Anda di halaman 1dari 2

Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu

dan memerdekakan peserta didik?

Dalam Pendidikan harus dipastikan bahwa yang terjadi bukan proses duplikasi yang
menekankan konsep text book thinking, apalagi polanya masih hafalan dan ujian-ujian dengan
soal-soal berbentuk “apa yang dimaksd dengan” atau masih seputar definisi. Pendidikan yang
mementingkan kemampuan  menghafal, menjadika guru atau dosen sebagai pengajar yang serba
tahu dan sumber  pengetahuan, ini membuat siswa miskin gagasan, gaya ini hanya melahirkan
siswa atau lulusan yang tidak kreatif dan miskin inovasi. Karena itu dibutuhkan model
pendidikan yang strategis dan transformatif.

Pendidikan harus memerdekakan setiap siswa untuk mencari tahu baik teori – teori dasarnya
maupun problem solving, juga uji keilmuan serta eksperimen-eksperimen jika itu ilmu eksakta.
Pendidikan yang memfasilitasi ini menjadi tema utama satu kemajuan serta keberlangsungan
satu bangsa.

Kunci dari pendidikan ialah menumbuhkan serta menstimulasi sikap kritis setiap siswa.
Seperti semboyan Ki Hadjar, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri
Handayani, nilai utama setiap pendidik di Indonesia adalah menjadi teladan, pembangkit
semangat, dan pemberdaya menuju kemerdekaan peserta didik.

Model Pendidikan yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik adalah
merdeka belajar dengan pembelajaran blanded learning serta pembelajaran berpusat pada siswa
dan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan merdeka belajar dapat memberikan kebebasan
berinovasi, mandiri, kreatif pada peserta didik. Untuk pembelajaran blanded learning yaitu
pembelajaran face to face dan pembelajaran luring (Pustekkom, 2019), beberapa model
pembelajaran yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan peserta didik adalah:

1. Pembelajaran berbasis proyek (project based learning)


2. Pembelajaran berbasis masalah (Promblem Based Learning)
3. Pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning)

Sumber : Muzakki, H. (2021). Teori belajar konstruktivisme Ki Hajar Dewantara serta relevansinya
dalam kurikulum 2013. Southeast Asian Journal of Islamic Education Management, 2(2), 261-282

Anda mungkin juga menyukai