PERENCANAAN PEKERJAAN
38
39
2. Lapisan Perkerasan
Lapisan Pondasi Bawah : Agregat Kelas A
Laston Lapis Pondasi : AC-Base Mod
Laston Lapis Antara : AC-BC Mod
Laston Lapis Aus : AC-WC Mod
Tabel 3.1
Daftar alat berat yang digunakan
Merk dan
NO Nama Peralatan Utama Jumlah
Type
1 Asphalt Finisher 10 ton Sakai 2 Unit
2 Air Compressor 4000-6500 L/M Air Man 1 Unit
3 Dump Truck 3,5 ton Hino 30 Unit
4 Dump Truck Tronton Hino 2 Unit
41
3.4.1 Galian
Pekerjaan galian pada proyek ini mencakup gajian bahu jalan,
galian pembongkaran dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada
perkerasan lama, untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan
sesuai dengan spesifikasi.
Peralatan-peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Exavator, sebagai alat untuk menggali, memuat dan mengangkat
material.
b. Dump Truck, adalah alat yang digunakan sebagai alat angkut jarak
sedang maupun jauh. Dalam hal ini Dump Truck digunakan untuk
mengangkut bahan hasil galian dan bahan pekerjaan jalan
lainnya.
c. Alat bantu (cangkul, sekop, linggis, keranjang) adalah alat yang
dilakukan dengan tenaga manusia (pekerja)
Pelaksanaan :
Penggalian dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi garis ketinggian
atau elevasi yang ditentukan atau disyaratkan dalam gambar.
42
3.4.2 Timbunan/Urugan
Pekerjaan timbunan/urugan merupakan pekerjaan menimbun
tanah sesuai dengan ketinggian yang telah ditentukan oleh gambar kerja
dan membentuk suatu bentuk permukaan yang diinginkan.
Pelaksanaan :
Persiapan bahan/material timbunan dibawa dengan dump truck dan
di letakkan di atas penampang jalan yang telah di gali.
Bahan/material tersebut dihampar dengan excavator PC 78us
kemudian diratakan dan diatur menurut tinggi timbunan yang
ditentukan.
Setelah diratakan, timbunan tersebut dipadatkan dengan Tandem
Roller dan Vibrator Roller.
3.5.2 Peralatan
1. Dump Truck, digunakan untuk
mengangkut agregat.
2. Excavator digunakan untuk meratakan
lapis pondasi.
3. Vibratory Roller, Tandem Roller
digunakan untuk memadatkan lapis pondasi.
3.5.3 Pelaksanaan
Setelah permukaan tanah dasar diratakan menurut yang telah
ditentukan atau disyaratkan kemudian dipadatkan, maka lapis pondasi
dihamparkan oleh dump truck kemudian diratakan oleh excavator, dan
dipadatkan oleh vibratory roller, dan tandem roller.
3.7.2 Penyebaran
Sebelum operasi pengerasan dimulai, asphalt finisher harus
dipanaskan dan campuran aspal harus dimasukkan/dituang ke dalam
hopper. Selama pengoperasian asphalt finisher, campuran aspal tersebut
harus disebarkan dan diturunkan sampai ketingkat, ketinggian dan
bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh lebar
perkerasan yang sepantasnya. Pada proyek ini tebal penghamparan
aspal yaitu 6 cm untuk Aspal AC-BC Mod dan 4 cm untu AC-WC mod.
Asphalt finisher tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan
yang tidak menimbulkan retak-retak pada permukaan, atau
ketidakteraturan lainnya dalam permukaan. Tingkat penyebaran harus
sebagaimana yang disetujui oleh Pengawas Lapangan memenuhi tebal
rencana. Campuran aspal tersebut dibantu disebarkan dengan sekop
untuk merapikan permukaan secara final.
46
3.7.3 Pemadatan
Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan
setelah agregat aspal yang telah dihamparkan temperaturnya turun
antara 125ºC-145ºC. Saat pemadatan pertama dilihat bagian
penghamparan yang tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka
aspal dapat ditambah dengan menggunakan sekop. Pemadatan tahap
pertama dilakukan dengan tandem roller sebanyak 2 passing dengan
kecepatan tidak boleh melebihi 4km/jam.
Pemadatan tahap kedua (secondary rolling) dilaksanakan
setelah pemadatan tahap pertama selesai. Pemadatan tahap kedua
dimulai pada temperatur hamparan yang sudah digilas pada tahap
pertama telah menurun antara 95ºC-125ºC. Penggilasan tahap kedua
dengan TR, dengan kecepatan tidak boleh melebihi 10km/jam,
sebanyak 32 passing yang dibagi menjadi 2 TR. Untuk pemadatan
pertama dan tujuan dilakukan searah dengan sumbu memanjang jalan,
dimulai pada bagian tepi dan akhirnya ke bagian tengah.
Pemadatan tahap ketiga (finisher rolling) dilakukan setelah
pemadatan tahap kedua selesai. Temperatur hamparan > 90ºC.
Penghamparan tahap ketiga dilakukan dengan tandem roller sebanyak 1
passing dengan kecepatan tidak boleh melebihi 4km/jam.
Ketika pemadatan berlangsung roda alat gilas harus selalu basah
agar tidak terjadi lekatan antara aspal dengan kendaraan. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah temperatur penggilasan yang kira-kira
dapat menutup keadaan cuaca, sebab harus memenuhi syarat yang telah
ditetapkan maka kekuatan yang diinginkan.