Anda di halaman 1dari 6

Nama : Reza Rifki Sapari

NPM : 20262011106
Kelas : TI RP 20 C

PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN DARI 3 JENIS PERUSAHAAN

1. PT Hexindo Adiperkasa Tbk


Sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang usaha PERDAGANGAN dan penyewaan
alat berat serta pelayanan purna jual.
a. Laporan Keuangan NERACA

Dari Laporan Posisi Keuangan / Neraca di atas sebagai berikut:

1) Aset
Jumlah Aset Lancar = 212.450.226
Jumlah Aset Tidak Lancar = 46.289.231
Total aset = 212.450.226 + 46.289.231 = 258.739.457
2) Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek = 104.276.650
Jumlah LiabilitasJangkaPanjang = 11.322.705
Total Liabilitas = 104.276.650 + 11.322.705 = 31 115.599.355
3) Ekuitas
Total Ekuitas = 143.140.102
Total Liabilitas dan Ekuitas = 31 115.599.355 + 143.140.102 = 258.739.457
b. Laporan Keuangan LABA dan RUGI

Penjelasan laporan laba rugi di atas:


1) Penghasilan neto = 239.723.805
2) Jumlah Laba Usaha = 20.312.038
3) Laba Sebelum Pajak Penghasilan = 20.373.773
4) Jumlah Laba Tahun Berjalan = 15.289.261
5) Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan = 15.289.261
6) Laba per Saham = 0,02

2. PT Delta Dunia Makmur Tbk


Contoh laporan keuangan PERUSAHAAN JASA yang kedua adalah laporan keuangan tahun
2017 PT Delta Dunia Makmur Tbk.
a. Laporan Keuangan NERACA
Keterangan:

1) Aset
Jumlah aset lancar = 352.913.341
Jumlah aset tidak lancar = 592.668.071
Total aset : 352.913.341 + 592.668.071 = 945.581.412
2) Liabillitas dan ekuitas
Liabilitas jangka pendek = 218.393.751
Liabilitas jangka panjang = 550.019.685
Total Liabilitas: 218.393.751 + 550.019.685 = 768.413.436
Jumlah ekuitas = 177.167.976
Total liabilitas + ekuitas: 768.413.436 + 177.167.976 = 945.581.412

b. Laporan keuangan LABA dan RUGI


Keterangan:

1) Pendapatan neto = 764.608.154


2) Laba tahun berjalan = 46.747.301
3) Penghasilan komprehensif tahun berjalan = 42.792.723

3. PT Colorpak Indonesia Tbk


Laporan keuangan PT Colorpak Indonesia Tbk menjadi contoh laporan keuangan
PERUSAHAAN MANUFAKTUR berikutnya yang kami sajikan.

a. Laporan Keuangan NERACA

Keterangan:

1) Jumlah Aset Lancar = 434.711.256.661


2) Jumlah Aset Tidak Lancar = 152.987.758.980
3) Total Aset: 434.711.256.661 + 152.987.758.980 = 587.699.015.641
4) Jumlah Liabilitas = 148.740.863.516
5) Jumlah Ekuitas = 438.958.152.125
6) Total Liabilitas dan Ekuitas: 148.740.863.516 + 438.958.152.125 =
587.699.015.641
b. Laporan Keuanga LABA dan RUGI

Keterangan:

1) Penjualan neto = 592.902.019.972


2) Laba tahun berjalan = 40.128.767.372
3) Total penghasilan komprehensif tahun berjalan = 39.137.431.174
Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur
a. Perusahaan Jasa
Laporan keuangan pada perusahaan jasa berbeda dengan perusahan manufaktur akan tetapi
mempunyai kemiripan dengan perusahaan dagang. Yang sedikit membedakan dengan perusahaan
dagang adalah pada laporan Neraca yang dimana, laporan Neraca pada perusahaan jasa tidak
memiliki persediaan barang dagang, karena bentuk dari produknya adalah berupa layanan sehingga
tidak memiliki wujud seperti produk dari perusahaan dagang ataupun manufaktur. Selain itu, pada
pembuatan laporan keuangan tidak terdapat akun persediaan pada laporan Neraca, akun pembelian
dimasukkan dalam peralatan/perlengkapan, tidak memiliki Harga Pokok Penjualan (HPP), dan
tidak ada Akuntansi Biaya.
Perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa memiliki laporan
keuangan yang mirip dengan perusahaan dagang hanya saja tidak memiliki persediaan barang
dagang dalam laporan neracanya. Bentuk dari produknya merupakan layanan sehingga tidak
memiliki wujud layaknya produk dari perusahaan dagang maupun manufaktur.
b. Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang tidak memiliki persediaan yang rumit seperti perusahaan manufaktur. Laporan
keuangan pada perusahaan ini mencantumkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang proses
menghitungnya hanya membutuhkan laporan stock opname dari persediaan barang yang sudah
dimiliki, pada persediaan memiliki barang dagang, terdapat pembelian, dan tidak ada akuntansi
biaya. Selain itu, perusahaan dagang tidak mengenal persediaan bahan baku maupun barang dalam
proses dikarenakan produk dalam perusahaan dagang siap dijual tanpa harus melewati proses
pengolahan atau merubah produk tersebut.
Perusahaan dagang tidak memiliki persediaan yang rumit layaknya perusahaan manufaktur.
Perusahaan dagang dalam menghitung harga pokok penjualannya hanya membutuhkan laporan
stock opname dari persediaan barang dagang yang dimilikinya. Perusahaan dagang juga tidak
mengenal persediaan bahan baku maupun persediaan barang dalam proses. Hal ini dikarenakan
perusahaan dagang menjual produk yang siap dijual tanpa harus mengolah atau merubah produk
tersebut.
c. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur memiliki laporan keuangan yang kompleks dibandingkan dengan
perusahaan jasa maupun dagang. Perusahaan manufaktur memiliki Harga Pokok Penjualan (HPP)
yang melibatkan beberapa persediaan yaitu bahan baku, persediaan dalam proses hingga persediaan
barang jadi, sehingga persediaan dalam perusahaan ini lebih kompleks, terdapat pembelian, dan
terdapat akuntansi biaya dalam penyusunan laporan keuangan.
Perusahaan manufaktur memiliki perhitungan harga pokok penjualan yang lebih komplek
ketimbang perusahaan dagang. Harga pokok penjualan milik perusahaan manufaktur melibatkan
beberapa persediaan mulai dari bahan baku, persediaan dalam proses hingga persediaan barang
jadi. Hal ini dikarenakan perusahaan manufaktur mengolah bahan mentah menjadi produk jadi
sehingga persediaannya juga lebih kompleks.

Anda mungkin juga menyukai