Disusun Oleh:
Kelompok 8
Nama NPM
Ahmad Khairadi 20.12.5216
Ahmad Marzuki 19.12.4704
Muhammad Fadhillah 20.12.5257
Muhammad Wildan 20.12.5276
Zainal Hakim 20.12.5305
Kemudian shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan, kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW, sahabat serta kerabat beliau sehingga dapatlah
kami mengucap Iman, Islam dan Ihsan sampai saat ini.
Juga kepada semua rekan yang telah sudi menyumbangkan buah pikiran,
baik secara lisan maupun tulisan demi terlaksananya sebuah tugas buat penulis.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Petugas Bimbingan Konseling beserta Syarat-syaratnya..........2
B. Bidang-bidang Pelayanan Bimbingan Konseling.....................6
C. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan Konseling............................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian Jenis apa pun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah.
Tanpa Masalah penetilian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu
akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan
dirumuskan secara jelas, sederhana dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh
unsur penelitian lainnya berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Oleh karena itu uraian pada bab selanjutnya akan membahas Pengertian
masalah dalam penelitian, Bagaimana Cara Menemukan Masalah Dalam
Penelitian , dan Mengidentifikasi dan Memilih Masalah Penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Masalah Dalam Penelitian ?
2. Bagaimana Cara Menemukan Masalah Dalam Penelitian ?
3. Bagaimana Mengidentifikasi dan Memilih Masalah Penelitian ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa Pengertian Masalah Dalam Penelitian.
2. Mengetahui Cara Menemukan Masalah Dalam Penelitian.
3. Mengetahui Bagaimana Mengidentifikasi dan Memilih Masalah Penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Selanjutnya Notoatmodjo (2002) juga menyebutkan bahwa pada hakikatnya
Masalah Penelitian adalah “Segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari
jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang
muncul”.
Dengan demikian adanya masalah penelitian oleh karena adanya "Rational Gap"
antara yang diharapkan dan kenyataan. Meskipun masalah penelitian itu selalu ada
dan banyak, belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian,
diperlukan kepekaan terhadap masalah penelitian.
Rasa kepekaan seseorang diawali dengan sikap Skeptis dari seseorang. Penelitian
diawali dengan sikap “SKEPTIS” yang mempunyai arti sikap yang tidak mudah
percaya. Sikap ini berbeda sekali dengan sikap “tidak mau percaya”. Sikap tidak
mudah percaya berarti bahwa fenomena yang terjadi di masyarakat sebelum ada
pembuktian ilmiah melalui penyelidikan ilmiah hingga ditemukan jawabannya,
seorang peneliti masih belum mau percaya, baru setelah ada jawaban melalui
penyelidikan ilmiah, hasilnya baru dipercaya. Untuk itu harus disajikan dengan
kritis, analitis, dan sistematis.1
Kelebihan cara ini adalah, jika identifikasi dilakukan dengan benar, maka peneliti
akan mendapatkan banyak alternatif masalah yang dapat dipilih dalam penelitian
yang akan dilakukannya. Sedangkan kekurangannya adalah, peneliti harus
meluangkan waktu untuk mencatat setiap penyimpangan yang ditemui.
1
Ig. Dodiet Aditya Setyawan , SKM, MPH., Masalah Penilitian(Perumusan Masalah Dalam Penelitian) h 3
http://www.adityasetyawan.wordpress.com (2014)
2
2. Berdasarkan pemahaman teoritis
Kelebihan cara ini adalah, jika pemahaman teori si peneliti benar, maka topik
penelitian sudah dapat ditentukan dari awal. Sedangkan kekurangannya adalah, di
lokus penelitian, belum tentu ada masalah yang sesuai dengan teori yang telah
dipilih.
2
Randy Yuliano, Menemukan Masalah dalam Penelitian,h 2 https://www.academia.edu
3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Petugas Bimbingan Konseling dan Syarat-syaratnya
a. Petugas bimbingan konseling
Secara umum dikenal dua tipe petugas bimbingan dan konseling di
sekolah dan madrasah, yaitu tipe professional dan nonprofessional.
Petugas bimbingan dan konseling professional adalah mereka yang
direkrut atau diangkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar
belakangpendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai guru
BK (tidak mengajar). Petugas bimbingan dan konseling professional
direkrut atau diangkat sesuai klasifikasi keilmuannya dan latar belakang
pendidikan seperti diploma II, III atau sarjana Strata Satu (S1), S2, dan
S3 jurusan bimbingan dan konseling.
Sedangkan petugas BK atau guru BK non-profesional adalah mereka
yang dipilih dan diangkat tidak berdasarkan keilmuan atau latar belakang
pendidikan profesi. Petugas BK non-profesional diantaranya guru wali
kelas, guru pembimbing, guru mata pelajaran tertentu, dan kepala
sekolah.
Petugas BK non-profesional di sekolah dan madrasah diantaranya adalah:
1) Guru wali kelas yang selain memegang kelas tertentu diserahi tugas
dan tanggung jawab sebagai petugas atau guru BK.
2) Guru pembimbing, yaitu seorang guru yang selain mengajar pada
mata pelajaran tertentu, terlibat juga dalam pelayanan bimbingan dan
konseling (part time teacher and part time counselor).
4
3) Guru mata pelajaran tertentu yang diserahi tugas khusus menjadi
petugas guru BK.
4) Kepala sekolah (madrasah) yang bertanggung jawab atas sekurang-
kurangnya 40 orang siswa.
b. Syarat-syarat petugas bimbingan dan konseling
Arifin dan Eti Kartikawati (1994/1995), menyatakan bahwa: petugas
bimbingan dan konseling di sekolah dipilih berdasarkan kualifikasi (1)
kepribadian, (2) pendidikan, (3) pengalaman kerja, dan(4) kemampuan.
2. Bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling
a. Bidang pelayanan kehidupan pribadi
b. Bidang pelayanan kehidupan sosial
c. Bidang pelayanan kegiatan belajar
d. Bidang pelayanan perencanaan dan pengembangan karir
e. Bidang pelayanan kehdupan berkeluarga
f. Bidang pelayanan kehidupan keberagaman
3. Jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling
a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi
c. Layanan penempatan dan penyaluran
d. Layanan bimbingan belajar
e. Layanan konseling perorangan
f. Layanan bimbingan kelompok
g. Layanan konseling kelompok
h. Layanan konsultasi
i. Layanan mediasi
Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar dari sudut karakteristik siswa termasuk beberapa
keterbatasannya, teknik pemberian layanan, dan jenis pemberian layanan.
B. Saran
5
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui
kritikan dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah
yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
6
Ramlah, “Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling Bagi Peserta Didik (The
Important Of Counting Country Service For Students)”, Jurnal Al-
Mau’izhah, Volume 1, Nomor 1, September 2018