Anda di halaman 1dari 7

RESUMAN GERAKAN TANAH

DAN
METODE PENANGGULANGANNYA

Oleh :

NAMA : IN MUNTADHIMAH

NIM : 193010501018

MATA KULIAH : GEOLOGI REKAYASA

DOSEN PENGAMPU : FATMA SARIE, S.T.,M.T

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2020
Gerakan tanah dan metode penanggulangannya

Geoteknik membahas permasalahan kekuatan tanah dan batuan serta hubungannya dengan
kemampuan menahan beban bangunan yang berdiri di atasnya. Dengan mengetahui dan memahami
berbagai sifat tanah, geo-enginer dapat mengetahui kemungkinan terburuk yang dapat terjadi pada
bangunan diatasnya dan dapat mengatasinya menjadi inovasi baru dalam dunia teknik sipil untuk
perencanaan pembangunan infrastuktur.

Gerakan tanah diklasifikasikan menjadi :

1. Runtuhan
- Runtuhan batu
- Runtuhan tanah
2. Jungkiran
- Jungkiran batu
- Jungkiran tanah
3. Longsoran
- Rotasi
- Translasi
4. Gerakan
- Gerakan lateral batu
- Gerakan lateral
5. Aliran
- Gerakan lateral
- Gerakan lateral
6. Majemuk
- Gerakan lateral
- Gerakan lateral
Berikut penjelasan mengenai macam-macam gerakan tanah,
1. Longsoran Translasi

Longsoran translasi merupakan longsor yang terjadi karena adanya pergerakan massa tanah
dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Jenis longsoran
ini paling banyak terjadi di Indonesia.

2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
Umumnya terjadi diwilayah perbukitan.

3. Pergerakan Blok

Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk
rata. Longsoran ini disebutjuga longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu

Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah
dengan cara jatuh bebas.Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung
terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang
parah.

5. Rayapan Tanah
Gerakn tanah tipe rayapan merupakan gerakan tanah yang aktif selama atau setelah periode
musim hujan lebat yang panjang. Gerakan tanah ini berupa beberapa nendatan yang lebar dan
dalam yang ditandai rekahan dan amblasan dengan bidang gelincir yang dapat mencapai
kedalaman puluhan meter. Berdasarkan hasil penelitian tim peneliti LIPI, selain curah hujan
yang tinggi, kondisi geologi dan tata guna lahan daerah merupakan faktor pengontrol
terjadinya gerakan tanah ini. Umumnya, gerakan tanah ini terjadi di daerah perbukitan yang
terbentuk oleh lapisan tanah residual vulkanik dan batuan lempung sedimen.
Daerah bahaya gerakan tanah rayapan dicirikan dari jenis tata guna lahan, berupa lahan
persawahan dan kolam ikan di atas maupun di kaki lereng, dan dibatasi aliran sungai di kaki
lereng. Jenis tata guna lahan ini menjadi daerah sumber air permukaan permanen. Air hujan
yang ditampung lahan persawahan dan kolam ikan, secara perlahan akan mengalir ke lapisan
tanah residual vulkanik, menyebabkan kenaikan muka air tanah dan tekanan air-pori lapisan
tanah. Posisi lahan persawahan dan kolam ikan ini terhadap daerah permukiman akan
mengontrol tingkat kerusakan pada bangunan di sekitarnya.
Daerah permukiman dan infrastuktur yang berada dekat dengan sumber air permukaan ini
cenderung akan mengalami kerusakan yang hebat.

6. Aliran Bahan Rombakan

Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerakdidorong oleh air. Kecepatan aliran
tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya.
Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di
beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai disekitar gunung
api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

Seringkali pergerakan tanah tersebut dapat menyebabkan bencana, contohnya seperti tanah longsor.
Bencana ini sangat sering terjadi dan menimbulkan banyak kerugian. Meskipun kadang tidak dapat
dihindari namun hal tersebut dapat ditanggulangi. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya tanah longsor :
- Curah air hujan yang tinggi
- Lereng tebing yang terjal
- Tanah yang kurang padat dan tebal
- Batuan yang kurang kuat
- Jenis tata lahan
- Getaran
- Susut muka air danau atau bendungan
- Adanya beban tambahan
- Pengikisan/erosi
- Adanya material timbunan pada tebing
- Bekas longsoran lama
- Adanya bidang diskontinuitas
- Lahan yang gundul
- Tumpukkan sampah
Berdasarkan faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :
1. Kemiringan lereng
2. Jenis batuan / tanah
3. Curah hujan
4. Penggunaan tanah dan pembebanan massa
5. Getaran (Gempa dan lalu lintas)

Gejala umum terjadinya tanah longsor adalah

• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.

• Biasanya terjadi setelah hujan.

• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.

• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan

Setelah mengetahui penyebab tanah longsor, ada baiknya kita mengetahui cara pencegahannya.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Berikut upaya yang bisa
dilakukan:

1. Menghindari membangun rumah atau pemukiman serta fasilitas umum di bawah atau dekat
tebing

2. Membuat sengkedan atau terasering di lereng terjal apabila ingin mendirikan Kawasan
pertanian dan pemukiman

3. Menghindari membangun kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman
warga

4. Apabila terlihat ada retakan di tanah, segera tutup retakan tersebut dengan tanah yang
kemudian dipadatkan sehingga air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah

5. Hindari melakukan pemotongan tebing sehingga menjadi tegak lurus

6. Jangan melakukan penebangan pohon di dekat lereng, pohon menjadi penyangga tanah dan
resapan air

7. Hindari mendirikan pemukiman di tepian sungai, hal itu karena rentan terkena erosi. Jadi
carilah daerah lain yang lebih aman untuk mendirikan rumah

8. Buatlah saluran pembuangan air (SPA) yang otomatis bisa menjadi saluran penampungan air
tanah (SPAT). Saat terjadi curah hujan dengan intensitas yang tinggi, saluran menjadi SPA,
tetapi ketika intensitas hujan rendah dapat berubah menjadi SPAT

9. Menanam jenis tanaman keras dan ringan, yang memiliki perakaran yang menancap dalam di
wilayah curam

10. Mengembangkan usaha pertanian yang ramah longsor lahan, contohnya yaitu menanam
makanan ternak dengan cara panen pangkas

11. Lakukan sosialisasi dengan jangkauan semua penduduk yang tinggal di lereng supaya bisa
melakukan evakuasi yang benar dan tepat saat terjadi tanah longsor.

Adapun penanggulangan yang bisa dilakukan yakni


Penanggulangan gerakan tanah tersebut daat dilakukan dengan menyesuaikan penyebabnya masing-
masing. Hal tersebut dapat diterapkan melalui beberapa tahapan dan pelaksanaan, antara lain :
1. Pelandaian Lereng
Cara ini paling mudah dan paling sederhana sesuai bila penyebab gerakan tanah
adalah kelerengan yang curam dan keadaan kritis. Pelandaian lereng ini baik sekali dilakukan
dengan membuat teras-teras.

2. Grouting
Ada 2 macam grouting yaitu surface grouting atau disebut shotcrete borehole grouting
(rangers 1975). Borehole grouting yaitu memasukan semen kedaalam permukaan dengan
tekanan tinggi hal ini dimaksudkan untuk menaikan kekuatan mekanik batuan. Surface
grouting atau shotcrete adalah penyemprotan semen di permukaan, maksud dari
penyemprotan ini adalah mencegah erosi dan mencegah erosi dan pelapukan lebih lanjut.

3. Drainase (pengaliran)
Ranger, 1975 mengemukakan dua macam pengaliran yaitu pengaliran permukaan dan
pengaliran bawah permukaan. Pengaliran permukaan adalah pengaliran air dipermukaan
dengan cara membuat saluran air supaya air tidak meresap ke dalam tanah. Sedangkan
pengaliran bawah permukaan adalah membuat saluran tempat keluarnya air atau
melompat air ke permukaan, ini dimaksud untuk mengurangi tekanan air tanah dan
kejenuhan tanah.
4. Dinding Penahan
Dinding penahan sering digunakan pada tempat yang dilakukan pemotongan tebing atau
tempat bertebing curam.

5. Anchoring dan Bolting


Perbedaan antara anker dan bolt adalah mengenai ukurannya, angker mempunyai ukuran
yang lebih besar dan untuk menahan beban yang lebih besar. Prinsip alat ini adalah
menahan beban batuan atau massa yang akan bergerak dengan mengikat pada batuan
yang diam.

Anda mungkin juga menyukai