Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN DOKUMEN PROGRAM LAYANAN BK

DALAM BIDANG PENGEMBANGAN PRIBADI SOSIAL AKADEMIK


DAN PENDIDIKAN LANJUT

SMK BAKTI JAYA

DEPOK – JAWA BARAT

2020-2021
Kata Pengantar
Dengan penuh kerendahan hati penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa,karena atas berkat rahmatNya dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan
tugas pembuatan program kerja bimbingan dan konseling yang akan dijadikan pedoman bagi
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di SMK BAKTI JAYA Depok, sehingga
diharapkan program ini dapat berhasil untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dalam hal ini adalah out put peserta didik.
Dalam setiap satuan pendidikan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang
tidak bisa dipisahkan dalam setiap kegiatan belajar,karena memiliki peranan yang sangat
penting untuk memberikan layanan yang prima bagi segenap peserta didik memerlukan
bantuan untuk mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Agar kegiatan bimbingan dan konseling di SMK BAKTI JAYA Depok dapat berjalan
secara efektif dan efisien, maka perlu landasan pacu yang baik untuk mencapai
keberhasilan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut, untuk itulah penulis
menyadari perlunya program kerja bimbingan dan konseling, maka sedikit demi sedikit
penulis menyusun program kerja ini dari awal hingga terselesaikannya program ini secara
keseluruhan.
Segenap personal sekolah lainnya, terutama kepala sekolah, guru mata pelajaran dan
wali kelas diharapkan dapat bekerjasama untuk membantu kelancaran tugas-tugas guru
bimbingan dan konseling sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Sebagai manusia biasa penuli tentu memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan
pengetahuan dalam menyusun program ini, sehingga penulis menyadari bahwa program ini
masih jauh dari kesempurnaan, sebagai upaya penyempurnaan program bimbingan dan
konseling ini, maka penulis secara terbuka menerima saran dan masukan dari semua pihak
demi perbaikan program bimbingan dan konseling ini.
Tak lupa penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih kepeda semua pihak yang telah
membantu memberikan data,masukan dan saran dalam kaitannya dengan penyusunan
program kegiatan bimbingan dan konseling ini

Depok ,1 Juli 2022


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. LANDASAN REGULASI
2. LANDASAN KEILMUAN
3. LANDASAN FILOSOFIS
4. LANDASAN PSIKOLOGIS
5. LANDASAN SOSIAL BUDAYA
6. LANDASAN RELEGIUS
7. 7.LANDASAN PEDAGOGIK

B.DASAR HUKUM BIMBINGAN DAN KONSELING


C.TUJUAN
D.MANFAAT
E.UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM

BAB II BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


A. VISI DAN MISI BIMBINGAN DAN KONSELING
1. VISI SEKOLAH
2. MISI SEKOLAH
B. TUJUAN KHUSUS
C. PERMASALAHAN
D. RENCANA KEGIATAN DAN OPERASIONAL
E. BIDANG BIMBINGAN
F. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
G.JENIS-JENIS LAYANAN
H.KEGIATAN PENDUKUNG
I. FORMAT KEGIATAN

BAB III PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI


SEKOLAH

A. JENIS JENIS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


1. PROGRAM HARIAN
2. PROGRAM MINGGUAN
3. PROGRAM BULANAN
4. PROGRAM SEMESTERAN
5. PROGRAM TAHUNAN

B. PENYUSUNAN PROGRAM
C KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING
D. PENILAIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
E. TAHAP-TAHAP PENILAIAN
F.PENJADWALAN
G.PENGAWASAN KEGIATAN
H. PEMBAGIAN TUGAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
I TINDAK LANJUT
J. LAPORAN
K. ANGGARAN
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

1. LANDASAN REGULASI

Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah tentunya harus


mengikuti garis-garis besar yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
sebagai landasan regulasi yaitu Undang Undang no20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 butir (1) menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual
keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,ahlak mulia,serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara. Pasal 3 pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap,kreatif,mandiri,dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. LANDASAN KEILMUAN
1) Pengertian Bimbingan dan Konseling
Adapun pengertian dari bimbingan dan konseling itu sendiri merupakan
terjemahan ari guidance and counseling dalam bahasa inggris, secara harfiyah istilah
guidance itu diambil dari akar kata guide yang berarti .
1.Mengarahkan (todirect).
2.Memandu (to pilot )
3.Mengelola (to manage)
4.Menyetir (to steer)
Namun masih banyak lagi penegertian bimbingan dan konseling yang
dikemukakan para ahli diantaranya Sunaryo Kartadinata (1998:3) mengartikan sebagai proses
membantu individu untuk mencapai perkembanganoptimal. Sedangkan Rochman Natawijaya
(1987:37) mengartikan biombingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan , supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya
dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah,keluarga,masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian dian akan
dapat menikmati kebahagiaan hidupnya,dan dapt memberikan sumbangan yang berarti pada
kehidupan masyarakat pada umumnya sehingga bimbingan dapat membantu individu
untuk mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.

Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut:


Bimbingan merupakan suatu proses,yang berkesinambungan bukan kegiatan yang
seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan serangkaian tahapan kegiatan yang
sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding assisting, atau availing”
yang berarti bantuan atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukan bahwa
yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah atau mengambil keputusan
adalah individu atau peserta didik sendiri. Dalam proses bimbingan pembimbing tidak
memaksakan kehendaknya sendiri,tetapi berperan sebagai fasilitator. Istilah bantuan
dalam bimbingan dapat juga dimaknai sebagai upaya untuk(a) menciptakan
lingkungan(fisik,psikis,sosial,dan piritual) yang kondusif bagi perkembangan siswa,
(b)memberikan dorongan dan semangat,(c)mengembangkan keberanian bertindak dan
bertanggung jawab,dan (d) mengembangkan kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah
prilakunya sendiri. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang
dengan segala keunikannya. Bantuan dalam bimbngan diberikan dengan pertimbangan
keragaman dan keunikan individu tidak ada teknik pemberian bantuan yang berlaku umum
bagi setiap individu. Teknik bantuan seyogyanya disesuaikan dengan
pengalaman,kebutuhan,dan masalah individu. Untuk membimbing individu diperlukan
pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik kebutuhan,atau masalah
individu.tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal,yaitu perkembangan yang
sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Perkembangan optimal bulanlah semata-mata pencapaian tingkan kemampuan intelektual
yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan
suatu kondisi dinamik dimana individu (1) mampu mengenal dan memahami diri(2) berani
menerima kenyataan diri secara objektif (3) mengarahkan diri sesuai dengan kemampuan,
kesempatan, dan sistem nilai (4) melakukan pilihan dan mengambil keputusan atas
tanggung jawab sendiri. Diketahui sebagai kondisi dinamik, karena kemampuan yang
disebutkan diatas akan berkembang terus dan hal ini terjadi karena individu berada
didalam lingkungan yang terus berubah dan berkembang

2 Prinsip-Prinsip Dasar Bimbingan dan Konseling


Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling ada bebrapa prinsip dasar yang
dipandang sebagai pondasi dalam memberikan layanan. Prinsip ini berasal dari konsep-
konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar dalam pemberian layanan
bantuan atau bimbingan baik di sekolah maupun diluar sekolah. Prinsip-prinsip
tersebut adalah :
a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu ( guidance is for all individuals).
Prinsip ni berarti bimbingan diberikan kepad semua individu atau peserta didik,baik
yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik
anak-anak,remaja maupundewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam
bimbingan lebih bersifat prefentif dan pengembangan daripada
penyembuhan(kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada
perseorangan (individual)
b. Bimbingan bersifat individualisasi. Setiap individu bersifat unik(berbeda satu
lain),dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikkannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran
bantuan adalah individu meskipun teknik layanan bantuannya mengunakan
kelompok.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Pada kenyataanya masih ada individu
yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan,karena bimbingnan
dianggap sebagai satu cara yang menekan aspirasi.Sangat berbeda dengan
pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang
menekankna pada kekuatan dan kesuksesan, kerena bimbingan merupakan cara
untuk membangun pandangan positif terhadap diri sendiri,memberikan dorongan dan
peluang untuk berkembang.

d. Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya menjadi tugas dan
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas dan tanggung jawab guru-guru dan
kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat dalam proses bimbingan.
e. Pengambilan keputusan adalah hal yang esensial dalam bimbingan. Bimbingan
diarahkan untuk membantu individu agar dapat menentukan pilihan dan
mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan
informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semuanya merupakan hal yang
penting sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu
diarahkan oleh tujuannya, sedangkan bimbingan hanya memfasilitasi individu untuk
mempertimbangkan,menyesuaikan diridan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan
keputusan yang tepat. Jones.et.al (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk
membuat keputusan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang
harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan
individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.
f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting(adegan) kehidupan.pemberialayanan
bimbingan tidak harus di sekolah,tetapi juga dilingkungan
keluarga,perusahaan/industri,lembaga pemerinta/swasta,dan masyarakat pada
umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi
aspek pribadi, sosial, pendidikan,dan pekerjaan.

3). Asas Asas Bimbingan dan Konseling


Untuk mencapai hasil bimbingan yang maksimal tentunya diperlukan banyak
informasi dari konseli, untuk menjamin itu semua diperlukan cara asas yang dapat
meyakinkan konseli agar tidak memiliki keraguan lagi dalam memberikan informasi
kepada konselor, hal itu diwujudkan dalam bentuk asas bimbingan dan konselingsebagai
berikut:
a. Kerahasiaan. Yaitu menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang
peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan
yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini konselor
berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu
sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
b. Kesukarelaan.Yaitu menghendaki kesukaan dan kerelaan peserta didik(konseli)
mengikuti/menjalani,layanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini
konselor berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
c. Keterbukaan. Yaitu menghendaki peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan. Bersikap terbuka dan tidak berpura-pura,baik dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerimainformasi dan materi
dari luar yang berguna dalam pengembangan dirinya. Dalam hal inikonselor
berkewajiban mengambangkan keterbukaan peserta didik (konseli) Keterbukaan ini
amat erat kaitannya dengan terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri peserta didik(konseli) yang menjadi sasaran layanan
kegiatan. Agar pesrta didik dapat terbuka, konselor terlebih dahulu harus bersikap
terbuka dan tidak berpura-pura.
d. Kegiatan. Yaitu menghendaki pesrta didik(konseli) yang menjadi sasaran layanan
berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.
Dalam hal ini konselor perlu mendorong peserta didik(konseli) untuk aktif dalam
setiap layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.
e. Kemandirian, yaitu menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni:
peserta didik(konseli) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi individu-individu Yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya,mampu mengambil keputusan,mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri. Konselor dan konseling yang diselenggarakannya bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
f. Kekinian, yaitu menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah
permasalahan pesrta didik ( konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang
berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampaupun” dilihat dampak
dan/atau kaitannya dengan konddisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
g. Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
layanan terhadapsasaran layanan(konseli) Yang terus berkembang serta
berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke
waktu.

h. Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menhghendaki agar


berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,baik yang dilakukan oleh
konselor maupun pihak lain,saling menunjang,harmonis dan terpadu. Untuk ini
kerjasama antara konselor dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi
segenap layanan /kegiatan bimbungan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
i. Keharmonisan, yaitu menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan da
konseling didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan
nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,hukum dan peraturan,adat
istiadat,ilmu pengetahuan,dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah layanan atau
kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggung jawabukan dan
apabila isi dan pelaksanaannya tidak benrdasarkan nilai dan norma yang
dimaksudkan itu. Lebih jauh, layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru
harus dapat meningkatkan kemampuan peserta didik(konseli) memahami,meanghayati,
dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
j. Keahlian, yaitu menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam
bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan konselor harus terwujud baik
dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
k. Alih tangan kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik(konseli) mengalih tangankan permasalahan itu
kepada pihak yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari
orang tua,guru-guru lain,atau ahli lain: dan demikian pula konselor dapat mengalih
tangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
l. Tut wurihandayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik(konseli) untuk maju demikian juga segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan hendaknya disertai dan
sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan dan dorongan seperti
itu
4) Bidang Bimbingan
Bidang-bidang bimbingan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah adalah
sebagai berikut :
a. Bimbingan akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para
individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik. Yang
tergolong masalah masalah akademik yaitu, pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan,
cara belajar, penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan
sumber belajar perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain. Bimbingan
akademik dilakukan dengan cara menegmabangkan suasana belajar mengajar yang
kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membentuk individu
mengatasi kesulitan belajar, mengembangkan cara belajaryang efektif,membantu
individu agar sukses dalam belajar dan agar mampu menyesuaikan diri
terhadap semua tutntutan program/pendidikan dalam bimbingan akademik para
pembimbingan berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yamg
diharapkan.
b. Bimbingan sosial pribadi, yaitu merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam emecahkan masalah-masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam
masalah-masalah social pribadi adalah: masalah hubungan dengan teman dengan
guru, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, penyelesaian
konflik. Bimbingan sosial pribadi diarahkan untuk
memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam
menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang
mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan keunikan
karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami individu. Bimbinagn
sosial pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,interaksi
pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang
positif serta keetrampilan-ketrampilan sosial pribadi yang tepat

c. Bimbingan karir yaitu, bimbingan yang membantu individu dalam perencanaan


pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti pemahaman
terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan
masalah-masalah karir yang dihadapi. Bimbingan karir juga merupakan layanan
pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian integral dari
program pendidikan. Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan
kognitif,afektif, maupun ketrampilan individu dalam mewujudkan konsep diri yang
positif, memahami proses pengambilan keputusan,maupun perolehan
pengetahuan dalam ketrampilan yang akan membantu dirinya memasuki sistem
kehidupan sosial budaya yang terus menerus berubah.

5) JENIS-JENIS LAYANAN

a. Orientasi yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.

b. Informasi yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima danmemahami


berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok

d. belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra


kurikuler.

e. Penguasaan Konten yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.

f. Konseling Perorangan yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam


mengentaskan masalah pribadinya.

g. BimbinganKelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan


pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan
pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.

h. Konseling Kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan
pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

i. Konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

j. Mediasi yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan


dan memperbaiki hubungan antarmereka.

3. LANDASAN FILOSOFIS
John J. Pietrofesa et.al. (1980.30.31) mengemukakan bahwa terdapat beberapa
prinsip yang terkait dengan landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling yaitu,

1. Objective viewing, dalam hal ini konselor membantu klien agar memperoleh
perspektif tentang masalah khusus yang dihadapinya, dan membantunya untuk
menilai atau mengkaji berbagai alternatif atau strategi kegiatan yang menungkinkan
klien mampu merespon interes, minat atau keinginannya secara konsruktif.
Seseorang akan berada dalam dilema apabila dia merasa tidak memiliki pilihan .
melalui bimbingan seseorang akan dapat menggali atau
menemukan potensi dirinya dan kemampuan untuk beadaptasi dengan peristiwa-
peristiwa kehidupan baru yang dialaminya.

2. The counselor must have the best interest of the client at heart. Dalam hal ini konselor
harus merasa puas dalam membantu klien dalam mengatasi
masalahnya.Sedangkan James Cribbin dalam Jhon J. Pietrofesa (1980)
mengemukakan bahwa prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan hendaknya didasarkan pada pengakuan akan kemuliaan dan harga
diri individu dan atas hak-haknya untuk mendapat bantuan

b. Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan. Artinya


bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.

c. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak klien yang minta bantuan.


d. Bimbingan bukan preogatif kelompok khusus kesehatan mental namun
dilaksanakan melalui kerja sama berdasarkan keahlian dan kompetensinya sendiri.

e. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi


dirinya

f. Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi,


personalisasi, dan sosialisasi

Dari uraian diatas dapat diringkas sebagai berikut :

a. Landasan filosofis bimbingan terkait dengan cara pandang para ahli


berdasarkan olah pikirnya tentang hakikat manusia tujuan hidup di dunia ini serta
upaya-upaya untuk mengembangkan,mengangkat, atau memlihara nilai-nilai
kemanusiaan manusia

b. Bimbingan merupakan kegiatan manusiawi yang terkait dengan upaya


mengembangkan potensi insaniayah manusia, sehingga manusia berada dalam
alur kehidupan yang bermartabat dan beradab.

c. Konselor seyogyanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang filasafat


manusia (filsafat antropologi) agar memiliki pedoman yang akurat dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli kearah kehidupan
yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimiliki

4. LANDASAN PSIKOLOGIS

Landasan psikologis merupakan orientasi layanan bimbingan dan konseling yang


menitik beratkan pada aspek kejiwaan dengan menerima segala keunikannya masing-masing,
sehingga proses layanan yang terjadi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Masing-masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti terdapat
perbedaan individual diantara mereka seperti yang menyangkut aspek
kecerdasan,emosi,sosialitas, sikap, kebiasaan dan penyesuaian diri.
b. Setiap individu memiliki kebutuhan dan senantiasa dinamik dalam interaksinya
dengan lingkungannya,disamping itu individu senantiasa mengalami berbagai
perubahan baik dalam sikap maupun tingkah lakunya.

c. Sebagai suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak selalu


berlangsung secara linier(sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang
dijunjung tinggi), tetapi berlangsung secara fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan. Dalam proses pendidikan, tidak jarang peserta
didik mengalami stagnasi perkembangan sehingga menimbulkan masalah-
masalah psikologis, seperti
perilaku menyimpang(deliquency) atau bersifat infantilitas.

d. Agar perkembangan peserta didik dapat berlangsung dengan baik dan terhindar dari
munculnya masalah-masalah psikologis maka kepada mereke perlu diberikan bantuan
yang bersifat pribadi.

e. Bagi konselor memahami aspek-aspe kpsikologis klien merupakan tuntutan yang


mutlak, karena pada dasarnya layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya
untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek pskologis,pribadi atau prilaku
klien,sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu memperoleh kehidupan
yang bermakna, baik bagi dirinya maupun orang lain.

5.LANDASAN SOSIAL BUDAYA

Landasan sosial budaya adalah merupakan bentuk kebutuhan akan bimbingan yang
timbul dari masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan
masyarakat, semakin rumit struktur nasyarakat dan keadaannya semakin rumit dan banyak
pula masalah yang dihadapi oleh individu dalam masyarakat itu.Dalam suatu penelitian
terhadap masyarakat barat dikemukakan bahwa akibat sampingan dari gaya hidup modern,
seperti di negara-negara industri adalah munculnya berbagai problem sosial dan personal
yang cukup kompleks.
Problema tersebut seperti: (1) ketegangan fisik dan psikis,(2) kehidupan yang serba
rumit,(3) kekhawatiran atau kecemasan akan masa depan,(4) makin tidak manusiawinya
hubungan antar individu,(5) rasa tersaing dari anggota keluarga dan anggota masyarakat
lainnya,(6) renggangnya hubungan kekeluargaan,(7) terjadinya penyimpangan moral dan
sistem nilai, dan (8) hilangnya identitas diri (Rusdi Muslim, Suara pembaharuan, 9 oktober
1993).
Masalah lain sebagai dampak negatif dari kehidupan modern ini adalah semakin
kompleknya jenis-jenis dan syarat-syarat pekerjaan, jenis dan pola kehidupan, jenis dan
kesempatan pendidikan, persaingan antar individu, dan sebagainya. Dengan demikian
individu dituntut untuk lebih mampu mengahadapi berbagai masalah seperti masalah
penyesuaian diri misalnya pemilihan pekerjaan, masalah perencabaan dan pemilihan pendidikan,
masalah-masalah hubungan sosial, masalah keluarga, masalah keuangan,dan masalah-
masalah pribadi.
Dapat dimaklumi bahwa tiap individu dapat berhasil dengan sebaik-baiknya
mengatasi masalah-masalah yang diahdapinya dalam hal ini individu-individu tertentu perlu
mendapatkan bantuan yang memadai dalam usaha mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh
masalah-masalah yang dihadapinya itu. Dari uraian diatas dapat maka, landasan sosial
budaya bimbingan dan konseling dapat disimpulkan sebagai berikut

a. Kebutuhan akan bimbingan timbul karena adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh
individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat. Semakin rumit struktur
masyarakat dan keadaanya semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang dihadapi
oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu.
b. Ketidak berfungsian keluarga melahirkan dampak negatif bagi kehidupan moralitas anak.
Bagi keluarga yang mengalami kondisi disfungsional seperti diatas, seringkali
dihadapkan kepada kebuntuhan atau kesulitan mencari jalan keluar atau
pemecahan masalah yang dihadapinya, sehingga apabila tidak segera mendapatkan
bantuaqn dari luar maka, masalah yang dihadapinya akan semakin parah, salah satu
bantuan yang dapat memfasilitasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi adalah
bimbingan dan konseling
c. Demokrasi dalam bidang kenegaraan menyebabkan demokratisasi dalam kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Hal ini berarti pemberian kesempatan kepada setiap
orang untuk menikmati pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun
swasta. Dari kesempatan yang terbuka ini menyebabkan berkumpulnya murid-murid
dari berbagai kalangan yang berbeda-beda latar belakangnya antara lain: agama,
etnis, keadaan sosial, adat istiadat, dan ekonomi. Hal ini menimbulkan berbagai macam
maslah yang dihadapi oleh pesrta didik yang terlibat dalam kelompok campuran tersebut
6.LANDASAN RELEGIUS

Landasan religius adalah merupakan landasan yang didasarkan pada pandangan


bahwa hakikat manusia yang merupakan homo religius atau mahluk beragama, yaitu
mahluk yang mempunyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang
bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan agama itu sebagai referensi sikap dan
prilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah mahluk yang mempunyai
motif beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan serta memahami serta mengamalkan nilai-
nilai agama,kefitrahannya inilah yang membedakan dirinya dengan hewan dan juga yang
mengangkat harkat dan martabat
nya atau kemiliaannya disisi Tuhan.
Adapun alasan yang menjadikan agama sebagai landasan bimbingan dan
konseling adalah;

a. Agama merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam rangka mencari


kebahagiaan yang hakiki di dunia ini dan di akhirat kelak. Karena agama sebagai
pedoman hidup, maka dalam semua kegiatan kehidupan manusia harus merujuk
kepada nilai-nilai agama.

b. Manusia adalah makhluk yang mempunyai fitrah beragama (homo religius) yang
berpotensi untuk dapt memahami dan mengamalkan nilai-nilai agama.
c. Hakikat manusia adalah makhluk Alloh yang berfungsi sebagai hamba dan
khalifahnya. Sebagai hamba, manusia mempunyai tugas suci untuk beribadah
kepadanya. Sebagai khalifah, manusia mempunyai kewajiban atau amanah untuk
menciptakan dan menata kehidupan yang bermakna bagi kesejahteraan hidup
bersama(rahmatan lil alamiin).

d. Berdasarkan pendapat para ahli dan temuan-temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa
agama sangat berperan ( berkontribusi sangat signifikan) terhadap pencerahan
diri dan kesehatan mental individu.Bertitik tolak dari hal ini maka pengintegrasian
atau penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling merupakan
suatu keniscayaan yang harus ditumbuh kembangkan.

e. Agar penerapan nilai-nilai agama dalam layanan bimbingan dan konseling


berlangsung secara baik, maka konselor dipersyaratkan untuk memiliki
pemahaman dan pengamalan agama yang dianutnya dan menghormati agama
konseli.

7.LANDASAN PEDAGOGIK

Dewey (1958:62) menekankan bahwa pendidikan itu merupakan suatu proses pertumbuhan
(growth).Dalam hal ini dia menulis: Karena pertumbuhan merupakan ciri khas dari kehidupan,
maka pendidikan menjadi satu dengan pertumbuhan, tanpa akhir. Tolok ukur mutu pendidikan
di sekoplah adalah sampai dimana sekolah itu dapat menciptakan suasana untuk
pertumbuhan dan menyajikan cara-cara untuk membuat pertumbuhan itu terlaksana dengan
baik
B. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal


1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3
bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan
Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,


Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri
peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan.

4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal


Pendidikan Tinggi Tahun 2004 yang memberi arah pengembangan profesi konseling
disekolah dan di luar sekolah.
5. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL )
yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah
kopetensi kemandirian untuk mewujudkan diri ( self actualization) dan pengembangan
kapasitasnya ( capacity development) yang dapat mendukung pencapaian kelulusan.

6. Dirjen PMPTK Depdiknas tahun 2007 tentang Rambu-rambu Penyelenggaraan


Bimbingan dan Konseling dalam jalur Pendidikan Formal.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 danPeraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negera Nomer 16 Tahun 2009 tentang Salah satu pilar utama penyelenggara
proses pendidikan di tingkat mokro sekolah hendaknya mampu melaksanakan
tugasnya secara professional, baik dalam mengiplementasikan perencanaan ,
pelaksanaan, penilaian, pelaporan, dan menindaklanjutin pelayanan bimbingan
konseling di sekolah.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 27 Tahun 2008 tentang Guru


Bimbingan dan Konseling diharapkan mampun melaksanakan tugas dan fungsinya
dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling sesuai dengan kompetensinya
sebagai konselor diantaranya Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial dan
Profesional.

9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Nomor Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2009
tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan.

11. 11 SK Kepala SMK BAKTI JAYA DEPOK tentang Pembagian Tugas Guru BK dan
Jumlah Siswa Asuh tahun pelajaran 2020/2021

C.TUJUAN

Adapun tujuan penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini adalah :

1. Sebagai pedoman yang jelas terhadap arah pelaksanaan Bimbingan danKonseling


disekolah,
2. Memudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
3. Agar kegiatan BK di sekolah dapat terlaksana dengan lancar, efisien dan efektif
serta
hasil-hasilnya dapat dinilai

D. MANFAAT

Program bimbingan konseling yang baik akan membawa manfaat kepada peserta
didik. Adapun manfaat program bimbingan konseling:
1. Memungkinkan Guru BK untuk menghemat waktu, usaha, biaya, dengan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, dan usaha coba-coba
yang tidak menguntungkan.
2. Siswa asuh akan menerima pelayanan bimbingan dan konseling secara seimbang dan
menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang bimbingan dan jenis-jenis layanan
bimbingan yang diperlukan.

3. Setiap Guru BK mengetahui peranannya masing-masing dan mengetahui pula


bilamana dan dimana harus bertindak, dalam pada itu Guru BK akan menghayati
pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan
siswa-siswa asuhnya.

E. UNSUR-UNSUR PENYUSUNAN PROGRAM

Unsur yang harus diperhatikan dalam program bimbingan konseling adalah :

1. Kebutuan siswa

DESKRIPSI KEBUTUHAN SISWA


a. Penanaman nilai keagamaan
b. Pemahaman terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
c. Pemahaman pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan wanita.
d. Pemahaman terhadap nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam
kehidupan social yang lebih luas
e. kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni
f. Pengembangan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk
mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karir serta berperan
dalam kehidupan masyarakat
g. Pemahaman dan pengembangan sikap hidup mandiri baik secara emosional, maupun
ekonomi.
h. Pengembangan etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masayarakat dan warga negara serta sebagai umat manusia

2. Jumlah siswa yang dibimbing


Jumlah Guru BK dan Jumlah Murid
A. Jumlah guru BK : 2orang
B. Pembantu administrasi BK : -orang
C. Jumlah kelas : 3 kelas
D. Jumlah siswa : 50 siswa
a. Kelas 10 : 22 siswa
b. Kelas 11 : 20 siswa
c. Kelas 12 : 8 siswa
3. Format kegiatan (di dalam/di luar)
a. Aplikasi Instrumentasi
b. Himpunan Data
c. Home Visit
d. Alih Tangan Kasus
e. Koverensi Kasus
f. Kepustakaan
4. Bidang Bimbingan
a. Bimbingan Belajar
b. Bimbingan Pribadi
c. Bimbingan Sosial
d. Bimbingan Karir
e. Bimbingan Keluarga
f. Bimbingan Budi Pekerti Keagamaan, akhlaq Mulia

5. Jenis Layanan
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan/Penyaluran
d. Penguasaan Konten
e. Konseling Individu
f. Konseling kelompok
g. Bimbingan kelompok
h. Konsultasi
i. Mediasi
j. Advokasi
6. Volume kegiatan
Sesuai Kalender Pendidikan
7. Frekwensi layanan
Sesuai Jadwal Kegiatan Bimbingan dan Konseling
BAB II

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

A. VISI DAN MISI

1. VISI
Terampil, berilmu berdasarkan iman dan takwa

2. MISI

1. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif


2. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
3. Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan kompetitif
4. Mewujudkan sumber daya manusia pendidikan yang mampu dan tangguh
5. Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan standart Nasional
Pendikaan
6. Mewujudkan kelembagaan dan manajemen sekolah yang tangguh
7. Mewujudkan pengembangan standart penilaian

B. TUJUAN KHUSUS
1. Siswa mempunyai rasa keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Siswa memahami dan dapat menyikapi perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada
3. Dirinya
4. Siswa mempunyai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya sebagai pria dan
wanita serta kematangan social
5. Siswa berkepribadian santun sesuai dengan nilai yang ada di masyarakat.Siswa
memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki serta mengembangkannya
6. Siswa mempunyai gambaran tentang studi lanjut dan pengetahuan yang harus
dikembangkan
7. Siswa mempunyai kesadaran tanggung jawab intelektual yang tinggi
8. Siswa mampu mengembangkan dirinya dengan berbudi pekerti luhur
sebagai pribadi, anggota masayarakat dan warga Negara.

C. PERMASALAHAN

1. Kendala-kendala yang muncul dan belum tuntas tahun lalu


Ada beberapa kendala yang muncul dan belum tuntas dalam pelaksanaan program
BK pada tahun yang lalu, antara lain:
a. Ceramah dari tokoh berkarir
b. Penanganan yang belum tuntas karena kurangnya tenaga
c. Kurangnya keterbukaan dari siswa dalam mengungkap masalahnya pada petugas
BK
d. Evaluasi pada program BK, alat penelitiannya masih sulit disusun
e. Kurangnya buku penunjang tentang materi BK
2. Tingkat Keberhasilan Layanan BK
Tingkat keberhasilan BK tahun lalu di sekolah SMK BAKTI JAYA adalah:

1. Layanan Data
Dari data yang masuk dapat diolah dalam bentuk grafis, sosiogram dan lain-lain
2. Layanan Konseling
Dari layanan konseling 80% klien menunjukkan perubahan tingkah laku yang positif
3. Layanan Bimbingan Karir
Dari layanan inisebanyak 82% siswa dapat memahami dirinya, mampu
merencanakan masa depannya sehubungan dengan cita-citanya
4. Layanan Bimbingan Kelompok Dari layanan ini sebanyak 90% siswa dapat memilih
sekolah sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.

3. Dampak Layanan BK secara aktif


1. Anak dapat memahami keberadaan dirinya
2. Anak lebih dapat memilih/menentukan sekolah/karir yang diinginkan
3. Keberadaan BK merupakan kebutuhan bagi siswa

D. RENCANA KEGIATAN OPERASIONAL

Penyelenggaraan bimbingan penyuluhan/konseling di sekolah harus didasarkan


pada rencana program yang tersusun secara teratur dan terinci, sehingga memberikan
banyak keuntungan bagi siswa yang mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
Program bimbingan dan konseling yang disusun secara sistematis dan terencana
memudahkan konselor sekolah untuk menghemat waktu, tenaga, biaya dan mengetahui
peranannya secara tepat.
Penyusunan program BK tidak terlepas dari unsur perencanaan yang sistematis yang
disesuaikan dengan keadaan atau kondisi sekolah yaitu: fasilitas yang ada, waktu dan biaya yang
tersedia serta kebutuhan siswa akan layanan bimbingan.

Program BK yang kami rencanakan untuk tahun pelajaran 2020/2021adalah sebagai berikut:

1.PERSIAPAN
a) Penyusunan program
b) Pembagian tugas guru BK
c) Konsultasi program kegiatan BK Bila kegiatan BK sudah tersusun maka langkah-
langkah berikutnya konsultasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan
pengarahan dan persetujuan program.
d) Penyediaan fasilitas BK
1. Pembenahan dan pengadaan alat-alat administrasi BK
2. Buku piket BK
3. Buku lembar siswa

2. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA

a. Tujuan

Memperoleh data atau keterangan yang selengkap-lengkapnya tentang data siswa yang
diperoleh untuk bantuan kepada siswa.

b. Jenis data yang diperlukan

1. Identitas pribadi siswa


Nama, nomor induk, kelas, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, agama,
suku bangsa, alamat dan lain-lain.

2. Keluarga dan lingkungan sosial


a. Susunan keluarga dan lingkungan sosial
b. Nama ayah, ibu, wali, pekerjaan, agama dan lain-lain
c. Anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, agama, alamat dan lain-lain.
3. Data psikis siswa

4. Data lingkungan dan pengaruhnya terhadap perkembangan siswa:


a. Lingkungan otoriter, demokratis dan komunikatif
b. Lingkungan pedagogis
c. Kebiasaan sehari-hari seperti kebiasaan belajar, bekerja, bergaul, tata tertib dan
hobby.
d. Aspirasi dan cita-cita

5. Data pendidikan dan prestasi belajar


a. Nama sekolah di TK, SD dan tahun lulus
b. Pernah tidak naik kelas/naik kelas
c. Prestasi belajar yang pernah dicapai
d. Aktivitas social

6. Data kesehatan
a. Tinggi badan, berat badan, kelengkapan anggota badan
b. Kesehatan jasmani

7. Alat/teknik pengumpulan data


a. Dokumentasi
b. Angket siswa dan orang tua
c. Sosiometri
d. Observasi
e. Wawancara
f. Home Visite

8. Sumber data
a. Siswa
b. Kawan-kawanya
c. Orang tua
d. Saudara-saudaranya
e. Guru dan staf lainnya
f. Instansi lain misalnya: rumah sakit, organisasi kemasyarakatan dan lain-lain

E. BIDANG LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakatdan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistic

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu


peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota
keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

c. Pengembangan kemampuanbelajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta


didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
karir

F. FUNGSI LAYANAN
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya.
c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas
hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

G. JENIS-JENIS LAYANAN

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.

b. .Informasi yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami
berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.

c. Penempatan dan Penyaluranyaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh


penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler

d. Penguasaan Konten yaitu layanan tihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan
atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam


mengentaskan masalah pribadinya.

f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam


pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,karir/jabatan,dan
pengambilan keputusan,serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan
dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan


dan memperbaiki hubungan antar mereka.

Implementasi Bimbinga dan Konseling dalam kurikulum 2013 mengamanahkan layanan


peminatan peserta didik. Bukan berarti bahwa layanan BK hanya memuat layanan
peminatan tetapi layanan peminatan merupakan bagian dari pelayanan Bimbingan dan
Konseling secara utuh. Peminatan di SMP/MTs : diberikan pada peserta didik SMP/MTs
yang akan melanjutkan ke SMA/MA dan SMK mereka dibantu untuk memperoleh
informasi yang cukup, lengkap tentang jenisdan penyelenggaraan masing-masing SMA/MA
dan SMK. Pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, Peminatan lintas mata pelajaran,
Peminatan pendalaman materi mata pelajaran , dan arah karir yand ada dan kemungkinan study
lanjut

H. Kegiatan Pendukung

a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik
dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes

b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan


pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.

c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam


pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang
bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya.
e. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial,
kegiatan belajar,dan karir/jabatan.

f. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah


peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

I. FORMAT KEGIATAN

a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik


secara
perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik
melalui suasana dinamika kelompok.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam
satu kelas.

d. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah
peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan

BAB III

PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

A. JENIS-JENIS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Program bimbingan dan konseling yang perlu dibuat guru pembimbing guna
merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:

1. Program harian, yaitu program yang langsung diadakan pada hari-hari tertentu dalam satu
minggu.

2. Program mingguan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu minggu tertentu dalam satu bulan.

3. Program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu bulan tertentu dalam satu catur wulan.
4. Program semester, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu semester tertentu dalam satu tahun ajaran.

5. Program Tahunan, yaitu program yang akan dilaksanakan secara penuh untuk kurun
waktu satu tahun tertentu dalam satu jenjang sekolah.

Kelima jenis program tersebut satu sama lain saring terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi program
bulanan, program bulanan didalam meliputi agenda mingguan, dan agenda mingguan
didalamnya meliputi agenda harian. Agenda harian ini merupakan jabaran dari agenda
mingguan guru pembimbing pada kelas yang diasuhnya. Agenda ini dibuat secara tertulis
pada buku agenda yang berupa satuan layanan dan atau satuan pendukung,lebih
jelasnya lihat di
Lampiran

B. Penyusunan Program
Penyususnan program Bimbingan dan Konseling memerluhkan langkah-langkah yang
menyeluruh dan integral menurut Harold J Burback dan Larry e Deker ( 1977 : 198 )
mengemukakan langkah-langkah dalam suatu perencanaan sebagai berikut :

a. Menentukan tujuan yang dicapai


b. Menganalisis tentang sumber-sumber dan kendala
c. Menganalisis tentang kebutuhan-kebutuhan
d. Menentukan tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan dapat di ukur
e. Menentukan Prioritas
f. Menentukan strategi-strategi dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
tujuan –tujuan yang spesifik
g. Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan
h. Mengadakan beberapa perubahan perubahan yang perlu untuk perbaikan

Sedangkan menurut Yosep W. Holis ( 1965;23-24 )

a. Mengidentifikasi kebutuhan

b. Study mengenal layanan bimbingan yang telah adad dan mengembangkan pedoman
kegiatan untuk layanan yang baru atau layanan yang diperbaiki lagi

c. Menetapkan cara-cara untuk mengumpulkan data dan menyebarkan data

d. Memodifikasi program

e. Seleksi tipe organisasi Bimbingan dan Konseling dan menetapkan peranan tenaga
pelaksana

f. Menyeleksi koordinatordan pimpinan masing-masing bimbingan program layanan


bimbingan dan konseling

g. Menetapkan fasilitas yang memadai

h. Pemeliharaan catatan dan dan laporan yang memadai dalam seluruh kegiatan
layanan bimbingan dari setiap individual

i. Pendidikan In-Survice bagi rekan sekerja ( Sejawat )

j. Memanfaatkan sumberdaya masyarakat dan referral

k. Menyusun alokasi dan biaya kegiatan Bimbingan.

Mencermati proses perencanaan program Bimbingan dan Konseling diatas, maka dalam
penyusunan program Bimbingan dan Konseling ada beberapa aspek yang seharusnya
mendapatkan penekanan :

a. Tujuan

b. Kebutuhan-kebutuhan siswa

c. Materi dan kegiatan layanan yang diberikan

d. Kegiatan evaluasi

e. Sumber daya manusia

f. Sarana dan prasarana

Jadi dari beberapa pendapat di atas dalam penyusunan program menimal mencakup
hal sebagai berikut:

1)Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik(need


assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

2)Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan
kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas
konselor

C.kegiatan Bimbingan dan Konseling

1. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen
2 (dua) jam pembelajaran.
2. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal
ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah.

3. Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan


SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu,
tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

4. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah


:
1. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan informasi,penempatan dan penyaluran,penguasaan
konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di
dalam kelas.

2. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 1 (satu) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal

3. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.

b. Di luar jam pembelajaran sekolah


:
1. Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
orientasi, konseling perorangan,, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan
mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.

2. Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/diluar jam


pembelajaran ekui valen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas.

3. Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah maksimum 50% dari
seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madras

4. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program


(LAPELPROG).

5. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas
dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
sekolah/madrasah

D.Penilaian Bimbingan dan Konseling

1.Defenisi penilaian
Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan kompetensi
siswa, hasil-hasil layanan bimbingan dan konseling harus dinilai, baik melalui penilaian
terhadap hasil layanan maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini selanjutnya dapat
dipakai untuk melihat keefektifan layanan di satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan
bagi pengembangannya di sisi lain.
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa
penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian layanan bimbingan
dan konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana kegiatan layanan itu
mencapai kompetensi yang te
lah ditetapkan.

2.Tujuan Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini
dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif terhadap
siswa yang mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani
layanan. Perolehan ini diorientasikan pada :

a. Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang


bagipengentasan masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih menunjang
terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan
perkembangan diri siswa

b. Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi, kebiasaan,


keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi,
kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.

3.Fokus Penilaian
Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:

a. Pemahaman baru; yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah
yang dibahas.
b. Perasaan positif; sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui
layanan.
Rencana kegiatan;yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan
layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah
yang dialaminya.

Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu kepada
kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya
dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif

E Tahap-tahap penilaian

Tahap penilaian bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Penilaian segera(LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang
dilayani.

2. Penilaian jangka pendek(LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu


minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan
terhadap peserta didik.

3. Penilaian jangka panjang(LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan
sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan
pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak
layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.

Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis


terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan
SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan. Hasil penilaian
kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG

Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk
setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

F.Penjadwalan
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan (2)
tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara
klasikal di kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1–2 jam pelajaran per-kelas per-minggu.
Sementara kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok dapat
dilakukan di ruang bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar jam pelajaran. Adapun
kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan melalui tulisan
(seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi
kasus (case conference), dan alih tangan (referral )

G. Pengawasan Kegiatan

1. .Kegiatan pelayanan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui


kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan pelayanan konselingdilakukan secara:


a. interen, oleh kepala sekolah.
b. eksteren, oleh pengawas sekolah bidang konseling
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi
kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor
di sekolah.

4. Pengawasankegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan


berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
sekolah.

H. Pembagian Tugas Guru Bimbingan dan Konseling

(LIHAT Lampiran)

I.TINDAK LANJUT

Dari evaluasi program akan diketahui program mana yang sudah dan belum dilaksanakan.
Program yang belum dilksanakan akan dicarikan solusinya agar dapat dilaksanakan.

J. LAPORAN
Akhirnya seluruh kegiatan program akan dilaporkan sebagai pertanggungjawaban program.
Laporan program meliputi Laporan bulanan, semester/tahunan.

K ANGGARAN
Anggaran program bimbingan konseling diajukan sebagai upaya menunjang proses pelaksanaan
program. Adapun anggaran terperinci sebagai berikut

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Program bimbingan dan konseling mempunyai tujuan untuk membantu siswa dalam
usaha pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar dan bidang karir. Dalam pelayanan dan
konseling diharapkan siswa mampu untuk mencapai pengembangan potensi yang dimiliki secara
optimal.
Dalam pelaksanaan programyang ada pada layanan bimbingan dan konseling diharapkan
partisipasi dan dukungan pihak yang terkait antara lain :

1. Pihak sekolah,bantuan dan dukungan material dan spritual demi tercapainya suasana
pendidikan yang menyenangkan
2. Guru dan wali kelas dapat kontribusi dalam penanganan membantu permasalahan yang
dialami oleh siswa.
3. Tenaga kependidikan yang ada di sekolah agar turut berperan serta dalam pelaksanaan
dibidang administrasi yang dibutuhkan.
4. Peran serta siswa dan seluruh unsur-unsur yang ada disekolah agar dapat memahami dan
menempatkan pungsi bimbingan konseling secara nyata, ikhlas dan penuh rasa tanggung
jawab

Anda mungkin juga menyukai