Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
“PERGERAKAN PARTIKEL”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Fisiologi Tanaman

Disusun oleh
Nama : Dian Mughni Pertiwi
NIM : 4442180097
Kelas :3C
Kelompok : I (Satu)

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, saya panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya. Karena atas-Nya lah
saya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Pergerakan Partikel”
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tanaman.
Laporan yang disusun berdasarkan atas apa yang telah di amati pada
praktikum di Laboratorium yang memuat tentang Pergerakan Partikel. Laporan
yang telah di susun semaksimal mungkin ini, tentu telah mendapat bantuan dan
kontribusi dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat dibuat dengan lancar.
Untuk itu saya berterimakasih kepada Ibu Eltis Panca Ningsih, SP., M.Si. selaku
dosen mata kuliah Fisiologi Tanaman. Resty Fristikawati dan Indah Permata Sari
selaku Asisten Laboratorium dan atas dukungan moral dan materi yang diberikan
dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
saya mengaharapkan kritik dan saran yang membangun untuk melengkapi
kekurangan dan kesalahan dari Laporan ini. Saya berharap laporan tentang
Pergerakan Partikel ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya
oleh pembaca.

Serang, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ......... .................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pergerakan Partikel ...................................................................................2
2.2 Imbibisi .....................................................................................................2
2.3 Difusi ........................................................................................................3
2.4 Osmosis ....................................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................6
3.2 Alat dan Bahan .........................................................................................6
3.3 Cara Kerja .................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ..........................................................................................................8
4.2 Pembahasan ..............................................................................................9
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan .................................................................................................12
5.2 Saran .......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................13
LAMPIRAN ..........................................................................................................14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Larutan-larutan Sukrosa dalam Pipa Gelas Berskala


(cm) pada kentang.............................................................................................8
Tabel 2. Hasil Pengamatan Larutan-larutan Sukrosa dalam Pipa Gelas Berskala
(cm) pada wortel................................................................................................8
Tabel 3. Berat Kentang Sebelum dan Sesudah Pengamatan.......................................8
Tabel 4. Berat Wortel Sebelum dan Sesudah Pengamatan......................................9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Difusi................................................................................................ ..............4


Gambar 2. Osmosis................................................................................................ ..........5

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berhadapan dengan peristiwa
difusi dan osmosis, baik kita sadari maupun tidak kita sadari. Contohmya pada
saat kita menyeduh teh celup dalam kemasan kantong, warna dari teh tersebut
akan menyebar. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi teh dalam gelas lebih kecil
dibandingkan dengan konsentrasi teh yang ada di dalam kantong teh tersebut.
Peristiwa tersebut sering kita sebut sebagai difusi.
Difusi merupakan proses pergerakan acak partikel gas, cairan dari
konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Osmosis merupakan
perubahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah
melalui membran semipermeable. Sedangkan plasmolisis adalah peristiwa
melepasnya plasmalema atau membran plasma dari dinding sel karena dehidrasi
(hilangnya air sel) bila sel berada dilingkungan larutan yang hipertonis.
Ada tiga macam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati membran
plasma yaitu difusi, osmosis dan transpor aktif. Pergerakan molekul-molekul
zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan energi sehingga disebut
transpor pasif sedangkan transpor aktif memerlukan energi untuk
pergerakannya (Kartika, 2015).
Pengetahuan tentang fisiologi tanaman dapat menjadi dasar dalam
mempelajari keseluruhan tentang fisiologis dari tanaman. Sebagai dasar
mempelajari kajian ilmu fisiologi tanaman lainnya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Menemukan fakta-fakta mengenai mengenai gejala difusi-osmosis.
2. Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi.
3. Menunjukan arah gerakan air pada peristiwa difusi-osmosis.
4. Mendeskripsikan pengertian difusi dan osmosis.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pergerakan Partikel


Air bergerak di dalam tanah secara horizontal dan vertikal. Pergerakan air
secara horizontal disebut juga pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal
dapat berupa pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi
melalui infiltrasi dan perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak
kapilaritas air tanah yang dipengaruhi oleh porositas tanah dan temperatur tanah
(Craig, 1991).
Pola kapilaritas air tanah dipengaruhi oleh besarnya pengembangan
tegangan dan daya hantar pori-pori dalam tanah. Nilai efek kapilaritas tidak
beraturan pada setiap bagian tanah, karena ukuran pori-pori yang dilewatinya
bersifat acak pula. Pada jenis tanah yang berbeda akan memberikan pola
pergerakan air tanah yang berbeda pula karena pola pergerakan air tanah yang
berupa gerak kapiler ini sangat dipengaruhi oleh tekstur dari tanah tersebut, oleh
karena itu kecepatan pergerakan air vertikal ke bawah dan pergerakan
horizontal di dalam tanah bergerak agak cepat sampai agak lambat. Molekul
atau partikel air, gas dan mineral masuk ke dalam sel tumbuhan melalui proses
difusi dan osmosis. Melalui proses-proses tersebut tumbuhan dapat
memperoleh zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya (Craig, 1991).

2.2 Imbibisi
Imbibisi adalah absorbsi air oleh bahan-bahan koloid dan zat padat dalam
(bagian) tumbuhan. Masuknya air disertai membengkaknya bahan koloid dan
peningkatan berat tumbuhan. Imbibisi dapat menimbulkan kekuatan yang
sangat besar (Muswita, 2017).
Menurut Tjitrosomo, (1985) imbibisi adalah absorpsi air oleh bahan – bahan
koloid dan zat padat dalam bagian tumbuhan. Masuknya air sering disertai
dengan membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan.
Misalnya, biji akan menjadi lebih besar jika diletakkan dalam air atau tanah
yang lembab, dan hal ini dikatakan sebagai proses imbibisi. Pada imbibisi tidak

2
ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena
permukaan struktur – struktur mikroskopis dalam sel tumbuhan seperti
selulosa, butir pati, protein, dan bahan lainnya menarik dan memegang molekul
air dengan gaya tarik antar molekul.
Pada dasarnya imbibisi meliputi dua proses yang berjalan bersama yaitu
difusi dan osmosis. Pada umumnya air dan bahan yang larit di dalamnya,
masuk dan keluar sel, bukan sebagai aliran massa malainkan satu per satu
molekul setiap kali. Pergerakan netto dari satu tempat ke tempat lain akibat
aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari molekul atau ion yang disebut
difusi. Difusi terjadi akibat pergerakan konsentrasi dari satu titik dengan titik
lain (Salisbury, 1995).
Imbibisi tidak ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi
terjadi karena permukaan struktur-struktur mikroskopik dalam sel tumbuhan
seperti selulosa, butir pati, protein dan bahan lainnya menarik dan memegang
molekul-molekul air dengan gaya tarik antar molekul. Dengan kata lain
imbibisi terjadi oleh potential matrik (Tjitrosomo, 1985).

2.3 Difusi
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya zat dalam
pelarut dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah tanpa melewati membran sel dan bekerja secara spontan. Difusi bisa
diartikan sebagai usaha untuk menghilangkan perbedaan kadar antara dua benda
yang terpisah, seolah-olah tidak ada batasan ataupun pemisah antara kedua
benda tersebut. Pada peristiwa difusi larutan akan bercampur menjadi suatu
larutan yang homogen. Apabila kedua larutan tersebut terpisahkan oleh
membran atau pemisah maka peristiwa itu dinamakan osmosis. Membran yang
membatasi peristiwa osmosis bersifat semipermeable. Contoh sederhana dari
difusi adalah pemberian gula pada minuman teh (Dwidjoseputro, 1980).
Mekanisme difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed),
dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membran

3
berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui
membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid
bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap
molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-
bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat
permeabel terhadap molekul anorganik seperti O, CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang
memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut
dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti
asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat
menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa
atau transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul
besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi (Kimball,
1999).

Gambar 1. Difusi

2.4 Osmosis
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena
ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar
sel. Pada umumnya membran pada organisme hidup bersifat semipermeable
(selektif permeable) yang berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat
melewati. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan
cairan diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah), sehingga air akan
mengalir masuk ke dalam sel sampai kedua cairan isotonis (Campbell, 2002).
Osmosis merupakan proses difusi dengan melewati membran yang terjadi
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan sebelah menyebelah

4
membran. Dengan demikian osmosis akan terus terjadi sampai adanya
keseimbangan konsentrasi antara kedua larutan. Larutan sel biasanya bersifat
hepertonis dan larutan luar sel bersifat hipotonis, hingga air akan masuk
kedalam sel sampai kedua larutan diluar bersifat isotonis, apabila suatu sel
diletakkan dalam larutan hipertonis (lebih pekat) terhadap sitoplasma, maka air
yang berada didalam vakuola akan keluar dari sel, tekanan membran sel kearah
dinding (tekanan turgor sel) menjadi rendah, sehingga protoplasma mengerut
dan membran terlepas dari dinding sel. Keadaan sel tersebut disebut
plasmolisis. Apabila sel di masukkan kedalam larutan hipotonis ( lebih encer
dari cairan sel ) maka air akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma kembali
mengembang (deplamolisis). Air yang memasuki sel menyebabkan tekanan
turgor tinggi dan keadaan sel demikian disebut turgid (Muswita, 2017).
Air dalam proses osmosis tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang
tidak terikat dengan jenis molekul-molekul lainnya, seperti gula, protein, atau
larutan yang lain. Oleh karena itu, konsentrasi terlarut dalam suatu larutan
merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan osmosis. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut,
yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran (Lakitan, 2008).

Gambar 2. Osmosis

5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 12 September 2019 pukul 7.00 – 9.00
WIB dan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu alat tulis, gelas
ukur, gelas beaker, batang pengaduk, timbangan, pisau cutter, 2 buah gelas
plastik, 2 tempat es kiko, penggaris, lakban hitam kecil, sedotan oki jelly drink,
dan sterofoam. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan untuk praktikum kali
ini diantaranya adalah aquades, kentang (Solanum tuberosum L.) ukuran besar,
dan wortel (Daucus carota L.).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah:
3.3.1 Cara Pembuatan Konsentrasi Larutan Gula
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Ditimbang gula dengan berat yang berbeda-beda, yaitu 15 gr, 25 gr, 50
gr, 65 gr dan 75 gr.
3. Dimasukkan gula yang telah ditimbang ke dalam gelas beaker.
4. Dimasukkan air ke dalam gelas beaker yang telah berisi gula sebanyak
100 ml.
5. Diaduk menggunakan batang pengaduk hingga gula menjadi larut.

3.3.1 Cara Pembuatan Media Difusi Osmosis


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dipotong kentang dan wortel berbentuk kubus dengan ukuran 3x3cm.
3. Dipotong tempat es kiko menjadi 2 bagian.
4. Dipotong sterofoam seukuran dengan gelas plastik, kemudian dilubangi
tengahnya.

6
5. Disatukan 2 sedotan dengan menggunakan lakban hitam kecil.
6. Disatukan tempat es kiko dengan sedotan menggunakan double tip.
7. Dimasukkan sedotan yang sudah disambung dengan tempat es kiko ke
sterofoam yang sudah dilubangi.
8. Ditimbang wortel dan kentang.
9. Ditancapkan ketang dan wortel dengan sedotan yang suah siap.
10. Dituangkan larutan gula ke tempat es kiko yang sudah dihubungkan
dengan sedotan, serta telah ditancapkan wortel dan kentang.
11. Disiapkan stopwatch.
12. Dilihat setelah 0 menit, 5 menit, 10 menit dan 24 jam apakah air gulanya
berkurang atau tidak.
13. Diukur menggunakan penggaris jika terjadi pengurangan jumlah air
gula.
14. Dicatat hasilnya.
15. Diukur kembali jumlah air gula setelah 24 jam.
16. Dilakukan penimbangan kembali pada wortel dan kentang setelah 24
jam.
17. Dicatat kembali hasilnya.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Larutan Sukrosa dalam Pipa Berskala (cm) pada
Kentang
Skala volume
Waktu
0% 15% 25% 50% 65% 75%
Menit ke-0 9.5 7 9 13 9 7.5
Menit ke-5 9.4 6 9 12.6 8.8 7.2
Menit ke-10 9.3 0 8.9 12.6 8.7 7.2
Menit ke-15 9.3 0 8.9 12 8.7 7.2
Setelah 24 jam 8 0 0 0 0 0

Tabel 2. Hasil Pengamatan Larutan Sukrosa dalam Pipa Beskala (cm) pada Wortel
Skala volume
Waktu
0% 15% 25% 50% 65% 75%

Menit ke-0 8 8.2 7 13 16 7.5

Menit ke-5 2.5 8 6.9 0 15.5 0

Menit ke-10 0 7.5 6.9 0 14 0

Menit ke-15 0 7.2 6.8 0 12.5 0

Setelah 24 jam 0 4.7 0 0 0 0

Tabel 3. Berat Kentang Sebelum dan Sesudah Pengamatan.


Skala volume
Waktu
0% 15% 25% 50% 65% 75%

Sebelum 36.0 gr 34.35 gr 21.70 gr 27.13 gr 20.70 gr 12.5 gr

Sesudah 38.7 gr 32,86 gr 19.66 gr 21.33 gr 16,89 gr 9.17 gr

8
Tabel 4. Berat Wortel Sebelum dan Sesudah Pengamatan
Skala volume
Waktu
0% 15% 25% 50% 65% 75%

Sebelum 12.3 gr 7.78 gr 5.90 gr 9.96 gr 9.29 gr 8.03 gr

Sesudah 13,65 gr 8.18 gr 5.60 gr 8.9 gr 6.45 gr 6.64gr

4.2 Pembahasan
Praktikum percobaan yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu
pergerakan partikel yang berkaitan dengan proses difusi dan osmosis.
Percobaan dilakukan dengan media kentang dan wortel sebagai objek yang
diamati, serta dilakukan dengan 6 larutan yang berbeda yaitu larutan gula 0%
(Aquades), 15%, 25%, 50%, 65%, dan 75%. Bahan yang dijadikan parameter
adalah potongan kentang dan wortel berbentuk kotak kubus dengan panjang
sisi 2 x 2 cm dan diatur sedemikian rupa untuk selanjutnya didiamkan selama
0, 5, 10, 15 menit, dan 24 jam untuk diamati. Pada pengamatan tersebut,
volume larutan gula maupun volume air pada kentang dan wortel mengalami
perubahan jumlah volumenya. Ini berarti menandakan bahwa pada percobaan
ini terdapat proses pergerakan partikel.
Pada percobaan pertama yaitu pada kentang dengan konsentrasi 0%.
Percobaan lumayan konsisten bertahan diangka 9.5 cm sampai ke waktu 0
menit, kemudian turun ke angka 9.4 cm pada waktu 5 menit, 9.3 cm pada waktu
10 dan 15 menit, namun setelahnya terjadi penurunan larutan yaitu pada waktu
setelah 24 jam yaitu menjadi 8 cm. pada berat kentang yang ditambahkan
aquades mengalami kenaikan dari 36.0 gr menjadi 38.7 gr. Penambahan berat
kentang terjadi karena kentang menyerap air dari konsentrasi air yang rendah
ke konsentrasi kentang yang tinggi merupakan proses osmosis, meski begitu
penyerapan terjadi sangat lambat hanya menyerap sedikit air selama 24 jam.
Kemudian pada wortel itu terjadi human error karena pada proses pembuatan
alat nya terdapat kesalahan yang menyebabkan bocor dari alat nya sehingga
percobaan pada wortel gagal.
Pada skala volume cairannya 15%, 25%, 50%, 65%, dan 70% larutan
sukrosanya lumayan konsisten dan terjadi penurunan volume sukrosa yang

9
lumayan signifikan, kemudian berat kentang dan wortel menjadi berkurang, hal
ini terjadi karena sukrosa menyerap cairan yang ada pada kentang maupun
wortel sehingga kedua media tersebut menjadi berkurang.
Dan dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yahya (2015).
Untuk mengetahui perbedaan laju osmosis dalam sel, contoh umbi kentang dan
umbi wortel yang dibentuk dengan ukuran dan berat yang sama, kemudian
diletakkan dalam air murni dan di dalamnya diisi larutan hipertonis seperti
larutan gula yang terlalu mudah menembus sel sebagai bahan terlarut. Kedua
umbi tersebut lalu dibiarkan selama 2 jam agar terbentuk keseimbangan,
kemudian dikeringkan dengan cepat diantara kertas tisu dan akhirnya ditimbang
berat akhir. Dalam penelitian osmosis, umbi kentang dan umbi wortel bertindak
sebagai selaput atau membran. Air yang berada di luar umbi meresap ke dalam
melewati membran semipermiabel, sehingga air yang berada di dalam umbi
meningkat, akan tetapi tidak ada lagi difusi gula ke air. Jelaslah kalau osmosis
adalah proses perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya rendah ke
larutan yang konsentrasinya tinggi melalui membran semipermiabel. Umbi
bersifat semipermiabel karena hanya air yang dapat melaluinya, sedangkan
larutan gula tidak bisa melewati umbi, karena umbi bersifat semipermiabel
terhadap larutan gula.
Kemudian yang dilakukan oleh Bahtiar (2014) “Seperti pada percobaan
pada kentang larutan dengan kepekatan tinggi lebih lambat dalan penyerapan
dan air lebih cepat penyerapannya dari larutan gula. Kemudian dapat diketahui
bahwa pada kubus wortel larutan yang berpindah lebih lambat dibandingkan
dengan pergerakan larutan pada kubus kentang hal ini bisa disimpulkan wortel
memiliki kerapatan yang lebih tinggi dari kentang sehingga pergerakan larutan
lebih lambat”.
Dengan membandingkan hasil praktikum dengan praktikum sebelumnya
yang dilakukan oleh Yahya (2015) dan Bahtiar (2014) dapat diketahui bahwa
kentang dan wortel memang telah mengalami difusi-osmosis, dan juga air lebih
mudah meresap kedalam umbi kentang dan wortel, sementara larutan gula
semakin pekat larutannya akan semakin lama untuk diserap. Adapun perbedaan
pada hasil praktikum dengan praktikum sebelumnya kemungkinan disebabkan

10
oleh adanya perbedaan metode pengukuran. Seperti pada praktikum yang
dilakukan oleh Yahya (2015) yang dilakukan dengan mendiamkan kentang dan
wortel dalam larutan selama 2 jam, kemudian sampel dikeringkan dan
ditimbang massanya, atau pada praktikum yang dilakukan oleh Bahtiar (2014)
yang sampelnya diamati setiap 6 jam sekali selama 24 jam.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah bahwa difusi
merupakan perpindahan zat dari konsentrasi tinggi menuju zat yang
berkonsentrasi rendah, perpindahan tersebut tanpa melalui membrane semi
permeable, sedangkan osmosis merupakan perpindahan suatu zat dari
konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi dengan melalui membrane semi
permeable. Pada percobaan yang dilakukan terdapat proses pergerakan partikel
yaitu larutan gula dan aquades yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain,
perubahan tersebut sejalan dengan pernyataan proses pergerakan partikel.
Larutan sukrosa berpindah tempat menuju kentang, dimana larutan sukrosa
memiliki konsentrasi yang berbeda-beda, semakin tinggi konsentrasi dalam
percobaan tidak ada kenaikan yang siginifikan begitupun sbaliknya. Kemudian
terjadi kesalahan pada beberapa percobaan, yaitu bocornya pipa air karena
kurang melekatnya lem dan juga posisi pipa yang kurang menancap pada media
(kentang dan wortel) sehingga menyababkan kegagalan dalam praktikum.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini penulis menyarankan beberapa hal untuk dilakukan
di masa yang akan datang yaitu, ketika praktikum berlangsung diharap untuk
menjaga kondusivitas supaya tercipta kenyamanan, dan juga teliti dalam
melakukan penelitian atau pengamatan, menggunakan alat dan bahan secara
berhati-hati karena bisa saja alat dan bahan tersebut mudah rusak atau pecah,
atau kemungkinan alat-alat tersebut dapat membahayakan keselamatan
praktikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.


Craig, Houston. 1991. Kapilaritas Air (Ilmu Tanah). Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Dwidjoseputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.
Kartika, Priska Nur dan Fithri Choirun Nisa. 2015. Studi Pembuatan
Osmodehidrat Buah Nanas (Ananas comosus L Merr.). Kajian
Konsentrasi
Gula dalam Larutan Osmosis dan Lama Perendaman. Jurnal Pangan
dan Agroindustri. Vol 4. No 1.
Kimball. 1983. Biologi Universitas. Jakarta: Erlangga.
Lakitan, B. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Muswita, dkk., 2017. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jambi: Prodi
Biologi, Universitas Jambi
Salisbury, frank B & Cleon W Ross, 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 1.
Bandung: ITB.
Tjitrosomo. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa,

13
LAMPIRAN

Lampiran 1. Media Lampiran 2. Kentang Lampiran 3. Alat


Kentang & Wortel Setelah di beri perlakuan Praktikum

Lampiran 4. Kentang Lampiran 5. Memindah- Lampiran 6. kentang


Sebelum diberi perlakuan kan larutan sukrosa diberi perlakuan

14

Anda mungkin juga menyukai