Anda di halaman 1dari 5

BAB VII KESEHATAN KERJA

A. Menjaga Kesehatan Pribadi

Stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara merupakan merupakan tempat umum yang


digunakan untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang
dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan kereta api/kendaraan umum/kapal
/pesawat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan
Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019
(COVID19)

Penerapan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 di


stasiun/terminal/pelabuhan/bandar udara:

a. bagi pekerja
b. bagi penumpang / pengunjung \

B. Prosedur Pertolongan Pertama Kecelakaan Kerja

Prosedur Pertolongan Pertama Kecelakaan Kerja K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja
adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya
pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja

Tujuan pemerintah membuat aturan K3 tentang keselamatan kerja yaitu:

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya. 5. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.

6. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luaskan suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.

7. Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja

1. bising;

2. bahan kimia;

3. debu atau bahan radioaktif;

4. gelombang mikro dan sinar X;

5. polusi udara.

C. Pemadaman Kebakaran PKP-PK

Berdasarkan PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Civil Aviation Safety Regulations Part 139) tentang Bandar Udara (Aerodrome), penyelenggara
bandar wajib menyediakan Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran 82 (PKP-PK) sesuai standar yang berlaku

Bandar udara harus menyediakan kendaraan dan peralatan untuk membawa bahan pemadam
api ke tempat kejadian/kebakaran Setiap penyedia layanan PKP-PK harus menyediakan jumlah
personel yang memiliki lisensi personel sesuai ketentuan yang berlaku.

Tugas dan fungsi unit PKP-PK di bandar udara adalah :

a. Memberikan pelayanan PKP-PK untuk menyelamatkan jiwa dan harta

benda dari suatu pesawat udara yang mengalami kejadian (incident)

atau kecelakaan (accident) di bandar udara dan sekitarnya;

b. Mencegah, mengendalikan, memadamkan api, melindungi manusia dan

barang yang terancam bahaya kebakaran pada fasilitas di bandar udara

BAB VIII

PERSYARATAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI PERSONEL KEAMANAN

A. Personel Keamanan Penerbangan

Personel keamanan penerbangan atau biasa yang disebut juga aviation security (AVSEC) adalah
personel yang telah memiliki lisensi untuk diberi tugas serta tanggung jawab di bidang
keamanan penerbangan. Personel keamanan penerbangan diwajibkan untuk memiliki lisensi
serta Surat Tanda Kecakapan Petugas (STKP) dalam pelaksanaan tugas mereka.

Personel keamanan penerbangan memiliki beberapa tugas utama, yaitu menjamin keamanan
dan keselamatan penerbangan, keteraturan dan efisiensi penerbangan di seluruh area
penerbangan, memberi perlindungan bagi awak pesawat udara, penumpang, seluruh petugas,
serta masyarakat dan instansi yang ada pada bandar udara dari tindakan melawan hukum.

Personel keamanan penerbangan terdiri dari tiga kualifikasi, yaitu pengamanan penerbangan
(Basic/guard aviation security) , pemeriksa keamanan penerbangan (Junior/screening aviation
security), dan pengawas keamanan penerbangan (Senior/supervisor aviation security).

1. Basic AVSEC Basic AVSEC merupakan kualifikasi yang paling rendah dari petugas keamanan
AVSEC. Basic AVSEC memiliki tugas untuk memeriksa orang secara manual dengan memeriksa
tubuh, melihat wajah, memeriksa dari kepala sampai kaki untuk menemukan apakah ada suatu
hal mencurigakan yang ditemukan.

2. Junior AVSEC Junior AVSEC merupakan kualifikasi tengah dari petugas keamanan AVSEC.
Junior AVSEC memiliki tugas untuk mengoperasikan dan memantau mesin X-RAY pada
pemeriksaan barang bawaan, bagasi, serta setiap orang yang masuk ke daerah keamanan
terbatas.

3. Senior AVSEC Senior AVSEC merupakan kualifikasi tertinggi dari petugas keamanan AVSEC.
mereka memiliki tugas utama untuk mengawasi kinerja para AVSEC secara keseluruhan.

Kriteria umum yang wajib untuk dipenuhi sebagai personel keamanan penerbangan, yaitu: 1.
Pendidikan formal minimal lulusan sekolah menengah lanjutan atas dan/atau sederajat. 2.
Memenuhi persyaratan kesehatan jasmani maupun rohani dengan memiliki tingkat emosi yang
stabil. 3. Memiliki perilaku yang baik. 4. Tidak pernah terlibat ke dalam tindak pidana. 5. Telah
memiliki sertifikat kompetensi pendidikan dan latihan di bidang keamanan penerbangan.

B. Persyaratan Pendidikan Personel dan Kompetensi Keamanan Penerbangan


1. Pedoman pendidikan personel keamanan penerbangan
diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 94 Tahun 2016
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 137 Tahun 2015
Tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional.
2. Tujuan pendidikan personel keamanan penerbangan
Regulasi ini mengatur bagaimana tingkatan pendidikan dan pelatihan yang wajib dilakukan
oleh tiap-tiap personel keamanan penerbangan berdasarkan setiap kualifikasinya
3. Pendidikan dan pelatihan
seperti pengenalan, pemeriksaan, perlindungan keamanan pesawat udara, pengenalan
barang berbahaya, serta pemeriksaan penumpang dan barang-barang yang dibawanya
4. Kompetensi Personel keamanan penerbangan
Personel keamanan penerbangan merupakan garda terdepan dalam menangani keamanan
penerbangan serta menjamin keselamatan dari seluruh calon penumpang di darat maupun
seluruh penumpang di udara, oleh karena itu tanggung jawab dan peran para petugas AVSEC
sangat besar dan penting karena mereka adalah orang yang akan bertemu langsung dengan
seluruh pengguna jada bandara.

ANNEX 17
1. Tindakan melanggar hukum
2. Kerja udara
3. Pemeriksaan keamanan pesawat
4. Screening
C. Prinsip Umum
1. Tujuan
a) Untuk melindungi penerbangan sipil melawan tindakan melawan hukum
dengan bahan pertimbangan dari keselamatan, keteraturan, serta efisiensi
penerbangan.
b) Setiap negara anggota ICAO harus memastikan perlindungan yang tepat
mengenai informasi keamanan penerbangan.
c) Setiap negara anggota ICAO harus memprioritaskan keselamatan
penumpang, kru, personel di tanah
2. Penerapan

Setiap negara anggota ICAO wajib menerapkan standar dan menerapkan

rekomendasi praktek yang terkandung dalam Annex 17 untuk operasi penerbangan

sipil internasional.

3. Keamanan dan fasilitas

Setiap negara anggota ICAO diharuskan sebisa mengkin mengatur kontrol

keamanan dan prosedur untuk meminimalkan gangguan mengenai penerbangan

sipil.
4. Kerja sama internasional

a) Setiap negara anggota ICAO diharuskan untuk berbagi, konsisten dengan

kedaulatan

b) Setiap negara anggota ICAO harus menetapkan serta menerapkan tata

cara berbagi informasi ancaman keamanan penerbangan dengan negara

5. Peralatan, penelitian dan pengembangan

Setiap negara anggota ICAO wajib untuk menggunakan peralatan

keamanan, sejauh operasional, teknis supaya dapat mencapai tujuan keamanan


penerbangan sipil

D. Tindakan Pencegahan Keamanan


1. Tujuan
a) Setiap negara anggota ICAO harus mempromosikan penggunaan langkah-langkah
keamanan acak dan tak terduga.
b) Setiap negara anggota ICAO harus menentukan tindakan untuk mencegah senjata, bahan
peledak, maupun benda berbahaya lainnya yang biasa digunakan dalam kasus pelanggaran
penerbangan sipil.

E. Pengelolaan Tanggapan Atas Tindak Gangguan Melanggar Hukum

1. Pencegahan

a) Setiap negara anggota ICAO harus menetapkan tindakan ketika ada informasi yang dapat
dipercaya bahwa sebuah pesawat yang dapat dikenakan tindakan melanggar hukum

b) Setiap negara anggota ICAO harus menjamin pengaturan yang telah dibuat, mengamankan
perangkat atau benda yang patut dicurigai

c) Setiap negara anggota ICAO harus menjamin bahwa personel keamanan penerbangan telah
terlatih dan siap dalam penyebaran di bandara

BAB IX PELAYANAN PENUMPANG DAN CARGO A. STANDAR PELAYANAN PENUMPANG


PENERBANGAN

1. STANDAR PELAYANAN
Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri

Standar pelayanan sebelum penerbangan (preflight) terdiri dari:


a. Informasi penerbangan
b. Pemesanan tiket {reservation)
c. Penerbitan tiket (ticketing)
d. Pelaporan tiket sebelum keberangkatan {check-in)
e. Proses boarding {boarding)
f. Penanganan keterlambatan penerbangan, pembatalan penerbangan dan denied
boarding pass

Anda mungkin juga menyukai