Anda di halaman 1dari 88

MANAJEMEN PENDIDIKAN MUBALLIGH

AL-AZHAR JAKARTA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos.I)

Oleh:

YULITA PUTRI
NIM : 107053002709

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H
MANAJEMEN PENDIDIKAN MUBALIGH
AL-AZHAR JAKARTA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S. Kom. I)

Oleh :

YULITA PUTRI
NIM : 107053002709

Di bawah bimbingan,

Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA


NIP : 196606051994031005

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana 1 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya telah

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Januari 2013

Yulita Putri
ABSTRAK

Yulita Putri (107053002907)


“ Manajemen Pendidikan Mubaligh Al-Azhar, Jakarta”
Dibawah bimbingan bapak Drs. H. Hasan Ibnu Hibban, M.A

Dakwah merupakan sesuatu yang pokok dalam Islam yang aktivitasnya menyatu
dalam kehidupan setiap muslim dengan Tuhan-Nya dan hubungan antar manusia dengan
sesama. Maka dakwah suatu hal yang harus disebarluaskan ke berbagai pelosok dunia
untuk memperkenalkan ajaran Islam secara meyeluruh. Konsep dakwah dapat dilakukan
dengan efektif dan efisien apabila menggunakan teori manajemen pendidikan hal ini
memberikan kelancaran dalam berdakwah. Dalam hal ini, manajemen pendidikan
mubligh mempunyai peranan penting untuk mendidik kader-kader dakwah yang
professional. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik untuk membahas bagaimana
manajemen pendidikan muballigh dan langkah-langkah penerapan manajemen
pendidikan muballigh al-azhar?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ilustrasi yang jelas dan memperoleh
data mengenai manajemen pendidikan muballigh al-Azhar. Dalam penulisan ini metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif
yang sifat pembahasannya menggambarkan objek kajian sesuai dengan kenyataan di
lapangan. Kemudian teknik pengumpulan data adalah wawancara dan observasi.
Metode yang digunakan oleh penulis adalah penelitian lapangan dengan
pendekatan kualitatif yang mennghasilkan data deskriptif, dalam pengumpulan data,
teknik yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pemantauan (monitoring). Fungsi
manajemen tersebut untuk menerapkan tata kelola Pendidikan Muballigh Al-Azhar
(PMA) yang baik. Kurikulum yang digunakan sesuai dengan perkuliahan pada umumnya
yaitu materi umum dan agama Islam. Adapun tingkat pendidikan terdapat tiga tingkat
yaitu, tingkat dasar, lanjutan, dan kajian khusus. Serta melakukan evaluasi pendidikan
berupa pelatihan. Hal ini menyebabkan pentingnya dunia pendidikan dan pelatihan
muballigh. Agar ada kalangan ummat islam yang benar-benar eksis melakukan dan
menyebarkan islam dengan baik yang memiliki disiplin ilmu yang baik dibidang dakwah.

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Tiada untaian yang pantas diucapkan selain ucapan syukur Alhamdulillah

kehadirat Allah S.W.T, karena berkat kasih sayang-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manajemen Pendidikan Mubaligh Al-Azhar

Jakarta”. Sholawat serta salam penulis haturkan junjungan Nabi Muhammad

S.A.W beserta keluarganya, para sahabatmya dan kita semua sebagai ummatnya.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sosial

Islam (S. So. I) pada Jurusan Manajemen Dakwah Program Studi Ilmu dakwah

dan komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari adanya bimbingan dan

bantuan segala pihak dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, karenanya pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Teristimewa orang tua penulis, ayahanda tercinta Syafril dan ibunda

tersayang Sarimani yang telah menghantarkan penulis hingga seperti

sekarang dengan penuh kasih sayang, do’a, kesabaran, keikhlasan dan

perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-putrinya, ucapan

beribu terimakasih atas do’a yang tak henti-hentinya penulis lantunkan di

setiap doanya. Serta kakak Joni Saputra dan adik-adik ku terkasih Januar

Sofiyah dan Meri Andani yang selalu memberikan dukungan dan

motivasinya, terimaksih atas semua dukungannya. You are my everything.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah yang selalu memberikan dukungan untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak H. Mulkanasir, Ba, S.Pd, MM., selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

untuk penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Hasannudin Ibnu Hibban MA, selaku Pembimbing Skripsi yang

dengan sabar serta meluangkan waktunya untuk membimbing hingga

terselesaikan skripsi ini.

6. Para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah

memberikan dedikasinya, pengarahan, pengalaman, serta bibmbingan

kepada penulis selama diperkuliahan.

7. Ketua sidang beserta anggota sidang yang telah memberikan bimbingan

dan masukannya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Keluarga besar Pendidikan Mubaligh Al-Azhar Yayasan Pesantren Islam

yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian, khususnya

untuk bapak H. Syamsir Kamaluddin selaku ketua lembaga, Hj. Toeti

Abubakar Soetikno selaku wakil ketua sekaligus bendahara, H. Dayat

Daip, S. Pd selaku sekretaris, Drs. M. Nur Yasin.

9. Seluruh Staff Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Dakwah

untuk referensi buku-bukunya.

10. Kekasihku (Taufik Akbar Nugraha) yang banyak membantu baik

semangat dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini .

iii
11. Seluruh sahabat-sahabat MD A dan B angkatan 2007 terimakasih atas

dukungannya dan sahabat-sahabat penulis khususnya Irnawati dan Yani

Suryani (Fakultas Syari’ah) yang telah banyak membantu, baik dalam

bentuk support dan juga motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Serta teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu, penulis

ucapkan terimakasih

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak atau pembaca sebagai informasi,

diri pribadi penulis khususnya. Selamat berjuang dan semoga sukses dijalan Allah

S.W.T

Billahi Taufik wal Hidayah.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 22 Januari 2013

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

D. Metode Penelitian.................................................................. 6

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen ............................................................................ 10

1. Pengertian Manajemen .................................................... 10

2. Fungsi Manajemen .......................................................... 10

B. Pendidikan Muballigh dan Pelatihan .................................... 12

1. Pengertian Pendidikan .................................................... 12

v
2. Ruang Lingkup Pendidikan ............................................ 13

3. Pemberdayaan dan Pengembangan Pendidikan Islam ... 15

4. Pengertian Pelatihan ........................................................ 18

C. Muballigh ............................................................................. 19

1. Definisi Muballigh .......................................................... 19

2. Kriteria Muballigh ........................................................... 20

3. Syarat-syarat Muballigh .................................................. 20

4. Persiapan Muballigh........................................................ 21

D. Manajemen Pendidikan ......................................................... 22

1. Pengertian Manajemen Pendidikan ................................. 22

2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan ................. 23

3. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan ......................... 24

4. Cangkupan Evaluasi Pendidikan ..................................... 24

BAB III PROFIL PENDIDIKAN MUBALIGH AL-AZHAR DAN

PELATIHANNYA

A. Sejarah Berdirinya PMA Al-Azhar Jakarta........................... 26

B. Visi dan Misi Pendidikan Mubaligh Al-Azhar .................... 27

C. Syarat-syarat Penerimaan dan Administrasi ......................... 29

D. Tempat Pendaftaran dan Waktu Pendaftaran ....................... 30

E. Struktur Organisasi ............................................................. 30

F. Tata Tertib Pendidikan Muballigh Al-Azhar ........................ 32

G. Penilaian dan Syarat Lulus .................................................... 34

H. Letak Geografis ..................................................................... 35

vi
BAB IV PENERAPAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

MUBALIGHAL-AZHAR

A. Aplikasi Manajemen Pendidikan Mubaligh Al-Azhar .......... 36

1. Proses pendidikan dan pelatihan ..................................... 36

2. Pelatihan muballigh al-azhar ........................................... 50

3. Evaluasi pelatihan muballigh al-azhar ............................ 50

4. Manajemen pendidikan muballigh .................................. 52

B. Langkah-langkah yang diterapkan lembaga Pendidikan

Mubaligh Al-Azhar Jakarta ................................................... 53

1. Memilih/menyeleksi tenaga pengajar/dosen ................... 53

2. Mencari peserta ............................................................... 54

3. Tingkat Pendidikan ......................................................... 54

4. Sistem Pembelajaran ....................................................... 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 58

B. Saran-saran ............................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Daftar Nama Peserta ................................................................ 38


2. Tabel 4.2 Kurikulum ................................................................................ 47
3. Tabel 4.3 Tenaga Pengajar ....................................................................... 48
4. Tabel 4.4 Waktu Pelaksanaan Pendidikan Muballigh Al-Azhar ............. 48

viii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Struktur Organsasi Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA) ... 31

ix
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Pedoman Wawancara


2. Lampiran 2. Formulir Pendaftaran
3. Lampiran 3. Brosur Pendidikan Muablligh Al-Azhar (PMA)
4. Lampiran 4. Naskah Dakwah Pendidikan Muballigh A-Azhar
5. Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
6. Lampiran 6. Surat Bimbingan Skripsi dari Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Lampiran 7. Surat Penelitian dari Pendidikan Muballigh Al-Azhar
Jakarta
8. Lampiran 8. Dokumentasi Pendidikan Muballigh Al-Azhar Jakarta

x
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.2 Kurikulum ................................................................................ 43


2. Tabel 4.3 Tenaga Pengajar ....................................................................... 44
3. Tabel 4.4 Waktu Pelaksanaan Pendidikan Muballigh Al-Azhar ............. 45

vii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar Struktur Organsasi Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA) ... 31

viii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Pedoman Wawancara


2. Lampiran 2. Formulir Pendaftaran
3. Lampiran 3. Brosur Pendidikan Muablligh Al-Azhar (PMA)
4. Lampiran 4. Buku Panduan Pendidikan Mubalik Al-Azhar Jakarta
5. Lampiran 5. Daftar Nama Peserta
6. Lampiran 6. Naskah Dakwah Pendidikan Muballigh A-Azhar
7. Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
8. Lampiran 8. Surat Bimbingan Skripsi dari Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Lampiran 9. Surat Penelitian dari Pendidikan Muballigh Al-Azhar
Jakarta
10. Lampiran 10. Dokumentasi Pendidikan Muballigh Al-Azhar Jakarta

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama islam adalah agama universal yang berlaku bagi seluruh umat

manusia di seluruh dunia. Apabila seseorang sudah berikrar dan bersaksi serta

meyakini dirinya seorang muslim, maka kedudukannya sederajat dengan

muslim lainnya. Yang membedakan hanyalah derajat ketakwaannya di sisi

Allah SWT.

Islam dikatakan sebagai agama dakwah, yaitu agama yang

menugaskan umatnya untuk menyebarkan dan menyiarkan islam kepada

seluruh umat manusia. Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Islam dapat

menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia,

bilamana ajaran Islam yang mencangkup segenap aspek kehidupan itu

dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

Kemudian usaha menyebarluaskan Islam di tengah-tengah kehidupan manusia

suatu usaha dakwah.1

Dakwah merupakan sesuatu yang pokok dalam Islam yang

kegiatannya menyatu dalam kehidupan seorang muslim dengan Tuhan-Nya

dan hubungan antar manusia dengan sesama. Dakwah secara etimologi berasal

dari kata da’a-yad’u-da’watan yang berarti menyeru, mengajak dan

memanggil manusia dengan cara yang bijaksana agar manusia pada jalan

yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT yang tertulis dalam Al-Qur’an

Surat An-Nahl ayat 125:

1
Maman Abdul Jalil, dan Rafiuddin, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Cv. Pustaka Jakarta,
1997), cet, ke-1.h.24

1
2

          

              

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah


dan pelajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk”.2

Dakwah bukan hanya dilakukan di atas mimbar saja, melainkan harus

dibentuknya suatu organisasi atau lembaga didalamnya yang memiliki

kegiatan dakwah dengan sistem yang teratur dan terarah untuk mendidik dan

membina seseorang demi terwujudnya aktivitas dakwah. Untuk itu

penyelenggaraan dakwah tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri atau secara

sambil lalu juga, akan tetapi harus dilakukan suatu pelatihan-pelatihan agar

proses dakwah yang dilakukan mengarah pada tujuan yang murni, dan juga

harus dilakukan oleh para pelaksanaan dakwah yang bekerja sama dalam satu

kesatuan yang teratur dan rapi, yaitu dengan pembagian kerja yang jelas atau

membuat suatu karakter organisasi serta mempergunakan sistem kerja yang

efektif dan efesien mampu bekerja secara professional dan benar sesuai

dengan disiplin ilmu yang dipelajari. Hal tersebut dapat dinyatakan dengan

teori Manajemen Pendidikan untuk menyebarkan dakwah secara menyeluruh

dan profesional.

Manajemen Pendidikan didefinisikan sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya pendidikan

untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien mandiri, dan

2
Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya (Bandung: PT Syaamil
Cipta Media, 2002), h.281
3

akuntabel.3 Definisi tersebut menjelaskan bahwasannya manajemen

pendidikan digunakan untuk kelancaran dalam melakukan dakwah secara

efektif, efisien, professional dan menyeluruh berbagai kalangan dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu, seorang da’I harus mampu

menghadapi globalisasi secara terbuka dan janganlah menutup diri dari hal-hal

yang serba baru. Seorang da’I harus mampu memanfaatkan kemajuan

teknologi untuk dakwah. Dalam menyikapi ilmu pengetahuan dan teknoloogi,

dakwah dituntut dapat menyesuaikan hal itu, sehingga umpan balik yang

dihasilkan dari input dan outputnya benar-benar memberikan nilai-nilai

positif. Karena dari subjek yang bagaimana pun, kalau sistem dakwahnya

sesuai dan mampu membaca medan, dakwahnya pasti berhasil dan dakwahnya

pasti dapat diterima oleh masyarakat atau mad’u yang dijadikan sasaran

dakwah.

Keberhasilan dakwah akan sangat bergantung pada kemampuan da’I

dalam mengenai sasaran dakwahnya, media, metode dan komponen-

komponen dakwah lainnya. Disamping itu seorang da’I haruslah mempunyai

bakat dan kredibilitas yang tinggi, sehingga dakwah yang disamapikan dapat

meresap kepada mad’u.

Dalam hal ini, pendidikan dan pelatihan harus dapat dilakukan oleh

para peserta-peserta dakwah untuk berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan dalam pembentukan karakter peserta dakwah dan keterampilan.

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat saat ini dalam

kaitannya dengan keberhasilan dakwah adalah pada satu sisi rumah ibadah

3
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 12
4

bertambah dan berdiri dengan megah sekalipun jama’ah yang melaksanakan

ibadah di dalamnya sangat sedikit jumlahnya, jumlah madrasah yang semakin

bertambah, jumlah jama’ah haji yang selalu meningkat dalam tiap tahun dan

sebagainya, tetapi disisi lain kemaksiatan merajalela, ancaman terhadap

generasi muda terhampar di setiap sudut itu semua menjadi penyakit

masyarakat. Belum lagi akhlak moralitas masyarakat sangat memprihatinkan.

Salah satu organisasi yang bergerak dibidang dakwah Islamiyah adalah

Lembaga Pendidikan Mubaligh Al-Azhar Jakarta. Merasa terpanggil untuk

melakukan perbaikan atas segala macam permasalahan yang ada di dalam

masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan oleh Pendidikan Mubaligh Al-

Azhar yaitu mendirikan program pelatihan mubaligh dengan memberikan

pembelajaran dan pelatihan dakwah kepada calon da’I sebelum mereka terjun

langsung ke dalam masyarakat. Mereka dibekali dengan berbagai macam

ilmu, baik ilmu pengetahuan umum maupun agama. Sehingga para calon-

calon da’I mempunyai bekal untuk terjun ke dunia masyarakat dan diharapkan

mampu mengatasi segala macam permasalahan-permasalhan itu tadi serta

mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat. Berdasarkan masalah

di atas, maka penulis mengambil judul yaitu “Manajemen Pendidikan

Mubaligh Al-Azhar Jakarta”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan, maka penulis

membatasi masalah yang akan diteliti atau dibahas, pada dasarnya setiap

organisasi dakwah akan berusaha keras dalam mencapai segala tujuan


5

dakwah. Adapun yang dibahas skripsi ini yaitu mengenai: Manajemen

Pendidikan Mubaligh Al-Azhar Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Sehubung dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi

perumusan dalam skripsi ini adalah :

a. Bagaimanakah Manajemen Pendidikan Mubaligh Al-Azhar Jakarta?

b. Langkah-langkah apa saja yang diterapkan Lembaga Pendidikan

Mubaligh Al-Azhar Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya perumusan masalah diatas, tentunya ada tujuan-

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini diantaranya sebagai

berikut:

a. Mengetahui bagaimana Manajemen Pendidikan Mubaligh al-azhar

jakarta.

b. Mengetahui Langkah-langkah apa saja yang diterapkan pada

pendidikan mubaligh Al-Azhar Jakarta

2. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini sebagai berikut :

a. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi mengenai program

pelatihan dakwah bagi pembaca, tokoh masyarakat, lembaga sosial

dakwah dan terutama untuk penulis sendiri dalam bidang dakwah

komunikasi.
6

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan kepada praktisi dalam

bidang agama, khususnya Program Pelatihan Dakwah pada Pendidikan

Mubaligh Al-Azhar dalam membina dan melatih para calon da’I yang

nantinya dapat tetap eksis dengan dunia luar untuk meneruskan misi

dakwah islam.

D. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan

1. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif : ucapan atau

tulisan dan perilaku yang dapat diamati orang-orang (subjek) itu sendiri.

Pendekatan ini langsung menunjukan setting dan individu-individu dalam

setting itu secara keseluruhan, subjek penelitian baik organisasi ataupun

individu, tidak dipersempit menjadi variabel yang terpisah atau menjadi

hipotesis, melainkan dipandang sebagai bagian dari keseluruhan.4 Yang

menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari orang yang

terlibat dalam objek, sedangkan yang menjadi objek adalah program

pelatihan dakwah yang ada pada PMA jakarta.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar

Pendidikan Muballigh Al-Azhar di Jl. Sisingamaraja Kebayoran

Baru Jakarta Selatan 12110.


4
Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif,(Surabaya: Usaha Nasional,
1992),cat,ke1,h.21
7

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2012 sampai

dengan 24 September 2012

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tehnik pengumpulan

data sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (interviewer) guna mendapatkan data-data mengenai

kepengurusan PMA dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penulisan,

dalam hal ini dengan pimpinan dan pengurus PMA.

b. Observasi

Penulis mendatangi langsung tempat PMA tersebut di mesjid

Al-Azhar guna memperoleh data-data konkret tentang hal-hal yang

menjadi objek penelitian, baik itu melihat dan mengamati kinerja

kepengurusan pendidikan mubaligh Al-Azhar.

c. Dokumentasi

Yaitu peneliti mencari data berupa buku, majalah, cetakan, yang

berkaitan dengan pendidikan mubaligh beserta mencari dan

mempelajari berbagai bulletin, brosur atua jurnal yang terdapat di

pendidikan mubaligh Al-Azhar sebagai pendukung data hasil

wawancara.
8

4. Teknik Analisis Data

Dari data yang penulis peroleh, maka penulis mempelajari berkas-

berkas yang telah terkumpul kemudian penulis melakukan seleksi data dan

mengolah data itu sampai semuanya itu dinyatakan baik. Selanjutnya dari

mengolah data, penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode

kualitatif deskriptif, yaitu pennulis menganalisis data berdasarkan

informasi dari hasil wawancara dan study observasi dokumentasi.

5. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah

menggunakan “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007.5

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penulis mengadakan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal

yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi

sesudahnya yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis

teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang

penulis teliti berbeda dengan penelitian skripsi-skripsi sebelumnya. Adapun

setelah penelitian mengadakan suatu kajian kepustakaan, penulis tidak

menemukan judul skripsi yang sama. Namun ada beberapa objek penelitian

yang hampir sama.

5
Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center for Quality
Development And Assurance) UIN Syarif Hidayatullah, 2007), Cet; Pertama
9

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematka penulisan ini oleh penulis akan dibagi menjadi lima

bab pembahasan, yaitu :

BAB I Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah,

Pembahasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian, Tinjauan Puataka, Sistematika Penulisan, Tinjauan

Pustaka.

BAB II Tinjauan Teoritis pada bab dua membahas mengenai:

Manajemen, Pendidikan Muballigh dan Pelatihan, Muballigh, dan Manajemen

Pendidikan.

BAB III Gambaran Umum Pendidikan Mubaligh Al-Azhar (PMA)

Pada bab ini penulis membahas tentang meliputi: Sejarah Berdirinya PMA Al-

Azhar Jakarta, Visi dan Misi Pendidikan Mubaligh Al-Azhar, Syarat-syarat

Penerimaan dan Adminisrasi, Tempat Pendaftaran dan Waktu Pendaftaran,

Struktur Organisasi, Tata Tertib Pendidikan Mubaligh Al-Azhar, Penilaian

dan Syarat Lulus, dan Letak Geografis.

BAB IV Penerapan Manajemen Pendidikan Mubaligh Al-Azhar

Jakarta membahas mengenai: Aplikasi Manajemen Pendidikan Mubaligh Al-

Azhar dan Langkah-langkah yang diterapkan lembaga Pendidikan Mubaligh

Al-Azhar Jakarta.

BAB V Penutup bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang

terdiri dari kesimpulan keseluruhan penulisan, saran-saran, serta diakhiri

dengan daftar pustaka.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Manajemen

1. Definisi Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata asal

manus yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Manager

diterjemahkan kedalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage,

dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang

melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan

kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.1

Menurut G.R.Terry Manajemen ialah proses yang khas terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.2 Definisi

tersebut dapat dipahami bahwa manajemen adalah aktivitas untuk

mengatur sumber daya yang didukung dengan fungsi-fungsi manajemen

dalam pencapain tujuan.

2. Fungsi Manajemen

a. Planning ( Perencanaan)

Ada beberapa batasan tentang planning, yaitu dari yang sangat

sederhana sampai dengan yang sangat kompleks. Secara sederhana,

1
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2009), cet. Ke-1, h.5
2
Muchtarom Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin press,
1996), Edisi 1, cet. 1, h. 37

10
11

perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai

hasil yang diinginkan.

b. Organizing ( Pengaturan)

Organizing (pengorganisasian) adalah dua orang atau lebih yang

bekerja sama dalam cara terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik

atau sejumlah sasaran.

c. Coordinating (Pengoordinasian )

Coordinating atau Pegoordinasian merupakan salah satu fungsi

manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi

kekacauan, percekcokan, dan kekosongan kegiatan denga cara

menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan bawahan

sehingga terdapat kerja sama terarah dalam upaya mencapai tujuan

organisasi.

d. Controlling ( Pengawasan )

Controlling atau Pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah

salah satu fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, dan jika

perlu mengadakan koreki sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat

diarahkan sesuai tujuan yang telah digariskan semula.3

Fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

dan pengawasan sebagai dasar untuk membantu organisasi untuk pencapaian

tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

3
Khaerul Umam, Manajemen Organisasi, ( Bandung : Pustaka Setia, :2012 ), Cet 1. H.
16
12

B. Pendidikan dan Pelatihan

1. Definisi Pendidikan

Pendidikan menurut istilah yaitu ta’lim, tarbiyah, irsyad, tadris,

ta’dib, tazkiyah dan tilawah. Pendidikan itu adalah pembentukan

kepribadian. Kepribadian yang menentukan tingkahlaku pada individu dan

kebudayaan pada masyarakat. Sedangkan dalam Kamus Besar, pendidikan

adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok

orang dalam dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan : proses, cara dan perbuatan mendidik.4

Adapun batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli

beraneka ragam dan kandungannya pun berbeda dari yang satu dengan

yang lainnnya. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep

dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena filsafat

yang melandasinya.

Pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan

sistematik yang terbentuk dan terarah kepada terbentuknya kepribadian

peserta didik dengan sedemikian rupa. Pendidikan sebagai suatu sistem

yang memiliki komponen-komponen yang masing-masing komponen atau

subsistem mempunyai fungsi-fungsi tertentu dan satu sama lain

berinteraksi, saling mempengaruhi dan saling membutuhkan sehingga

semuanya dapat menunjang dalam keberhasilan pencapaian tujuan

pendidikan.5

4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,
2007), h.708
5
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Serta Kajian Filsafat
Pendidikan Isalm ( Jakarta: Rajawali Press, 2000), Cet. 1, h.86
13

Ditinjau dari sudut hukum, definisi pendidikan berdasarkan Undang-

Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat 1, yaitu “

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Sedang peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.”6

2. Ruang Lingkup Pendidikan

Pendidikan di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke

Indonesia, menurut catatan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan

damai berbeda dengan daerah-daerah kedatangan iIslam dilalui dengan

peperangan seperti mesir, irak dan beberapa daerah lainnya peranan para

pedaganng dan Muballigh sangat besar sekali andilnya dalam proses

Islamisasi di Indonesia. Salah satu jalur proses Islamisasi tersebut adalah

Pendidikan.

Maka pendidikan Islam adalah proses pembentukan manusia kearah

yang di cita-citakan Islam. Para pedagang dan Muballigh adalah orang-orang

yang menjalankan aktivitas pendidikan. Pendidikan tersalurkan melalui esensi

Muballigh. Esensi pendidikan itu adalah dengan melihat unsur dasar

pendidikan. Unsur dasar pendidikan terdiri dari lima unsur :

6
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2009), cet. Ke-1, h.5
14

a. Unsur memberi

b. Unsur menerima

c. Unsur adanya tujuan baik

d. Unsur cara atau jalan baik

e. Unsur konteks positif.7

Adanya kelima kriteria tersebut dikaitkan dengan aktivitas para

pedagang dan Muballigh, maka aktivitas mereka itu termasuk kedalam

aktivitas pedidikan. Melihat kepada kegiatan kegiatan pedidikan Islam di

Indonesia, maka dapat dilihat bahwa pendidikan Islam tersebut telah banyak

memasukan peranannya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, selain

itu telah terjadi pula dinamika perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Salah satu yang amat strategis dalam dinamika itu adalah masukmya

pendidikan Islam sebagai subsistem pendidikan nasional.

Kajian historis tentang pendidikan Isalm di Indonesia sejak masuknya

Islam ke Indonesia dapat dibagi kepada tiga fase. Fase pertama sejak mulai

tumbuhnya pendidikan Islam sejak awal masuknya Islam ke Indonesia sampai

munculnya zaman pembaruan pendidikan Islam di Indonesia.

Fase awal adalah fase awal yang dimulai dengan munculnya

pendidikan informal, yang dipentinngkan pada tahap ini adalah pengenalan

nilai-nilai Islam, selanjutnya barulah mulai bermunculan lembaga-lembaga

pendidikan yang diawali dengan munculnya masjid-masjid, madrasah, ranking

dayah, dan surau. Outputnya akan menjadi ulama, kiai, ustadz, guru agama,

menduduki jabatan-jabatan penting keagamaan. Fase kedua adalah fase ketika

7
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional Di Indonesia ( Jakarta : kencana, 2006), Cet. 1. H. 3-4
15

munculnya ide-ide pembaruan pemikiran ke Indonesia. Khususnya pembaruan

pendidikan Islam di idonesia dilator belakangi oleh dua faktor. Pertama, faktor

intern yaitu kondisi masyarakat muslim Indonesia yang terjajah dan

terbelakang dalam dunia pendidikan mendorong semangat beberapa para

pemuka masyarakat Indonesia untuk memulai gerakan pembaruan pendidikan

tersebut. Kedua, faktor ekstern sekembalinya pelajar dan mahasiswa Indonesia

yang menuntut ilmu agama ke timur tengah dan setelah kembali ke Indonesia

memulai gerakan-gerakan pembaruan tersebut. Fase ketiga, yaitu setelah di

undang-undangkannya UU No. 2 tahun 1989 yang diteliti dengan lahirnya

sejumlah peraturan pemerintah tentang pendidikan, selanjutnya diteliti pula

dengan lahirnya UU No. 20 tahun 2003. Tiga fase tersebut mencerminkan

lahirnya Pendidikan Islam berada di Indonesia, hingga saat ini Pendidikan

Islam sudah menyebar ke berbagai bidang pendidikan seperti Madrasah,

Pesantren, Yayasan dan lembaga-lembaga dakwah.

3. Pemberdayaan dan Pengembangan Pendidikan Islam

Pemberdayaan dan pengembangan pendidikan Islam, ada beberapa

yang perlu diperhatikan yaitu:

a. Peserta didik (raw input) bila pendidikan dibicarakan dengan sebuah

pabrik, maka pabrik tersebut bila ingin menghasilkan produk yang

berkualitas dimulainya dengan memasok bahan baku yang berkualitas

pula, dengan alasan semakin baik bahan bakunya (raw input) akan semaki

baik pula kualitas outputya.

b. Pendidik yaitu lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia memiliki

kekurangan tenaga pendidik baik dari segi kualitas maupun kwantitas


16

c. Sarana dan fasilitas yaitu disebabkan karena sumber dana yang terbatas

maka kelengkapan sarana dan prasarana/fasilitas pun terbatas pula. Masih

banyak ditemukan dilembaga-lembaga pendidikan Islam pesantren,

sekolah, dan madrasah sarana dan fasilitas yang sangat minim.

keterbatasan sarana ini dapat berpengaruh kepada pembentukan manusia

berkualitas.

d. Kurikulum menurut Etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani curir

yang artinya pelari dan curere artinya tempat berpacu. Perkataan

kurikulum berasal dari kegiatan olahraga itu mengandung arti jarak yang

harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai ke garis finish.

Seterusnya perkataan kurikulum itu memasuki dunia pendidikan yang

berkembang pengertianya sesuai dengan perkembangan zaman. Kurikulum

sifatnya dinamis dan terbuka untuk perubahan-perubahan dan

pembaharuan dan pengembangan. Dalam menyusun kurikulum Noeng

Muhajir menjelaskan ada tiga model dalam penyusunan kurikulum

pertama, pendekatan akademik, yakni bertolak dari sistematis disiplin

ilmu. Kedua, pendekatan teknologi, menyuusun program kurikulumnya

berdasarkan tugas kerja yang nanti diembannya. Modal ketiga adalah

modal pendekatan humanistic, yaitu ingin menjangkau cita-cita ideal

tertentu dalam hal ini dipertanyakan adalah perkembangan wawasan dan

tampilan perilaku sesuai dengan cita-cita ideal yang hendak dicapai.

Pengembangan dan perubahan kurikulum adalah sesuatu yng lumrah dan

alami disebabkan masyarakat sendiri mengalami perubahan. Masyarakat

sebagai pemakai produk pendidikan tentu akan membutuhkan produk


17

pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri.8

Menurut Crow dan Crow kurikulum adalah ranangan pengajaran yang

isinya sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematik yang

diperlukan sebagai syarat pendidikan tertentu.9 Ada beberapa persoalan

berkenaan dengan ini. Pertama, beban kurikulum pada lembaga-lembaga

pendidikan Islam lebih berat dari pada lembaga pendidikan lainnya.sebab

ada keinginan agar peserta didik dapat memiliki bekal ilmu pengetahuan

umum dan agama secara seimbang. Kedua, isi kurikulumnya agar dapat

membentuk manusia professional guna memiliki keterampilan tertentu

sebagai bakat dalam memasuki dunia kerja.

e. Struktural dan Kultural yaitu secara struktural lembaga-lembaga

pendidikan Islam berada dibawah naungan departemen. Disebabkan

karena hambatan struktural maka dari yang pendanaan terdapat perbedaan

antara lembaga pendidikan yang dikelola oleh departemen agama dengan

lembaga pendidikan yang dikelola oleh departemen pendidikan nasional,

dampaknya berpengruh kepada kualitas. Sedangkan masalah yang

bersikap kultural, lembaga-lembaga pendidikan Islam sebelum menjadi

pilihan utama sebagai umat Islam terutama kelompok menengah ke atas.

Karna itu pemberdayaan yang diharapkan dari partisipasi stakeholder

masih kurang.

8
Prof. Dr. H. Haidar Putra Daulay, MA. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan
Nasional Di Indonesia ( Jakarta : kencana, 2006), Cet. 1
9
Dr. H. Abuddin Nata, MA. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta :PT Raja
Grafindo Persada, 2003), h. 70
18

4. Definisi Pelatihan

Pelatihan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan intelektual

dan kepribadian manusia.

a. Pelaksanaan program pelatihan

Pelaksanaan pelatihan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahan awal

mencangkup mengenai pengumpulan peserta, penyediaan fasilitas dan

logistik, orientasi dan tes awal. Tahap kedua, penyampaian materi

pelatihan dan tahap ketiga merupakan pelaksanaan terhadap tes hasil

penelitian.

b. Metode Pelatihan

Menurut Suhandra MM, metode pelatihan dapat dilakukan sebagi berikut :

1) Pelatihan ditempat kerja

2) Vetibel training yaitu memberikan pelatihan seperti kursus diluar

lapangan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kursus tidak jauh

berbeda nantinya dengan pekerjaan yang akan digeluti oleh peserta.

3) Program magang ini lebih mengutamakan pendidikan dibandingkan

dengan pelatihan di atas. Artinya, program ini lebih melibatkan

pengetahuan dalam menentukan suatu keterampilan pekerjaan yang

berhubungan.

4) Kursus yaitu metode ini lebih sering digolongkan sebagai pendidikan

bukan pelatihan dan metode pengajarannya pun menggunakan konsep

belajar
19

c. Unsur-unsur Pelatihan

1) Trainer yaitu orang, kelompok atau lembaga yang mengadakan

pelatihan yang mana pelatihan tersebut trainer sangat berperan utama

untuk keberhasilan suatu pelatihan yang telah ditetapkan. Seorang

trainer seharusnya memiliki integritas kepribadian, kemampuan

intelektual dan keterampilan yang memadai.

2) Peserta yaitu manusia yang menjadi sasaran pelatihan atau manusia

sebagai penerima pelatihan.

3) Materi pelatihan yaitu materi pelatihan adalah berisikan tentang pesan

atau materi yang disampaikan trainer kepada peserta.

4) Media yaitu alat atau sarana yang digunakan dalam proses pelatihan.

5) Metode yaitu cara bagi seorang trainer dalam menyampaikan materi

pelatihan kepada peserta.

C. Muballigh

1. Definisi Muballigh

Muballigh berasal dari Bahasa Arab yaitu ballagha yuballighu

tablighan, dan isim failnya adalah Muballigh artinya : orang yang

menyampaikan materi dakwah Islam kepada masyarakat berupa

keterangan, informasi, ajaran, seruan atau gagasan baik melalui media

lisan atau pun tulisan.10 Kata Muballigh juga dapat diartikan sebagai

orang-orang yang menyiarkan agama Islam, mendengarkan ceramah dari

juru dakwah.11 Dari kesimpulan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

10
Ahmad Mubarok, Hakikat Dakwah, (Jakarta: Iqro Media Pencerahan Ummat, no. 12,
2003), h.7
11
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), h.757
20

Muballigh adalah orang yang menyampaikan dakwah kepada masyarakat

berupa keterangan informasi, seruan, ajaran atau gagasan melalui lisan

atau tulisan yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Kriteria Muballigh

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk menjadi

seorang Muballigh.

Menurut Asmuni Syakir menjelaskan tentang beberapa kriteria

Muballigh sebagai berikut :

1) Iman dan takwa kepada Allah SWT


2) Tulus, ikhlas dan tidak mementingkan diri sendiri
3) Ramah dan penuh pengertian
4) Tawadhu (rendah hati)
5) Sederhana dan jujur
6) Tidak memiliki sifat egoisme
7) Sifat semangat
8) Sabar dan tawakal
9) Memiliki jiwa toleransi
10) Sifat terbuka (demokratis)
11) Tidak memiliki penyakit hati.12

3. Syarat-syarat Muballigh

Seorang Muballigh harus memiliki persyaratan tertentu, karena

Muballigh adalah penentu keberhasilan Islam yang mempunyai tugas

sebagai penerus Risalah Islam.

Menurut Amin Aslah Islahi persyaratan menjadi seorang

Muballigh adalah:

1) Harus tulus dan ikhlas meyakini kebenaran agama Islam


2) Harus memberi kesaksian pada agama yang d imani dengan
menyatakan secara jelas
3) Harus merealisasikan atas kebenaran dengan tingkah laku dan tidak
sekedar menyebarkan dengan hanya melalui kata-kata saja

12
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya : Al-Ikhlas, 1981),
h.99
21

4) Bahwa kesaksian haruslah mencangkup seluruh kebenaran yang


diwahyukan Allah
5) Serta bersedia mengorbankan jiwanya untuk dakwah Islam.13

4. Persiapan Muballigh

Keberhasilan dakwah seseorang tergantung kepada kekuatan yang

diterima oleh akal sehat dan daya panggilnya yang dapat menjemput jiwa atau

rasa. Kedua-duanya tergantung kepada persiapan mentalnya untuk dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik, maka seorang Muballigh atau

Muballighat harus mampu memelihara ketenangan dan keseimbangan jiwa,

dan sanggup pula mengembalikan keseimbangan itu. Al-qur’an memberikan

bimbingan batin kepada para rosul dan kepada para Muballigh atau

Muballighat agar mereka jangan mudah menyerah dalam menjalankan

tugasnya sebagai penyiar agama Islam.14

Dari penjelasan diatas pengertian Pendidikan Muballigh adalah : suatu

usaha yang dilakukan dalam membimbing peserta didik melalui usaha

pengajaran dan pelatihan kepada penerus dakwah ( Muballigh) agar ajaran

Islam dan Rissalah Nabi Muhammad SAW tetap konsisten dalam menyiarkan

dan mengajak serta menyeru manusia ke jalan yang benar dengan cara yang

bijak untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, juga sebagai lembaga yang

memiliki keahlian yang matang dalam bidang dakwah Islamiyah.

13
Amin Aslah Islahi, Serba Serbi Dakwah, (Bandung : Pustaka Bandung, 1982), cet ke-1
14
Moh. Natsir, Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 2000), h. 134
22

D. Manajemen Pendidikan

1. Definisi Manajemen Pendidikan

Manajemen dapat di artikan sebagai penggunaan sumber daya

secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu.15

Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam proses atau usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Adapun definisI secara

umum Manajemen Pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu

mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketermapilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.16

Dari definisi tersebut menjelaskan bahwa pendidikan berperan penting

dalam mengelola sumber daya pendidikan untuk mencetak peserta didik

berkarakter dan pencapaian tujuan pendidikan. Dari penjelasan di atas

maka dapat disimpulkan definisi Manajemen Pendidikan adalah sebagai

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian

sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif,

efisien mandiri, dan akuntabel.

Manajemen Pendidikan adalah manajemen yang diterapkan dalam

pengembangan pendidikan. Dan dapat di artikan juga bahwa manajemen

15
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indoneisa (Jakarta : Balai
Pustaka, 2007), h.708
16
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h. 12
23

pendidikan merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan

Islam untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

Dapat juga didefenisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan Islam untuk

mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien.

2. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan

Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan antara lain:17

a. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif,


Kreatif, Efektif, Menyenangkan, dan Bermakna (PAKEMB).
b. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
c. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan
(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai
manajer).
d. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
e. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan
tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer
atau konsultan manajemen pendidikan).
f. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu
disebabkan oleh manajemennya.
g. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan,
dan akuntabel.
h. Meningkatnya citra positif pendidikan.

Manfaat dan tujuan tersebut memberikan pengaruh positif untuk

Manajemen Pendidikan Muballigh untuk mempersiapkan, mengarahkan,

baik dalam sikap maupun perbuatan terhadap peserta agar manjadi

Muballigh dan Muballighot yang mampu menyampaikan ajaran agama

melalui pembekalan ajaran-ajaran Islam, pelatihan dan disiplin ilmu

17
Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd., M.T, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan, h. 13
24

lainnya berdasarkan Alqur’an dan hadist Nabi Muhammad SAW, dengan

tujuan mendapat ridho Allah SWT.

3. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Adapun yang menjadi substansi garapan Manajemen Pendidikan

sebagai proses atau sebagai fungsi manajemen adalah perencanaa,

pengorganisasian, pengendalian meliputi pemantauan/monitoring,

penilaian (evaluasi), dan pelaporan. Hal-hal tersebut akan memberikan

kelancaran dalam rencana program-program kerja pendidikan Muballigh,

pelaksanaan program, kepemimpinan pada Pendidikan Muballigh Al-

Azhar, pengawasan, evaluasi dan sistem informasi manajemen.

4. Cangkupan Evaluasi Pendidikan

a. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi yang

kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar

mengajar. Evaluasi pembelajaran kegiatannya termasuk kegiatan

evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran kepada siswa.

b. Evaluasi Program

Evaluasi Program mencangkup pokok bahasan yang lebih luas.

Cangkupan bisa dumulai dari evaluasi kurikulum sampai pada evaluasi

progam dalam satu bidang studi. Sesuai dengan cangkupan yang lebih

luas maka yang terjadi objek evaluasi program juga dapat bervariasi,

termasuk diantaranya kebijakan program, implementasi program, dan

efektifitas program
25

c. Evaluasi Sistem

Evaluasi sistem merupakan evaluasi dibidang yang paling luas.

Macam-macam kegiatan yang termasuk evaluasi system di antaranya

evaluasi diri, evaluasi internal, evaluasi eksternal, dan evaluasi

perkembangan untuk mencapai tujuan tertentu suatu lembaga, sebagai

contoh evaluasi akreditasi lembaga pendidikan.18

Ketiga evaluasi tersebut menjelaskan bahwasanya sebuah pendidikan

dan pelatihan memerlukan sebuah penilaian untuk memberikan sebuah hasil

yang memuaskan dan terakreditasinya dari berbagai program-program

pendidikan dan pelatihan hingga masyarakat dapat mempercayainya dari

sebuah pendidikan dan pelatihan tersebut. Maka Pendidikan Muballigh akan

memberikan kenyamanan dalam proses belajar pada setiap peserta dan

menjadikan para alumni yang berkualitas dari berbagai pengetahuan dan

intergritas terhadap ilmu yang telah diperoleh.

18
Prof. H. M. Sukardi, MS., Ph.D. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oprasional, (Jakarta
: PT Bumi Aksara, 2011), h. 5
BAB III

GAMBARAN UMUM PENDIDIKAN MUBALLIGH AL-AZHAR (PMA)

A. Sejarah Berdirinya PMA Al-Azhar Jakarta

Pendidikan Muballigh Al-Azhar yang lebih dikenal dengan nama

PMA, didirikan pada hari jum’at tanggal 28 oktober 1977 M, bertepatan

dengan tanggal 13 Rabi’ul Akhir 1398 H. pendirinya diprakarsai oleh Aim.

Buya Prof. Dr. HAMKA dan Pengurus Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-

azhar yang bertempat di komplek Maslid Agung Al-Azhar Jl.

Sisingamangaraja, kebayoran baru, Jakarta Selatan. Selain mendirikan dan

menyelenggarakan sekolah-sekolah Islam, Al-azhar dibuka dan dikembangkan

juga kegiatan kursus-kursus. Diantaranya adalah kursus Muballigh, kursus

membaca Al-qur’an, kursus Manasik Haji, kursus pengetahuan Agama, dan

lain-lain. Kursus ini telah berjalan lama dan di sambut baik oleh masyarakat.

Pada kepengurusan YPI Al-Azhar periode XIII, dengan masa bakti

yang lebih panjang menjadi lima tahun dari 1999-1004, bagian kursus

digabung dengan pendidikan, sehingga untuk ke-lima kalinya berubah

menjadi pendidikan dan kursus. Dan untuk menjalankan proses kegiatannya

dipercayakan kepada Murni Djamal (ketua), dengan dibantu tiga orang

anggota lainnya yaitu : Sofyan Saad, Muhsin Lubis, dan Afif Hamka.

Sejarah berdirinya Pendidikan Muballigh Al-Azhar ini atas prakarsa

Buya Prof. Dr. Hamkan (Almarhum) dan pengurus Yayasan Pesantren Islam

(YPI) Al-Azhar, didirikan “Kursus Kader Muballigh Al-Azhar” pada tanggal

16 dzulqo’dah 1397 H, bertepatan dengan tanggal 28 Oktober 1997.

26
27

Kemudian diresmikan pada tanggal 13 Rabiul Akhir 1398 H, (21 April 1998

M).

Seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman, serta kebutuhan

da’i yang lebih profesional maka nama Kursus Kader Muballigh Al-Azhar

ditingkatkan menjadi “Pendidikan Muballigh Al-Azhar”. Pendidikan

Muballigh Al-Azhar diselenggarakan setiap tahun, mulai pada bulan Juli dan

berakhir pada Juni tahun berikutnya dan seterusnya.

Metode pembelajaran yang ada pada Pendidkan Muballigh Al-Azhar

sama seperti perkuliahan pada umumnya, ada kurikulum dan juga standarisasi

kelulusan. Namun yang membedakanya adalah lebih banyak praktek

dibanding dengan perkuliahan dikelas.

Para peserta yang telah menyelesaikan pendidikan dan memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan akan diberikan tanda lulus atau sertifikat

sebagai bukti bahwa para peserta tersebut telah menyelesaikan belajarnya

dengan baik. Disamping itu kegiatan belajar-mengajar sepanjang tahun, pada

bulan suci Ramadhan para peserta diberi tugas Extra Kurikuler yaitu

menyampaikan ceramah-ceramah Ramadhan di Masjid-masjid, Musholla, dan

Majlis Ta’lim.1

B. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Muballigh Al-Azhar

1. Visi Pendidikan Muballigh Al-Azhar :

“Menyiapkan juru-juru dakwah yang paham tentang agama Islam”. Untuk

menyeru, menyiarkan serta mengajak masyarakat menekuni agama Islam

1
Wawancara pribadi dengan Dayat Daip( sekrataris Pendindikan Muballigh Al-azhar),
senin 12 Maret 2012
28

sebagaimana mestinya karena bagaimanapun juga mayoritas penduduk di

Indosnesia adalah umat Islam, tapi sangat disayangkan sekali karena

kepahaman tentang agama Islam itu masih sangat terbatas. Oleh karena itu

Lembaga Muballigh Al-Azhar ingin membantu masyarakat untuk bisa

melaksanakan ajaran Islam dengan baik dan benar sesuai dengan Al-Quran

dan Hadist.

2. Misi Pendidikan Muballigh Al-Azhar

“Program untuk mencetak Muballigh dan Muballighot yang bisa

menyiarkan agama Islam berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadist”. Untuk

mengajak masyarakat agar mampu menyiarkan agama Islam yang sesuai

dengan Al-Quran dan Hadist. Oleh karena itu Lembaga Pendidikan

Muballigh Al-Azhar membuat program Pendidikan Muballigh Al-azhar

(PMA) untuk mencetak Muballigh dan Muballighot.

3. Motto Pendidikan Muballigh Al-Azhar

Siapakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang menyeru kepada

Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata : Allah berfirman dalam

surat Fushshilat ayat 33.

           

 

Artinya: Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang


yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan dan berkata,
“Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)”.2

2
Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya (Bandung: PT Syaamil
Cipta Media, 2002), h.480
29

C. Syarat-syarat Penerimaan dan Administrasi:

1. Syarat-syarat Penerimaan

a. Tingkat Dasar :

1) Beragama Islam dan berkelakuan baik

2) Sehat Jasmani dan Rohani

3) Dapat membaca Al-Qur’an

4) Dapat menulis huruf Arab / Al-Qur’an

5) Berijazah minimal SLTA / Aliyah / Sederhana

6) Menyelesaikan syarat Administrasi

b. Tingkat lanjutan:

1) Beragama Islam dan berkelakuan baik

2) Sehat Jasmani dan Rohani

3) Berijazah Pendidikan Muballigh Al-Azhar Tingkat Dasar

4) Menyelesaikan syarat Administrasi

2. Syarat-syarat Administrasi (Tingkat dasar dan Lanjutan) :

a. Mengisi formulir rangkap 2 (dua)

b. Menyerahkan copy ijazah terakhir (satu) lembar

c. Menyerahkan surat berkelakuan baik

d. Menyerahkan copy KTP 1 (satu) lembar

e. Menyerahkan pas photo 3x4 sebanyak 4 (empat) lembar.

f. Melunasi / Membayar :

1) Uang Pendaftaran Rp. 200.000,- (termasuk uang kuliah bulan Juli)

2) Uanng Kuliah tiap bulan Rp. 150.000

3) Uang Wisuda/Penutupan Rp. 50.000


30

D. Tempat Pendaftaran dan Waktu Pendaftaran:

1. Tempat Pendaftaran

Sekretariat Pendidikan Muballigh Al-Azhar, Yayasan Pesantren Islam Al-

Azhar, Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp.

7243014 – 7261233 ext. 121

2. Waktu Pendaftaran

Tiap hari Senin-jum’at, Pukul : 09:00-14.00 WIB. Atau setiap hari kerja

pukul 08.00–13.00 Wib

E. Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan dengan sadar,

yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relative

terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan bersama.3

Sedangkan struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan pola tetap

hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi

maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan

tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini

spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi

dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) suatu kerja.4

Pendidikan Muballigh Al-azhar adalah salah satu unit di atntara unit-

unit struktur kepengurusan Yayasam Pesantren Islam (YPI) Al-azhar dan

digambarkan pada lembar lampiran-lampiran dari buku panduan PMA Al-

Azhar.

3
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi, (Jakarta:Gramedia,2003)”,jilid 1, h.4
4
T. Hani Handoko, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta:BPFE,1998),h.169
31

Daftar Gambar

Bentuk Struktur Organisasi PMA Al-Azhar

YPI Al-Azhar

Divisi Dakwah & Hub. Antar Masjid

Bidang Pendidikan SLTPIA, SMUIA & Kursus

PMA

Sumber: Buku Panduan PMA

Adapun kepengurusan Pendidikan Muballigh Al-Azhar adalah sebagai

berikut

Kepala : H. Syamsir Kamaludin

Wk. Kepala : Hj. Toeti Abubakar Soetikno

Sekretaris : Dayat Daip, S. Pd

Bendahara : Hj. Toeti Abubakar Soetikno

Wakli Bendahara : Drs. Muhammad Nur Yasin.5

5
Buku Panduan Pendidikan Muballigh Al-Azhar
32

F. Tata Tertib Pendidikan Muballigh Al-Azhar

1. Ruang Kelas

Ruang kelas mengambil tempat di aula YPI Al-Azhar, susunan kursi

untuk peserta laki-laki mengambil tempat disisi kanan koridor dan untuk

ibu-ibu disisi kiri koridor. Tidak dibenarkan peserta laki-laki dan peserta

ibu-ibu duduk disisi yang sama.

2. Pakaian

a. Peserta laki-laki harus berpakaian rapih dan sopan dan bersepatu, tidak

dibenarkan memasuki ruangan dengan pakaian jeans, kaos oblong dan

bersandal.

b. Peserta ibu-ibu diwajibkan berbusana Muslimah yang memenuhi

ketentuan agama, tidak dibenarkan memasuki ruang belajar dengan

berpakaian ala Barat.

3. Daftar Hadir

a. Setiap peserta harus sudah hadir diruangan Kuliah 5 menit sebelum

pelajaran dimulai.

b. Peserta harus mengisi daftar hadir setiap hari pelajaran.

c. Bagi peserta yang berhalangan hadir agar menyampaikan surat

pemberitahuan utuk dicatat oleh penanggung jawaban harian, ketidak

hadiran tampa berita dicatatat sebagai absen/alfa.

4. Pengurus Angkatan.

a. Pengurus Angkatan dibentuk berdasarkan musyawarah antara seluruh

peserta dan dengan persetujuan Ketua Pendidikan Muballigh Al-

Azhar.
33

b. Pengurus Angkatan, sekuranng-kurangnya terdiri atas:

1. Ketua Kelas

2. Wakil Ketua Kelas

3. Sekretaris

4. Bendahara

5. Angota-anggota

5. Tugas-tugas Pengurus Angkatan antara lain :

a. Mempersiapkan tenaga untuk protocol, notulis, pembacca kalam

Ilahi/saritilawah, bertugas pada setiap hari kuliah.

b. Apabila sewaktu-waktu terjadi kekosongan Dosen atau Penanggung

Jawab Harian, yang terlambat datang/tidak datang, maka pengisian

waktu yang kosongn tersebut dipimpin oleh Pengurus Angkatan

dengan mengdakan latihan pidato, diskusi-diskkusi terbatas, dan lain-

lain kegiatan yang ada kaitannya dengan proses belajar-mengajar.

c. Menyiapkan peralatan-peralatan kursus yang telah disediakan di

sekretariat Pendidikan Muballigh Al-Azhar

6. Lain-lain

a. Tidak meninggalkan barang-barang berharga diruang kuliah sewaktu-

waktu Shalat Magrib.

b. Bagi ibu-ibu yang sedang berhalangan, agar mebantu menjaga ruangan

kuliah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

c. Tidak membawa barang dagangan untuk berdagangan didalam kelas.

d. Tidak membawa anak kecil sewaktu belajar.

e. Melunasi uang kuliah sebelum tanggal 10 setiap bulannya


34

7. Pendanaan Pendidikan Muballigh Al-Azhar dihimpun dan dikelola secara

otonom/mandiri oleh Pengurus Pendidikan Muballigh yang bersumber

hanya dari iuran / infaq para peserta, dan tidak disubsidi oleh dana YPI Al-

Azhar.

G. Penilaian dan Syarat Lulus

1. Peserta dinyatakan lulus setelah memenuhi syarat/kriteria sebagai berikut:

a. Syarat Administrasi:

1) Kehadiran >> 60 %

2) Menyelesaikan seluruh kewajiban administrasi

b. Nilai Prestasi:

1) Penulisan naskah/materi ceramah/pidato : nilai minimal 60

(Semester I dan Semester II).

2) Praktek pidato : nilai minima 60 (Semester I dan Semester II )

2. Peserta yang dinyatakan lulus berhak menerima Tanda Lulus/Sertifikat

melalui upacara Wisuda.

Kepada semua peserta diwajibkan menulis naskah ceramah/pidato

sebagai berikut :

1. Bulan terakhir semester 1

2. Bulanan terakir semester II

Kepada semua peserta diwajibkan mengikuti latihan pidato sesuai

jadwal yang telah ditetapkan.

Mengingat waktu belajar dan mengajar sangat terbatas, maka untuk

meningkatkan wawasan peserta tentang seluk beluk dakwah Islamiyah,


35

dietapkan kewajiban bagi peserta untuk mengikuti rangkaian kegiatan Ekstra

Kurikuler. Kehadiran / keaktifan peserta mengikuti Ekstra Kurikuler tersebut

dicatat dalam buku absensi khusus dan diperhitungkan sebagai factor penilaian

akhir masa belajar-mengajar. Kegiatan Ekstra Kurikuler tersebut sebagai

berikkut:

1. Melaksanakan dakwah Ramadhan, sesuai jadwal yang di tetapkan oleh

Pengurus Pendidikan Muballigh Al-Azhar, bagi pserta yang telah

memenuhi syarat.

2. Mengikuti tadarus Al-Qur’an sebulan Ramadhan sesuai jadwal yang

ditetapkan Penngurus Pendidikan Muballigh Al-Azhar

3. Mengikuti khursus Tulis/baca Al-Qu’an ( Tajwid ), bagi yang belum fasih

membaca / menulis Al-Qur’an

H. Letak Geografis

Adapun letak geografis PMA lokasi tempat penelitian dilakukan

dikantor PMA Blok M–Jakarta beralamat : Komplek Masjid Agung Al-Azhar

JL. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp. 0217243014 Ext

121/108.6

6
Wawancara pribadi dengan Dayat Daip (Sekretaris Pendidikan Mubaligh Al-Azhar ),
senin 12 Maret 2012
BAB IV

HASIL TEMUAN PENERAPAN

MANAJEMEN PENDIDIKAN MUBALLIGH AL-AZHAR (PMA)

A. Aplikasi Manajemen Pendidikan Muballigh Al-Azhar

Didalam suatu lembaga atau perusahaan dibutuhkan suatu manajemen

untuk mengelola sebuah lembaga atau perusahaan tersebut. Maka Masjid Al-

Azhar membentuk sebuah organisasi yaitu Pendidikan Muballigh Al-Azhar

untuk mengelola lembaga tersebut dalam pencapain tujuan yang telah

ditetapkan. Manajemen yang dilakukan oleh Pendidikan Muballigh Al-Azhar

adalah menggunakan Manajemen Pendidikan. Dalam rangka meningkatkan

pemahaman dan memperkuat aktivitas dakwah di masyarakat, Al-Azhar

peduli Ummat memberikan kesempatan kepada para da’I untuk mengikuti

pelatihan dakwah yang diselenggarakan oleh Pendidikan Muballigh Al-Azhar

(PMA).

Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA) akan memberikan pendidikan

dan pelatihan untuk mengembangkan dakwah dengan professional dan

berpendidikan. Maka proses manajemen pendidikan akan membantu

kelancaran dalam berdakwah. Proses manajemen pendidikan di Pendidikan

Muballigh Al-Azhar (PMA) sebagai berikut:

1. Proses Pendidikan dan Pelatihan

a. Tujuan

1) Untuk mencerdaskan masyarakat terutama orang Islam

36
37

2) Untuk menambah pengetahuan Agama dan menyampaikan kepada

masyarakat terutama materi-materi tentang keIslaman, untuk

ceramah/jadi da’I, untuk diri sendri dan untuk masyarakat pada

umumnya.

3) Agar berani tampil kedepan menyampaikan ceramah/pidato dengan

baik di Masjid atau Majlis Ta’lim.

b. Peserta didik

Peserta didik setiap angkatannya, Al-Azhar Peduli Ummat

membiayai 20 orang Muballigh yang belajar di Pendidikan Muballigh

Al-Azhar (PMA). Mereka terdiri dari pemuda aktivis musholah dan

masjid yang mempunyai semangat kuat untuk mempelajari dunia

dakwah dan berkecimpung di dalamnya. Harapannya adalah mereka

dapat mengembangkan keilmuannya di daerah asalnya sehingga dapat

menggerakkan masyarakat untuk dekat dengan agamanya. Para peserta

yang telah menyelesaikan pendidikan dan memenuhi persyaratan yang

telah ditetapkan akan diberikan Tanda Lulus atau Sertifikat sebagai

bukti bahwa para peserta tersebut telah menyelesaikan belajarnya

dengan baik. Disamping itu kegiatan belajar-mengajar sepanjang

tahun, pada bulan suci Ramadhan para peserta diberi tugas Ekstra

Kurikuler yaitu menyampaikan ceramah-ceramah Ramadhan di

Mesjid-mesjid, Musholla, dan Majlis Ta’lim.1

1
Wawancara pribadi dengan Dayat Daip( sekrataris Pendindikan Muballigh Al-azhar),
senin 12 Maret 2012
38

c. Pendidik atau Tenaga Pengajar

Lembaga Mubaligh Al-azhar ini pun didukung dengan dosen atau

pengajar yang sesuai dengan keahliannya, diantaranya berasal dari staf

pengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta

Praktisi Radio dan juga Televisi. Selain itu, dilembaga ini pun para peserta

diberikan wawasan secara teoritis, dan juga diimbangi dengan praktek

langsung dilapangan dan dilengkapi dengan sarana yang memadai sebagai

penunjang. Daftar Nama Dosen / Pengajar di Lembaga Pendidikan

Mubaligh Al-Azhar Jakarta di antaranya yaitu :

1) Dosen Tetap

a. Dr. H. Aminullah, HM. MA


b. Dr. H. Ahmad Lutfi Fathullah, MA
c. Prof. Dr. H. Abdul Mujib, MA
d. Drs. H. Afif Hamka
e. Drs. H. Amliwazir Saidi
f. Dr. KH. M. Hamdan Rasyid, MA
g. Drs. H. Memed Sururi
h. H. Muhammad Zen Al-Hadi, MA
i. Prof. Drs. H. Suharyadi Sumhudi, MA
j. Dr. H. Shobahussurur, MA
k. Drs. H. Sunandar Ibnu Nur, MA
l. H. Syamsir Kamaluddin
m. Drs. H. Wahiddin Saputra, MA
n. H. Wahfiudin, SE, MBA

2) Dosen Tamu

Dosen tamu memberikan materi pada forum Kuliah Umum

dengan topik yang aktual yang belum tercantum di dalam kurikulum.

d. Kurikulum

Materi pelajaran yang sudah sesuai dengan standar-standar, maka

peserta mampu menguasai ilmu-ilmu tentang agama Islam. Karena tujuan

Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA) berbeda dengan pendidikan


39

umum atau akademi lainnya. Pendidikan ini mengharapkan para peserta

menjadi seseorang bagaimana dan harus bagaimana. Tingkat keberhasilan

peserta itu sangat tergantung pada proaktif peserta tersebut. Mereka

mengulang-ulang materi yang diberikan atau mencari lagi pada literature,

al-Qur’an dan hadist. Peserta harus memahami materi-materi yang telah

disampaikan. Materi-materi yang dipelajari di Pendidikan Muballigh Al-

Azhar sebagai berikut:

1) Tafsir

Pokok Bahasan yaitu Pengantar Ilmu Tafsir, bertujuan agar peserta

didik mampu membaca, menghafal, memahami dan mempraktekan

dalam kehidupan sehari-hari ayat-ayat yang berkenaan dengan Allah,

Rasul, manusia dan alam

2) Akhlaq

Pokok Bahasan: Pengertian, Baik dan Buruk, Aspek-aspek yang

Mempengaruhi Bentuk Akhlaq, Akhlak dalam Pelaksanaan Lahiriyah

dan Bathiniyah serta sifat-sifat Lahiriyah dan sifat-sifat Bathiniyah.

Bertujuan, agar peserta didik memahami persoalan-persoalan pokok

disekitar nilai baik dan buruknya tingkah laku manusia dan memahami

hakikat (pengertian), upaya dan ide serta praktek praktek yang

berkembang dalam akhlaq sekaligus supaya peserta berakhlakul

karimah.

3) Uhsul Islam

Pokok Bahasan : Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai Sumber Syariat

Islam, Ijtihad Khilafiyah dan Mazhab, Sejarah Ilmu Fiqh, Pengertian


40

dan Macam-macam Kriteria Ibadah, Thaharah dari Hadas dan Najis,

Wudhu, Mandi dan Tayamum, Shalat (Pengertian danTata Caranya),

Janazah (Memandikan, Mengkafani dan Shalat Janazah), Zakat, Puasa,

dan Haji. Bertujuan, membahas pengertian dan pemahaman kepada

peserta didik tentang ibadah sehingga terdorong untuk

mengamalkannya dengan baik.

4) Tauhid

Pokok Bahasan yaitu Pengantar Tauhid, Iman, Kufur dan Nifak,

Tauhid, Syirik, Khufarat Takhayul, Rukun Iman, Hubungan Iman

dengan Ibadah, Hubungan Iman dengan Akhlak, Sejarah munculnya

persoalan Theologis dalam Akhlak ( nasib/dosa besar, perbuatan

manusia/dukun), dan Pengantar Mazhab dalam bidang Tauhid

(sekilas). Tujuannya, agar peserta didik memahami tentang Aqidah

yang di ajarkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunah serta perkembangan

Ijtihad Ulama masa lalu dan sekarang, dalam menjawab masalah yang

menjadi kajian Ilmu Tauhid

5) Al-Hadits

Pokok Bahasan yaitu Pengantar Ilmu Hadits, Hadits-hadits (Keimanan,

Ikhlas dan Istiqomah, Dosa-dosa Besar, Tanda-tanda Munafik,

Tingkah Laku yang Terpuji (Akhlakul Karimah)), Tingkah Laku yang

Tercela (Akhlakul Madzmummah), Pentingnya Kesehatan, Upaya

Pelestarian Lingkunan, Ikatan Persaudaraan antar sesama Muslim,

Dorongan Mempelajari dan Mengajarkan Al-Qur’an serta Dorongan

dan Tanggungjawab menuntut Pengetahuan, Etos Kerja, dan


41

Kepedulian Sosial. Bertujuan, agar peserta didik mengetahui dan

memahami Al-Hadits sebagai Sunnah Rasulullah yang menjadi sumber

syariat Islam setelah Al-Qur’anul Karim denngan segala seluk

beluknya.

6) Retorika

Pokok Bahasan yaitu Pendahuluan, Retorika, Dinamika dan Tabiat

Massa, Retorika dalam Bertabligh, Pengertian dan Proses Pidato,

Penguasaan Bahasa yang Baik dan Benar, Jenis-jenis Pidato,

Pendalaman, Diskusi Kelas dan Praktek Berbicara, Pidato dalam

Praktek, Persiapan Diri, Mengenai Elemen Pribadi, Sistematika Pidato,

Faktor-faktor Penunjang, Humor dalam Pidato, dan Pengantar

Komunikasi (macam-macam jenis, bentuk, publlik, publik speaking).

Bertujuan, agar peserta didik dapat menguasai seni penggunaan bahasa

lisan secara professional dan dapat menyampaikan pesan-pesan agama

Islam dengan gambling dan mudah diterima masyarakat luas melalui

penguasaan teknik berkomunikasi lisan serta dipergunakan dalm

kegiatan Tabligh Islam.

7) Sejarah dan Kebudayaan Islam

Pokok Bahasan yaitu Perkembangan Ajaran, Kebudayaan, Dakwah,

Masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur

Rasyidin, Masa keajuan Islam, Masa Kemunduran dan Masa Tiga

Kerajaan Besar, Pusat-pusat Peradaban Islam, Peradaban Islam di

Spanyol dan Pengaruh terhadap Renaisance, Penjajahan Barat dan

Perjuangan Kemerdekaan Negeri-negeri Muslim, Pengaruh Gerakan

Tajdid terhadap Sejarah Perkembangan Islam dan Kebudayaannya,


42

Kedatangan Islam di Indonesia, sebelum dan sesudah Kemerdekaan,

Agar peserta didik memahami secara garis besar pengertian, fungsi,

perkembangan Sejarah dan Kebudayaan Islam.

8) Fiqhud Dakwah

Pokok Bahasan yaitu Pengertian Tabligh dan Dakwah, Kedudukan

Tabligh dalam Dakwah Islam, Sasaran dan ruang lingkup Dakwah,

Objek, Tujuan, Fungsi, Bentuk Tabligh, Perkembangan Ilmu Dakwah,

Metode Dakwah, Ilmu-ilmu Dakwah Terapan, Metodologi Dakwah

dan Perkembangannya, Standar dan Kriteria Pemilihan Metode, dan

Penerapan Metode Dakwah. Tujuannya, agar peserta didik memiliki;

Kemampuan mengaplikasikan method Dakwah, Kemampuan

berinteraksi sebagai da’I dan mad’u, Kemampuan menyusun

kebijaksanaan dan strategi dakwah serta menerapkannya dalam

kegiatan perasional dakwah.

9) Ilmu Tafsir (Lanjutan)

Pokok Bahasan yaitu Tugas dan kewajiban Dakwah, Metode dan

Tujuan Dakwah, Sasaran Dakwah, Etika dan Kualifikasi Da’I,

Tahapan Dakwah, Sikap dan Tantangan dalam Sasaran Dakwah

terhadap Dakwah, Tidak ada Paksaan dalam Agama, Kemudahan

dalam Berdakwah, Silahturahmi, Etika Berbicara, dan Penyaringan

Informasi. Bertujuan agar peserta didik mamahami dan dapat

menerapkan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkenaan dengan

ajaran-ajaran Islam tantang dakwah.


43

10) Bahasa Arab Al-Qur’an ( Lanjutan )

Pokok Bahasan yaitu Jenis kata dan Kalimat, Macam-macam Fi’il

(Madhi, Mudhore’), Macam-macam Isim ( fa’il, makan, Jazem, Alat,

Dhomir, Isyarah, Maf’ul), Mubtada Khabar dan Mubtada Muakhar,

Macam-macam Huruf (Qasam, Jar, Inna, Kana, Laisa, Nasab, Jazem)

dan lain sebagainya. Bertujuan agar peserta didik mengetahui pola

dasar bahasa Arab Al-Qur’an dalam usaha memahami Al-Qur’an.

11) Khutbah Jum’at

Pokok Bahasan yaitu Rukun dan Syarat Khutbah, Sunat dan Adab

Khutbah, Syarat menjadi Khatib, Menyusun Sistematika Khutbah,

Khutbah dan Ceramah, Contoh-contoh Mukaddimah Khutbah Jum’at,

Contoh-contoh Penutup Khutbah Jum’at, Khutbah Hari Raya, Khutbah

Nikah. Bertujuan agar peserta didik memahami seluk beluk Khutbah

Jum’at dan mampu mempraktekan sesuai syari’at Islam.2

Kepada para peserta diharapkan memperhatikan mata kuliah yang akan di

pelajari, baik tingkat dasar, maupun tingkat lanjutan serta mempersiapkan buku-

buku referensi atau rujukan yang sesuai.

Tabel 4.2
KURIKULUM
1) Daftar Kurikulum Tingkat Dasar XXVII
No. Mata Kuliah Tatap Semester Kode Dosen
Muka I II
I Ilmu-Ilmu Dasar Agama Islam :
1 Aqidah Islam 16 8 8 AN
2 Tafsir AL-Qur’an 21 7 14 AN/ZH
3 Ilmu Hadits 20 5 12 LF
4 Fiqh Islam 16 8 8 AW
5 Akhlaq Muballigh 8 8 7 HR
6 Ushul Fiqh 4 4 - WF
JUMLAH 86 41 48
2
Sumber Data dari Dokumentasi Pendidikan Mubaligh Al-Azhar
44

II Ilmu-Ilmu Dakwah :
1 Retorika 20 9 10 WS
2 Khutbah Jum’at 7 7 - AF
3 Ilmu Dakwah 14 7 7 SH
4 Materi Dakwah 10 5 5 SK
5 Kuliah Umum 2 1 1 DT
6 Al-Islam 12 4 8 WF
7 Latihan Pidato 14 0 14 SN
JUMLAH 33 13 20

1 Kuliah Perdana 1 1 0 SB
2 Pengarahan 1 1 0 SK
3 Perkenalan 3 0 0 NY
4 Persiapan Wisuda 2 0 1 SK
5 Gladi Resik 1 0 2 PMA
JUMLAH 8 2 3
JUMLAH TATAP MUKA 127 56 71

2) Daftar Kurikulum Tingkat Lanjutan


No. Mata Kuliah Tatap Semester Kode Dosen
Muka I II
1 Tafsir AL-Qur’an 33 14 19 MS
2 Bahasa Arab Al-Qur’an 37 20 17 SB
3 Latihan Pidato / Materi Dakwah 11 5 6 SK
4 Ilmu Hadits 7 - 7 LF
JUMLAH TATAP MUKA 55 25 30

Tabel 4.3
TENAGA PENGAJAR
1) Daftar Nama Para Pengajar / Dosen Tingkat Dasar
No. Mata Kuliah Kode Dosen Kode
1 Prof. Drs. H. Suharyadi Sumhudi, MA Aqidah Islam SS
2 H. Muhammad Zen Alhadi, MA Tafsir Al-Quran ZH
3 DR. H. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Ilmu Hadits LF
4 Drs. H. M. Anwar Ratnaprawira, M.Ag. Fiqh Islam MA
5 Drs. H. Aminullah, HM, MA Akhlak Islam AN
6 Drs. H. Sunandar, MA Latihan Pidato SN
7 Drs. H. Iwan Azis Komunikasi Masa IA
8 Prof. Drs. H. Suharyadi Sumhudi, MA Ilmu Dakwah SS
9 Drs. H. Rusydi Hamka Problematika Aktual RH
10 Dosen Tamu Kuliah Umum DT
11 H. Wahfiudin, MBA Ushul Fiqh / AL-Islam WD
12 H. Imam Khusaini Perkenalan / Mukadimah IK
13 Drs. H. Soebroto Tirtoatmodjo Kuliah Perdana ST
14 H. Syamsir Kamaluddin Materi Dakwah SK
15 Drs. H. Afif Hamka Khutbah Jum’at AH
16 Drs. Wahidin Saputra Retorika WS
45

2) Daftar Nama Para Pengajar / Dosen Tingkat Lanjutan


No. Mata Kuliah Kode Dosen Kode
1 Drs. H. Memed Sururi Tafsir AL-Qur’an MS
2 Drs. H. Sobahussurur, MA Bahasa Arab Al-Qur’an SB
3 Dr. H. Lutfi Fathullah, MA Ilmu Hadits LF
4 H. Syamsir Kamaluddin Materi Dakwah / Latihan Pidato SK
Sumber: Buku Panduan PMA

3) Jadwal Perkuliahan
Tabel 4.4
Waktu Pelaksanaan Perkuliahan
Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA)
Tingkat
No. Hari Waktu Tempat
Pendidikan
1. Tingkat Senin dan jum’at 16.30–17.45 (sessi I) Kampus
Dasar 18.15 – 20.00 (sessi II) Universitas Al-
Azhar Indonesia
(UAI)
2. Tingkat Senin dan Jum’at 17.00-19.30 WIB Kampus
Lanjutan Universitas Al-
Azhar Indonesia
(UAI)
3. Kajian Rabu 16.30-20.00 WIB Ruang/Kelas Aula
Khusus Buya Hamka
Masjid Agung Al-
Azhar
Sumber : Wawancara Pribadi dengan Dayat Daip (Sekretaris Pendidikan Muballigh Al-azhar),
senin 12 Maret 2012

e. Metode

Metode yaitu cara bagi seorang trainer dalam menyampaikan

materi pelatihan kepada peserta. Metode yang di gunakan oleh PMA yaitu

dengan cara bertatap muka langsung dengan para peserta kemudian setiap

di akhir perkuliahan itu selalu di adakan sesi Tanya jawab antar

dosen/pengajar dengan peserta. hal itu yang menarik, disamping itu juga

setiap hari jum’at di adakan praktek tampil kedepan ceramah 7 menit

(kultum), agar sewaktu-waktu di minta unuk tampil berceramah/kultum di

masayarakat/masjid sudah bisa karna sudah bisa menyiapkan bahannya

supaya dapat menyesuaikan dengan waktu yg telah di tentukan, agar tidak

melampaui batas ceramah yg telah ditentukan tersebut oleh pengurus


46

Masjid/majlis. Kemudian peserta menyiapkan bahan ceramah 1 jam

masing peserta berbentuk makalah sebelum tampil dicek/dipraktekan

terlebih dahulu dirumah agar saat diminta untuk ceramah tidak kehabisan

bahan ceramah atau melewati batas waktu yang telah ditentukan tersebut.

Itupun disampaikan kepada dosen bahwa mereka bisa/sudah siap untuk

ceramah. Dan pesertanya pun menjadi antusias. Semua itu tidak terlepas

dari arahan-arahan yang telah diberikan oleh dosen. Dari mulai

pembukaaan, isi, kesimpulan dan penutup semua di uraikan pada materi

dan retorika. Dan yang menarik lain adalah materi nya banyak, jadi peserta

belajar di PMA 1 tahun banyak materi/pengetahuan yang didapat seperti

materi Tafsir, Hadist, Akhlak dan Fiqih Islamnya. Kaena Materi Islam di

PMA, tidak hanya kursus bahasa arab atau tafsir saja akan tetapi semua

materi Islam ada disini. Karena semua materi Islam tersebut pendukung

bahan untuk ceramah.

Metode pembelajaran yang ada pada Pendidikan Muballigh Al-

Azhar sama seperti perkuliahan pada umumnya, ada kurikulum dan juga

standarisasi kelulusan. Namun yang membedakanya adalah lebih banyak

praktek dibanding dengan perkuliahan dikelas. Mengingat waktu belajar

dan mengajar sangat terbatas, maka ditingkatkan wawasan peserta tentang

seluk beluk dakwah Islamiyah, dengan ditetapkan kewajiban bagi peserta

untuk mengikuti rangkaian ekstra kurikuler. Kehadiran atau keaktifan para

peserta mengikuti akstra kurikuler tersebut dicatat dalam buku absensi

khusus dan diperhitungkan sebagai faktor penilaian akhir masa belajar-

mengajar.

f. Media
47

Media yaitu alat atau sarana yang digunakan dalam proses

pelatihan. Media atau alat yang digunakan dalam pelaksanaan perkuliahan

di Pendidikan Muballigh Al-Azhar yaitu menggunakan alat seperti LCD,

VCD, Auto Fokus, White Board, Microfhone atau pengeras suara agar

peserta lebih mudah untuk mendengarkan, memahami dan melihat tiap

materi yang disampaikan.

g. Hasil Pendidikan

1) Kognitif/pengetahuan

Wawasan, mampu mengenali pola dalam emosi dan reaksi

berarti dapat mengenali kecenderungan tertentu, baik positif atau

negtif. Apa yang dirinya lakukan dengan pengetahuan ini akan

menentukan tingkatan komitmen terhadap perubahan. Semakin trampil

mengenali pola respon yang sejenis, semakin bagus dirinya dapat

mengoreksi atau menyempurnakan.

Komplemen wawasan pribadi adalah kapasitas mengenali pola

orang lain. Ini dapat memicu perbandingan yang mempermudah

menangani kebutuhan emosi orang dan mengetahui bagaimana

memecahkan permasalahan. Semakin mengenali/mempelajari tentang

keIslaman maka akan semakin bertambah ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang keIslaman. Kemudian mengamalkan/mengajarkan

kepada orang lain.

2) Afektif/sikap

a. Penyikapan Diri

Sebagian pemimpin percaya bahwa pengekpresian perasaan

merupakan tindakan negative dan akan membatasi keefektifan.


48

Adalah benar bahwa membuat pengakuan pribadi atau memberikan

informasi yang dapat merugikan reputasi anda atau orang lain

adalah tidak bijaksana. Ada orang yang selalu mencari kesempatan

mendiskreditkan kesuksesan orang lain. Pengunngkapan diri ini

berartimengetahui bagaimana mempresentasikan pandangan positif

dan cerah. Orang yang dapat melakukan ini sering membuat

lingkungan dimana orang lain merasa aman mengungkapkan

peraaannya. Inilah awal persahabatan yang produktif dan

menciptakan system pendukung, sinergi tim, kemitraan,

produktivitas, dan pemecahan masalah.

b. Ekspresi

Pernyataan “bukan apa yang anda katakana, tetapi

bagaimana anda mengatakan sesuatu selalu diperhitungkan”

memang benar adanya. Apa yang anda katakana dapat membuat

perbedaan hubungan antar pribadi. Misalnya, jika memberitahu

karyawan ia dipecat, apapun nada anda dalam mengucapkan

kalimat ini, kalimat masih sama. Bentuk ungkapan, derajat empati,

dan pertimbangan terhadap seseorang yang dapat membuat respon

lain berbeda. Jadi, seseorang yang belum mengetahui/mempelajari

bagaimana seharunya bersikap sebagai manusia/hamba maka ia

akan bersikap sesuai keinginannya tanpa memikirkan baik buruk

sikap/perkataannya terhadap orang lain. Sedangkan seseorang yang

sudah mengetahui maka ia pasti akan berhati-hati dengan sikap dan

perkataannya terhadap orang lain yang menjadi lawan


49

bicara/bawahannya. Peserta Pendidkan Muballigh Agama dalam

hal ibadah sholat sunnah dan wajib menjadi tepat waktu dalam

menjalanakannya dan perasaan menyukai mengenai agama Islam

lebih mendalam.

3) Psikomotorik/perilaku

a. Tanggung Jawab Pribadi

Memberikan suguhan yang memotivasi merupakan cara

menaikan potensi karyawan dan mengejawantahkan misi

organisasi. Namun, pemimpin akan kehilangan charisma jika tidak

menepati janji. Sehingga karyawan dan pelanggan tidak lagi mudah

dibodohi dengan retorika dan khrisma. Mereka menginginkan

tindakan. Merealisasikan berarti memiliki tanggung jawab pribadi

untuk menggapai hasil. Pemimpin yang selalu terlibat aktif dan

tertarik ikut andil dalam proses perubahan dan ingin mengetahui

bagaimana dampaknya terhadap peserta biasanya selalu

mendambakan hasil positif. Peserta PMA sudah mengetahui mana

yang baik/halal dan yang buruk/haram malalui dalil-dalil dan

hadist dan juga tafsir. Jika sudah mengetahui maka mereka

berusaha untuk meninggalkan.

2. Pelatihan Muballigh Al-Azhar (PMA)

Pelaksanaan pelatihan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal

mencangkup pengumpulan peserta, pengadaan fasilitas dan logistik, orientasi

dan tes awal. Tahap kedua, penyampaian materi pelatihan dan tahap ketiga

merupakan pelaksanaan posttest terhadap hasil penelitian.


50

Pelatihan pada dasarnya adalah guna memenuhi kekurangan

pengetahuan, peningkatan keterampilan atau sikap dengan masing-masing

kemampuan yang di miliki oleh seseorang. Menurut Prof. Dr. Soekidjo

Natoatmojo dalam bukunya “pengembangan sumber daya manusia, yang

dimaksud dengan pelatihan adalah upaya untuk mengembanngkan

kemampuan intelektual dan kepribadian manusia”.

3. Evaluasi Pelatihan Muballigh Al-Azhar (PMA)

Evaluasi pelatihan merupakan alat ukur atas pelaksanaan pelatihan,

bagaimana hasil pelatihan yang telah dicapai dengan cara membandingkan

sebelum dan sesudah pelatihan itu dilaksanakan, apabila kinerja meningkat,

kekeliruan dalam bekerja berkurang. Bertanggung jawab dan disiplin lebih

baik maka keadaan tersebut merupakan indikasi bahwa pelatihan telah dapat

meningkatkan keterampilan atau kemampuan dari peserta pelatihan.3

Evaluasi pelatihan dilaksanakan untuk memverifikasikan keberhasilan

suatu program pelatihan, termasuk didalamnya panitia pelaksana pelatihan.

Kriteria evaluasi berfokus pada hasil akhir, dimana hal yang harus di

perhatikan adalah reaksi para peserta terhadap proses serta isi kegiatan

pelatihan, pengetahuan, perubahan perilaku, perbaikan yang dapat di ukur

secara individu maupun organisasi. Adapun fase evalusi menjadi umpan balik

untuk melakukan prediksi atau perkiraan kebutuhan pelatihan berikutnya.

Evaluasi biasa dilakukan langsung pada kegiatan proses pembelajaran.

Misalkan ketika peserta kurang jelas mendengarkan atau dosen terlalu cepat

dalam menyampaikan materi. Peserta mengacungan tangan kemudian

3
Wawancara pribadi dengan H. Syamsir Kamaludin (Ketua Pendidikan Muballigh Al-
Azhar), Senin 12 Maret 2012
51

menyampaikan keluhan yang dirasakan. Sehingga untuk pembelajaran

selanjutnya dosen tidak mempercepat dalam menyampaikan materinya.

Evaluasi pendidikan dilakukan di akhir kuliah seperti diberi tugas

membuat judul untuk bahan ceramah lalu dikumpulkan dan di bagikan

kepeserta. PMA mengevaluasi dengan melakukan reting terhadap peserta lalu

d berikan kepada pengurus untuk mengetahui materi mana yang membuat

pserta tertarik. Dengan melakukan reting tersebut panitia bisa mengetahui apa

saja kekurangannya dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

sederhana dan jika memang memungkinkan maka akan ada perubahan

evaluasi keseluruhan perkulihan.

Adapun mata kuliahnya di sesuaikan dengan kebutuhan sekarang.

Misalkan dulu ada komunikasi massa tetapi sekarang ditiadakan dikarenakan

waktunya terlalu sedikit kemudian dihilangkan dan di ganti dengan retorika

yang nama didalamnya terdapat komunikasi massa.

Setelah peserta mengikuti pelatihan pendidikan mubalgh, mereka

mampu menyampaikan dakwahnya baik didalam keluarga mereka maupun

masyarakat di sekitar mereka.

4. Manajemen Pendidikan Muballigh

a. Perencanaan meliputi kegiatan pembelajaran seperti: kuliah pada

umumnya, dengan materi pokok yaitu al-Qur’an dan Hadist. Pendidikan

Muballigh Al-Azhar (PMA) memberikan materi pokok karena semua

materi harus bersumber dari al-Qur’an dan Hadist, sperti pelajaran Tafsir,
52

Fiqih dan Tauhid. Peserta Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA) dalam

proses belajar diperintahkan untuk membuat naskah, jika tidak disipakan

maka akan mengalamai kesulitan. Dan materinya pun harus disesuaikan

dengan fenomena-fenomena sedang terjadi saat ini. Jika sudah disiapkan

semua, maka akan dipraktekan. Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA)

pun lebih menekankan pada praktek (pelatihan) daripada materi, bertujuan

untuk terlatih dan terbiasa bagi para peserta da’i.

b. Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas kepada

orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan tersebut. Pendidikan

Muballigh Al-Azhar salah satu unit dari pengurus Takmir Masjid Agung,

induknya yaitu YPI Al-Azhar dan YPI itu membawahi diantaranya masjid,

sekolah, Universitas Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA) dan kursus-

kursus yang lain dan unit-unit lainnya. Diantara unit tersebut ada unit yang

dibawahi oleh YPI Al-Azhar yaitu PMA. Pendidikan Muballigh AL-Azhar

ini suatu usaha mandiri dalam arti terutama pembiayaan yang

didapat/berasal dari peserta tidak memakai subsidi dari siapa pun dan akan

dikembalikan kepada peserta, kemudian uang yang didapat dari peserta

digunakan untuk keperluan belajar mengajar peserta selama menjadi

peserta didik Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA).

c. Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang

telah dibagi itu dapat dikerjakan menurut kehendak yang menyiapkannya

saja, tetapi menurut aturan sehinggga menyumbang terhadap pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan dan disepakati. Pendidikan Muballigh Al-

Azhar selalu melakukan koordinasi pada para tenaga pengajar dan peserta
53

dalam memberikan materi dan bertanya apabila ada suatu hal yang belum

dimengerti oleh peserta, sebab pendidikan ini selalu melakukan pelatihan.

d. Pengarahan pendidikan Muballigh Al-Azhar sejauh ini berada pada jalur

yang telah ditetapkan, dan tidak ada penyimpangan baik dari segi materi

dan peserta yang mengikuti Pendidikan Muballigh Al-Azhar.

e. Pemantauan (monitoring) pada Pendidikan Muballigh Al-Azhar dilakukan

oleh Pengurus dan Tenaga Pengajar.

Maka Pendidikan Muballigh Al-Azhar menggunakan manajemen

pendidikan yang meliputi fungsi manajemen untuk memberikan pendidikan

dan pelatihan yang sesuai dengan materi dan kemampuan dari peserta yang

mengikutinya.

B. Langkah-langkah yang diterapkan lembaga Pendidikan Muballigh Al-

Azhar Jakarta

1. Memilih/menyeleksi tenaga pengajar/dosen

Sebelum ditetapkan sebagai pengajar di PMA maka calon pengajar/dosen

yang akan mengajar di Pendidikan Mubaligh Al-Azhar, terlebih dahulu

akan di seleksi melalui perkuliah umum yang dihadiri oleh para pengurus

dan para peserta Pendidikan Mubaligh Al-Azhar. Kemudian hasil

penilaian atau pendapat para peserta dikumpulkan, jika tanggapan para

peserta bagus maka pengurus akan memberikan jadwal kepada dosen

tersebut namun jika penilaian para kurang bagus maka maka tidak akan

diterima sebagai pengajar di PMA.

2. Mencari peserta

a. Surat menyurat ke lembaga-lembaga tertentu atau mesjid-mesjid


54

b. Mengirim brosur-brosur ke instansi pemerintah dan swasta

c. Membuka pendaftaran

d. Mengatur waktu/jadwal

3. Tingkat Pendidikan

Dalam Pendidikan Muballigh Al-Azhar peserta dibagi atas tiga

tingkatan, yaitu:

a. Tingkat Dasar (Pemula) yaitu tingkat ini para peserta diberikan materi

tentang dasar-dasar ajaran agama Islam, dasar-dasar ilmu dakwah,

materi dan praktek-praktek dakwah. Peserta pada tingkat dasar

jumlahnya paling banyak dibanding tingkat selanjutnya, jumlah peserta

tingkat dasar mencapai 34 peserta yang ditampung dalam 1 kelas.

Tidak hanya itu, peserta dilatih untuk bisa menilai peserta lain ketika

mereka selesai menyampaikan naskah pidato yang dibuatnya. Latihan

ini bertujuan untuk mempersiapkan mental mereka ketika

menyampaikan dakwah, dan persiapan teks ilmiyah mereka. Serta

bertujuan mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada dari hasil

latihan tersebut yang kemudian menjadi pelajaran untuk latihan

berikutnya menjadi lebih baik. Dengan adanya masukan serta kritik

dan saran dari teman-teman dapat membantu mereka agar kesalahan

yang sudah terjadi agar tidak terulang lagi untuk kedua kalinya.

b. Tingkat Lanjutan yaitu tingkatan dimana sebelumnya peserta didik

mengikuti tingkat dasar (pemula). Ditingkat lanjutan diberikan

pendalaman-pendalaman materi tentang agama Islam, Bahasa Arab Al-

Qur’an, Tafsir Al-Qur’an, Ilmu Hadist, serta materi dan praktek

dakwah yang lebih intensif. Pada tingkatan lanjutan ini sudah terjaring
55

peserta yang berniat dan mempunyai waktu untuk datang. Dengan apa

yang diperoleh mereka di tingkat dasar, mereka meminta diadakan

tingkat lanjut untuk lebih mendalami tentang agama. Jumlah peserta

tingkat lanjutan berjumlah 20 peserta. Pada tingkat ini adalah peserta

sudah `mulai mengarah kepada materi-materi dakwah, terutama

bagaimana berdakwah di lapangan. Pada tingkat lanjutan ini peserta

didik mulai dilibatkan di masyarakat. Seperti berceramah di mesjid-

mesjid ataupun tempat lain. Hal ini dilakuan agar ilmu yang telah

mereka dapatkan selama mengikuti pelatihan tidak sia-sia.

c. Kajian Khusus yaitu tingkat kajian ini khusus lembaga Pendidikan

Muballigh Al-Azhar dibuka bagi lembaga pendidikan, instansi

pemerintah dan swasta serta asosiasi kemasyarakatan peserta yang

memiliki kendala tentang waktu untuk mengikuti perkuliahan ditingkat

dasar maupun ditingkat lanjutan. Materi ditingkat ini pun disesuaikan

dengan minat para peserta kelompok yang minat mengikuti kajian ini.

Kajian khusus yang diberikan adalah pendalaman materi tentang

agama Islam, Ilmu Al-Qur’an, dan Ilmu Hadist. Peserta pelatihan

dalam kajian khusus ini adalah peserta yang sudah mengikut latihan di

tingkat dasar maupun di tingkat lanjutan.

4. Sistem Pembelajaran

System pembelajaran pada pendidikan muballigh al-azhar dilakukan

sebelum 5 menit dimulainya perkuliahan, kemudian menunggu dosen

masuk/datang maka mahasiswa yang bertugas sebagai protokol, notulen,

pembaca kalam illahi/saritilawah akan membuka dengan pembacaa kalam


56

illahi dan sari tilawah. Alur system pembelajaran tersebut dilakukan setiap

hari dengan memiliki tangggung jawab pada setiap peserta yang mendapatkan

tugas tersebut. Maka perkuliahan akan dimulai hingga akhir perkuliahan

dengan proses belajar mengajar dan tanya jawab serta pelatihan dakwah

disertakan dengan naskah dakwah yang telah ditulis oleh setiap peserta.

Adapun bentuk kegiatan yang harus diikuti oleh peserta di setiap

ramadahan yaitu kegiatan eksra kurikuler seperti :

a. Melaksanakan dakwah Ramadhan, sesuai jadwal yang telah ditentukan

oleh pengurus PMA

b. Mengikuti Tadarus Al-Qur’an sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh

Pengurus PMA

c. Mengikuti khursus tulis/baca Al-Qur’an ) tajwid bagi yang belum fasih

membaca/menulis Al-Qur’an.

Setiap kehadiran di ekstra kurikuler akan mendapatkan nilai absensi

khusus dan akan diperhitungkan sebagao faktor penilaian akhir masa

perkuliahan. Maka evaluasi pada Pendidikan Muballigh Al-Azhar dilakukan

pada akhir semester I dan II dan di akumulasi dengan aktivitas ekstrakurikuler

sebagai proses belajar sudah selesai pada tahap awal dan tahap akihr.

Dengan demikian pendidikan memegang peran yang sangat penting

dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan

merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan peningkatan kualitas sumber

daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kulitas

sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama

telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui usaha


57

pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui

perkembangan dan perbaikan kurikulum dan system evaluasi, perbaikan

sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi serta pelatihan bagi

guru dan tenaga lainnya. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh

lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang

sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikap.4 Maka

pendidikan dapat diperoleh dari mana saja, baik dari Pendidikan Nasional,

Pendidikan Islam, dan pendidikan lembaga-lembaga seperti halnya sebuah

Yayasan. Pendidikan Muballigh sebagai suatu bentuk pendidikan keagamaan

untuk menjadikan da’I atau Muballigh untuk diri sendiri, keluarga dan publik

atau umum. Hal ini mencetak para da’I-da’I untuk menyebarluaskan dakwah-

dakwah ke khalayak banyak.

4
Dr. H. Fatah Syukur NC, M. Ag, Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2011), Cet. 1
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen pendidikan diterapkan oleh PMA dalam pengembangan

pendidikan muballigh seperti proses perencanaan, peroragnisasia,

pengarahan, dan pengendalian seumber daya pendidikan. Proses

pendidikan muballigh sebagai yaitu Perencanaan meliputi kegiatan

pembelajaran seperti: kuliah pada umumnya, dengan materi pokok yaitu

al-Qur’an dan Hadist. Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA)

memberikan materi pokok karena semua materi harus bersumber dari al-

Qur’an dan Hadist, sperti pelajaran Tafsir, Fiqih dan Tauhid. Peserta

Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA) dalam proses belajar

diperintahkan untuk membuat naskah. Pengorganisasian pada Pendidikan

Muballigh AL-Azhar ini suatu usaha mandiri dalam arti terutama

pembiayaan yang didapat/berasal dari peserta tidak memakai subsidi dari

siapa pun dan akan dikembalikan kepada peserta, kemudian uang yang

didapat dari peserta digunakan untuk keperluan belajar mengajar peserta

selama menjadi peserta didik Pendidikan Muballigh Al-Azhar (PMA).

Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-tugas yang

telah dibagi itu dapat dikerjakan menurut kehendak yang menyiapkannya

saja. Pengarahan pendidikan Muballigh Al-Azhar sejauh ini berada pada

jalur yang telah ditetapkan, dan tidak ada penyimpangan baik dari segi

materi dan peserta yang mengikuti Pendidikan Muballigh Al-Azhar dan

58
59

Pemantauan (monitoring) pada Pendidikan Muballigh Al-Azhar dilakukan

oleh Pengurus dan Tenaga Pengajar. Karena Pendidikan ini mengharapkan

para peserta menjadi seseorang bagaimana dan harus bagaiman dan tingkat

keberhasilan peserta itu sangat tergantung pada proaktif peserta tersebut.

Dengan demikian PMA memberikan pengaruh positif dan tujuan

pendidikan muballigh Al-Azhar untuk menyiapkan da’i/da’iah yg

berkualitas dan berpendidikan agar porses dakwah berjalan dengan efektif

dan efektif.

2. Langkah-langkah yg diterapkan PMA merupakan langkah untuk proses

pendidikan dan pelatiahan yaitu pemilihan dosen/pengajar melalui

perkuliahan umum, mencari peserta melalui penyebaran brosur dan

pengumuman di mesjid/ majlis ta’lim dan mengirimkan surat/selembaran

ke instansi pemerintahan dan swasta. Adapun tingkat pendidikan yaitu

tingkat dasar, lanjutan dan khusus. System pembelajaran agar pencapaian

tujuan dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Kurikulum yang

diterapkan menggunakan materi keagamaan dan umum. Proses

manajemen pelatihan dan pendidikan akan membantu kelancaran dalam

berdakwah. Manajemen pendidikan yang diterapkan oleh PMA dalam

mengembangkan pendidikan mubaligh adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya pendidikan.

Dengan demikian manajemen PMA Jakarta lahir untuk mendidik dan

melatih para calon da’i/da’iah yang professional dan berakhlak baik untuk

menyampaikan pesan dakwah secara komuikatif serta menghibur.


60

B. Saran-saran

1. Instansi Pemerintah atau Swasta

a. Meningkatkan kerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta.

b. Ikut sertakan pengurus-pengurus instansi pemerintah dan swasta dalam

pertemuan/acara resmi PMA agar hubungan silahturahmi dapat tetap

berjalan dengan baik.

2. Pendidikan Muballigh Al-Azhar

a. Melengkapi sarana dan prasarana yang sudah ada untuk menunjang

pelaksanaan penddikan. Terutama dengan pemanfaatan teknologi, agar

mampu melaksanakan pemanfaatan teknologi yang semakin canggih

yang memang dibutuhkan dalam berdakwah di zaman globalisasi

ekarag ini.

b. Menigkatkan dan mempererat silahkturahmi dengan

mengutus/mengirim calon dai/da’iah untuk belajar di PMA agar suatu

diminta untuk menggantikan yang bersangkutan berhalangan hadir

dapat digantikan.

c. Penyampaian materi oleh dosen/pengajar agar lebih ditingkatkan agar

para peserta dapat dengan mudah mengerti dan memahami materi yang

disampaikan oleh dosen/pengajar.

3. Peserta Didik

a. Rutin mengikuti jadwal perkuliahan dengan mengatur dan

menyusuaikan jadwal di PMA dengan jdwal kerja agar proses belajar

dapat berjalan dengan maksimal.


61

b. Memberikan lebih banyak kesempatan kepada peserta yaitu dengan

cara melibatkan para peserta dalam kegiatan dakwah yang berlangsung

di Pendidikan Mubaligh Al-Azhar itu sendiri atau melibatkan mereka

berdakwah ditempat lain seperti di instansi pemerintah atau swasta.


DAFTAR PUSTAKA

Arief, Furchan. “Pengantar Metode Penelitian Kualitatif”.(Surabaya: Usaha


Nasional, 1992)

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam: Dalam Sistem Pendidikan Nasional di


Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cetakan
ketujuh

Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya (Bandung: PT


Syaamil Cipta Media, 2002)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia (Jakarta : Balai


Pustaka, 2007)

Handoko, T. Hani, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta:BPFE,1998)

Islahi, Amin Aslah. Serba Serbi Dakwah, (Bandung : Pustaka Bandung, 1982)

Zaini, muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta : Al-Amin


Press, 1996), Edisi Pertama

Maman, Abdul Jaliel dan Rafiuddin. “Prinsip dan Strategi Dakwah”.(Jakarta,


1997)

Mubarok, Ahmad, Hakikat Dakwah, (Jakarta: Iqro Media Pencerahan Ummat, no.
12, 2003)

Nata, Abuddin, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Serta Kajian Filsafat
Pendidikan Isalm ( Jakarta: Rajawali Press, 2000)

Natsir, Moh. Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 2000)

Robbins, Stephen P, Perilaku Organisasi, (Jakarta:Gramedia,2003)

Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi


Aksara, 2011), Cetakan keenam

Syukur, Fatah. Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah, (Semaarang:


Pustaka Rizki Putra, 2011)

62
63

Nasuhi Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (CeQDA (Center For
Quality Development And Assurance) UIN Syarif Hidauatullah, 2007),
Cetakan Pertama

Syukir, Asmuni, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya : Al-Ikhlas,


1981)

Umam, Khaerul, Manajemen Organisasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011)

Usman Husaini., M.Pd., M.T, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan,
(Jakarta : Bumi Aksara, 2009)

Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, Buku Panduan Pendidikan Mubaligh Al-


Azhar, ( Jakarta: Yayasan Pesantren Islam AAl-Azhar, 2012)

Buku Panduan Pendidikan Mubaligh Al-Azhar Jakarta

Wawancara pribadi dengan Dayat Daip (sekretaris Pendidikan Mubaligh Al-


Azhar Jakarta)

Wawancara Pribadi dengan H. Syamsir Kamaludin ( Ketua Pendidikan Mubaligh


Al-Azhar Jakarta)
Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

Manajemen Pendidikan Muballigh Al-Azhar Jakarta

Nama : Syamsir Kamaludin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Ketua PMA

Waktu wawancara : 12.00 s/d 13.00 WIB

Tempat wawancara : Kantor Pengurus Takmir Masjig Agung Al-Azhar

Pertanyaan

1. Bagaimana Manajemen PMA ini Pak ?

2. Sistem Pendidikan nya di PMA seperti apa Pak ?

3. Apa saja yang menjadi faktor pendorong PMA ?

4. Berapa dana awal yang dikeluarkan untuk mendirikan PMA ?

5. Langkah-langkah apa saja yang diterapkan dalam PMA?


Manajemen Pendidikan Muballigh Al-Azhar Jakarta

Nama : H. Syamsir Kamaludin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Ketua PMA

Waktu wawancara : 12.00 s/d 13.00 WIB

Tempat wawancara : Kantor Pengurus Takmir Masjig Agung Al-Azhar

Jawaban dari bapak H. Syamsir Kamaludin ( informan I )

1. PMA Al-Azhar salah stau unit dari pengurus takmir mesjid agung,

indunya yaitu YPI Al-Azhar dan YPI itu membawahi diantaranya

mesjid, skolah, universitas PMA dan kursus2 yg lain dan unit2

lainnya. Diantara unit tersebut da unit yang dibawahi oleh YPI Al-

Azhar yaitu PMA. PMA ini suatu usaha mandiri dalam arti terutama

pembiayaan yang didapat/berasal dari peserta tidak memakai subsidi

dari siapapun dan akan d kembalikan kepada peserta kmbali. Uang yg

di dapat dr peserta digunakan untuk keperluan belajar mengajar peserta

selama mnjadi peserta didik d PMA.

2. Sistim pendidikannya sama seperti perkuliahan pada umumnya, dosen

memberikan uraian materi kemudiand ujung waktu diberikan waktu 5-

10 menit kepada peserta untuk bertanya sebelum kuliah dibubarkan

dan semua mata kuliah itu materi pokok yaitu Al-Qur’an dan Hadist.

Materi yang dipelajari di PMA semuanya bersumber dari Al-Qur’an

dan Hadist, seperti Tafsir pasti ketemu Al-Qur’an, belajar fiqih


bertemu lagi dengan Al-Qur’an demikian jga dengan balajar hadist

ktmu lagi dengan Al-Qur’an begitu juga dngan pelajarn2 yang lainnya.

Itulah beda nya dengan ilmu2 umum.

Tingkat keberhasilan peserta tergantung bagaimana pserta itu sendiri,

apakah proaktif atau pasif. Jika bersikap pasif maka akan

mendapatkan manfaat atau pemahaman sedikit dan dapat nilai pun

minim begitu juga sebaliknya dengan yang proaktif. Yang proaktif

akan menggali kembali materi-materi yang sudah diberikan, mebuka

catatan yang ada di bukunya dan tafsir kemudian dikembangkan

sehingga mendapatkan jawaban dan sesuai dengan yang ia inginkan.

Mereka pun akan mendapatkan kewajiban membuat naskah, tanpa

naskah maka akan berantakan. Mereka d wajibkan mebuat naskah

agar terbimbing, mereka bikin bagaimana menurut Al-Qur’an dan

Hadist kemudian mereka praktekan diruang belajar.

3. Kami datang k PMA ini baik dari manajer maupun para dosen atau

para pesertanya itu lebih berat kepada pengabdian karna kami tidak

menjadikan PMA ini sebagai industri/bisnis yg sangat membutuhkan

biaya banyak/tinggi, jadi dsini hanya pengabdian bagi yang

mempunyai ilmu meskipun sedikit tapi bermanfaat dan di amalkan

untuk kepentingan pendidikan.

4. Dari awal berdiri Pendidikan Muballigh ini dibuka tidak

mengeluarkan biaya dari pengurus atau sumbangan-sumbangan dari

siapa pun. Buya Hamka yang membuka dengan cara mengumpulkan


orang untuk ikut serta dengan membayar uang pendaftaranterlebih

dahulu kemudian beliau sendiri yang mengajar maka jadilah seperti

sekarang ini. Tidak seperti sekolah atau akademik, kalo akademik

harus mengeluarkan biaya yang sangat banyak untuk menyiapkan

segala sesuatu. Pendidikan Muballigh ini tidak demikian maka dari itu

pndididkan Muballigh ini tidak memakai kelas atau gedung melainkan

mesjid. Guru/dosen2 pun yg sudah terbiasa mengajar di Al-Azhar , ada

peserta berati ada masukan. Tidak memulai dengan biaya atau uang.

5. Kami disini memberikan pelajaran yang sudah sesuai dengan standar-

standarnya kita anggap itu bahwa seseorang mampu menguasai ilmu-

ilmu tentang agama. Jadi, tujuan PMA itu jg berbeda dengan

pendidikan umum, akademi maupun pendidikan lainya.kita

mengaharapkan para peserta sebagai seseorang yang bagaimana dan

harus bagaimana. Kondisi dirinya bagaimana? Sudah klopkah atau

masih dibawah. Jika masih dibawah maka dy harus memperbaikinya.

Sesudah ia mengethui barulah dy berkewajiban menjadi muballigh/da’i

untuk keluarganya dan sukses menajadi da’i di kalangan

masyarakatnya. Bila ia tersohor dimana-mana tetapi keluarganya tidak

terdakwahkan maka akan sia-sia juga.


Nama : H. Daip, S. Pd

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Sekretaris PMA

Waktu wawancara : 13.30 s/d 14.30 WIB

Tempat wawancara : Kantor Sekretariat PMA Masjig Agung Al-Azhar

Pertanyaan

1. Bagaimana Proses Pelatihan/Pendidikan di PMA ?

2. Apa tujuannya dengan mendirikan PMA ini ?

3. Strategi seperti apa yang dilakukan dalam pendidikan?

4. Mata kuliah apa yang banyak diminati oleh peserta ?

5. Metode yang digunakan bagaimana ?


Nama : H. Daip, S. Pd

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jabatan : Sekretaris PMA

Waktu wawancara : 13.30 s/d 14.30 WIB

Tempat wawancara : Kantor Sekretariat PMA Masjig Agung Al-Azhar

Jawaban dari Pak H. Dayat Daip S. Pd ( informan II )

1. Awal tahun penerimaan pserta baru pada bulan mei-juni walau sebenarnya

perkuliahan masih berjalan tetapi pengurus PMA sudah

membuka/menerima peserta baru kemudian diwawancara (kenapa ikut

PMA) karena ingin belajar serta mengetahui tantnag keislaman dan di

cocokan dengan waktu si peserta dan ternyata wktunya cocok kemudian

ikut dengan mengisi formulir kemudian menyelesaikan Administrasi.

Proses pembelajaran seperti perkuliahan di mahasiswa karena pengajar di

PMA rata-rata dosen.Jadi penyampaian materinya sama seperti saat

mengajar dikampus. Seprti dari UI, UIN mustopo dan para madina. Jadi

pemberian materi, latihan/praktek tampil pidato dosen pun menyampaikan

materi dan di awal kebanyakan yang disampaikan materi kemudian dosen

menyampaikan materi. Misalkan ada dari antara peserta yang ingin bikin

makalah silahkan cari dibuku. Materi, praktek/latihan pidato dan khutbah

jum’at.

2. Tujuan di dirikannya PMA yaitu :

1. Untuk mencerdaskan masyarakat terutama orang Islam


2. Untuk menambah pengetahuan Agama dan menyampaikan kepada

masyarakat terutama materi-materi tentang keislaman, untuk

ceramah/jadi da’I, untuk diri sendri dan untuk masyarakat pada

umumnya.

3. Agar berani tampil kedepan menyampaikan ceramah/pidato dengan

baik di masjid atau majlis ta’lim

3. Berusaha menggali kira-kiraapa yang mereka tekuni itu seprti apa ? dan

akan d ketahui dengan cara melimpahkan pertanyan-pertanyaan kepada

mereka kemudian dosen-dosen akan memberikan penekan-penekanan pda

mereka tantang materi-materi yang telah diberikan. Pemahamn merekapun

sangat tergantung dengan kekeliruan masa lalu atau faktor usia.

4. Hampir semua mata kuliah diminati oleh para peserta. Umum sudah biasa,

paling kalau ada kendala ya langsung di tanyakan pada saat sesi

pertanyaan yaitu pada saat lima menit sebelum bubar belajar. Jika

dosennya bisa menyampaikan dengan baik maka akan sampai pada peserta

sehingga di mengerti, namun jika dosennya tidak bisa menyampaikan

dengan baik maka tidak akan sampai-sampai pada peserta yang ada malah

menjadi semakin tidak mengerti pesertanya.

5. Metode belajar dengan cara bertatap muka langsung dengan para peserta

kemudian setiap di akhir perkuliahan itu selalu di adakan sesi Tanya jawab

antar dosen/pengajar dengan peserta itu yang menarik, disamping itu juga

setiap hari jum’at di adakan praktek tampil kedepan ceramah 7 menit

(kultum), agar sewaktu-waktu di masayarakat/masjid ada kultum jadi


sudah siap karena sudah menyiapkan bahannya supaya dapat

menyesuaikan dengan waktu yg telah di tentukan, jangan sampai melewati

batas ceramah yg telah ditentukan tersebut oleh pengurus masjid/majlis.

Kemudian peserta menyiapkan bahan ceramah 1 jam masing-masing

peserta berbentuk makalah sebelum tampil dicek/dipraktekan terlebih

dahulu dirumah agar saat diminta untuk ceramah tidak kehabisan bahan

ceramah atau melewati batas waktu yang telah ditentukan tersebut. Itupun

disampaikan kepada dosen bahwa mereka bisa/sudah siap untuk ceramah.

Dan pesertanya pun menjadi antusias. Semua itu tidak terlepas dari

arahan-arahan yang telah diberikan dari awal smpai akhir oleh dosen. Dari

mulai pembukaaan, isi, kesimpulan dan penutup semua di uraikan pada

materi dan retorika. Dan yang menarik lain adalah materi nya banyak, jadi

belajar di PMA 1 tahun materi Tafsir dapet, Hadist dapet, Akhlak dapet

dan Fiqih Islamnya pun dapet. Materi islam lengkap disini, tidak hanya

kursus bahasa arab atau tafsir saja akan tetapi semua materi Islam ada

disini. Karena semua materi islam tersebut pendukung bahan untuk

ceramah.

Anda mungkin juga menyukai