S2 2018 388306 Bibliography

PENGETAHUAN REMAJA LAKI-LAKI DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
INFEKSI MENULAR SEKSUAL

(IMS) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NADIA RAHMAWATI, Elsi Dwi Hapsari, S.Kp., M.S., D.S.; Wiwin Lismidiati S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Mat
Universitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Y. (2006). Trichomonas vaginalis–Protozoa Patogen Saluran

Urogenital: Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatera Utara, pp.1–17.
Ardhiyantoro & Kumalasari. (2010). Kesehatan Reproduksi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asyari AI. (2011). Membangun aktif peran generasi muda dan mahasiswa
dalam penegakan kepemimpinan yang ideal. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM.
Awang, H., Wong, LP., Jani, R. & Low W.Y. (2013). Knowledge of sexually
transmitted diseases and sexual behaviours among malasyian male
youths. Journal of Biosocial Science, 12:1-11. [di akses 10 Januari
2017].
Behrman, A.J & Shoff, W.H. (2009). University of Pennsylvania. Centers
forDisease Control and Prevention. 2007. CDC Fact Sheet Genital
Herpes. h.3-9.
BKKBN. (2011). Kajian Profil Penduduk Remaja 10-24 tahun. Seri 1 No 6-
Pusdu-BKKBN-Desember.
_______. (2012). Pedoman Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling
Remaja dan Mahasiswa (PIK R/M). Jakarta: BKKBN.
BPS. (2012). Jawa Barat in figures: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Barat.
BSNP. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
standar kompetensi dan kompetensi dasar SMA/MA. Jakarta: Badan
Standar Nasional Pendidikan.
CDC. (2008). Sexually Transmitted Disease Surveillance. Atlanta: Centers
for Disease Control and Prevention. Available from:
http://www.cdc.gov/std/statsdefault.htm. [di akses 20 Oktober 2016].
____.(2010). MMWR Sexually Transmitted Disease Treatment Guidelines,
Vol 59, NoRR-12. Center for Disease Control and Prevention, US
Department Healthand Human Services, Atlanta.
____.(2016). Sexually transmitted disease surveillance 2015. Atlanta: US
Department of Health and Human Services; Available from:
https://www.cdc.gov/std/stats15. [di akses 7 November 2016].
____. (2016). Reported STDs in the United States 2015 National Data for
Chlamydia, Gonorrhea and Syphilis. , (October), pp.2015–2017.
xv
Chiuman, L. (2009). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA

Wiyata Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual. Medan:
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Daili, S.F., Makes, W.I.B & Zubier, F. (2009). Infeksi Menular Seksual.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Depkes RI. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Pengelolaan Pusat
Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR).
Jakarta: Depkes RI.
_________. (2012). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.
Jakarta: Depkes RI.
Dinas Kesehatan Kota Surabaya.(2009). Waspada Terhadap Infeksi Menular
Seksual (IMS). Surabaya: Dinkes.
Dinas Kesehatan Provinsi DIY. (2012). Profil Kesehatan Provinsi
D.I.Yogyakarta Tahun 2011. Dinas Kesehatan Provinsi D.I.Y,
Yogyakarta.
Effendy, O.U. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hansfield, H.H. (2007). Color Atlas and Synopsis of Sexually Transmitted
Diseases. 3rd ed. USA: Mc Graw-Hill.
Heffner, L.J & Schust, D.J. (2005). Kontrasepsi. Dalam: Heffner, L.J.,
Schust, D.J. (eds). At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Jakarta:
Erlangga.
Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik
Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, H.P & Ernawati. (2014). Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit
Menular Seksual pada Siswa SMA Negeri 1 Semarang. Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Holmes, K.K. (2005). Sexually Transmitted Disease: Overview and Clinical
Approach. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16thed. USA:
McGraw-Hill, 762-775[di akses 20 Oktober 2016].
Infodatin. (2016). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta [diakses
dari www.depkes.go.id tanggal 15 Desember 2016].
Jawas, F.A. & Murtiastutik, D. (2006). Penderita Gonore di Divisi Penyakit
Menular Seksual Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSU Dr . Soetomo Surabaya Tahun 2002 – 2006. , 2006,
pp.217–228.
Jazan, S., Tanudyaya, F.K., Anartati, A.S., Gultom, M., Purnamawati, K.A.,
Sutrisna, A., Nurjannah & Rahardjo, E.(2003).Prevalensi Infeksi
Saluran Reproduksi Pada Wanita Penjaja Seks di Jayapura,
Banyuwangi, Semarang, Medan, Palembang, Tanjung Pinang, dan
xvi
Bitung Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PPL.

Juliantara. (2009). Media Audiovisual. Jakarta: EGC.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2016). Tersedia online di:
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php [di akses 22
November 2016].
Kang, M., Rochford, A., Skinner, S.R., Mindel, A., Webb, M & Peat, J.
(2014). Sexual behaviour , sexually transmitted infections and
attitudes to chlamydia testing among a unique national sample of
young Australians : baseline data from a randomised controlled
trial. BMC Public Health, pp.1–7 [di akses 15 Oktober 2016].
Karyawati, T.I. (2013). Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI Tentang
Penyakit Menular Seksual (PMS) Di SMA Negeri 2 Surakarta Tahun
2013.
Kemenkes RI. (2011b). Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular
Seksual. Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Kirby, D. (2011). Sex Education: Access and Impact On Sexual Behaviour
Of Young People. , (July) [di akses 7 Desember 2016].
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. (2007). Strategi Nasional
Penanggulangan HIV/AIDS 2003-2007. Kementerian Koordinator
Bidang Kesejahteraan Rakyat. Available from: http:// spiritia.or.id/
art/pdf/a1056.pdf. [di akses pada 7 Januari 2017].
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. (2014). Kondisi HIV dan AIDS di
Jawa Tengah 1993-2014. Semarang : KPA Nasional
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta:
Salemba Medika.
Lengen, C., Jäger, S., Kistemann, T. (2010). The knowledge, education and
behaviour of young people with regard to Chlamydia trachomatis in
Aarhus, Denmark and Bonn, Germany: Do prevention concepts
matter?. Soc Sci Med 70:1789-1798. http://dx.doi.org/ 10.1016/j.
socscimed. 2010.01.048 [di akses pada 10 Januari 2017].
Lestari, D.A. (2006). Pengetahuan kesehatan reproduksi dan perilaku
pemeliharaan organ reproduksi remaja jalanan mitra PKBI
Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD.
Lestary, H & Sugiharti. (2011). Perilaku Berisiko Remaja di Indonesia
Menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)
Tahun 2007. Jurnal Kesehatan Reproduksi. Vol.1. No.3. Agustus
2011: 136-144
Lowdemilk, D.L., Perry, S.E., Hockenberry, M.J.,Wilson, D., Sams, C.A.,&
Keenan-Lindsay, L. (2012). Maternity and Women Health Care.
Edisi 10. Amerika Serikat: Mosby.
xvii
Mohammadi, M.R., Mohammad, K., Farahani, F.K.A., Alikhani, S., Zare,

M., Tehrani, F.R., Ramezankhani, A., & Alaeddini, F. (2006).
Reproductive Knowledge, Attitudes and Behavior among Adolescent
Males in Tehran, Iran. International Family Planning
Perspectives.pp.35-44.
Matondang, Z. (2009). Validitas dan reliabilitas suatu instrumen penelitian.,
6(1), pp.87-97.
Moore, B & Stanley, T. (2010). Critical thinking and formative assessments:
Increasing the rigor in your classroom. Eye on Education [di akses
20 Oktober 2016].
Nadeak, D.N., Agrina & Misrawati. (2014). Efektifitas promosi kesehatan
melalui media audiovisual mengenai HIV/AIDS terhadap
peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS. Pekanbaru:
Universitas Riau
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursal. (2007). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual
Murid SMU Negeri di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Vol II No.2. Padang.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
Paz-Bailey, G., Klimarx, P.H., Supawitklul, S., Chaowanachan, T.,
Jeeypant, S., Sternberg, V & Griensven, F. (2003). Risk factors for
sexually transmitted diseases in northern Thai adolescents: anaudio-
computer-assisted self-interview with non invasive specimen
collection. Sexually Transmitted Diseases, 30(4): 320-6 [di akses 10
Januari 2017].
Pelucchi, C., Esposito, S., Galeone, C., Semino, M., Sabatini, C., Picciolli,
I., … Principi, N. (2010). Knowledge of human papillomavirus
infection and its prevention among adolescents and parents in the
greater Milan area, Northern Italy. BMC Public Health, 10, 378.
http://doi.org/10.1186/1471-2458-10-378 [di akses 10 Januari 2017].
Pranata, A. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
Terhadap Penyakit Menular Seksual di PUSKESMAS Padang Bulan
Medan. Medan: Skripsi Universitas Sumatera Utara.
Purwoastuti, E & Walyani, E.S. (2015). Ilmu Obstetri & Ginekologi Sosial
untuk Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Putri, N.T. (2015). Tingkat pengetahuan remaja tentang infeksi menular
seksual di SMA Al-Asiyah Cibinong Bogor tahun 2015. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah.
xviii
Rauf, A. (2008). Dampak Pergaulan Bebas Remaja. Jakarta: PT. Gemilang.

Riskesdas. (2010). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI.
Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan: Belajar mudah teknik analisis
data dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS).
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
___________. (2012). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Madika.
Rompas, S., Karundeng, M & Mamonto, S. (2014). Pengaruh Pendidikan
Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
Penyakit Menular Seksual di SMK Fajar Bolaang Mongondow
Timur. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Samkange-zeeb, F. (2013). Assessing knowledge and awareness of sexually
transmitted infections among school-going adolescents. University of
Bremen Faculty of Human and Health Sciences, (March) [di akses
pada 7 Desember 2016].
Sandy, D.A. (2009). Tingkat Pengetahuan tentang Penyakit Menular
Seksual pada Siswa SMA di Daerah Urban dan Rural. Jember:
Universitas Jember
Santrock, J.W. (2007). Remaja. Jakarta: EGC.
Saputra & Siregar. (2012). Kejadian Infeksi Klamidia Trakomatis di Serviks
dan Tuba pada pasien kehamilan ektopik terganggu di RSUP.H.
Adam Malik Medan dan RS.Jejaring FK-USU. Departemen Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Sarwono, S. W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
SDKI. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Kementerian
Kesehatan.
Singh, S.K.A.A & Arrasyid, N.K. (2010). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007 tentang
Trikomoniasis sebagai Penyakit Menular Seksual. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Sjaiful , F. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Infeksi
Menular Seksual. Jakarta: Balai Pustaka FKUI. Ed 6. Hal 363-64.
Simanungkalit, B. (2010). Pengetahuan HIV dan AIDS pada remaja di
Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010). , pp.145–154.
Siregar, S. (2013). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. (2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
xix
Sulistianingsih, A (2010). Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan sikap seks bebas
pada remaja. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret.
Sumaryoto & Nopembri, S. (2014). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (Buku Siswa) Kelas XI SMA/SMK. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Suryani, D.P.A & Sibero, H.T. (2014). Syphilis. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung, 3, pp.7–15.
Syamsuddin, A. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda.
Wahyuningsih, H. (2009). Validitas Konstruk Alat Ukur Spirituality
Orientation Inventory (SOI). Universitas Islam Indonesia, 36(2),
pp.116–129.
Wahyuningsih, T. (2013). Tingkat Pengetahuan Remaja kelas XI tentang
Infeksi Menular Seksual (IMS) di SMA Negeri 1 Gemolong Sragen
tahun 2013. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta.
WHO. (2011). Sexually transmitted infections. www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs110/en/index.html. [di akses pada 10 November 2016].
_____. (2013a). Adolescent Health: World Health Organization.
www.who.int. [di akses pada 5 November 2016].
_____.(2013b). Sexually Transmitted Infections: World Health Organization.
www.who.int. [di akses pada 20 Oktober 2016].
_____.(2014). HIV/AIDS: World Health Organization. http://www.who.int/
mediacentre/factsheets/fs360/en/ [di akses pada 20 Oktober 2016].
Widyastuti, Y., Rahmawati, A & Purnamaningrum, Y.E. (2010). Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Yuwono, D., E.R, Sedyaningsih & B, Lutam. (2007). Studi Resistensi N.
gonorrhoeae terhadap antimikroba pada wanita Pekerja Seks di
Jawa Barat. Puslitbang Pemberantasan Penyakit, Badan Litbang
Kesehatan dan Kessos, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial RI. www.BPS.go.id. [di akses pada 5 Januari 2017].
xx

S2 2018 388306 Bibliography

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

S2 2018 388306 Bibliography

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PENGETAHUAN REMAJA LAKI-LAKI DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Andriyani, Y. (2006). Trichomonas vaginalis–Protozoa Patogen Saluran

Chiuman, L. (2009). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja SMA

Bitung Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PPL.

Mohammadi, M.R., Mohammad, K., Farahani, F.K.A., Alikhani, S., Zare,

Rauf, A. (2008). Dampak Pergaulan Bebas Remaja. Jakarta: PT. Gemilang.

Sulistianingsih, A (2010). Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat

Anda mungkin juga menyukai