Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MASALAH-MASALAH SISWA DI SEKOLAH SERTA


PENDEKATAN-PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN
DAN KONSELING

(STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING)

Makalah ini untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Dasar Bimbingan
Konseling

Dosen Pengampu : Riska Yanawati, M.Pd

Kelompok : 5

1. Candra Gunawan ( 20112221 )


2. Mira Rahmawati ( 20112041 )
3. Muhammad Ilham ( 20112311 )
4. Neng Deby Kholiah ( 20112051 )
5. Yuni Haldining Kulsum ( 20112161 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah
Lagi Maha Penyayang, puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah-Masalah Siswa Di Sekolah Serta
Pendekatan-Pendekatan Umum Dalam Bimbingan Dan Konseling (Strategi Bimbingan
Dan Konseling)” tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Dosen Pengampu Ibu Riska
Yanawati, M.Pd yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa
yang sudah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.

Selanjutnya penulis memohon maaf bila dalam penulisan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi pembahasan maupun dari sistematika
penulisan. Dengan hal itu maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Tasikmalaya, 02 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Masalah – Masalah yang Dihadapi Siswa Di Sekolah ....................................... 2
B. Pendekatan-Pendekatan Umum dalam Bimbingan & Konseling ...................... 5
C. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling ................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki berbagai masalah dalam hidup baik yang terlihat
secara langsung maupun tidak. Bimbingan dan konseling memberikan sebuah
upaya untuk mereka agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi, melalui
cara pengembangan potensi ataupun cara lainnya.

Siswa di sekolah menengah berada pada masa puber atau masa mencari
jati diri. Di masa itulah siswa rentan mengalami masalah. Egoisme yang tinggi,
merasa sudah dewasa sehingga bisa mengatasi masalahnya sendiri. Namun,
sebenarnya mereka masih memerlukan bimbingan dari orangtua, guru dan
masyarakat.

Dalam bimbingan dan konseling memiliki beberapa ragam pendekatan


dan teknik antara konselor dengan klien. Pendekatan dan teknik inilah yang
dapat terlihat lebih membantu bimbingan konseling tersebut dalam upaya
memecahkan masalah-masalah kliennya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa masalah-masalah yang dihadapi siswa di sekolah?
2. Apa pendekatan-pendekatan umum dalam Bimbingan & Konseling?
3. Bagaimana strategi pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa di sekolah.
2. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan umum dalam Bimbingan &
Konseling.
3. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masalah – Masalah yang Dihadapi Siswa Di Sekolah
Apakah yang dimaksud “masalah” (persoalan, problema)? Masalah
ialah suatu yang menghambat, merintangi, mempersulit bagi orang dalam
usahanya mencapai sesuatu. Bentuk konkrit dari hambatan/rintangan itu dapat
bermacam-macam, misalnya godaan, gangguan dari dalam atau dari luar,
tantangan yang ditimbulkan oleh situasi hidup.

Menurut Tohirin (2007, hlm. 111) mengungkapkan bahwa siswa di


sekolah akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan:

1. Masalah Perkembangan Individu

Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas


tertentu. Hal ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui
pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik
dan psikis atau sifat-sifat mental.

Hereditas merupakan aspek bawaan dan memiliki potensi untuk


berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan
bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung kepada kualitas
hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan merupakan
factor penting disamping hereditas yang menentukan perkembangan
individu.

Perkembangan dapat berhasil dengan baik, jika factor-faktor tersebut


bisa saling melengkapi. Untuk mencapai perkembangan yang baik harus
ada asuhan terarah. Asuhan dalam perkambangan dengan melalui proses
belajar sering disebut pendidikan.

2
3

2. Masalah Perbedaan Individu


Dalam hal ini yaitu : kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita, kebutuhan, minat,
pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan latar belakang
lingkungan. Untuk memahami karakteristik ini, dapat dilakukan melalui
teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi psikotes dan tes prestasi belajar.
Sementara teknik non-tes meliputi angket, wawancara, observasi,
sosiometri, autobiografi dan catatan anekdot. Data tentang keragaman atau
perbedaan tersebut akan besar sekali manfaatnya bagi usaha layanan
bimbingan dan konseling.
3. Masalah Kebutuhan Individu

Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.


Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi
kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam
memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan
masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan.

Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan


dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan
sosial/psikologis. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita
perhatikan ialah kebutuhan:

a. Memperoleh kasih sayang;


b. Memperoleh harga diri;
c. Untuk memperoleh pengharapan yang sama;
d. Ingin dikenal;
e. Memperoleh prestasi dan posisi;
f. Untuk dibutuhkan orang lain;
g. Merasa bagian dari kelompok;
4

h. Rasa aman dan perlindungan diri;


i. Untuk memperoleh kemerdekaan diri.

Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan siswa sangat


diperlukan bagi usaha membantu mereka. Program bimbingan dan
konseling merupakan salah satu usaha kearah itu.

4. Masalah Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental

Kegiatan atau tingkah merupakan laku individu pada hakikatnya


merupakan cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh
individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik secara yang wajar maupun
yang tidak wajar, cara yang disadari maupun cara yang tidak disadari. Yang
penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, indiviidu harus dapat
menyesuaikan antar kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada
dalam lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus
dapat menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan
sekolah, rumah maupum masyararakat.

5. Masalah Belajar

Dalam kegitatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi


pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana
menciptakan knndisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat
sesuai dengan jonis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi
siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil
belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri,
masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu
belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar
berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok,
dan sebagainya.
5

Sedangkan Adz-Dzaky (2004) mengklasifikasikan masalah siswa


sebagai berikut:
1. Masalah yang berhubungan dengan Tuhan.
2. Masalah individu dengan dirinya sendiri.
3. Individu dengan lingkungan keluarga.
4. Individu dengan lingkungan kerja.
5. Individu dengan lingkungan sosialnya.
B. Pendekatan-Pendekatan Umum dalam Bimbingan & Konseling
Menurut Yusuf, dan Nurihsan (2008, hlm. 81-82) pendekatan
bimbingan dibagi menjadi empat pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Krisis

Pendekatan krisis adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada


individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan bertujuan untuk
mengatasi masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan
krisis ini, konselor menunggu klien yang datang, selanjutnya mereka
memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan klien.

Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis.


Psikoanalisis terpusat pada pengaruh masa lampau sebagai suatu hal yang
menentukan bagi fungsinya kepribadian pada masa kini. Pengalaman-
pengalaman pada masa lima atau enam tahun pertama dari kehidupan
individu dipandang sebagai akar dari krisis individu yang bersangkutan
pada masa kini.

2. Pendekatan Remedial

Pendekatan remedial adalah upaya bimbingan yang diarahkan


kepada individu yang mengalami kesulitan. Tujuan bimbingan adalah
untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami individu. Dalam
pendekatan ini konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan
individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
6

Pendekatan remedial ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi


behavioristik. Pendekatan behavioristik ini menekankan pada perilaku
klien di sini dan saat ini. Perilaku saat ini dari individu dipengaruhi oleh
suasana lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab itu untuk memperbaiki
perilaku individu perlu ditata lingkungan yang mendukung untuk
perbaikan perilaku tersebut.

3. Pendekatan Preventif

Pendekatan preventif adalah upaya bimbingan yang diarahkan untuk


mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan mencoba mencegah
jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu. Konselor berupaya
untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah
masalah tersebut.

Pendekatan kuratif ini tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus.
Pendekatannya dapat dikatakan mempunyai banyak teknik terapi, tetapi
hanya sedikit konsep.

4. Pendekatan Perkembangan

Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah


bimbingan dan konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling
adalah edukatif, pengembangan, dan outreach. Edukatif karen titik berat
kepedulian bimbingan dan konseling terletak pada pencegahan dan
pengembangan, bukan pada korektif atau terapeutik, walaupun hal itu tetap
ada dalam kepedulian bimbingan dan konseling perkembangan.
Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling adalh
perkembangan optimal dan strategi upaya pokoknya adalah memberikan
kemudahan perkembangan bagi individu melalui perekayasaan
lingkungan perkembangan. Outreach, karena target populasi layanan
bimbingan dan konseling tidak terbatas kepada individu bermasalah dan
dilakukan secara individual tetapi meliputiragam dimensi (masalah, target
7

intervensi, setting, metode, lama waktu layanan) dalam rentang yang cukup
lebar. Teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling
perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran,
tutorial dan konseling. (Muro and Kottman, 199:5)

C. Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling


Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terdari dari:
1. Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus
secara pribadi dalam wawancara antara guru BK dan siswa. Siswa yang
mengalami masalah pribadi yang sulit atau tidak bisa diselesaikan sendiri,
kemudian meminta bantuan kepada guru BK sebagai petugas yang
profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan
psikologi. Dalam konseling diharapkan siswa dapat mengubah sikap,
keputusan diri sendiri sehingga ia dapat lebih baik dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan memberikan kesejahteraan pada diri sendiri
dan masyarakat di sekitarnya. Menurut Nurihsan (2007, hlm. 11) teknik
yang digunakan dalam konseling individual yaitu: Menghampiri siswa,
empatirefleksi, eksplorasi, menangkap pesan utama, bertanya untuk
membuka percakapan, bertanya tertutup, dorongan minimal, interpretasi,
mengarahkan, menyimpulkan sementara, memimpin, memfokus,
konfrontasi, menjernihkan, memudahkan, diam, mengambil inisiatif,
memberi nasihat, memberi informasi, merencanakan, dan
menyimpulkan. Secara umum Nurihsan (2007) membagi proses konseling
individual ke dalam tiga tahapan yaitu:
a. Tahap Awal Konseling
Adapun yang dilakukan guru BK dalam proses konseling tahap
awal adalah sebagai berikut:
 Membangun hubungan konseling dengan melibatkan siswa yang
mengalami masalah
8

 Memperjelas dan mendefinisikan masalah


 Membuat penjajakan alternatif bantuan untuk mengatasi masalah
 Menegosiasikan kontrak
b. Tahap Pertengehan Konseling (Tahap Kerja)
Tujuan pada tahap pertengahan ini adalah sebagai berikut:
 Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah serta kepedulian siswa
dan lingkungannya dalam mengatasi masalah tersebut.
 Menjaga agar hubungan konseling selalu terpelihara.
 Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
c. Tahap Akhir Konseling
Menurut Cavanagh (dalam Nurihsan, 2007, hlm. 15) menyebut
tahap ini dengan istilah termination. Pada tahap ini, konseling ditandai
oleh beberapa hal berikut:
 Menurunnya kecemasan siswa. Hal ini diketahui setelah guru BK
menanyakan keadaan kecemasannya.
 Adanya perubahan perilaku yang jelas ke arah yang lebih positif,
sehat, dan dinamik.
 Adanya tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang dengan
program yang jelas pula.
 Terjadinya perubahan sikap positif terhadap masalah yang
dialaminya, dapat mengoreksi diri dan meniadakan sikap yang suka
menyalahkan dunia luar, seperti orang tua, teman, dan keadaan
yang tidak menguntungkan.
Tujuan tahap akhir ini adalah memutuskan perubahan sikap dan
perilaku yang tidak bermasalah. Adapun tujuan lainnya dari tahap ini
adalah:
 Terjadinya transfer of learning pada diri siswa.
 Melaksanakan perubahan perilaku siswa agar mampu mengatasi
masalahnya.
9

 Mengakhiri hubungan konseling.


2. Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu strategi bimbingan yang penting
sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani
secara tidak langsung oleh guru BK. Konsultasi dalam pengertian umum
dipandang sebagai nasihat dari seseorang yang profesional. Pengertian
konsultasi dalam program bimbingan dipandang sebagai suatu proses
menyediakan bantuan teknis untuk guru, orang tua, administrator, dan guru
BK lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang
membatasi efektivitas siswa atau sekolah. Menurut Nurihsan (2007) ada
delapan tujuan konsultasi, yaitu:
 Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi
siswa, orang tua, dan administrator sekolah.
 Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi
diantara orang yang penting.
 Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang
bermacam-macam untuk menyempurnakan lingkungan belajar.
 Memperluas layanan dari para ahli.
 Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.
 Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.
 Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen
lingukngan belajar yang baik.
 Menggerakkan organisasi yang mandiri.
Langkah proses konsultasi menurut Nurihsan (2007) yaitu:
 Menumbuhkan hubungan berdasarkan komunikasi dan perhatian pada
siswa.
 Menentukan diagnosis atau sebuah hipotesis kerja sebagai rencana
kegiatan.
 Mengembangkan motivasi untuk melaksanakan kegiatan.
 Melakukan pemecahan masalah.
10

 Melakukan alternatif lain apabila masalah belum terpecahkan.


3. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah
berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri siswa. Isi kegiatan
bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan
dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang
tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Penyelenggaraan bimbingan
kelompok, menurut Nurihsan (2007), memerlukan persiapan dan praktik
pelaksanaan kegiatan yang memadai, dari langkah awal sampai dengan
evaluasi dan tindak lanjutnya.
a. Langkah Awal
Langkah awal diselenggarakan dalam rangka pembentukan
kelompok sampai dengan mengumpulkan para peserta yang siap
melaksanakn kegiatan kelompok. Langkah awal ini dimulai dengan
penjelasan tentang adanya layanan bimbingan kelompok bagi para
siswa, pengertian, tujuan, dan kegunaan bimbingan kelompok. Setelah
penjelasan ini, langkah selanjutnya menghasilkan kelompok yang
langsung merencanakan waktu dan tempat menyelenggarakan
kegiatan bimbingan kelompok.
b. Perencanaan Kegiatan
Perencanaan kegiatan bimbingan kelompok meliputi penetapan:
Materi layanan, tujuan yang ingin dicapai, sasaran kegiatan, bahan
atau sumebr bahan untuk bimbingan kelompok, rencana penilaian, dan
waktu dan tempat.
c. Pelaksanaan Kegiatan
 Persiapan menyeluruh yang meliputi persiapan fisik (tempat dan
kelengkapannya), persiapan bahan, persiapan keterampilan, dan
persiapan administrasi.
 Pelaksanaan tahap-tahap kegiatan terdiri dari:
11

1) Tahap pertama: pembentukan, temanya pengenalan, pelibatan


dan pemasukan diri.
2) Tahap kedua: peralihan.
3) Tahap ketiga: kegiatan.
d. Evaluasi Kegiatan
Penilaian terhadap bimbingan kelompok lebih bersifat penilaian
“dalam proses”, yang dapat dilakukan melalui:
 Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan
berlangsung.
 Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas.
 Mengungkapkan kegunaan bimbingan kelompok bagi mereka dan
perolehan mereka sebagai hasil dari keikutsertaan mereka.
 Mengungkapkan minat dan sikap mereka tentang kemungkinan
kegiatan lanjutan.
 Mengungkapkan kelancaran proses dab suasana penyelenggaraan
bimbingan kelompok.
e. Analisis dan Tindak Lanjut
4. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada siswa dalam
rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat
pula bersifat penyembuhan. Konseling kelompok bersifat pencegahan,
dalam arti bahwa siswa yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk
berfungsi secara wajar dalam masyarakat, tetapi mungkin memiliki suatu
titik lemah dalam kehidupannya sehingga mengganggu kelancaran
berkomunikasi dengan orang lain. Konseling kelompok bersifat pemberian
kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam arti
bahwa konseling kelompok itu menyajikan dan memberikan dorongan
kepada siswa yang bersangkutan untuk mengubah dirinya selaras dengan
12

minatnya sendiri. Prosedur konseling kelompok dengan bimbingan


kelompok, yaitu terdiri dari:
a. Tahap pembentukan, dengan temanya pengenalan, perlibatan, dan
pemasukan diri;
b. Tahap peralihan, dengan temanya pembangunan jembatan antara tahap
pertama dan tahap ketiga;
c. Tahap kegiatan, dengan temanya kegiatan pencapaian tujuan;
d. Tahap pengakhiran, dengan temanya penilaian dan tindak lanjut.
5. Pengajaran Remedial
Menurut Makmun (dalam Nurihsan, 2007, hlm. 23) pengajaran
remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu
situasi yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih
mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat
memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan, dengan melalui
suatu proses interaksi yang berencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi,
terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap
keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok siswa yang
bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya. Secara
sistematika prosedur remedial tersebut, menurut Nurihsan (2007) dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Diagnostik kesulitan belajar-mengajar.
b. Rekomendasi/referral.
c. Penelaahan kembali kasus.
d. Pilihan alternatif tindakan.
e. Layanan konseling.
f. Pelaksanaan pengajaran remedial.
g. Pengukuran kembali hasil belajar-mengajar.
h. Reevalusai/rediagnostik.
i. Tugas tambahan.
j. Hasil yang diharapkan.
13

6. Bimbingan Klasikal
Menurut Sudrajat, bimbingan klasikal termasuk ke dalam strategi
untuk layanan dasar bimbingan. Layanan dasar diperuntukkan bagi semua
siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah
dirancang, menuntut guru BK untuk melakukan kontak langsung dengan
para siswa di kelas. Secara terjadwal, guru BK memberikan layanan
bimbingan kepada para siswa. Kegiatan layanan dilaksanakan melalui
pemberian layanan orientasi dan informasi tentang berbagai hal yang
dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada umumnya
dilaksanakan pada awal pelajaran, yang diperuntukan bagi para siswa baru,
sehingga memiliki pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang
dimasukinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Tohirin (2007, hlm. 111) mengungkapkan bahwa siswa di
sekolah akan mengalami masalah-masalah yang berkenaan dengan:
Perkembangan individu, Perbedaan individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan,
hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,
kebutuhan, minat, pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan
latar belakang lingkungan, Kebutuhan individu, Penyesuaian diri dan kelainan
tingkah laku, Masalah belajar.

Menurut Yusuf, dan Nurihsan (2008, hlm. 81-82) pendekatan bimbingan


dibagi menjadi empat pendekatan yaitu: Pendekatan Krisis, Pendekatan
Remedial, Pendekatan Preventif, Pendekatan Perkembangan.

Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terdari dari:


Konseling Individual, Konsultasi, Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok,
Pengajaran Remedial, Bimbingan Klasikal.

B. Saran
Demikian makalah ini yang dapat kami sajikan, kami berharap makalah
ini dapat berkembang dengan berjalannya diskusi yang akan dijalankan oleh
teman – teman. Kurang lebihnya kami mohon maaf untuk itu kepada para
pembaca mohon keritik dan saran yang sifat membangun demi kesempurnaannya
makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://novatyantika.blogspot.com/2015/04/masalah-masalah-siswa-di-sekolah-
serta.html Dikutip pada tanggal 02 Oktober 2022.

https://fingeridea.wordpress.com/2012/05/23/masalah-masalah-siswa-di-sekolah-
serta-pendekatan-pendekatan-umum-dalam-bimbingan-dan-konseling-
strategi-bimbingan-dan-konseling/ Dikutip pada tanggal 02 Oktober 2022.

15

Anda mungkin juga menyukai