Anda di halaman 1dari 21

General Affair

Administration
Daftar Isi 
Daftar Isi 2 

General Affair  3 

​Pengertian General Affair  3 

​Lingkup kerja General Affair  3 

​Aktivitas General Affair  4 

​SOP  5 

Pengelolaan Karyawan Baru 7 

​Kontrak Kerja 7 

​Database Karyawan  8 

​Onboarding Karyawan  9 

Pengelolaan Absensi Karyawan 13 

​Jam Kerja 13 

​Jadwal Kerja 14 

​Jenis-Jenis Absensi 16 

Pengelolaan Aset Perusahaan 16 

​ Manajemen Aset 16 

Pengelolaan Pengunduran diri dan PHK 17 

​Pengunduran Diri 17 

​PHK 18 

 
 
 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


General Affair Administration 
Pengertian General Affair  
General  Affair  atau  GA  adalah  salah  satu  bagian  dari  HRD  yang  ​bertanggung  jawab  dalam 
pengadaan  sarana  dan  prasarana  yang  dibutuhkan  dalam  pelaksanaan  kegiatan  kantor.  GA 
menjadi  pendukung  atas  segala  aktivitas  operasional  perusahaan.  Beberapa  unit  bidang 
pekerjaan  GA  antara  lain:  kebersihan,  keamanan,  pengiriman,  administrasi  umum,  pengadaan 
barang, K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) dan pengelolaan parkir. 

Lingkup Kerja General Affair 


Ruang  lingkup  kerja  GA  di  setiap  perusahaan  akan  berbeda  tergantung  dari  besarnya 
perusahaan. Berikut ruang lingkup kerja GA secara umum: 

1. General  Service:  mencakup  kegiatan  pelayanan  umum  yang  mengatur  kinerja  dari  ​cleaning 
service​, o
​ ffice bo​y, supir dan kurir. 

2. Building  Management:  mencakup  perawatan  bangunan,  renovasi,  pembangunan 


infrastruktur, pembukaan kantor cabang baru serta mengurus segala perizinan bangunan. 

3. Sistem  keamanan:  mencakup  pengaturan  sistem  pengamanan  dan  keselamatan  kantor 


seperti mengelola parkir untuk karyawan atau tamu. 

4. Pengadaan  dan  pembelian  rutin:  berhubungan  dengan  kebutuhan  yang  terkait  dengan 
kegiatan  operasional  perusahaan.  Meliputi  kebutuhan  sehari-hari  atau  penambahan 
fasilitas. 

5. Manajemen  aset:  mencakup  pencatatan,  penyimpanan  dan  pemeliharaan  aset  yang dimiliki 


perusahaan dan mengelola aset yang dipinjamkan kepada karyawan. 

6. Customer Service:​ pelayanan terdepan yang mewakili citra perusahaan seperti r​ eceptionist​. 

7. Humas:  membina  hubungan  baik  antara  perusahaan  dan  masyarakat  secara  baik  dan 
positif. 

8. Menciptakan  SOP:  GA  juga  berfungsi  dalam  menciptakan,  mengembangkan,  dan 


mengimplementasikan  sistem  kerja  atau  prosedur  pengadaan  dan  perawatan fasilitas yang 
ada. 

 
 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


General Affair​ akan bertanggung jawab terhadap pihak internal dan eksternal perusahaan .  
Pihak internal yang menjadi tanggung jawab GA antara lain: 

● Jajaran m
​ anager​ (atasan); 
● Bawahan;  
● Rekan kerja; dan  
● Seluruh orang yang bekerja dalam perusahaan.  
 
Pihak eksternal yang menjadi tanggung jawab GA antara lain: 

● Supplier Barang atau Jasa; 


● Pemerintah;  
● Masyarakat; 
● Organisasi Masyarakat; dan  
● Tamu perusahaan. 

Aktivitas General Affair 


Aktivitas GA pada umumnya adalah sebagai berikut: 
 
Kegiatan Harian  

● Briefing​ Pagi 
● Ceklist kebersihan ruang kerja manajer, supervisor dan karyawan 
● Ceklist kebersihan Ruang meeting 1, 2, 3, 4 dan 5 
● Ceklist kebersihan toilet pria dan wanita  
● Kegiatan administrasi 
● Mengatur ​in-out letter 

Kegiatan Mingguan 

● Meeting​ mingguan  
● Review weekly focus  
● Ceklist kebutuhan air galon, snack dll 
● Ceklist ketersediaan peralatan kantor (bolpoin, spidol, kertas dll) 

Kegiatan Bulanan  

● Monthly review 
● Laporan monitoring bulanan  
● Customer satisfaction survey 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


Kegiatan Semester  

● Review SOP 
● Review KPI 
● Laporan s
​ atisfaction survey 

Kegiatan Tahunan  

● Laporan tahunan  
● Management meeting 
● Audit internal dan eksternal 

SOP (Standard Operating Procedures) 


Salah  satu  tanggung  jawab  GA  adalah  membuat  SOP  dan  memastikannya  terlaksana  dengan 
baik.  SOP  adalah  panduan  atas  proses  kerja  yang  harus  dilaksanakan.  Seluruh  prosedur  kerja 
harus  didokumentasikan  secara  tertulis  dan  terperinci.  Implementasi  SOP  yang  baik  akan 
menghasilkan hasil kerja yang baik. 

Jenis SOP berdasarkan jenis kegiatan: 

● SOP  Teknis:  prosedur  standar  yang  sangat  rinci  dari  kegiatan  yang  dilakukan  satu  orang 
aparatur atau pelaksana dengan satu peran atau jabatan. 

● SOP  Administratif:  prosedur  standar  yang  bersifat  umum  dan  tidak  rinci  dari  kegiatan  yang 
dilakukan  oleh  lebih  dari  satu  orang  aparatur  atau  pelaksana  dengan  lebih  dari  satu  peran 
atau jabatan. 

Manfaat SOP  

Menurut  Permenpan  No.PER/21/M-PAN/11/2008,  SOP  memiliki  berbagai  manfaat  bagi 


perusahaan antara lain: 

● Sebagai  standarisasi  cara  yang  dilakukan  pegawai  dalam  menyelesaikan pekerjaan khusus, 


mengurangi kesalahan dan kelalaian;  

● SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, 
sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari;  

● Meningkatkan  akuntabilitas  dengan  mendokumentasikan  tanggung  jawab  khusus  dalam 


melaksanakan tugas;  

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


● Menciptakan  ukuran  standar  kinerja  yang  akan  memberikan  pegawai  cara  konkrit  untuk 
memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan;  

● Menciptakan  bahan-bahan  ​training  yang  dapat  membantu  pegawai  baru  untuk  lebih  efektif 
melakukan tugasnya; 

● Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik;  

● Menyediakan  pedoman  bagi  setiap  pegawai  di  unit  pelayanan  dalam  melaksanakan 
pemberian pelayanan sehari-hari;  

● Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan;  

● Membantu  penelusuran  terhadap  kesalahan-kesalahan  prosedur  dalam  memberikan 


pelayanan;  

● Menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi. 

Cara membuat SOP  

1. Persiapan  

● Kumpulkan  banyak  informasi  atau  data  mengenai  proses  kerja  baik  secara  kuantitatif 
maupun kualitatif; 

● Identifikasi kebutuhan dari setiap unit yang terlibat; 

● Melakukan analisis prosedur. 

2. Pembuatan Alur Kerja atau ​Flowchart 

Setelah  selesai  mencatat  seluruh  data  yang  dibutuhkan.  Kemudian  gambarkan  dalam  bentuk 
flowchart  ​(alur  kerja)  dan  berikan  keterangan  atau  narasi  pada  setiap  alur  tersebut  sesuai 
dengan  urutan.  Dalam  keterangan  bisa juga ditambahkan ​person in charge (PIC), dokumen yang 
dilampirkan dan durasi dari masing-masing aktivitas. 

3. Review dan Simulasi SOP 

Setelah  SOP  dibuat,  seluruh  pihak  yang  terlibat  perlu  mengamati  jangan  sampai  ada  yang 
kurang  atau  terlewat.  Pastikan  juga  untuk  disimulasikan  agar  bisa  segera  diperbaiki  jika  terjadi 
ketidaksesuaian. 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


4. Penerapan SOP 

Pastikan  SOP  telah  disetujui  oleh  seluruh  pihak  yang  berwenang  lalu  publikasikan  SOP  dan 
pastikan setiap pelaksana mengetahui peranannya. 

5. Monitoring dan Evaluasi SOP 

Hasil  dari  SOP  yang  telah  dibuat  harus  terus  dipantau  pelaksanaan  dan  penerapannya. 
Efektivitas  SOP  akan  dilihat  dari  hasil  monitoring  dan  akan  menjadi  bahan  evaluasi  dan 
penyempurnaan standar operasional yang ada di masa mendatang. 

Pengelolaan Karyawan Baru  

Kontrak Kerja  
Kontrak  kerja  adalah  suatu perjanjian di antara pekerja dan pengusaha secara lisan atau tulisan, 
baik  untuk  waktu  tertentu  maupun  untuk  waktu  tidak  tertentu  yang  memuat syarat-syarat kerja, 
hak, dan kewajiban.  

Syarat Sah Kontrak Kerja 


Syarat Kontrak Kerja yang Sah menurut Undang-Undang pasal 1601a KUH Perdata 

1. Terdapat Pekerja dan Pemberi Kerja; 


2. Pelaksana Kerja; 
3. Waktu Tertentu; 
4. Upah yang diterima; 
5. Kesepakatan;  
6. Kewenangan; dan 
7. Objek yang harus jelas. 

Jenis Kontrak Kerja  


Kontrak Kerja Karyawan menurut waktu berakhirnya: 

1. Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tentu (PKWTT)  


2. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


Jenis kontrak kerja lainnya  

1. Kontrak Karyawan Paruh Waktu 


2. Outsourcing 

Database Karyawan  
Semakin  lengkap  dan  akurat  database  karyawan  yang  dimiliki  perusahaan, maka akan semakin 
meningkat  kualitas  informasi  yang  diperoleh  manajemen.  Tujuan  utama  dari  database  adalah 
untuk  memelihara  berbagai  informasi  dan  membuat  informasi  tersebut  tersedia  saat 
dibutuhkan.  
 
Pembagian Database Karyawan 

1. Data Personal : Data pribadi karyawan  


Nomor  Karyawan,  Nama  lengkap,  Email,  No  Identitas, Alamat, No Telp, Tempat dan Tanggal 
lahir, Jenis Kelamin, Agama, Golongan Darah, informasi keluarga, informasi pendidikan. 

2. Data Perusahaan : Data karyawan yang berhubungan dengan perusahaan. 


Nama Perusahaan, Cabang, Divisi, Jabatan, Tanggal Bergabung. 

3. Data Penggajian : Data karyawan yang berhubungan dengan penggajian  


Gaji  Pokok,  PTKP  Status,  Jenis  Pajak,  BPJS  Ketenagakerjaan,  BPJS  Kesehatan,  Nomor 
Rekening dll. 
 
Manfaat Pengelolaan Database Karyawan  

Saat  ini  data  menjadi  sesuatu  yang  sangat  penting  keberadaannya.  Salah  satu  data  yang 
penting  dan  rahasia  adalah  ​database  karyawan.  ​Database  tersebut  harus  dijaga  keamanannya, 
jangan  sampai  tidak  tersebar  atau  disalahgunakan.  Sebaiknya  setiap  perusahaan  harus 
mempunyai  seseorang  yang  bertanggung  jawab  untuk  mengontrol  dan  mengatur  database 
tersebut  yang  biasa  disebut  sebagai  ​Administrator  Database​.  Seorang  ​administrator  harus 
memiliki  kemampuan  dan  pengetahuan  yang  cukup  agar  dapat  mengatur  suatu  sistem 
database  dengan  baik.  Terdapat  beberapa  keuntungan  yang  akan  diperoleh  perusahaan  saat 
menggunakan sistem ​database​, diantaranya adalah sebagai berikut: 

● Database  yang  disimpan  secara  lengkap  secara  terpusat  akan  memudahkan  perusahaan 
untuk mengontrol seluruh data. Data-data yang diperlukan itu akan muncul dengan cepat; 

● Mengurangi  kerangkapan  data  ​(redundancy  data)  karena  data  yang  sama  akan  disimpan 
sekali saja; 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


● Dapat menghindari terjadinya inkonsistensi data; 

● Penggunaan  data  bersama,  karena  data  yang  sama  dapat  diakses oleh beberapa ​user pada 


saat  bersamaan.  Selain  itu  karyawan  juga  dapat  diberikan  akses  untuk  melihat data pribadi 
tanpa merubah atau dapat merubah data dengan persetujuan dari pusat; 

● Memiliki  format  yang  sama  dalam  penyaringan  data  sehingga  format  ​output  data  akan 
seragam. 

Onboarding Karyawan  
Onboarding  dapat  diartikan  sebagai  proses  penyesuaian  karyawan  baru  dengan  perusahaan 
tempat  ia  bekerja.  Proses  ini  meliputi  jenis  pekerjaan  yang  akan  dihadapi,  suasana  kantor, 
orang-orang  yang  berinteraksi  di  dalamnya,  dan  lain  sebagainya. Penerapannya bisa berbeda di 
masing-masing  perusahaan.  Ada  yang  menggunakan  cara  tersistem  dan  ada  juga  yang 
membiarkan karyawan baru mereka belajar sendiri. 

Contoh Onboarding: 
1. Penjelasan Singkat mengenai Perusahaan  
2. Company Tour 
3. Proses Interaktif 
 
Manfaat Onboarding bagi karyawan antara lain: 

● Membuat  karyawan  paham  profil  perusahaan  secara  lengkap,  yang  mencakup visi dan misi 


perusahaan; 
● Memberikan motivasi kepada karyawan karena merasa disambut dan diterima di lingkungan 
kerja yang baru; 
● Memberikan  dorongan  semangat  untuk  berkontribusi  dan  memberikan  kinerja  yang  baik 
bagi perusahaan 
● Membuat  karyawan  baru  beradaptasi  dengan  lingkungan  pekerjaannya  baik  suasana  dan 
orang-orang yang ada didalamnya; dan 
● Salah satu cara untuk menurunkan ​turnover k
​ aryawan baru. 
 
 
 
 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 


Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang program onboarding: 

1. Tahapan dan jangka waktu program o


​ nboarding  

 
Keterangan: 

● Tahap  pengenalan:  Dimulai  dari  hari  pertama  masuk  kerja  dengan  maksimum  30  hari 
setelahnya.  Pada  tahap  ini,  perusahaan  menyediakan  berbagai  informasi  yang  berkaitan 
dengan  pekerjaan  dan  informasi  lainnya.  Informasi  mengenai  profil  perusahaan  secara 
keseluruhan  dapat  disampaikan  oleh  pihak  HR.  Sedangkan  informasi  yang  terkait  dengan 
detail dan teknis pekerjaan dapat disampaikan langsung oleh ​user​. 

● Tahap  Penugasan:  Pada  tahap  ini,  karyawan  baru  sudah  diberikan  tugas  dan  tanggung 
jawab  secara  rinci.  Atasan  wajib  melakukan  bimbingan  dan  pemantauan  atas  pekerjaan 
yang  dilakukan.  Selain  itu  atasan  juga  harus  memberikan  ​feedback  atas  pekerjaan  yang 
telah dilakukan.  

● Tahap  Evaluasi:  Pada  tahap  ini,  karyawan  baru  akan  diukur  kinerjanya  secara  keseluruhan. 
Pengukurannya  dapat  dilakukan  berdasarkan  KPI  atau  standar  yang  telah  ditetapkan 
sebelumnya. 

2. Tim pelaksana program​ onboarding 


 
Tahap Pengenalan  

HR   User 

● Memberikan  informasi  kebijakan  ● Memperkenalkan  karyawan  baru  kepada 


perusahaan:  profil perusahaan, visi dan  seluruh  karyawan  yang  ada  di  divisi 
misi,  jam  kerja,  kompensasi  dan  bersangkutan. 
benefit,  aturan  kepegawaian,  dan 
● Memberikan  penjelasan  mengenai  teknis 
 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

10 
lainnya.  pekerjaan secara rinci. 

● Memperkenalkan  karyawan  baru  ke  ● Memberikan  penjelasan  mengenai  target 


seluruh karyawan.  pekerjaan yang harus dicapai. 

● Memfasilitasi  kebutuhan  selama  ● Menunjuk  salah  satu  personil  di  divisinya 


onboarding​:  ruangan,  alat-alat,  untuk  membantu  karyawan  baru  selama 
konsumsi dll.  proses ​onboarding​ dan menjadi mentor.
 
● Menginformasikan  sarana  dan 
prasarana yang mendukung pekerjaan. 

● Menginformasikan  fasilitas  yang dapat 


digunakan selama bekerja. 

Tahap Penugasan 

HR  User 

● Membantu  mengatasi  masalah  yang  ● Memberikan  dukungan  teknis  dan 


dihadapi dalam proses penugasan.  memantau aktivitas karyawan baru. 

● Memberikan  sarana  dan  prasarana  ● Bertindak  sebagai  mentor  dan  memberikan 


yang dibutuhkan selama penugasan.  bimbingan  berkaitan  dengan  pekerjaan  atau 
motivasi dalam bekerja. 
● Melakukan  pelaporan  secara  reguler 
mengenai  perkembangan  karyawan 
baru. 

Tahap Evaluasi 

HR  User 

● Berkoordinasi  dengan  user  berkaitan  ● Melakukan  pengukuran  dan  penilaian  kerja 


dengan  hasil  program  ​onboarding  dan  berdasarkan  KPI  atau  standar  yang  telah 
hasil penilaian kinerja.  ditetapkan. 

● Menentukan  intervensi  yang  dibutuhkan 


berdasarkan hasil penilaian kinerja. 

● Berkoordinasi  dengan  tim  HR  berkaitan 


dengan  hasil  program  ​onboarding  dan  hasil 
penilaian kinerja. 

 
 
 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

11 
3. Indikator keberhasilan program ​onboarding 

Menurut  Lutan  Edukasi  (2013)  terdapat  beberapa  indikator  yang  dijadikan  ukuran  dalam 
program ​onboarding​, yaitu : 

● Ukuran Operasional  

Ukuran  operasional  menggunakan  indikator  yang  mampu  melihat  kegunaan  dari  program 
onboarding  itu  sendiri.  Ukuran  operasional  lebih  banyak  digunakan  oleh  kepala  departemen 
selaku  atasan  dari  karyawan  peserta  program  ​onboarding​.  Indikator  untuk  ukuran  operasional 
meliputi: 

1. Hasil evaluasi oleh ​stakeholder​; 


2. Penggunaan sumber daya yang tersedia; dan 
3. Frekuensi penggunaan. 

● Ukuran Manajemen  

Ukuran  manajemen  menggunakan  indikator  yang  mampu  membantu  kepala  departemen  dan 
departemen  SDM  dalam  melihat  produktivitas  karyawan  baru.  Indikator  untuk  ukuran 
manajemen meliputi: 

1. Produktif dalam penggunaan peralatan, informasi, sumber daya dan kontak; 


2. Pembuatan rencana kerja yang efektif oleh karyawan baru; dan 
3. Hasil evaluasi oleh kepala departemen dan departemen SDM. 

● Ukuran Strategis 

Ukuran  strategis  menggunakan  indikator  yang  dapat  melihat  keberhasilan  dan  kemampuan 
karyawan  baru  dalam  melakukan  integrasi  dengan  organisasi.  Indikator  untuk  ukuran  strategi 
meliputi: 

1. Eksekusi rencana kerja secara efektif; 


2. Tidak terjadi pengunduran diri dalam waktu 6 bulan; 
3. 100% puas dengan kinerja yang ditunjukkan; dan 
4. Karyawan baru mencapai target yang diberikan. 

Standar  penilaian  untuk  setiap  indikator  di  atas  tergantung  pada  perusahaan  masing-masing 
karena  mereka  yang  lebih  memahami  sejauh  mana  harapan  perusahaan  terhadap  karyawan 
baru. 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

12 
Pengelolaan Absensi Karyawan  

Jam Kerja  
Pengertian jam kerja  

Jam  kerja  adalah  periode  waktu  untuk  melakukan  pekerjaan  yang dilaksanakan baik siang atau 


malam hari untuk mendapatkan upah tertentu. 
 
Pengaturan jam kerja 

Pengaturan  jam  kerja  berkaitan  dengan  jadwal  kerja  (​working  schedule​).  Di  dalam  jadwal  kerja, 
perusahaan  terikat  oleh  peraturan  UU  No.13  TAHUN  2003  tentang  ketenagakerjaan  khususnya 
pasal  77  sampai  85.  Pasal  77  ayat  1,  UU  No.13/2003  mewajibkan  setiap  pengusaha  untuk 
melaksanakan  ketentuan  jam  kerja.  Ketentuan  jam  kerja  ini  diatur  pada  pasal  77  ayat  2,  UU 
No.13/2003 yaitu: 

1. 7  jam  kerja  dalam  1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam satu 


minggu. 
2. 8  jam  kerja  dalam  2  hari  atau  40  jam  kerja  dalam  1  minggu  untuk  5  hari  kerja  dalam  1 
minggu. 
 
Kriteria Pengurusan Waktu Kerja 

Kriteria-kriteria pengurusan waktu kerja yang efektif menurut Su’ud (2007:134) sebagai berikut : 

1. Memahami sepenuhnya pekerjaan yang akan dilaksanakan; 


2. Memberi keutamaan kerja menurut kepentingan; 
3. Mendelegasikan pekerjaan-pekerjaan yang banyak; 
4. Mengawasi masalah supaya tidak terjadi lagi; 
5. Menetapkan masa selesainya pekerjaan; 
6. Kegiatan yang tidak perlu agar segera dievaluasi ulang; 
7. Senantiasa menyadari nilai waktu dalam setiap pekerjaan yang dikerjakan; 
8. Mencatat hal-hal yang perlu dikerjakan di masa depan; 
9. Membentuk daftar penggunaan waktu kerja; 
10. Menilai keberhasilan kerja berdasarkan objek pekerjaan; dan 
11. Mempunyai sistem arsip penyimpanan informasi yang lengkap. 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

13 
Jadwal Kerja  
Jenis-Jenis Jadwal kerja  

1. Jadwal kerja reguler  

Jadwal  kerja  reguler adalah jadwal kerja yang umumnya digunakan oleh di berbagai perusahaan 


besar,  menengah  atau  kecil.  Jam  kerja  reguler  biasanya  diterapkan  selama  5  hari  atau  6  hari 
kerja dalam seminggu. 
5 hari kerja   Senin - Jumat = 8 jam kerja  
( 09.00 - 18.00 WIB dengan istirahat satu jam 12.00 - 13.00 WIB) 

6 hari kerja  Senin - Sabtu = 7 jam kerja  


 
Kelebihan dan kekurangan jadwal kerja reguler: 
 
Kelebihan   Kekurangan 

● Mudah memantau jam kerja  ● Menjadi salah satu faktor keterlambatan 


karyawan karena waktunya sudah  karyawan. 
tetap.  ● Tidak fleksibel dan memungkinkan untuk 
● Mudah memantau pengajuan cuti  menimbulkan kejenuhan akibat jam kerja 
dari jadwal kerja tersebut.  yang tetap sepanjang tahun. 
 
2. Jadwal kerja fleksibel 

Pada jadwal kerja fleksibel, karyawan dapat menentukan waktu masuk dan pulang kerja sendiri 
selama karyawan tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Pihak perusahaan dan 
karyawan harus saling setuju dalam menerapkan jam kerja yang fleksibel ini. 
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan jadwal kerja fleksibel:  
 
Kelebihan   Kekurangan 

● Mengurangi absensi dan meniadakan  ● Memungkinkan adanya kesulitan 


keterlambatan.  dalam kerja sama antar karyawan 
● Memungkinkan perusahaan untuk  karena perbedaan jadwal. 
memiliki karyawan yang lebih  ● Tidak ada batasan yang jelas antara 
bahagia dan produktif karena jam  kapan waktu bekerja dan waktu 
yang fleksibel.  pribadi. 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

14 
 
3. Jadwal kerja shift 

Jadwal  kerja  ​shift  adalah  jadwal  kerja  yang  terbagi  menjadi  beberapa  periode  tertentu  dalam 
satu  hari  dan  beroperasi  selama  24 jam. Perusahaan yang sering menerapkan jadwal kerja ​shift 
adalah  pabrik,  restoran,  minimarket  dan  bidang  kesehatan.  Di  Indonesia  sistem  ​shift  ini  diatur 
dalam UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 pasal 77.  
 
Sistem  ​shift  ini  terbagi  menjadi  tiga,  yakni  pagi,  sore,  dan  malam.  Frekuensi  kerja  ​shift  dalam 
seminggu tergantung pada kebutuhan dan jumlah karyawan yang ada di perusahaan. 
 
Insight​ : Perusahaan yang beroperasi selama 24 jam 
 
Kepmenakertrans  No.  233  tentang  Jenis  Dan  Sifat  Pekerjaan  Yang  Dijalankan  Secara  Terus 
Menerus Pasal 3 ayat (1) pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan; 
- pekerjaan di bidang pelayanan jasa transportasi; 
- pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi; 
- pekerjaan di bidang usaha pariwisata; 
- pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi; 
- pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih 
(PAM), dan penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi 
- pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya; 
- pekerjaan di bidang media massa; 
- pekerjaan di bidang pengamanan; 
- pekerjaan di lembaga konservasi; 
- pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi, 
merusak bahan, dan termasuk pemeliharaan/perbaikan alat produksi 
 
4. Jadwal kerja o
​ n/off 

Jadwal  kerja  ​on/off  adalah  jadwal  kerja  yang  memiliki  pola kerja tertentu, contohnya: pola kerja 


3  bulan  kerja  1  bulan  libur,  6  minggu  kerja  2  minggu  libur  dan  sebagainya.  Perusahaan  yang 
umumnya menerapkan jadwal kerja ini adalah perminyakan atau pertambangan. 
 
5. Jadwal kerja f​ reelance  

Jadwal  kerja  ​freelance  adalah  kurang  dari  40  jam  dalam  seminggu,  sehingga  jadwal  kerjanya 
boleh  kurang  dari  5 hari dalam seminggu. Sebagian perusahaan juga mengizinkan karyawannya 
bekerja dengan sistem ​remote working. 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

15 
Jenis-jenis Absensi  
1. Sistem manual; 
2. Mesin absensi : ​Fingerprint​, c
​ ard scan/magnetic card​ atau f​ ace scan​; dan 
3. Absensi online. 
 
Pengelolaan Aset Perusahaan 
Fungsi  GA  secara  umum  adalah  bertanggung  jawab  atas  urusan  rumah  tangga  perusahaan, 
termasuk  pengelolaan  terhadap  aset  perusahaan.  Personel  di  ​General  Affair  memiliki  catatan 
mengenai  aset  apa  saja  yang  dimiliki  perusahaan,  aset  apa  saja  yang  dipinjamkan  oleh 
karyawan,  masa  pinjamnya,  apakah  aset  sudah  dikembalikan  setelah  masa  pinjamnya  selesai, 
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan aset. 

Manajemen Aset  
 
Pengertian Manajemen Aset  

Berikut ini pengertian manajemen aset menurut beberapa ahli: 

1. A.  Gima Sugiama: Manajemen aset merupakan perpaduan Ilmu dan seni yang digunakan 
untuk  mengelola  kekayaan  yang  meliputi  proses  merencanakan  kebutuhan  aset, 
bagaimana  cara  mendapatkan,  menginventarisasi,  lalu  melakukan  legal  audit, 
mengoperasikan  aset,  memelihara  aset,  membaharukan  atau  menghapuskan  hingga 
mengalihkan aset secara efektif dan efisien. 

2. Doli  D.  Siregar: Manajemen aset merupakan salah satu profesi atau keahlian yang belum 


populer  dan  sepenuhnya  berkembang  di  lingkungan  satuan  kerja,  instansi  maupun 
pemerintahan. 

3. Kaganova  dan  McKellar:  Manajemen  aset  adalah  proses  pengambilan  keputusan  dan 
implementasinya sesuai dengan akuisisi, penggunaan, dan pembagian dari aset tersebut 

Manfaat manajemen aset antara lain: 

● Menjaga nilai aset agar tetap tinggi serta mempunyai usia hidup yang panjang; 
● Mengamankan aset dengan menyimpannya dengan baik dan mencegah hilangnya aset; 
● Memonitor  penyusutan  aset  dan  bisa  menjadi  acuan  dalam  penyusunan  neraca 
perusahaan; 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

16 
● Memastikan status kepemilikan aset; 
● Mencapai penggunaan dan pemanfaatan aset secara maksimal; 
● Menghindari pembelian aset yang berlebih. 

Tips  agar  aset  perusahaan  bisa  dikelola  dengan  baik  adalah  dengan  ​memiliki  catatan  lengkap 
yaitu: 

● Pembelian Aset : Nama Aset, Tanggal Beli , Biaya Perolehan, Lama Masa Pakai. 
● Pemeliharaan Aset : Penomoran Aset, jadwal pemeliharaan Aset. 
● Peminjaman Aset : Nama karyawan, tanggal peminjaman dan tanggal pengembalian.

 
Pengelolaan Pengunduran Diri dan PHK 

Pengunduran Diri  

Pengunduran  diri  adalah  penarikan  diri  seseorang  secara  tetap  dari  pekerjaanya  dengan 
berbagai alasan tertentu. Alasan yang paling umum dari pengunduran diri karyawan antara lain: 
● Mencari tantangan baru 
● Faktor keluarga 
● Faktor kesehatan  
● Tidak cocok dengan manajemen perusahaan 
● Mendapatkan kesempatan yang lebih baik di tempat lain 

Syarat dan Ketentuan Pengunduran diri karyawan  


Berdasarkan UUK Pasal 162 Ayat 3: 
1. Mengajukan  permohonan  pengunduran  diri  secara  tertulis  selambat-lambatnya  30  (tiga 
puluh)  hari  sebelum  tanggal  mulai  pengunduran  diri  agar perusahaan memiliki cukup waktu 
untuk mencari karyawan pengganti 

2. Tidak  Terikat dalam Ikatan Dinas : Karyawan tidak bisa mengundurkan diri, jika terikat dalam 
ikatan  dinas.  Maksudnya,  jika  karyawan  adalah  seorang  Aparatur  Sipil  Negara  (ASN)  maka 
tidak bisa mendapatkan hak pengunduran diri, karena mereka bekerja dalam ikatan dinas. 

3. Tetap  Melaksanakan  Kewajibannya  Sampai  Tanggal  Mulai  Pengunduran  Diri:  Karyawan 


tetap  harus  melaksanakan  tugasnya  sesuai  ​job  description  yang  telah  ditetapkan  hingga 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

17 
jatuh  tanggal  pengunduran  dirinya  karena  masih  terikat  kontrak  dengan  pihak  perusahaan, 
dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang telah disepakati. 

Hak-hak Karyawan yang Mengundurkan Diri 

Pasal 162 ayat 1 (Uang Penggantian Hak) 

Karyawan  akan  mendapatkan  hak  sesuai  dengan  ketentuan  yang  tertulis  dalam UUK Pasal 162 
ayat 1​, yang berbunyi: 
 
“Pekerja/buruh  yang  mengundurkan  diri  atas  kemauan  sendiri,  memperoleh  uang  penggantian 
hak sesuai ketentuan Pasal ​156 ayat (4)​” 
 
● Cuti Tahunan yang Belum Diambil (Sisa sado cuti) 

Jika  karyawan  masih  memiliki  cuti  tahunan  pada  saat  tanggal karyawan mengundurkan 


diri, maka cuti tahunan tersebut wajib di uangkan. 

● Ongkos Pulang  

Ongkos  pulang  diberikan  kepada  karyawan  apabila  ​point  of  hire  (titik  karyawan 
dikontrak) dengan lokasi bekerja terakhir tidak sama. 

● Uang  Penggantian  Perumahan/Pengobatan  15%  dari  uang  pesangon  dan  uang 


penggantian masa kerja  

● Hal lain yang timbul dari perjanjian  

Pasal 162 ayat 2 (Uang Pisah) 


Besaran Nilai uang pisah berdasarkan perjanjian kerja atau peraturan perusahaan. 

Surat Keterangan Kerja atau Verklaring/Paklaring 

PHK 

Pengertian PHK  
Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PHK)  adalah  pengakhiran  hubungan  kerja  karena  suatu  hal 
tertentu  yang  mengakibatkan  berakhirnya  hak  dan  kewajiban  antara  pekerja/buruh  dan 
pengusaha.  PHK  dapat  dilakukan  dikarenakan  alasan-alasan  tertentu  dan  dilarang  apabila 
dilakukan  secara  sepihak  dan  sewenang-wenang.  Pengusaha  wajib  merundingkan  perihal  PHK 
dengan  serikat  pekerja  atau  dengan  pekerja,  apabila  perundingan  tersebut  tidak  menghasilkan 
 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

18 
persetujuan  maka  PHK  hanya  dapat  dilakukan  setelah  memperoleh  penetapan  dari  lembaga 
penyelesaian perselisihan hubungan industrial atau pengadilan hubungan industrial. 

Pengusaha  wajib  membayar  uang  pesangon  dan  atau  uang  penghargaan  masa  kerja  dan uang 
penggantian  hak  yang  seharusnya  diterima  oleh  pekerja  sebagaimana  yang  tertera  dalam 
Undang-Undang  Ketenagakerjaan  No  13  Tahun  2003  serta  dalam  kesepakatan  yang  ada  pada 
Perjanjian  Kerja  Bersama  atau  Peraturan  Perusahaan.  Dalam  hal  pekerja/buruh  melakukan 
pelanggaran  yang  tertera  dalam  perjanjian  kerja,  peraturan  perusahaan  atau  perjanjian  kerja 
sama,  pengusaha  dapat  melakukan  PHK  setelah  pekerja  yang  bersangkutan  diberikan  surat 
peringatan pertama, kedua dan ketiga secara berturut-turut. 

Situasi  bisnis  yang  tidak  menentu  kadang  menuntut  perusahaan  mengambil  langkah  ekstrem 
untuk mengurangi pekerja, yaitu dengan cara melakukan PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja. 

Karyawan  yang  di-PHK  oleh  perusahaan  juga  memiliki  hak  untuk  mendapatkan  Uang 
Penghargaan  Masa  Kerja  (UPMK),  serta  Uang  Penggantian  Hak  (UPH).  Kewajiban  perusahaan 
ini telah diatur dalam UU Ketenagakerjaan No 13 Tahun 2003 Pasal 156 Ayat 1, sebagai berikut: 

“Dalam  hal  terjadi  pemutusan  hubungan  kerja,  pengusaha  diwajibkan  membayar  uang 
pesangon  dan  atau  uang  penghargaan  masa  kerja  dan  uang  penggantian hak yang seharusnya 
diterima.” 

Perhitungan Pesangon dan UPMK Karyawan  


Berikut  ini  ketentuan  perhitungannya,  berdasarkan  Undang-Undang  Ketenagakerjaan  No.13 
Tahun 2003 Pasal 156 Ayat 2 perhitungan uang pesangon adalah sebagai berikut: 

● Masa kerja < 1 tahun = 1 bulan upah; 


● Masa kerja 1 tahun/ lebih tetapi kurang dari 2 tahun = 2 bulan upah; 
● Masa kerja 2 tahun/lebih tetapi kurang dari 3 tahun = 3 bulan upah; 
● Masa kerja 3 tahun/ lebih tetapi kurang dari 4 tahun = 4 bulan upah; 
● Masa kerja 5 tahun/lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 5 bulan upah; 
● Masa kerja 6 tahun/lebih tetapi kurang dari 7 tahun = 6 bulan upah; 
● Masa kerja 7 tahun/lebih tetapi kurang dari 8 tahun= 7 bulan upah; 
● Masa kerja 8 tahun/lebih = 9 bulan upah. 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

19 
Undang-Undang  Ketenagakerjaan  No.13  Tahun  2003  Pasal  156  Ayat  3  Perhitungan  uang 
penghargaan masa kerja mengikuti ketentuan berikut ini: 

● Masa kerja 3 tahun/lebih tetapi kurang dari 6 tahun = 2 bulan upah; 


● Masa kerja 6 tahun/lebih tetapi kurang dari 9 tahun = 3 bulan upah; 
● Masa kerja 9 tahun/lebih tetapi kurang dari 12 tahun = 4 bulan upah; 
● Masa kerja 12 tahun/lebih tetapi kurang dari 15 tahun = 5 bulan upah; 
● Masa kerja 15 tahun/lebih tetapi kurang dari 18 tahun = 6 bulan upah; 
● Masa kerja 18 tahun/lebih tetapi kurang dari 21 tahun = 7 bulan upah; 
● Masa kerja 21 tahun/lebih tetapi kurang dari 24 tahun = 8 bulan upah; 
● Masa kerja 24 tahun atau lebih = 10 bulan upah. 

©2020 Mekari University ALL RIGHTS RESERVED 

20 
PT Mekari Edukasi Nusantara

Anda mungkin juga menyukai