Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Media Pembelajaran Fiqih Drs. H. Sofrayani, M.Pd

MENEMUKAN MASALAH DALAM PENELITIAN

Disusun Oleh:
Kelompok 8

Nama NPM
Ahmad Khairadi 20.12.5216
Ahmad Marzuki 19.12.4704
Muhammad Fadhillah 20.12.5257
Muhammad Wildan 20.12.5276
Zainal Hakim 20.12.5305

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai suatu kreativitas mahasiswa didalam mata kuliah
Sejarah Pendidikan Islam yang mana disini penulis mengangkat masalah
“Menemukan Masalah Dalam Penelitian”.

Kemudian shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan, kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW, sahabat serta kerabat beliau sehingga dapatlah
kami mengucap Iman, Islam dan Ihsan sampai saat ini.

Juga kepada semua rekan yang telah sudi menyumbangkan buah pikiran,
baik secara lisan maupun tulisan demi terlaksananya sebuah tugas buat penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya pembuatan makalah ini jauh dari sempurna,


untuk itu saran serta kritik yang membangun tetap penulis harapkan demi
terciptanya sebuah makalah yang lebih sempurna dan berbobot.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis


maupun pembacanya dan semoga bermanfaat untuk keperluan pendidikan,
pengetahuan tentang Petugas Bimbingan dan Konseling dalam mata kuliah
Bimbingan Konseling dimasa mendatang serta semoga apa yang telah penulis
kerjakan mendapat limpahan taufik serta hidayah-Nya. Amin…

Martapura, 26 Oktober 2022


Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Petugas Bimbingan Konseling beserta Syarat-syaratnya..........2
B. Bidang-bidang Pelayanan Bimbingan Konseling.....................6
C. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan Konseling............................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...............................................................................19
B. Saran..........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian Jenis apa pun titik tolaknya tidak lain bersumber pada masalah.
Tanpa Masalah penetilian itu tidak dapat dilaksanakan. Masalah itu, sewaktu
akan mulai memikirkan suatu penelitian, sudah harus dipikirkan dan
dirumuskan secara jelas, sederhana dan tuntas. Hal itu disebabkan oleh seluruh
unsur penelitian lainnya berpangkal pada perumusan masalah tersebut.
Oleh karena itu uraian pada bab selanjutnya akan membahas Pengertian
masalah dalam penelitian, Bagaimana Cara Menemukan Masalah Dalam
Penelitian , dan Mengidentifikasi dan Memilih Masalah Penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Masalah Dalam Penelitian ?
2. Bagaimana Cara Menemukan Masalah Dalam Penelitian ?
3. Bagaimana Mengidentifikasi dan Memilih Masalah Penelitian ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Apa Pengertian Masalah Dalam Penelitian.
2. Mengetahui Cara Menemukan Masalah Dalam Penelitian.
3. Mengetahui Bagaimana Mengidentifikasi dan Memilih Masalah Penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Dalam Penelitian


Menurut Notoatmodjo (2002) Masalah Penelitian secara umum dapat diartikan
sebagi “Suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi
tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang
seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan”.

1
Selanjutnya Notoatmodjo (2002) juga menyebutkan bahwa pada hakikatnya
Masalah Penelitian adalah “Segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari
jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang
muncul”.

Dengan demikian adanya masalah penelitian oleh karena adanya "Rational Gap"
antara yang diharapkan dan kenyataan. Meskipun masalah penelitian itu selalu ada
dan banyak, belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian,
diperlukan kepekaan terhadap masalah penelitian.

Rasa kepekaan seseorang diawali dengan sikap Skeptis dari seseorang. Penelitian
diawali dengan sikap “SKEPTIS” yang mempunyai arti sikap yang tidak mudah
percaya. Sikap ini berbeda sekali dengan sikap “tidak mau percaya”. Sikap tidak
mudah percaya berarti bahwa fenomena yang terjadi di masyarakat sebelum ada
pembuktian ilmiah melalui penyelidikan ilmiah hingga ditemukan jawabannya,
seorang peneliti masih belum mau percaya, baru setelah ada jawaban melalui
penyelidikan ilmiah, hasilnya baru dipercaya. Untuk itu harus disajikan dengan
kritis, analitis, dan sistematis.1

B. Cara Menemukan Masalah Dalam Penelitian


Pada dasarnya terdapat beberapa cara menemukan masalah penelitian. Dua
diantara cara mencari masalah penelitian adalah:

1. Berdasarkan identifikasi ‘Penyimpangan-penyimpangan’ di lokus penelitian

Cara ini dilakukan dengan mencatat penyimpangan-penyimpangan di lokus


penelitian. Penyimpangan dalam hal ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya
terjadi. Melalui cara ini, peneliti akan mendapat banyak informasi mengenai
penyimpangan yang ada di lokus penelitian.

Kelebihan cara ini adalah, jika identifikasi dilakukan dengan benar, maka peneliti
akan mendapatkan banyak alternatif masalah yang dapat dipilih dalam penelitian
yang akan dilakukannya. Sedangkan kekurangannya adalah, peneliti harus
meluangkan waktu untuk mencatat setiap penyimpangan yang ditemui.
1
Ig. Dodiet Aditya Setyawan , SKM, MPH., Masalah Penilitian(Perumusan Masalah Dalam Penelitian) h 3
http://www.adityasetyawan.wordpress.com (2014)

2
2. Berdasarkan pemahaman teoritis

Cara ini dilakukan dengan didahului oleh pemahaman teoritis si peneliti.


Berdasarkan pemahaman teoritis yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan,
peneliti menentukan topik yang akan diangkat dalam skripsi yang akan
ditulisnya. Setelah peneliti menentukan topik, maka peneliti mulai melakukan
pengamatan ada/tidaknya penyimpangan yang terjadi di lokus penelitian jika
dikaitkan dengan topik yang telah dipilihnya.

Kelebihan cara ini adalah, jika pemahaman teori si peneliti benar, maka topik
penelitian sudah dapat ditentukan dari awal. Sedangkan kekurangannya adalah, di
lokus penelitian, belum tentu ada masalah yang sesuai dengan teori yang telah
dipilih.

Memilih topik atau menetapkan permasalahan penelitian merupakan langkah


paling awal dari keseluruhan kegiatan penelitian, Sehingga dapat memberikan
gambaran secara terstruktur tentang sumber masalah ini, dapat dijelaskan bahwa
secara garis besar permasalahan penelitian dapat dicari dan dikaji melalui
pengalaman pribadi, deduksi teori, penelitian sebelumnya, dengan analisis sistem
dengan mempertimbangkan sebab akibat dari suatu masalah.2

C. Mengidentifikasi dan Memilih Masalah Dalam Penelitian

2
Randy Yuliano, Menemukan Masalah dalam Penelitian,h 2 https://www.academia.edu

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Petugas Bimbingan Konseling dan Syarat-syaratnya
a. Petugas bimbingan konseling
Secara umum dikenal dua tipe petugas bimbingan dan konseling di
sekolah dan madrasah, yaitu tipe professional dan nonprofessional.
Petugas bimbingan dan konseling professional adalah mereka yang
direkrut atau diangkat atas dasar kepemilikan ijazah atau latar
belakangpendidikan profesi dan melaksanakan tugas khusus sebagai guru
BK (tidak mengajar). Petugas bimbingan dan konseling professional
direkrut atau diangkat sesuai klasifikasi keilmuannya dan latar belakang
pendidikan seperti diploma II, III atau sarjana Strata Satu (S1), S2, dan
S3 jurusan bimbingan dan konseling.
Sedangkan petugas BK atau guru BK non-profesional adalah mereka
yang dipilih dan diangkat tidak berdasarkan keilmuan atau latar belakang
pendidikan profesi. Petugas BK non-profesional diantaranya guru wali
kelas, guru pembimbing, guru mata pelajaran tertentu, dan kepala
sekolah.
Petugas BK non-profesional di sekolah dan madrasah diantaranya adalah:
1) Guru wali kelas yang selain memegang kelas tertentu diserahi tugas
dan tanggung jawab sebagai petugas atau guru BK.
2) Guru pembimbing, yaitu seorang guru yang selain mengajar pada
mata pelajaran tertentu, terlibat juga dalam pelayanan bimbingan dan
konseling (part time teacher and part time counselor).

4
3) Guru mata pelajaran tertentu yang diserahi tugas khusus menjadi
petugas guru BK.
4) Kepala sekolah (madrasah) yang bertanggung jawab atas sekurang-
kurangnya 40 orang siswa.
b. Syarat-syarat petugas bimbingan dan konseling
Arifin dan Eti Kartikawati (1994/1995), menyatakan bahwa: petugas
bimbingan dan konseling di sekolah dipilih berdasarkan kualifikasi (1)
kepribadian, (2) pendidikan, (3) pengalaman kerja, dan(4) kemampuan.
2. Bidang-bidang pelayanan bimbingan dan konseling
a. Bidang pelayanan kehidupan pribadi
b. Bidang pelayanan kehidupan sosial
c. Bidang pelayanan kegiatan belajar
d. Bidang pelayanan perencanaan dan pengembangan karir
e. Bidang pelayanan kehdupan berkeluarga
f. Bidang pelayanan kehidupan keberagaman
3. Jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling
a. Layanan orientasi
b. Layanan informasi
c. Layanan penempatan dan penyaluran
d. Layanan bimbingan belajar
e. Layanan konseling perorangan
f. Layanan bimbingan kelompok
g. Layanan konseling kelompok
h. Layanan konsultasi
i. Layanan mediasi
Muro dan Kottman mengkaji perbedaan bimbingan dan konseling di
sekolah dasar dari sudut karakteristik siswa termasuk beberapa
keterbatasannya, teknik pemberian layanan, dan jenis pemberian layanan.

B. Saran

5
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan penyempurnaan melalui
kritikan dan masukan bermanfaat dari para pembaca sekalian. Semoga makalah
yang sederhana ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Amaliah Aam, Dkk.,2017, “Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Praktik di


Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengkulu)”, Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru (Anggota IKAPI), Cet. ke-1
BlogTrylestari's , Syarat-Syarat Konselor. Diakses melalui
https://trilestaridotcom.wordpress.com/2010/11/29/syarat-syarat-konselor/
Pada tanggal 10 Desember 2021 pukul 09.48 AM
Deliani Nurfarida, “Konsepsi (Kesalahpahaman) Bimbingan dan Konseling dalam
Pendidikan”, Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, Volume 1,
No. 2, 2018.

El Fiah Rifda, 2015, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta: Idea


Press Yogyakarta, Cet. ke-1
GunawanRonny, “Peran Tata Kelola Layanan Bimbingan dan Konseling bagi
Siswa di Sekolah”, Jurnal Selaras: Kajian Bimbingan dan Konseling serta
Psikologi Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, Mei 2018
Husni Muhammad dan Nur Qomari, “Implementasi Bimbingan dan Konseling
dalam Suasana Pendidikan”, Madinah: Jurnal Studi Islam, Volume 6,
Nomor 2, Desember 2019.
Mulyadi, “Pelaksanaan dan Pengelolaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di
SD/MI”, Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami,
Volume 5, No.2, Juli-Desember 2019.

Masdudi, 2015,Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah, Cirebon: Nurjati


Press

Panjaitan Sapridayani, Skripsi: “Peranan Guru Bimbingan Konseling dalam


Mengentaskan Kesulitan Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Swasta YMPI
Tanjung Balai”.

6
Ramlah, “Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling Bagi Peserta Didik (The
Important Of Counting Country Service For Students)”, Jurnal Al-
Mau’izhah, Volume 1, Nomor 1, September 2018

Anda mungkin juga menyukai