Anda di halaman 1dari 6

Kelompo k Be lajar “INP” Jakart a

Alwes ius , SH, MKn Notaris- PPAT


HP: 0815 – 8825 - 74 8

HUBUNGAN FUNGSIONAL
ANTARA HUKUM ADAT
DAN HUKUM TANAH NASIONAL

1. ARTI HUBUNGAN FUNGSIONAL

Dalam bagian Konsiderans/Berpendapat UUPA


dinyatakan:

“… perlu adanya hukum agraria nasional,


yang berdasarkan atas hukum adat tentang
tanah …”

Pasal 5 UUPA menyataka:

“ Hukum araria yang berlaku atas bumi, air


dan ruang angkasa ialah hukum adat…”

Kata “berdasarkan dan “ialah” tersebut


menunjukkan adanya hubungan fungsional
antara Hukum Adat dan Hukum Tanah Nasional.

2. FUNGSI HUKUM ADAT BAGI HUKUM TANAH


NASIONAL

1) Sebagai SUMBER UTAMA bagi Hukum


Tanah Nasional dalam mengambil bahan-
bahan yang diperlukan dalam rangka
membangun Hukum Tanah Nasiona, berupa :
Konsepsi, Asas-asas dan Lembaga-

1
M at er i P ela ti h an M en g ha da pi U j i an P P AT
Kelompo k Be lajar “INP” Jakart a
Alwes ius , SH, MKn Notaris- PPAT
HP: 0815 – 8825 - 74 8

lembaga hukumnya, untuk dirumuskan


menjadi norma-norma hokum yang tertulis,
yang disusun menurut sistem Hukum Adat;

2) Sebagai SUMBER PELENGKAP bagi hokum


Tanah Nasional yang Positif.

Yang dipakai sebagai sumber pelengkap


adalah Normanorma Hukum Adat setempat,
yang masih berlaku pada saat dibutuhkan,
setelah dibersihkan dari cacat-cacatnya (di ”
saneer”).

Norma-norma tersebut tidak boleh


bertentangan dengan kepentingan nasional
dan Negara, UUPA dan peraturan
perundangan lainnya serta memperhatikan
unsur-unsur yang bersandar pada hkum
agama.(Pasal 5 UUPA)

3. KONSEPSI.

KOMUNALISTIK RELIGIUS yaitu Tanah yang


ada merupakan tanah bersama dari seluruh
masyarakat (bangsa Indonesia), yang bersumber
dari Karuniah Tuhan YME, dan memungkinkan
penguasaan tanah secara individual, dengan hak-
hak penguasaan atas tanah yang bersifat
abadi/individual sekaligus mengandung unsur
kebersamaan.
Unsur Kebersamaan dirumuskan dalam Pasal 6
UUPA yang menyatakan semua hak atas tanah
mempunyai fungsi sosial.

2
M at er i P ela ti h an M en g ha da pi U j i an P P AT
Kelompo k Be lajar “INP” Jakart a
Alwes ius , SH, MKn Notaris- PPAT
HP: 0815 – 8825 - 74 8

4. ASAS-ASAS.

a. Asas Religius (ps.1);

Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan bahwa


bumi, air dan ruang angkasa Indonesia,
termasuk kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya, merupakan Karuniah Tuhan Yang
maha Esa kepada Bangsa Indonesia.

b.Asas Kebangsaan (ps 1,2,9);

Asas Kebangsaan dalam Hukum Tanah


nasional berarti hukum tanah nasional
memperhatikan semangat kebangsaan atau
kenasionalan.

Hal tersebut terlihat dalam ketentuan Pasal 1


ayat 1 UUPA yang menentukan bahwa “
Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan
tanah air dari seluruh rakyat Indonesia, yang
bersatu sebagai Bangsa Indonesia.”

Pernyataan tersebut jelas menunjukkan bahwa


pembentukan UUPA diliputi oleh semangat
persatuan bangsa dan kesatuan tanah air,
sesuai dengan tujuan utama Perjuangan
Bangsa yaitu “Pembentukan Negara Republik
Indonesia, yang berbentuk Negara Kesatuan
dan Negara Kebangsaanm dengan wilayah
kekuasaan dari Sabang sampai Marauke”.

3
M at er i P ela ti h an M en g ha da pi U j i an P P AT
Kelompo k Be lajar “INP” Jakart a
Alwes ius , SH, MKn Notaris- PPAT
HP: 0815 – 8825 - 74 8

Sesuai dengan dasar kebangsaan tersebut


pada pasal 1 UUPA maka dalam Pasal 9 ayat 1
UUPA dinyatakan bahwa “ Hanya warga
Negara Indonesia dapat mempunyai hubungan
yang sepenuhnya dengan bumi, air dan ruang
angkasa, dalam batas-batas ketentuan pasal 1
dan 2.”. Pernyataan tersebut mendapat
penerapan dalam pasal-pasal yang mengatur
Hak Milik atas tanah, sebagai hak yang
memberikan hubungan yang terpenuh dengan
tanah. Menurut pasal 21 ayat 1 hanya WNI
dapat mempunyai hak milik.

c. Asas Demokrasi (ps.9)

Asas ini ditunjuk dalam Pasal 9 ayat 2 UUPA


yang menyatakan “Tiap-tiap warganegara, baik
laki-laki maupun wanita, mempunyai
kesempatan yang sama untuk memperoleh
sesuatu hak atas tanah serta untuk mendapat
manfaat dan hasilnya, baik bagi diri sendiri
maupun keluarganya.

Jadi tidak ada perbedaan di dalam pemilikan


tanah yang didasarkan pada penggolongan
penduduk maupun perbedaan gender.

d.Asas Kemasyarakatan, pemerataan dan


keadilan (pasal 6,7,10,11 dan 13);

e. Asas Penggunaan dan Pemeliharaan


Tanah secara berencana (ps. 14, 15);

4
M at er i P ela ti h an M en g ha da pi U j i an P P AT
Kelompo k Be lajar “INP” Jakart a
Alwes ius , SH, MKn Notaris- PPAT
HP: 0815 – 8825 - 74 8

f. Asas Pemisahaan Horizontal (Horizontale


Scheiding) :

Menurut asas ini bangunan dan tanaman


bukan merupakan bagian dari tanah.
Maka hak atas tanah tidak dengan
sendirinya meliputi pemilikan bangunan
dan tanaman yang ada di atasnya.

Berdasarkan asas ini maka perbuatan hukum


atas tanah tidak dengan sendirinya meliputi
pemilikan bangunan dan tanaman yang ada
diatasnya.

Namun dalam praktek, perbuatan hukum atas


tanah dapat pula meliputi bangunan dan
tanaman yang ada di atasnya, asal :

1. Bangunan dan tanaman tersebut secara


fisik merupakan satu kesatuan dengan
tanah yang bersangkutan, artinya bangunan
yang berfondasi dan tanaman yang
merupakan tanaman keras;
2. Bangunan dan tanaman tersebut milik yang
mempunyai tanah; dan
3. Maksud demikian secara tegas disebutkan
dalam akta yang membuktikan
dilakukannya perbuatan hukum yang
bersangkutan.

5
M at er i P ela ti h an M en g ha da pi U j i an P P AT
Kelompo k Be lajar “INP” Jakart a
Alwes ius , SH, MKn Notaris- PPAT
HP: 0815 – 8825 - 74 8

5. LEMBAGA-LEMBAGA.

Lembaga Jual Beli, Lembaga Hak Milik dll.

6
M at er i P ela ti h an M en g ha da pi U j i an P P AT

Anda mungkin juga menyukai