Anda di halaman 1dari 2

KEGIATAN BELAJAR 2

STRATEGI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MULTIKULTURAL

Seorang guru dituntut harus mampu menggunakan strategi pembelajaran yang


tepat dalam menciptakan harmoni dan kedamaian di antara peserta didik yang dilandasi oleh
keanekaragaman budaya yang dimiliki peserta didik. Pendidik harus mampu menciptakan
proses pembelajaran yang memudahkan anak diterima oleh setiap pendidik dari berbagai latar
belakang yang berbeda. Pengembangan potensi diri anak yang diwujudkan dalam nilai-nilai
pemahaman, toleransi, kesetiakawanan, kesadaran sebagai bagian dari anggota masyarakat
menjadi bagian tugas guru dalam menciptakan harmonisasi
Dalam kegiatan multicultural tidak lepas dari hakikat pendidikan yaitu suatu
proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya
dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, dan global.
Komponen-komponen yang berhubungan dengan hakikat pendidikan adalah :
1. Pendidikan merupakan proses berkesinambungan. Proses tersebut berimplikasi bahwa
di dalam peserta didik terdapat kemampuan-kemampuan yang immanen sebagai
makhluk yang hidup di dalam suatu masyarakat.
2. Proses pendidikan berarti menumbuhkembangkan eksistensi manusia. Hal ini berarti
eksistensi atau keberadaan manusia adalah suatu keberadaan interaktif.
3. Proses pendidikan mewujudkan eksistensi manusia. Proses pendidikan adalah proses
mewujudkan eksistensi manusia yang memasyarakat.
4. Proses pendidikan berlangsung dalam masyarakat membudaya. Inti dari kehidupan
bermasyarakat adalah nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut perlu dihayati, dilestarikan,
dikembangkan dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakatnya.
5. Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu dan ruang. Dengan
dimensi waktu, proses tersebut mempunyai aspek-aspek historisitas, kekinian dan visi
masa depan.
Pembelajaran multikultural dapat difokuskan pada pembelajaran perdamaian,
pembelajaran hak asasi manusia, dan pembelajaran untuk demokrasi.
Strategi pembelajaran perdamaian dapat menggunakan strategi introspektif,
interaksi sosial, pengenalan lingkungan alam dan rekreasi. Strategi introspektif adalah cara
untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk berani mengoreksi dirinya sendiri tentang
kegiatan/perbuatan yang sudah dilakukan dan cara ini dipakai untuk peserta didik agar berani
menilai dirinya sendiri sehingga dapat memilih kegiatan yang menumbuhkan perdamaian di
antara peserta didik. Sedangkan, Interaksi sosial yang positif adalah cara untuk
menumbuhkan hubungan yang harmonis di antara peserta didik atau dengan lingkungan
lainnya.
Strategi pembelajaran hak – hak asasi manusia dapat dilakukan dengan cara : 1)
belajar tentang hak – hak asasi manusia, 2) belajar bagaimana memperjuangkan hak – hak
asasi manusia, 3) belajar melalui pelaksanaan hak – hak asasi manusia. Semua hak asasi
manusia adalah universal, tak terbagi, interdependen dan saling terkait. Pendidikan adalah
alat yang paling efektif untuk mengembangkan kemampuan untu menilai kebebasan
pemikiran, kata hati dan keyakinan, kesamaan, keadilan dan cinta dan suatu kemauan untuk
mengasuh dan melindungi hak-hak anak, kaum wanita, kaum pekerja, minoritas etnik,
kelompok-kelompok yang tidak beruntung.
Strategi pembelajaran untuk demokrasi dapat dilakukan dengan : 1) etos
demokrasi harus berlaku ditempat pembelajaran. 2) Pembelajaran untuk demokrasi
berlangsung secara terus menerus, 3) penafsiran demokrasi harus sesuai dengan konteks
sosial budaya, ekonomis, dan evolusinya. Pembelajaran untuk demokrasi pada hakikatnya
untuk mengembangkan eksistensi manusia dengan jalan mengilhaminya dalam pengertian
martabat dan persamaan, saling mempercayai, toleransi, penghargaan pada kepercayaan dan
kebudayaan orang lain, penghormatan pada individu, peran serta aktif dalam semua aspek
kehidupan sosial, kebebesan berekspresi, kepercayaan dan beribadat/

Anda mungkin juga menyukai