Latar Belakang
Praktik pembelajaran ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas PPG 2022 dan juga
memecahkan permasalahan pembelajaran yang selama ini dirasakan. Pembelajaran
Pengukuran sub materi penggunaan alat ukur menggunakan model dan metode yang tidak
inovatif. Praktik pembelajaran cendrung monoton dan teacher center. Peserta didik hanya
mendengarkan bagaimana penggunaan alat ukur dan melihat PPT, tidak melaksanakan secara
langsung (pratikum). Pembelajaran IPA dirancang dengan tujuan agar siswa mampu
menguasai konsep-konsep atau teori-teori yang ada dalam sebuah materi melalui pengalaman
langsung melalui kegiatan praktikum. Untuk mencapai penguasaan konsep IPA, perlu dibuat
pola pembelajaran yang menekankan pada peningkatan penguasaan konsep, terutama konsep-
konsep dalam membelajarkan IPA atau sains (Sudjana, N, 2016).
Hal ini tentu tidak sesuai dengan kecakapan abad 21 dan pembelajaran tidak
bermakna. Adapun faktor penyebab permasalahan metode dan kreatifitas guru menurut
Dominikus Margiono Budiartanto (2011).Masalah Metode Pembelajaran Yang Tidak Tepat
Sasaran
Mengemukakan masalah- masalah yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar beberapa
diantaranya adalah :
· Minimnya kompetensi guru bidang studi tertentu
· Minimnya kemampuan guru bidang studi dalam memahami karakter masing-masing
peserta didik
· Minimnya kreatifitas guru dalam memaparkan materi pelajaran
Sumber : (https://dominikusmargionobudiartanto.wordpress.com/2011/11/29/28/)
Guru masih terjebak dalam zona nyaman saat mengajar. Model dan metode
pembelajaran tidak ada perubahan dari tahun ke tahun. LKPD tidak variatif dan kurang
terstruktur.
Peserta didik menganggap pembelajaran IPA sulit, sehingga saat pembelajaran tidak
bersemangat dan kurang antusias. Kurangnya kemampuan literasi dan numerasi peserta didik
menjadi beban bagi guru dalam melakukan pembelajaran.
Tantangan
Dalam praktik pembelajaran penggunaan alat ukur ini terdapat beberapa tantangan,
diantaranya adalah pembelajaran yang menggunakan kurikulum merdeka. Tentu dengan
kurikulum baru, saya harus membuat perangkat pembelajaran menyesuaikan dengan
kurikulum yang terbaru. Mulai dari membuat modul ajar, bahan ajar, LKPD dan juga media
pembelajaran.
Selama beberapa tahun materi penggunaan alat ukur jarang melakukan pengukuran
secara langsung karena alat dan bahan yang sangat terbatas, tetapi atas arahan dosem
pembimbing saat PPG mengarahkan agar pengukuran dilakukan secara bergantian dengan
alat yang ada serta ditambah dengan pratikum melalui virtual.
Tantangan selanjutnya adalah kemampuan peserta didik yang masih rendah dalam
literasi dan numerasi. Pembelajaran yang dirancang adalah pembelajaran yang berpusat pada
siswa, sehingga peserta didik harus melakukan studi literasi secara mandiri dan berkelompok.
Saya memberikan stimulus dengan bahan ajar yang menarik agar peserta didik tertarik untuk
menggali informasi, selain itu saya harus merancang LKPD yang terstruktur dan mudah
dipahami oleh peserta didik.
Pembelajaran IPA seringkali menjadi momok menakutkan bagi sebagian peserta
didik, dimulai dari soal-soal yang sulit dikerjakan atau ada banyaknya kata baru yang tidak
dipahami oleh peserta didik. Guru perlu merubah mindset serta memberikan pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.
Guru harus berani keluar dari zona nyaman dengan melakukan refleksi pembelajaran
dan evaluasi hasil capaian pembelajaran peserta didik. Guru mengembangkan model dan
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi serta karateristik peserta didik.
Kurangnya kolaborasi rekan sejawat sesama guru IPAdi sekolah dalam menemukan
model dan metode pembelajaran yang sesuai untuk setiap pembelajaran.
Perlengkapan Laboratorium IPA yang sangat terbatas dan kondisi peralatan sperti KIT
yang sudah tidak layak, perlu pembaharuan.
Tantangan dalam membuat video adalah perlengkapan yang sangat banyak
dibutuhkan untuk mengambil gambar dan video. Saya tidak memilki kapasistas perlengkapan
untuk mengambil video. Akhirnya saya berkoordinasi dengan rekan guru di unit lain untuk
meminjamkan perlengkapannya. Alhamdulillah saya dibantu dengan kamera yang baik untuk
membuat video, hanya saja saya belum menyampaikan jika video bergerak atau dinamis,
diharapkan kamera dapat mengikuti kemana saya berjalan saat menerangkan, menyaipkan
peserta didik dan juga menyoroti peserta didik yang sedang melakukan pengukuran. Tetapi
adanya salah pemahaman sehingga cameramen hanya mengambil video secara statis,
sehingga ada beberapa kegiatan peserta didik yang tidak terliput oleh kamera.
Dalam pengeditan video, saya juga mengalami beberapa kendala yakni saya belum
mahir dalam menggabungkan, memotong dan mengkompres video serta membuat caption.
Sehingga perlu belajar menggunakan tutorial yang ada di youtube. Saya hanya menggunakan
aplikasi filmora yang free sehingga saat video telah selesai terdapat watermark di bagian
bawah. Saya tetap mengupload video tersebut karena memang sampai disana saat itu
kemampuan saya.
Substansi/Konten
Dampak