Seorang guru dituntut harus mampu menggunakan strategi pembelajaran yang
tepat dalam menciptakan harmoni dan kedamaian di antara peserta didik yang dilandasi oleh keanekaragaman budaya yang dimiliki peserta didik. Pendidik harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan anak diterima oleh setiap pendidik dari berbagai latar belakang yang berbeda. Pengembangan potensi diri anak yang diwujudkan dalam nilai-nilai pemahaman, toleransi, kesetiakawanan, kesadaran sebagai bagian dari anggota masyarakat menjadi bagian tugas guru dalam menciptakan harmonisasi Dalam kegiatan multicultural tidak lepas dari hakikat pendidikan yaitu suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global. Komponen-komponen yang berhubungan dengan hakikat pendidikan adalah : 1. Pendidikan merupakan proses berkesinambungan. Proses tersebut berimplikasi bahwa di dalam peserta didik terdapat kemampuan-kemampuan yang immanen sebagai makhluk yang hidup di dalam suatu masyarakat. 2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia. Hal ini berarti eksistensi atau keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif. 3. Proses pendidikan mewujudkan eksistensi manusia. Proses pendidikan adalah proses mewujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat. 4. Proses pendidikan berlangsung dalam masyarakat membudaya. Inti dari kehidupan bermasyarakat adalah nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut perlu dihayati, dilestarikan, dikembangkan dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakatnya. 5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang. Dengan dimensi waktu, proses tersebut mempunyai aspek-aspek historisitas, kekinian dan visi masa depan. Pembelajaran multikultural dapat difokuskan pada pembelajaran perdamaian, pembelajaran hak asasi manusia, dan pembelajaran untuk demokrasi. Strategi pembelajaran perdamaian dapat menggunakan strategi introspektif, interaksi sosial, pengenalan lingkungan alam dan rekreasi. Strategi introspektif adalah cara untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk berani mengoreksi dirinya sendiri tentang kegiatan/perbuatan yang sudah dilakukan dan cara ini dipakai untuk peserta didik agar berani menilai dirinya sendiri sehingga dapat memilih kegiatan yang menumbuhkan perdamaian di antara peserta didik. Sedangkan, Interaksi sosial yang positif adalah cara untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis di antara peserta didik atau dengan lingkungan lainnya. Strategi pembelajaran hak – hak asasi manusia dapat dilakukan dengan cara : 1) belajar tentang hak – hak asasi manusia, 2) belajar bagaimana memperjuangkan hak – hak asasi manusia, 3) belajar melalui pelaksanaan hak – hak asasi manusia. Semua hak asasi manusia adalah universal, tak terbagi, interdependen dan saling terkait. Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk mengembangkan kemampuan untu menilai kebebasan pemikiran, kata hati dan keyakinan, kesamaan, keadilan dan cinta dan suatu kemauan untuk mengasuh dan melindungi hak-hak anak, kaum wanita, kaum pekerja, minoritas etnik, kelompok-kelompok yang tidak beruntung. Strategi pembelajaran untuk demokrasi dapat dilakukan dengan : 1) etos demokrasi harus berlaku ditempat pembelajaran. 2) Pembelajaran untuk demokrasi berlangsung secara terus menerus, 3) penafsiran demokrasi harus sesuai dengan konteks sosial budaya, ekonomis, dan evolusinya. Pembelajaran untuk demokrasi pada hakikatnya untuk mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya dalam pengertian martabat dan persamaan, saling mempercayai, toleransi, penghargaan pada kepercayaan dan kebudayaan orang lain, penghormatan pada individu, peran serta aktif dalam semua aspek kehidupan sosial, kebebesan berekspresi, kepercayaan dan beribadat/