Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :

Ifah Wulandari (12)


Luluk Meila (16)
Nurul Hidayatun (20)
Siti Fathonah (26)

Kelas X IPA 5

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bantul

Yogyakarta 2013/2014
Kegiatan 1 Pemodelan Berbagai Jenis Teks dalam Satu Tema

Tugas 1 Membandingkan Teks Laporan dengan Teks Deskripsi


1. Subjudul yang ada pada teks yang kami baca ini adalah tahap-tahap struktur teks,
yaitu pernyataan umum/klasifikasi^anggota/aspek yang dilaporkan.
2. Kelas binatang yang dilaporkan dalam teks ini adalah mamalia, sedangkan kelas
binatang yang belum dilaporkan dalam teks ini adalah reptilia, aves, pisces,
amfibi.
3. Terdapat binatang yang belum damasukkan kedalam daftar, yaitu jerapah.
4. Setelah kami cermati, ternyata daftar binatang langka Indonesia tersebut baru
berbatas pada satwa dari kelas mamalia. Daftar binatang langka dari kelas burung
(avesi) belum dimasukkan.
Ya, kami dapat membuat teks laporan seperti itu dengan burung sebagai temanya.
BINATANG LANGKA DI INDONESIA
1. Pernyataan Umum/Klasifikasi
Binatang langka adalah binatang yang memiliki spesies yang berisiko punah,
baik punah di alam liar (extinct in the wild) maupun sepenuhnya punah
(extinct). Binatang dinyatakan langka berdasarkan rasio jumlah spesies
(populasi) yang ada dan berdasarkan daerah persebaran habitatnya. Di
Indonesia daftar binatang langka makin banyak dan panjang.
2. Anggota/Aspek yang Dilaporkan
Berikut ini adalah daftar binatang dari kelas burung (aves) yang paling
langka di Indonesia berdasarkan jumlah spesies populasinya.
(1) Anis Bentet Sangihe (Colluricincia Sanghirensis)
(2) Celepuk Siau (Otus siaoensis), sejenis Burung Hantu
(3) Cikalang Christmas (Fregata andrewsi)
(4) Dara Laut China (Sterna bernsteini)
(5) Elang Flores (Spizaetus floris)
(6) Gagak Banggal (Corvus unicolor)
(7) Ibis Karau (Pseudibis davisoni)
(8) Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
(9) Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni)
(10) Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
(11) Kehicap Boano (Monarcha boanensis)
(12) Merpati Hutan Perak (Columba argentina)
(13) Perkici Bucu (Charmosya toxopei)
(14) Punai Timor (Treron psittaceus)
(15) Seriwang Sangihen (Eutrimyias rowleyi)
(16) Sikaten Aceh (Cyornis ruckii)
(17) Trulek Jawa (Vanellus macropterus)
(18) Tokhtor Sumatera (Carpococcyc viridis)
(19) Angsa Batu Christmas (Papasula abbotti)
(20) Bango storm (Ciconia storm)

5. Kami pernah pergi ke kebun binatang di dekat tempat tinggal kami yaitu di
Kebun Binatang Gembiraloka . Membuat teks tentang binatang tertentu yang
sudah tergolong langka .

Gajah Sumatera di Kebun Binatang Gembiraloka

Pernyataan benda yang dideskripsikan


Gajah sumatera yang ada di Kebun Binatang Gembiroloka berbeda dengan
gajah pada umumnya.
Bagian-bagian yang dideskripsikan
Gajah sumatera ini berpostur lebih kecil daripada subspesies gajah india.
Beratnya mencapai 6 ton dan tumbuh tinggi 3,5 meter pada bahu. Gajah ini
sangat cerdas dan memiliki otak lebih besar dibandingkan mamalia darat
lainnya. Sehingga binatang ini sering digunakan untuk aksi pertunjukkan.
Binatang ini tampak terawat dan cukup makan. Begitu pula kandangnya yang
nyaman, luas dan bersih. Binatang ini juga memperhatikan bahwa di sekitar
kandanganya terdapat banyak pengunjung yang melihatnya. Sesekali binatang
ini mendekati pengunjung yang melihatnya. Mungkin dirinya mengetahui
kalau akan difoto oleh pengunjung.

6. Kami masih ingat pelajaran tentang laporan sebelumnya bahwa pada laporan
diremukan definisi dan kalsifikasi.
Tugas 2 Mengubah Teks Laporan Menjadi Teks Prosedur Kompleks

1. Teks tersebut tergolong ke dalam teks prosedur karena strukturnya terdiri dari
tujuan^langkah-langkah. Dalam teks ini, langkah-langkahnya dapat dibalik-balik
karena prosedur tersebut merupakan jenis teks prosedur protokol. Teks protokol
mempunyai struktur teks yang sama dengan struktur teks prosedur. Selain itu,
prosedur dan protokol menganduung unsur-unsur kebahasaan yang sama, seperti
partisipan manusia, kata kerja aksi, dan konjungsi yang menunjukkan syarat-
syarat (jika, apabila).
2. Menyusun kembali teks itu dengan mengubah nomor urutan.

LANGKAH PELESTARIAN BINATANG LANGKA

Meskipun pemerintah melarang transaksi spesies binatang langka, dalam


praktiknya populasi binatang yang dilindungi makin berkurang. Dengan
beragam motif, manusia makin berusaha memiliki secara pribadi binatang-
binatang langka tersebut. Untuk itu, diperlukan langkah terintegrasi dalam
proses pelestarian binatang langka tersebut. Berikut langkah-langkahnya :
(1.) Mendukung setiap aktivitas pelestarian binatang langka yang
dilakukan oleh lembaga pelestarian lingkungan. Caranya dengan
membantu kampanye serta memberikan dukungan finansial dan moral.
(2.) Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya
pelestarian binatang langka untuk tetap hidup di habitatnya. Dengan
demikian, manusia tidak lagi mengusik keberadaannya dan menjaga
binatang langka tersebut untuk tetap hidup di habitat aslinya.
(3.) Tidak melakukan perburuan binatang langka dan melaporkan setiap
aktivitas perburuan binatang langka tersebut kepada pihak berwajib.
(4.) Tidak melakukan transaksi terhadap binatang langka, terutama
binatang hidup walaupun transaksi tetap terjadi, sebaiknya transaksi itu
ditujukan untuk menyelamatkan binatang tersebut agar tidak dikuasai
oleh orang yang kurang bertanggung jawab.
(5.) Membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan langka agar dapat
berkembang biak untuk selanjutnya melepas hewan-hewan itu ke alam
bebas agar dapat hidup secara alamiah.

3. Bagaimana Binatang Dapat Punah


Setiap makhluk hidup pasti akan mati termasuk kita manusia tidak terkecuali
hewan dan tumbuhan. Kematian suatu jenis makhluk hidup secara terus menerus
yang tidak diimbangi dengan regenarasi generasi penerus / keturunan
(berkembang biak) adalah merupakan kepunahan. Punah berarti tidak akan ada
lagi makhluk hidup itu selama-lamanya di muka bumi.
Faktor Alasan Penyebab Kepunahan Suatu Spesies :
1. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap
berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu
lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk
bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya.Hal tersebut menyulitkan
spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah
untuk memperbanyak dirinya secara signifikan.

2. Campur Tangan Manusia


Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi
keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk
mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi
buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah
misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya,
harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan,
dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan
perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan
spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies
lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau
pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.

3. Bencana Alam Besar


Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti
yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies
yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan
keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu
yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir,
kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain
sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.

4. Didesak Populasi Lain Yang Kuat


Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau
mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain
atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan
kepunahan.

Untuk itulah mari kita jaga satwa langka serta tumbuhan langka yang tersisa
agar tidak punah dimakan waktu sehingga anak cucu kita bisa melihat hewan dan
tumbuhan tersebut secara langsung.

4. Hubungan sebab-akibat di dalam teks tersebut dinyatakan dengan konjungsi,


seperti sebab, karena, dan ketika atau dengan kata-kata dengan kategori verba,
seperti menyebabkan, membuat, menjadikan, menimbulkan, menyumbang, dan
mengakibatkan, atau kata-kata dengan kategori nomina, seperti penyebab dan
akibat.

5. Sekarang kami sudah mengetahui bahwa sebuah tema dapat diungkapkan berkali-
kali dengan jenis teks yang sama atau dengan jenis teks yang berbeda. Hal yang
menentukan apakah kami akan menggunakan jenis teks laporan, deskripsi,
prosedur, atau eksplanasi adalah tujuan yang akan kami capai, yang umumnya
disampaikan pada bagian awal teks yang akan kalian buat.

Anda mungkin juga menyukai