelancaran aliran air pada selokan dan sungai juga menjadi faktor terjadinya banjir atau
tidak. Sungai serta parit yang dipenuhi oleh sampah yang menumpuk akan menghambat
aliran air, sehingga air akan meluap ke daratan.
Hasil pemetaan kerawanan banjir pada lahan sawah menunjukkan bahwa hampir seluruh
lahan sawah pada dataran rendah berada pada kategori kerawanan tinggi dan sedang. Secara
umum, wilayah dengan kerawanan banjir dan rob tinggi tersebar pada wilayah yang dekat
dengan pantai. Wilayah bagian barat yaitu Kabupaten Kendal dan Batang, didominasi dengan
banjir yang disebabkan oleh hujan. Wilayah dengan kerawanan genangan rob tinggi sebagian
besar berada di wilayah timur yaitu di Kabupaten Demak. Sawah dengan kerawanan tinggi
tersebar pada dataran rendah dekat dengan pesisir. Peta kerawanan banjir menunjukkan
bahwa hampir seluruh lahan sawah pada dataran rendah berada pada kategori kerawanan
tinggi dan sedang. Lahan sawah dengan kerawanan tinggi tersebar pada dataran rendah dekat
dengan pesisir. Faktor yang berpengaruh utamanya adalah topografi yang datar, elevasi yang
rendah dan jenis tanah dengan tekstur halus.
Kesimpulan
Bencana banjir merupakan fenomena alam, yang terjadi karena dipicu oleh proses
alamiah dan aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam. Oleh sebab
itu, diperlukan cara pengendalian pada daerah aliran sungai agar tidak menimbulkan luapan
air. Penyebab banjir diantaranya tifograpi wilayah, intensitas curah hujan, dan aliran sungai.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai berikut :
Diterima (received): 3 November 2014; Direvisi (revised): 2 Februari 2015; Disetujui untuk
dipublikasikan (accepted): 1 April 2015
Oleh Muhammad Sukirman, Makassar, 13 November 2014 Studi Pengaruh Banjir Terhadap
Produksi Pertanian Tanaman Pangan di Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo.