Anda di halaman 1dari 14

DASAR PERENCANAAN BAB

ELEMEN STRUKTUR BAJA 1


SUB POKOK BAHASAN (UNIT) :
3.1. Teori Dasar Perencan
3.2. Perencanaan Dimensi Penampang Terhadap beban Aksial
3.3. Perencanaan Dimensi Penampang Balok Lentur
3.4. Aplikasi Pada Perencanaan Jembatan Rangka Batang

ILUSTRASI

Struktur Baja Jembatan 3- 0


Moeljono
3. 1. TEORI DASAR PERENCANAAN UNIT. 6

3.1.1. Detail Perencanaan


Struktur baja jembatan yang telah direncanakan, harus memiliki data perencanaan
yang jelas pada gambar kerja yang mencakup :
a. Nomor rujukan dan tanggal standar perencanaan yang digunakan yang masih berlaku
b. Beban-beban Nominal yang ditetapkan
c. Proteksi karat, jika diperlukan
d. Taraf ketahanan kebakaran, jika diperlukan
e. Mutu Baja yang digunakan.
Sedangkan Gambar Kerja atau spesifikasi atau kedua-duanya untuk komponen struktur
atau struktur baja secara keseluruhan, harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut :
a. Ukuran dan peruntukan tiap-tiap komponen struktur
b. Ukuran dan kategori Baut dan Pengelasan yang digunakan pada sambungan –
sambungan
c. Ukuran-ukuran komponen sambungan
d. Lokasi dan detail titik kumpul, serta sambungan dan sambungan lewatan yang
direncanakan
e. Daftar setiap kendala pada saat pelaksanaan yang diasumsikan dalam perencanaan
f. Lawanan lendut untuk setiap komponen struktur
g. Ketentua-ketentua lainnya yang berlaku

3.1.2. Sifat Baja Sebagai Material Struktur


Baja sebagai material struktural yang digiling panas, dapat dibedakan atas Baja
karbon, baja paduan rendah berkekuatan tinggi dan baja paduan. Syarat-syarat umum
untuk baja ini diberikan dalam ASTM (American Society for Testing and Materials)
Dengan ketentuan semua marial baja yang digunakan sebagai baja struktur harus sudah
melalui uji material dengan bukti laporan uji material baja di pabrik yang disahkan oleh
lembaga yang berwenang .

Struktur Baja Jembatan 3- 1


Moeljono
Adapun baja yang tidak teridentifikasi boleh digunakan selama memenuhi
ketentuan berikut ini :
1). Bebas dari cacat permukaan
2). Sifat fisik material dan kemudaannya untuk dilas tidak mengurangi kekuatan dan
kemampuan laak struktur.
3). Bila dites sesuai ketentuan yang berlaku, Tegangan leleh (fy) untuk perencanaan tidak
boleh diambil lebih dari 170 Mpa, sedangkan untuk Tegangan Putus (fu) tidak boleh
diambil lebih dari 300 Mpa.
seperti berikut :

a. Sifat Mekanis Baja :


Sifat mekanis yang harus dimiliki baja sebagai material struktur harus dapat ditunjukan
dari hasil uji tarik yang dilakukan dari beberapa batang dengan mutu baja yang
berbeda, menghasilkan grafik hubungan antara regangan dan tegangan yang
menunjukan besar tegangan leleh dan tegangan putus yang jelas dari masing-masing
mutu baja seperti seperti gambar berikut :

(f)
n fy Baja Mutu A
Baja Mutu B
g Baja Mutu C
na
ga
Te
ar
es
B
E

Besar Regangan ( )

GAMBAR . 3.1.a (Grafik Hubungan Tegangan Regangan Baja)

Struktur Baja Jembatan 3- 2


Moeljono
Hasil dari besar tegangan leleh dan tegangan putus dari uji tarik pada sertiap mutu
baja, merupakan besar satuan tegangan yang digunakan sebagai dasar perhitungan
kekuatan elemen struktur baja.

b. Mempunyai sifat Elastisited :


Ialah apabila dalam keadaan Elastis sempurna batang baja menahan beban tertentu,
dan apabila beban ditiadakan batang baja mempunyai kesanguppan kembali seperti
semula tanpa menderita perubahan yang mengalami merugikan.

c. Mempunyai sifat kekenyalan


Ialah kesanggupan untuk menerima perubahan bentuk pembebanan tertentu dan masih
dapat kembali pada bentuk semula tanpa menderita kerugian.

d. Mempunyai sifat kemungkinan dapat ditempa :


Apabila baja melalui proses penempaan dalam keadaan merah padam (menjadi lembek
dan plastis) bentuknya dapat diubah dengan tidak mempengaruhi sifat mekanisnya.

e. Mempunyai sifat kemungkinan dapat dilas


Batang baja harus dapat disambung satu sama lain melalui proses pengelasan dengan
hasil sambungan yang kekuatannya dengan batang yang disambung

f. Mempunyai sifat kekerasan tertentu


Ialah sanggup mengadakan perlawanan terhadap masuknya benda lain ke dalam
batang dengan batas cacat tertentu

g. Tegangan Leleh dan Tegangan Putus :


Besar tegangan Leleh ( fy ) dan tegangan putus ( fu ) yang digunakan pada
perencanaan struktur baja, tidak boleh melebihi dari angka yang ditetapkan dalam
tabel berikut :

Struktur Baja Jembatan 3- 3


Moeljono
Jenis Tegangan Putus Tegangan Leleh Peregangan
Baja minimal fu (Mpa) minimal fy (Mpa) minimal (%)

Bj 34 340 210 22

Bj 37 370 240 20

Bj 41 410 250 18

Bj 50 500 290 16

Bj 55 550 410 13

TABEL 3.1.a (Jenis Baja dan Besar Tegangan Leleh - Putus )

h. Sifat-Sifat Mekanisme Lainnya


Sifat mekanisme lain dari baja struktural yang ditetapkan sebagai dasara perencanaan
adalah sebagai berikut :
Modulus Elastisitas : E = 200.000 Mpa
Modulus Geser : G = 80.000 Mpa
Modulus Poisson : = 0,3
Koefisien pemuaian :  = 12.10-6 /C0

3.1.3. Material Alat Sambung


Struktur baja terdiri dari bagian-bagain struktur dan elemen elemen batang yang
dihubungkan satu bagian dengan bagian lain memerlukan alat sambung yang
kekuatannya sama dengan batang yang disambung dan mampu mentransfer beban dari
bagian satu ke bagian yang lain.
Alat sambung yang digunakan pada struktur baja adalah :
1. Baut Biasa ,mur dan ring ; Dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi
sebagai ASTM A.307 dan merupakan jenis baut yang paling murah, namun dengan
menggunakan baut ini belum tentu menghasilkan sambungan yang paling murah

Struktur Baja Jembatan 3- 4


Moeljono
karena banyaknya jumlah baut yang harus dibutuhkan. Pemakaian baut ini
digunakan pada sambungan yang bersifat sendi dan sering digunakan pada struktur
rangka batang dan struktur semi permanen terutama pada struktur ringan . Baut Biasa
atau sering disebut Baut Hitam yang digunakan berdiamater antar ¼ inci sampai 4 inci
harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan dibedakan pada Baut Hitam mutu A dan
mutu B, dengan bentuk Baut seperti gambar berikut :

GAMBAR. 3.1.b, (Bentuk Baut


BIasa)
2. Baut mutu tinggi (High strenght bolts); Dibuat dari baja karbon sedang yang
dicelup dan dipanasi kembali pada suhu paling rendah 8000F. Yang didentifikasi
ASTM sebagai Baut mutu tinggi Tipe A.325 dengan kekuatan leleh sekitar 558 Mpa
sampai 634 Mpa dan A.490 dengan kekuatan leleh sekitar 793 Mpa sampai 896 Mpa
dengan diameter baut ¼ inci sampai 1½ inci, sedangkan ukuran yang umum untuk
perencanaan struktur jembatan adalah 7/8 inci dan 1 inci. Baut Mutu Tinggi
digunakan pada sambungan kaku dan mampu menahan slip pada bidang sambung,
digunakan pada struktur Rangka portal, baut mutu tinggi yang digunakan harus
memenuhi ketentuan yang berlaku baik perencaan maupun pelaksanaannya yang akan
dibahas pada bab berikutnya, baik bentuk dan kekuatan baut.

3. Las, Elektroda dan Bahan Pengisi ; Yang digunakan adalah las yang dihasilkan
dari panas busur listrik yang meleburkan bahan pengisi yaitu berupa Elektroda dan
bahan dasar yang akan disambung sehingga menyatu sampai dingin kembali menjadi
sambungan yang kekuatannya sama dengan bahan dasar yang disambung. Elektroda
yang digunakan spesifikasinya disesuaikan dengan bahan dasar yang akan disambung,
dan ada beberapa jenis proses pengelasan yang sering digunakan dalam pengelasan
baja struktur, akan dijelaska lebih detail pada bab berikutnya.

Struktur Baja Jembatan 3- 5


Moeljono
4. Penghubung Geser dan Ankur digunakan sebagai penghubung batang baja dengan
material lain seperti Shear connector pada balok komposit dan lain-lain,bahan yang
digunakan sebagai penghubung geser dan ankur harus memenuhi ketentuan yang
berlaku. Dan jenis sambungan ini tidak dibahas dalam buku ajar ini

3.1.4. Jenis Profil Yang Digunakan


Struktur jembatan baja terdiri dari bagian-bagian struktur yang tersusun dari
elemen-elemen batang yang berbentuk gelagar atau balok, batang tekan, batang
tarik.Untuk keperluan batang elemen struktur jembatan baja tersebut digunakan batang
baja berbentuk profil yang dijual dipasaran atau dipesan khusus yang disesuaikan dengan
kebutuhan kekuatan terhadap beban kerja dan stabilitas batang. Bentuk dan jenis profil
yang digunakan seperti :
a. Untuk balok lentur diguanakan I.WF
Bentuk dan spesifikasi dari penampang profil ini ditunjukkan seperti berikut :

b
Dimensi profil dalam tabel profil
ditunjukan dengan Kode :
I.WF. (H.b. t w.)
w H Misal :
I.WF. 400.200.19.9
Untuk Besaran Ix, Iy dsb dapat
dilihat dalam tabel Profil baja
t

Gambar 3.1.c. Penampang Profil I


Jenis profil I. WF yang lain berfariasi pada tebal sayap (t) lebar sayap (b) serta tebal
dari badan profil (w). Sehingga profil I dibagi menjadi I.WF, I.SF, I.MF
b. Untuk batang dengan profil ganda pada rangka batang digunakan Profil Chanal
Bentuk dan spesifikasi dari penampang profil ini ditunjukkan seperti berikut :
b Dimensi profil dalam tabel profil
ditunjukan dengan Kode :
[ . NP. H
Misal :
w H [ . NP. 40 (untuk nilai b,w dan t)
tidak ditunjukkan
Untuk Besaran Ix, Iy dsb dapat
dilihat dalam tabel Profil baja
Struktur Baja Jembatan 3- 6
Moeljono
t
Gambar 3.1.d. Penampang Profil Chanal
Profil ini merupakan profi standar dengan spesifkasi yang standar antara tinggi,lebar
sayap,tebal sayap dan tebal badan.
c. Untuk batang dengan profil ganda maupun tunggal pada rangka batang
digunakan Profil siku sama kaki atau tidak sama kaki

Bentuk dan spesifikasi dari penampang profil ini ditunjukkan seperti berikut :

Dimensi profil dalam tabel profil


ditunjukan dengan Kode :
L . b.b.t dan L. b . b’. t
Misal :
L. 100.100.10 dan L. 100.40. 12
Gambar 3.1.e. Penampang Profil Siku sama sisi & Tidak sama sisi

3.1.5. Teori Dasar Perencanaan LRFD :


Penggunaan baja sebagai bahan sturktur diatur dalam peraturan perencanaan
struktur baja. Tujuan daripada peraturan tersebut ialah agar didapatkan suatu bangunan
yang memenuhi criteria yang ditetapkan. Untuk mendapatkan suatau bangunan yang
memenuhi criteria yang ditetapkan, maka seorang perencana harus mengetahui sifat-sifat
bahan, mengetahui metode analisis baik analisa kekuatan bahan maupun analisa
strukturnya akibat beban kerja . Dari analisis sifat tegangan dan regangan pada suatu
komponen struktur baja yang diberikan pembebanan, maka apabila tegangan yang terjadi
mencapai tegangan lelh maka akan terjadi perpanjangan yang besar, meskipun
perpanjangan ini belum menimbulkan putusnya komponen struktur, tetapi dalam praktek
perpanjangan ini akan mempengaruhi bagian-bagian konstruksi yang lainnya. Oleh
karena itu perlu dijaga agar tegangan yang terjadi tidak melebihi tegangan leleh, maka
dalam perencanaan dengan konsep keamanan diambil batasan besar tegangan ijin yang
diambil sebesar tegangan leleh dibagi dengan angka keamanan (fa = Fy / SF) Penggunaan
angka keamanan ini adalah adanya ketidak pastian dari pada pengambilan besaran
baik beban yang bekerja, sifat beban yang tidak seragam, ketidak tepatan dalam
pelaksanaan maupun perilaku dari penggunan bangunan, yang semuanya merupakan
variable acak yang tidak menentu.

Struktur Baja Jembatan 3- 7


Moeljono
Sejak dikembangkannya teori probabilitas, penggunaannya dalam bidang struktur
semakin luas, salah satunya adalah keandalan struktur. Dimana k
egagalan Struktur bukan suatu peristiwa yang dapat dihindari, melainkan hanya
diperkecil kemungkinan terjadinya.
Dengan menggunakan teori Probabilitas dinyatakan bahwa: “Kekuatan Struktur dan
tingkat risikonya dinyatakan dengan kemungkinan runtuh”
Kemungkinan runtuh dihitung dengan integrasi fungsi-fungsi distribusi besaran yang
terlibat
Seperti angka reduksi kekuatan dan angka factor pembebanan. Olehb karena itu
penggunaan angak keamanan tunggal seperti yang dijelaskan di atas kurang tepat dan
diharapkan adanya penggunaan nilai factor pembebanan yang berbeda untuk setiap jenis
pembebanan serta angka reduksi kekuatan yang tidak sama untuk setiap bagian elemen
struktur.
Maka Secara umum semua perencanaan yang didasarkan pada teori LRFD
( Load Resistance Factor Design). Struktur dinyatakan kuat bila dipenuhi persyaratan :

Beban kerja terfaktor yang bekerja harus lebih kecil dengan Kekuatan Nominal
tereduksi” Yaitu : ( Ni .Ri  Nn.Ø ) .......................................................... (1.3.1)

Nilai Faktor Beban


diambil dari nilai yang disyaratkan dalam Buku SNI T-02-2003 bagian 2 (Dengan
Kombinasi Pembeban yang Maksimum).
Besar nilia Factor reduksi kekuatan

( Ksr ) diambil nilai yang ada dalam SNI. T-03-2003 sebagai berikut :
Situasi Rencana Artikel No Faktor Reduksi
Kekuatan (Ø )
Unsur Yang Memikul Lentur
 Pendukung lateral penuh 0,90
 Segmen tanpa pendukung lateral penuh 0,90
 Badan dalam geser 0,90
 Badan dalam tumpuan 0,90
 Pengaku 0,90
Unsur Yang Tekanan Aksial
0,90
 Kapasitas potongan
0,90

Struktur Baja Jembatan 3- 8


Moeljono
 Kapasitas unsur
0,90
Unsur Yang Tarik Aksial
Unsur Yang memikul aksi Kombinasi 0,90
 Kapasitas potongan 1,0
 Kapasitas unsur 0,90
Penghubung Geser
0,70
Komponen hubungan selain dari baut,las,pen atau
penghubung geser
Hubungan Baut
0,70
 Baut dalam geser
07,0
 Baut Dalam tarik
07,0
 Baut yang memikul komb Tarik-geser
0,70
 Pelat lapis dalam tumpuan
0,70
 Kelompok baut
Sambungan dengan Baut Pratekan
Hubungan Pen 0,70
 Pen dalam geser 07,0
 Pen dalam tumpuan 07,0
 Pen dalam lenturan 0,80
 Pelat lapis dalam tumpuan
Hubungan Las 0,90
 Las tumpul penetrasi penuh 0,80
 Las sudut dan las tumpul Penetrasi sebagian 0,80
 Las tumpul atau pengisi sela 0,80
 Kelompok las

TABEL. 3.1.b (Daftar besaran Faktor Reduksi Kekuatan)

Struktur Baja Jembatan 3- 9


Moeljono
3.1.6. Rangkuman

1. Sifat Baja Sebagai Material Struktur dapat dibedakan atas Baja karbon, baja paduan
rendah berkekuatan tinggi dan baja paduan. Syarat umum yang diberikan dalam
ASTM (American Society for Testing and Materials) seperti :
a. Sifat mekanis ; harus dapat ditunjukan dari hasil uji tarik dari beberapa mutu baja
yang berbeda, menghasilkan besar tegangan leleh dan tegangan putus
b. Mempunyai sifat Elastisited ; dalam keadaan Elastis sempurna batang baja
menahan beban tertentu, apabila beban ditiadakan baja mempunyai kesanguppan
kembali seperti semula tanpa perubahan yang mengalami merugikan.
c. Mempunyai sifat kekenyalan ; kesanggupan untuk menerima perubahan bentuk
pembebanan tertentu dan masih dapat kembali pada bentuk semula tanpa menderita
kerugian.
d. Mempunyai sifat kemungkinan dapat ditempa : dalam keadaan merah padam
(menjadi lembek dan plastis) bentuknya dapat diubah dengan tidak mempengaruhi
sifat mekanisnya
e. Mempunyai sifat kemungkinan dapat dilas Batang baja harus dapat disambung
satu sama lain melalui proses pengelasan dengan hasil sambungan yang
kekuatannya dengan batang yang disambung
f. Mempunyai sifat kekerasan tertentu ; Ialah sanggup mengadakan perlawanan
terhadap masuknya benda lain ke dalam batang dengan batas cacat tertentu

2. Alat sambung yang digunakan dalam strutur baja adalah :

Struktur Baja Jembatan 3- 10


Moeljono
a. Baut Hitam atau Baut Biasa ; untuk struktur ringan dsn sementara, sifat sambungan
tidak kaku.
b. Baut Mutu Tinggi ; untuk struktur permanen dengan beban relatif besar, sifat
sambungan kaku
c, Las Listrik dengan bahan isian Elektroda ; digunakan las dengan panas busur listrik
yang meleburkan bahan pengisi berupa Elektroda dan bahan dasar yang akan
disambung kekuatannya sama dengan bahan dasar yang disambung. Elektroda
yang digunakan spesifikasinya disesuaikan dengan bahan dasar yang akan
disambung,

3. Jenis Profil Yang Digunakan


Untuk keperluan batang elemen struktur jembatan baja tersebut digunakan batang baja
berbentuk profil yang dijual dipasaran atau dipesan khusus yang disesuaikan dengan
kebutuhan kekuatan terhadap beban kerja dan stabilitas batang. Bentuk dan jenis profil
yang digunakan seperti :

a. Untuk balok lentur diguanakan I.WF


Bentuk dan spesifikasi dari penampang profil ini ditunjukkan seperti berikut :

b
Dimensi profil dalam tabel profil
ditunjukan dengan Kode :
I.WF. (H.b. t w.)
w H Misal :
I.WF. 400.200.19.9
Untuk Besaran Ix, Iy dsb dapat
dilihat dalam tabel Profil baja
t

Jenis profil I. WF yang lain berfariasi pada tebal sayap (t) lebar sayap (b) serta tebal
dari badan profil (w). Sehingga profil I dibagi menjadi I.WF, I.SF, I.MF
b. Untuk batang dengan profil ganda pada rangka batang digunakan Profil Chanal
Bentuk dan spesifikasi dariDimensi
penampang
profilprofil
dalam initabel
ditunjukkan
profil seperti berikut :
b ditunjukan dengan Kode :
[ . NP. H
Misal :
Struktur Baja Jembatan [ . NP. 40 (untuk nilai b,w dan t) 3- 11
Moeljono
tidak ditunjukkan
Untuk Besaran Ix, Iy dsb dapat
dilihat dalam tabel Profil baja
w H

t
Profil ini merupakan profi standar dengan spesifkasi yang standar antara tinggi,lebar
sayap,tebal sayap dan tebal badan.
c. Untuk batang dengan profil ganda maupun tunggal pada rangka batang
digunakan Profil siku sama kaki atau tidak sama kaki

Bentuk dan spesifikasi dari penampang profil ini ditunjukkan seperti berikut :

Dimensi profil dalam tabel profil


ditunjukan dengan Kode :
L . b.b.t dan L. b . b’. t
Misal :
L. 100.100.10 dan L. 100.40. 12

4. Teori Dasar Perencanaan Dengan Metoda LRFD


Secara umum semua perencanaan yang didasarkan pada teori LRFD
( Load Resistance Factor Design). Struktur dinyatakan kuat bila dipenuhi
persyaratan :

Beban kerja terfaktor yang bekerja harus lebih kecil dengan Kekuatan

Nominal tereduksi” Yaitu : ( Nu .R  Nn.Ksr )

Nilai Faktor Beban


diambil dari nilai yang disyaratkan dalam Buku SNI T02-2003 bagian 2 (Dengan
Kombinasi Pembeban yang Maksimum).
Besar nilia Factor reduksi kekuatan

( Ksr )

Struktur Baja Jembatan 3- 12


Moeljono
Struktur Baja Jembatan 3- 13
Moeljono

Anda mungkin juga menyukai