OLEH:
Puja dan puji syukur ke hadapanTuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan
rahmatnya, kami Ni Wayan Diah Kamaladewi (23) dan Anak Agung Gede Mahardika
(24) dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul "Sejarah Kelahiran Pancasila"
dengan efektif dan tepat waktu.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Komang
Sriningsih, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Ucapan terima kasih juga
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung saat kami berproses untuk menyelesaikan paper ini.
Kami sebagai penulis menyadari paper ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat berharap saran kritik maupun masukan yang membangun demi
terwujudnya kesempurnaan dari paper ini.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
(1) (2)
(3)
1.
Sejarah Pancasila
C. Sidang BPUPKI
Melemahnya Jepang pada Perang Dunia II mengharuskan mereka untuk
mencari bantuan. Untuk itu, pemerintah pendudukan Jepang, Kuniaki Koiso
menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia untuk menarik simpati rakyat
Indonesia. Janji kemerdekaan tersebut diwujudkan dengan dibentuknya
Dokuritsu Junbi Cosakai alias Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) pada 29 Maret 1945.
BPUPKI memulai sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 yang
berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945 di Gedung Chuo Sangi In di Jalan
Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila.
Sidang dibuka dengan pidato dari Dr. Rajidman Wedyodiningrat yang kemudian
mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota sidang, “Apa dasar Negara
Indonesia yang akan kita bentuk ini?” Pada sidang pertama ini, terdapat banyak
tokoh yang berpidato dan mengemukakan pendapatnya mengenai dasar negara.
Sampai pada giliran Soekarno yang berpidato mengemukakan pendapatnya
mengenai dasar negara. Soekarno berpidato mengenai arti penting Philosofische
grondslag (filosofi dasar) dan Weltanschauung (pandangan hidup) bagi sebuah
negara yang merdeka. Soekarno juga menguraikan lima nilai dasar filosofisnya,
yakni kebangsaan, kemanusiaan, demokrasi atau mufakat, keadilan sosial dan
percaya pada Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian dinamai dengan nama
Pantja-Sila atau Pancasila.
Untuk mematangkan kembali rumusan Pancasila sebagai dasar negara,
maka dibentuklah suatu panitia kecil yang berjumlah sembilan orang yang
dikenal dengan Panitia Sembilan. Hasil kerja mereka disetujui pada tanggal 22
Juni 1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Pancasila kemudian ditetapkan sebagai Dasar Negara pada tanggal 18 Agustus
1945. Kemudian, tahun 1947, Departemen Penerangan Republik Indonesia
mempublikasikan pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945 yang pada awalnya
dipidatokan secara aklamasi tanpa judul dan dipublikasikan dengan nama
Lahirnya Pancasila. Ketua BPUPKI, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, menulis
kata pengantar pada buku tersebut dengan menyebutkan bahwa hari dimana
Soekarno berpidato mengenai Pancasila disebut sebagai Hari Lahirnya
Pancasila.