Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LENGKAP

GAYA GESEK

DISUSUN OLEH:
ASNAH 093 2021 0029
DELPIN 093 2021 0037
ISMUNANDAR 093 2021 0008
FATHUR HIDAYAT 0932020 0036
HIKMAL BAMBANG .G 093 2020 0038

KELOMPOK I/ IIIA
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gaya gesek adalah gaya yang timbul dari dua buah benda yang bersentuhan
langsung pada suatu permukaan dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan
arah gerak benda. Gaya gesek terjadi jika dua buah benda bergesekan, yaitu
permukaan kedua benda tersebut saling bersinggungan pada waktu benda satu
bergerak terhadap benda yang lainnya da sejajar dengan permukaan yang saling
bersinggungan. Gaya gesek yang bekerja antara dua permukaan dalam keadaaan
relatif satu dengan lainnya disebut gaya gesek statis (fs). Gaya yang
bekerja antara dua permukaan yang saling bergerak disebut gaya
gesek kinetic (fk)
Praktikum penentuan koefisien gesek bahan, dimana kegiatan yang
dilakukan ialah menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis.
Penentuan koefisien gesek statis dengan meletakkan benda pada bidang miring
dan membiarkan hingga benda meluncur, kemudian menghitung sudutnya.
Percobaan dilakukan dengan pengulangan kegiatan dan penambahan beban.
Penentuan koefisien gesek kinetis denga menentukan jarak benda untuk meluncur.
Benda dihubungkan dengan tali yang telah diberi beban. Benda dibiarkan
meluncur dengan sudut tertentu. Menghitung besar waktu untuk laju benda pada
lintasan.
Penerapan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai.
Pembuatan alas kaki merupakan penerapan dari prinsip kerja gaya gesek dimana
alas kaki dibuat lebih kasar sehingga pengguna tidak terpeleset. Prinsip kerja rem
pada kendaraan juga merupakan suatu penerapan gaya gesek.
Gesekan pada benda dalam kehidupan sehari-hari memiliki manfaat,
contohnya ketika seseorang mengangkat beban pada bidang miring, meluncurkan
kelereng pada bidang miring, memberikan gaya pada gerobak, sehingga gesekan
ini memerlukan koefisien gesek agar lebih mudah untuk mengetahui seberapa
besar gaya harus diberikan pada suatu benda tersebut. (Francis,1998).

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan

1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)


1. Mahasiswa dapat memahami konsep gaya gesek
2. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan gaya gesek
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus (TIK)
1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan koefisien gesek statis dan
koefisien gesek statis
2. Mahasiswa dapat mengamati koefisien gesek dari berbagai macam benda
3. Mahasiswa dapat menjelaskan kaitan antara koefisien gesek kinetis
dengan percepatan gerak benda dan percepatan gravitasi

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Gesek

Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara
dua permukaan benda dengan arah yang berlawanan terhadap kecenderungan arah
gerak benda (Fitriani, 2008). Gaya gesekan adalah gaya yang bekerja pada benda
dan arahnya selalu melawan arah gerak benda. Gaya gesek hanya akan bekerja
pada benda jika ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut (Sunaryono,
2010). Gaya gesek terjadi jika dua buah benda bergesekan, yaitu permukaan
kedua benda yang lain. Benda yang satu melakukan gaya terhadap benda yang
kedua sejajar dengan permukaan singgung dan dengan arah berlawanan terhadap
gerak benda yang lain. Gaya-gaya gesekan selalu melawan gerak benda. Bahkan
meskipun tidak ada gerak relatif antara dua benda yang bersinggungan, gaya
gesekan dapat juga terjadi (Sutrisno,1997).
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling
bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat
licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala mikroskopis. Ketika sebuah benda
bergerak, tonjolan-tonjolan miskroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada
tingkat atom, sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan atom-atom sangat
dekat dengan permukaan lainnya, sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat
membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu di antara dua permukaan benda yang
bergerak. Ketika sebuah benda bergerak, misalnya ketika anda mendorong sebuah
buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan
akhirnya berhenti. Hal ini disebabkan karena terjadi pembentukan dan pelepasan
ikatan tersebut (Giancoli,2001).
Jika permukaan suatu benda bergesekan dengan permukaan benda lain,
masing-masing benda tersebut mengerjakan gaya gesek antara satu dengan yang
lain. Gaya gesek pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah
gerakan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat
menimbulkan aus dan kerusakan. Hal ini dapat kita amati pada mesin kendaraan.
Misalnya ketika kita memberikan minyak pelumas pada mesin sepeda

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
motor, sebenarnya kita ingin mengurangi gaya gesekan yang terjadi di dalam
mesin. Jika tidak diberi minyak pelumas maka mesin kendaraan kita cepat rusak.
Contoh ini merupakan salah satu kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek
(Giancoli,2001). Permukaan sebuah benda meluncur di atas permukaan benda lain
masing- masing benda akan saling melakukan gaya gesekan, sejajar dengan
permukaan. Gaya gesekan terhadap tiap benda berlawanan arahnya dengan arah
geraknya relatif terhadap benda “lawan”nya. Jadi jika sebuah balok meluncur dari
kiri ke kanan di atas permukaan sebuah meja, suatu gaya gesek ke kiri akan
bekerja terhadap meja. Gaya gesekan juga ada bekerja dalam keadaan tidak terjadi
gerak relatif. Suatu gaya horizontal terhadap sebuah peti berat yang terletak di
lantai mungkin saja tidak cukup besar untuk menggerakkan peti itu. Karena gaya
tersebut terimbangi oleh suatu gaya gesekan yang besarnya sama dan berlawanan
arah, yang dikerjakan oleh lantai terhadap peti ( Francis,1998).
Ketika sebuah benda berguling di atas sebuah permukaan ( misalnya bola
yang bergerak di atas tanah). Gaya gesekan yang bekerja tetap ada walaupun lebih
kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di atas permukaan
benda lain. Gaya gesek yang bekerja pada benda yang berguling di atas
permukaan benda lain disebut gaya gesek rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang
terjadi pada permukaan benda yang meluncur di atas permukaan benda lain
disebut gaya gesek transilasi (Tipler,1997).
Gaya gesek yang terjadi jika permukaan benda yang bersentuhan ketika
benda belum bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis maksimum
sama dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Ketika
benda telah bergerak, gaya gesek yang terjadi antara 2 benda tersebut berkurang.
Gaya gesek yang bekerja bekerja pada saat benda bergerak adalah gaya gesek
kinetik (fk). Ketika sebuah benda bergerak pada permukaan benda lain, gaya gesek
yang bekerja berlawanan arah terhadap gerak benda. Hasil eksperimen
menunjukkan benda yang kering tanpa pelumas, besar gaya geseknya sebanding
dengan gaya normal ( Halliday,2001 ).
Selain dari itu, besar gaya gesek juga tergantung pada berat ringannya benda
yang bergesekan. Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada
menarik/mendorong meja. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar gaya gesek

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
pada benda yang ringan lebih kecil daripada besar gaya gesekan pada benda yang
lebih berat. Selain terjadi antara dua (2) permukaan benda padat yang
bersentuhan, gaya gesek ini juga dapat terjadi antara benda padat dengan zat alir
(benda cair atau gas) atau juga antara lapisan-lapisan zat alir itu sendiri. Besar
gaya gesek pada suatu benda padat yang bergerak di dalam zat alir (cair/gas) itu
tergantung pada laju benda serta luas penampang (penampang lintang) yang
berpapasan dengan zat alir. Semakin besar laju pada suatu benda dalam zat alir,
maka semakin besar gaya gesekannya. Demikian juga pada luas permukaan,
semakin luas permukaan suatu benda yang berpapasan dengan zat alir, maka
semakin besar gaya geseknya.
Dikehidupan sehari-hari gaya gesek ini juga dapat merugikan namun tetap
dapat juga menguntungkan. Untuk dapat memudahkan mendorong lemari di atas
lantai kita menginginkan gaya gesek yang kecil. Namun tetapi apabila kita
berjalan di atas lantai kita membutuhkan gaya gesekan yang besar. Apabila tidak,
maka kita akan terpeleset.
Gaya gesek atau friction force ini memiliki beberapa sifat atau juga
karakteristik yang membedakannya dengan jenis gaya-gaya lain. Dibawah ini
merupakan sifat-sifat gaya gesek dengan secara umum yang sudah penulis
rangkum.
Arah gaya gesek ini selalu berlawanan dengan arah gaya luar yang bekerja
pada benda sehingga gaya gesek ini bersifat menghambat gerak benda.
Contohnya, apabila gaya luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya, jika
apabila gaya luar ke kanan, arah gaya gesek ke kiri.
1. Berlawanan Arah
Arah gaya gesek ini selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda. Apabila
benda bergerak ke kanan, maka arah gaya gesek ini ke kiri. Jika pada benda
bergerak ke bawah, arah gaya gesek itu ke atas begitupun seterusnya.
2. Besar Gaya Tergantung Tingkat Kekasaran
Untuk benda padat yang bergerak di atas benda padat, besarnya gaya gesek itu
dipengaruhi oleh tingkat kekasaran oada permukaan benda yang
bersinggungan. Semakin kasar permukaan suatau benda,maka semakin besar
juga gaya gesek dan sebaliknya.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
3. Besar Gaya dipengaruhi Luas Bidang
Untuk benda yang bergerak di udara (ex. gerak jatuh bebas), besarnya gaya
gesek yang dialami benda itu dipengaruhi oleh luas bidang sentuh benda.
Semakin luas suaatu permukaan sentuh, semakin akan besar juga gaya
geseknya begitu juga sebaliknya.

2.2 Koefisien Gesek

Ketika sebuah objek bergerak di atas sebuah permukaan bidang, atau dalam
sebuah medium yang kental seperti udara atau air, ada sebuah hambatan yang
menghambat Gerakan benda tersebut karena objek berinteraksi dengan massa di
sekitarnya. Inilah yang disebut dengan gaya gesek. Gaya gesek sangat penting
dalam kehidupan kita sehari-hari. Karena gaya gesek, kita dapat berjalan atau
berlari, serta menjalankan kendaraan sesuai keberaturan yang ada.
2.2.1 Koefisien Gesek Statis
Bayangkan saat anda bekerja di taman di rumah anda dan telah memenuhi
sebuah tempat sampah dengan kotoran pekarangan anda. Kemudian anda
berusaha mendorong tempat sampah sepanjang halaman beton anda seperti pada
gambar, yang pada hakikatnya merupakan permukaan dalam kehidupan nyata,
bukan permukaan ideal yang tidak memiliki gaya gesek. Jika kita
mengaplikasikan gaya horizontal ke arah kanan terhadap tempat sampah, maka
tempat sampah akan tetap dalam kondisi stasioner jika gaya yang diberikan tidak
cukup besar. Gaya yang melawan gaya dorong yang kita berikan dan menjaga
tempat sampah agar tidak bergerak disebut gaya gesek statis.
Tingkat besarnya gaya gesek statis antara dua permukaan yang saling
melakukan kontak ditentukan dari persamaan (serway,2004):
FS =...μS.N ..........................................................................................(3.2.1)

Dimana: FS: Gaya gesek statis(N), μS: Koefisien gesek statis.


Konstanta tanpa dimensi miu s ini disebut dengan koefisien gesek statis dan
n merupakan gaya normal yang bekerja pada benda akibat kontak antara benda
tersebut dengan permukaan.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.2.2 Koefisien Gesek Kinetis


Jika diperbesar, maka tempat sampah akan dapat bergeser. Saat tempat
benda berada pada ambang dimana dia hendak bergeser, gaya gesek yang terjadi
pada benda merupakan gaya gesek maksimum. Karena gaya dorong yang
diberikan pada tempat sampah lebih besar dari gaya gesek maksimum yang
diberikan oleh permukaan, maka kemudian benda dapat bergerak dan meluncur
dipercepat kea rah kanan. Ketika benda sedang dalam kondisi bergerak, gesekan
yang bekerja pada benda adalah kurang dari gaya gesek maksimum. Kita
menyebut gaya gesek dari sebuah objek yang bergerak sebagai gaya gesek kinetis.
Arah gaya gesek kinetis sendiri selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Adapun besaran dari gaya gesek kinetis yang bekerja antara dua permukaan
sendiri dapat ditemukan dengan persamaan:

FK =..μK.N ..........................................................................................(3.2.2)
Dimana : Fk: Gaya gesek kinetis, μK: Koefisien gesek kinetis.
Dimana konstanta tanpa dimensi miu k ini disebut dengan koefisien gesek
kinetis dan n merupakan gaya normal yang bekerja pada benda akibat kontak
antara benda tersebut dengan permukaan (serway,2004).

2.3 Hukum Newton

Hukum Newton yang kedua menjelaskan bagaimana keadaan gerak benda


dapat berubah. Hukum ini mengatakan bahwa keadaan gerak pada benda hanya
dapat berubah jika pada benda tersebut dikenakan sebuah gaya. Gaya yang
bekerja pada benda akan memberi dampak langsung pada perubahan keadaan
gerak benda tersebut. Adanya kesebandingan antara besar perubahaan keadaan
gerak dengan besar gaya yang diaplikasikan pada benda tersebut
(Mikrajuddin, 2016).
Dalam kehidupan sehari-hari, tiap orang sebenarnya punya konsep dasar
tentang gaya. Misalnya pada waktu kita menarik atau mendorong suatu benda atau
kita menendang bola, kita mengatakan bahwa kita mengerjakan suatu gaya pada
benda itu. Gaya dapat mengubah arah gerak suatu benda, gaya dapat mengubah
bentuk suatu benda serta gaya juga dapat mengubah ukuran suatu benda dengan

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
syarat gaya yang kita berikan cukup besar. Gaya menyebabkan percepatan. Arah
gaya searah dengan arah percepatan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa gaya
adalah besaran yang mempunyai besar dan arah. Ini berarti, gaya dapat
digolongkan sebagai sebuah vektor.
2.3.1 Hukum Newton 1
“Setiap benda akan tetap diam atau bergerakdalam suatu garis lurus kecuali
ada gaya yang bekerja padanya.”
Hukum I newton disebut juga hukum kelembaman (inersia), yaitu sifat
mempertahankan keadaannya baik tetap diam atau tetap dalam keadaan bergerak
beraturan. Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah
bergerak dengan kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika
tidak ada gangguan (gaya).
.. = 0
ΣF ..............................................................................................(3.2.3)
2.3.2 Hukum Newton 2
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada
sebuah benda sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding
terbalik dengan massa benda.”
.. . a
ΣF = m ........................................................................................(3.2.4)
2.3.3 Hukum Newton 3
“Setiap gaya aksi yang dilakukan, selalu ada gaya reaksi yang besarnya
sama tetapi arahnya berlawanan.”
...
F aksi = -F reaksi ..............................................................................(3.2.5)

2.4 Gerak Lurus

Gerak merupakan perubahan kedudukan suatu benda dari posisi awal ke


titik acuan. Benda dikatakan bergerak ketika benda tersebut mengalami
perpindahan atau menempuh suatu jarak tertentu. Berdasarkan lintasan yang
dilalui, gerak terbagi menjadi 3 jenis, yaitu gerak lurus, gerak melingkar, dan
gerak melengkung (parabola).
Gerak Lurus termasuk sebagai Gerak Translasi, yaitu gerakan suatu objek
yang bergerak tanpa berotasi. Dinamakan gerak lurus karena lintasan yang dilalui

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
berupa garis lurus. Contohnya dapat kita lihat pada mobil yang bergerak maju,
gerakan pada buah apel yang jatuh dari pohonnya, dan pada setiap objek yang
bergerak pada lintasan yang lurus.
Gerak ini dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan ada dan tidak
adanya percepatan yang di alami, yakni Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak
Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
2.4.1 Gerak Lurus Beraturan
Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak lurus yang memiliki kecepatan
yang tetap karena tidak adanya percepatan pada objek. Jadi, nilai percepatan pada
objek yang mengalami GLB adalah nol (a = 0).
Cara mencari nilai kecepatan pada objek yang mengalami gerak lurus
beraturan dapat diketahui melalui rumus yang biasa digunakan biasanya. Secara
matematis, rumus GLB ditulis sebagai berikut:
S
V........................................................................................................(3.2.6)
=
t

Dimana : V: Kecepatan (km/jam), S: Jarak (km), t: waktu (s)


2.4.2 Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan atau GLBB adalah gerak yang lintasannya
merupakan garis lurus dan dengan kecepatan yang berubah beraturan. Gerak lurus
berubah beraturan juga di artikan sebagai gerak lurus suatu obyek, di mana
kecepatannya berubah terhadap waktu karena adanya percepatan yang konstan
atau tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier
tetapi kuadratik.
Gerak Lurus Berubah Beraturan juga di artikan sebagai gerak lurus pada
benda dengan arah mendatar dengan kecepatan v yang berubah-ubah setiap saat
dikarenakn adanya percepatan yang konstan atau tetap. Dengan istilah lain benda
yang melakukan gerak dari diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan (a= +) maupun perlambatan (a= –) gerak
lurus berubah beraturan juga di artikan sebagai gerakbenda pada suatu lintasan
garis lurus dengan percepatan tetap. Ciri utama gerak lurus berubah beraturan
ialah dari waktu ke waktu kecepatan benda mulai berubah, semakin lama semakin
cepat atau lambat sehingga gerakan benda tersebut dari waktu ke waktu

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
mengalami percepatan ataupun perlambatan.
Contoh benda yang bisa dikatakan melakukan Gerak lurus berubah
beraturan (GLBB) ialah :
1. Benda itu jatuh bebas. Benda jatuh bebas dari ketinggian tertentu, semakin lama
kecepatannya pun semakin besar.misalnya buah jatuh dari pohon.
2. Naik sepeda tanpa di kayuh pada jalanan yang dikategorikan menurun. Sepeda akan
bergerak semakin lama maka akan semakin cepat.
3. Naik mobil pada jalan dengan jalan yang lurus dengan menginjak pedal gas teratur.
Gerak mobil semakin lama semakin cepat atau kebut
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kebanyakan gerak pada suatu benda
kecepatannya berubah pada setiap saat, bisa saja dipercepat ataupun diperlambat.
Misalnya,pada sebuah benda yang dijatuhkan dari tempat ketinggian tertentu,
kecepatannya sedikit demi sedikit bisa berubah menjadi suatu nilai tertentu yang
semakin lama akan semakin cepat ataupun semakin lambat. Gerak ini yang
disebut gerak lurus berubah beraturan. Rumus GLBB ada 3 yaitu:
Vt = VO + a t
S = VOT + a t2 ..................................................................................(3.2.7)

=+2as

2.5 Percepatan Graviitasi

Percepatan gravitasi termasuk dalam gerak jatuh bebas. Gerak jatuh bebas
merupakan gerak benda jatuh dari ketinggian tertentu menuju permukaan bumi
tanpa kecepatan awal dan benda mengalami percepatan. Percepatan merupakan
besaran vektor sehingga mempunyai besar dan arah konstan (ketetapan percepatan
gravitasi 9,81 m/s2). Artinya, setiap detik sebuah partikel yang dikenai percepatan
gravitasi kecepatannya akan bertambah sebesar 9,81 m/s. Angka 9,81 m/s 2
seringkali dibulatkan menjadi 9,8 ataupun menjadi 10 m/s2. Percepatan gravitasi
adalah perubahan kecepatan gaya tarik bumi terhadap suatu benda atau zat. Nilai
percepatan gravitasi berbeda dari suatu tempat ke tempat lain, tergantung
ketinggian dan kondisi geologi tempat tersebut, serta dipengaruhi juga oleh jauh
atau dekatnya zat atau benda terhadap pusat bumi. Semakin jauh zat atau benda
tersebut maka semakin kecil percepatan gravitasinya.
Kelajuan setiap benda yang jatuh bebas bertambah secara teratur, karenanya

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
gerak jatuh bebas juga merupakan salah satu contoh gerak lurus berubah beraturan
yang digunakan untuk menghitung besaran-besaran fisika terkait gerak lurus
beraturan, seperti jarak, kecepatan awal, kecepatan akhir, selang waktu, dan
percepatan. Rumusan dari besaran-besaran fisika tersebut adalah:
Jarak
vt = vo + a.t .........................................................................................(3.2.8)
Kecepatan Awal (vo) dan Kecepatan Akhir (vt)

................................................................................
s = vo atau t + a.t (3.2.9)

Selang waktu dan Percepatan


vt2 = vo +2 2 a.s ...................................................................................(3.2.10)
Gerak jatuh bebas merupakan contoh gerak lurus beraturan. Karenanya,
rumus yang digunakan pada dasarnya sama dengan rumus gerak lurus berubah
beraturan seperti pada persamaan diatas.

2.6 Mekanika Kontak

Secara sederhana mekanika kontak (contact mechanics) mempelajari


tentang kontak yang terjadi antar benda, yang merupakan bagian dari ilmu
tribologi. Mekanika kontak mempelajari tentang tegangan dan deformasi yang
ditimbulkan saat dua permukaan solid saling bersentuhan satu sama lain pada satu
titik atau lebih, dimana gerakan kedua benda atau lebih dibatasi oleh suatu
constraint.Kontak yang terjadi antara dua benda dapat berupa titik, garis ataupun
permukaan. Jika kontak yang terjadi diteruskan dan dikenai suatu beban kontak,
maka kontak yang awalnya berupa titik dapat berubah menjadi bentuk ataupun
permukaan yang lain tergantung besar tegangan yang terjadi (Yanto,2010).
Hampir setiap permukaan dapat dipastikan menerima beban kontak, dimana
tegangan paling besar terdapat pada area titik atau permukaan tertentu.Jenis
konfigurasi pembebanan pada batas elastis dinamakan Hertzian Contact. Kita
mengetahui bahwa ketika dua permukaan yang terkena kontak terdapat tekanan
yang terbentuk pada suatu titik maupu garis. Kita dapat melihat titik atau garis
kontak pada permukaan lengkung saat kontak keduanya mempunyai gerakan
memuta. Kondisi ini akan muncul seperti halnya roda bertemu dengan suatu

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
permukaan dan bagian yang saling kontak paa roda gigi transmisi dan kontak
yang terjadi pada screw conveyor dengan bahan yang di angkut.
2.6.1 Kontak statis
Kontak statis bermula ketika beban dikenakan pada benda. Dalam skala
mikro, surface yang merupakan sekumpulan dari asperiti-asperiti akan mengalami
deformasi. Daerah kontak akan bertambah banyak seiring dengan meningkatnya
jumlah asperiti yang saling kontak karena peningkatan beban. Akibat selanjutnya
adalah muncul fenomena deformasi. Deformasi yang terjadi karena beban vertikal
yang didefinisikan jackson et al (2005) dapat berupa elastis, elastis plastis atau
plastis (Yayankhancoet, 2013).
2.6.2 Kontak dinamis
Kontak ini terjadi karena adanya beban tangensial sehingga gerakan luncur
bisa terjadi. Sedangkan pada kontak statis hanya ada gaya normal saja. Beberapa
peneliti mengkombinasikan antara kedua beban tersebut. Kerena pada
kenyataannya gerakan sliding yang merupakan awal terjadinya gesekan, bermula
dari kontak statis. Kasus berputarnya roda mobil adalah melibatkan gerakan 1 dan
2. Gesekan karena rolling adalah resistansi terhadap gerakan yang berlangsung
ketika sebuahpermukaan bergulir terhadap permukaan yang lain. Terminologi
gesekan rolling umumnya terbatas pada benda dengan bentuk yang mendekati
sempurna dengan tingkat kekasaran permukaan yang relatif kecil. Pada material
yang keras, koefisien gerak rolling antara sebuah silinder dan benda bulat atau
dengan benda datar adalah bekisar antara 10-5 sampai 5x10-3.

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

a.

Gambar 3.3.1 Peralatan Praktikum Gaya Gesek


(a).Benda peluncur ( kayu,karpet,dan karet ), (b).Beban pemberat ( anak
timbang ), (c).Roll meter, (d).Piring timbang, (e).Stopwatch,
(f).Perangkat bidang miring

3.2 Prosedur Percobaan

Prosedur statis bidang datar, Memasang piringan pada katrol, lalu


mengaitkan dengan benda peluncur permukaan kayu, memasang anak timbangan
pada piringan satu-persatu dengan penambahan 1 gram setiap penambahan,
setelah benda meluncur mulai bergerak maka kita menghitung berapa anak
timbangan yang sudah dipasang di piringan, selanjutnya melakukan prosedur
yang sama pada benda peluncur permukaan karet dan karpet. Kemudian prosedur
statis bidang miring memilih salah satu peluncur, misalnya benda peluncur
permukaan kayu, meletakkan benda peluncur pada perangkat bidang miring,
mengangkat salah satu ujung bidang miring secara perlahan, sambil mengamati
benda peluncur, mengangkat secara perlahan hingga benda meluncur mulai
bergerak, setelah itu mencatat kemiringan pada perangkat bidang miring,
kemudian prosedur tersebut kita ulangi pada benda peluncur dengan permukaan
karpet dan karet. Prosedur dinamis bidang miring, kita menentukan kemiringan
pada perangkat bidang miring , sudut kemiringan harus lebih besar dari yang kita

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
peroleh pada statis bidang miring, menentukan titik dimana benda peluncur akan
kita letakkan, kemudian mengukur panjang lintasan, dari titik yang telah
ditentukan sampai ujung perangkat bidang miring, setelah itu mencatat panjang
lintasan, selanjutnya meletakkan benda peluncur di titik yang telah ditentukan dan
bersamaan dengan waktu melepas benda peluncur stopwatch kita mulai
menghitung waktunya, kemudian prosedur tersebut kita ulangi pada benda
peluncur dengan permukaan karpet dan karet

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Percobaan Gaya Gesek dilakukan dengan cara mengukur gaya gesek dari
bebebrapa keadaan, yaitu keadaan bidang datar statis, keadaan bidang miring
statis dan keadaan bidang miring dinamis, dimana hasil pengukuran tersebut dapat
dilihat pada tabel 3.4.1, 3.4.2 dan 3.4.3 dibawah:

Tabel 3.4.1 Keadaan Bidang Datar Statis

Jenis Benda Manak


No Keterangan
Peluncur timbangan (gr)

1 Kayu 26gr 26gr 25gr Mkayu = 164,7 gr

2 Karpet 31gr 32gr 33gr Mkarpet = 188,9 gr

3 Karet 61gr 60gr 60gr Mkaret = 206,6 gr

N     Mtimbangan = 25,2 gr

Tabel 3.4.2 Keadaan Bidang Miring Statis

Jenis Benda
N Ө Keterangan
Peluncur
o
Kayu 20
0
21
0 0
22 Mkayu = 164,7
1
gr
Karpet 24
0
24
0
24
0
Mkarpet
2
=188,9gr
Karet 33
0
34
0 0
33 M karet = 206,6
3
gr

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tabel 3.4.3 Keadaan Bidang Miring Dinamis


Jenis
Jarak
No Benda Ө T(sekon) Keterangan
(cm)
Peluncur
Mkayu = 164,7
1 Kayu 40⁰ 128 0,71 0,72 0,72
gr
Mkarpet = 188,9
2 Karet 40⁰ 128 0,88 0,89 0,89
gr
M karet = 0,24
3 Karet 40⁰ 128 1,02 1,05 1,07
gr

Hari/Tanggal Praktikum : Kamis,14 Oktober 2021


Kelompok : III
Anggota : 1. Asnah 093 2021 0029
2. Delpin 093 2021 0037
3. Ismunandar 093 2021 0008
4. Hikmal Bambang .G 093 2020 0038
5. Fathur Hidayat 093 2021 0036

Makassar, 23 Oktober 2021

ASISTEN

(NURHASYMIN)

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Perhitungan Koefisien Gaya Gesek

1. Menghitung nilai µs untuk keadaan statis pada bidang datar dan bidang
miring

Keadaan statis bidang datar pada benda peluncur


mp+ mt
µs =
mb

a. Untuk permukaan kayu


mp+ mt
µs1 =
mb
0,252+ 0,26
= =0,310
0,164,7
mp+ mt
µs2 =
mb
0,252+ 0,26
= =¿ 0,310
0,164,7
mp+ mt
µs 3 =
mb
0,252+ 0,25
= =0,304
0,164,7
Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3
µs =
n
0,310+0,310+0,304
µs = =0,308
3
b. Untuk permukaan karpet
mp+ mt
µs1 =
mb
0,252+ 0,31
= =0,297
0,188,9
mp+ mt
µs2 =
mb

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0,252+ 0,32
= =0,302
0,188,9
mp+ mt
µs 3 =
mb
0,252+ 0,33
= =0 ,308
0,188,9

Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3
µs =
n
0,297+0,302+0,308
µs = =0,302
3
c. Untuk permukaan karet
mp+ mt
µs1 =
mb
0,252+ 0,61
= =0 ,417
0,206,6
mp+ mt
µs2 =
mb
0,252+ 0,60
= =0 ,412
0,206,6
mp+ mt
µs 3 =
mb
0,252+ 0 , 60
= =0,412
0,206,6
Nilai rata-rata µs
µs 1+ µs 2+ µs 3
µs =
n
0,417+0,412+0,412
µs = =0,41
3
a. Keadaan statis bidang miring pada benda peluncur hanya µs tan Ө1
a. Untuk permukaan kayu
µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3
µs1 = tan 20 µs2 = tan 21 µs3 = tan 22
= 0,363 = 0,383 = 0,404

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
µs 1+ µs 2+ µs 3 0,363+ 0,383+0,404
µs = = =0,394
n 3
b. Untuk permukaan karpet

µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3


µs1 = tan 24 µs2 = tan 24 µs3 = tan 24
= 0,445 = 0,445 = 0,445
µs 1+ µs 2+ µs 3 0,445+ 0,445+0,445
µs = = =0,445
n 3
c. Untuk permukaan karet
µs1 = tan Ө1 µs2 = tan Ө2 µs3 = tan Ө3
µs1 = tan 33 µs2 = tan 34 µs3 = tan 33
= 0,649 = 0,674 = 0,649
µs 1+ µs 2+ µs 3 0,649+ 0,674+0,649
µs = = =0,657
n 3

2. Menghitung nilai µk untuk keadaan dinamis pada bidang miring


a. Untuk jenis benda peluncur kayu pada jarak

X = 1,28 m
t 1+t 2+… tn
t =
n
0,71+0,72+0,72
t= =0,716
3
Өk = 40 cos Өk = 40 tan Өk = 40
= 0,766 = 0,839
2.x
µk = tan 40−¿ ¿
g .t 2 .cos θ
2(1,28)
µk = tan 40−¿ ¿
9 , 8 1 .(0,716) 2co s 4 0

= 0,839 – 0,475 = 0,364

b. Untuk jenis peluncur karpet pada jarak

X = 1,28 m

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
t 1+t 2+… tn
t=
n
0,88+0,89+0,89
t= = 0,886
3
Өk = 40 cos Өk = 40 tan Өk = 40
= 0,766 = 0,839
2. x
µk = tanθ−¿ ¿
g . t 2 . cos θ
2(1,28)
µk = tan 40−¿ ¿
9 , 8 1 .(0,886) 2co s 4 0

= 0,839 – 0,384 = -0,455

c. Untuk jenis peluncur karet pada jarak

X = 1,28 m
t 1+t 2+… tn
t=
n
01,02+ 1,05+1,07
t= = 1,046
3

Өk = 40 cos Өk = 40 tan Өk = 40
= 0,766 = 0,839
2. x
µk = tanθ−¿ ¿
g . t 2 . cos θ
2(1,28)
µk = tan 40−¿ ¿
9 , 8 1 .(1,046)2 co s 4 0
= 0,839 – 0,311 = 0,528
5.2 Perhitungan ketidakpastian pengukuran masing-masing data dengan
tingkat kepercayaan 100%

a. Teori ketidakpastian pada bidang datar


mp+ mt
µs = u = mp+mt
mb
v = mb

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

∆ µs =
√( δ µs 2
δmp )
( ∆ mp )2 +
δt ( )
δ µs 2
( ∆ t ) 2+( )
δ µs 2
δmA
( ∆ mb )2

1. ( δmp
δ µs
) = mp+mbmt = u=mp+ mt mp+ mt u' =1

= v=mb mA '
v =0 0
u' v−v' u 1.mb−( mp+ mt .0 )
= =
v 2
( mb )2
1.0,164 1. mA −0 ( mp+mt )
=
( 0,164 )2 ¿ mA 2
0,164
=
0,0268
= 6,11

1
2. ∆mp = x 0,001
2

= 0,0005

3. ( δδmtµs ) = mp+mbmt = u=mp+ mt mp+ mt '


u =0

= u' =1 mA , v=¿mb
1 1
u . v−u . v
= 2
v
(1. mb)−(mp+mt .0)
= 2
(mb)
1.mb
= 2
mb
1.0,164
= 2
(0,164)
= 6,11
mt 1+ mt 2+ mt 3 0,026+0,026+ 0,025
4. mt = = = 0,0256
3 3


2 2
(mt 1−mt )2 + ( mt 2−mt ) + ( mt 3−mt )
∆mt =
n ( n−1 )

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

=√ ¿ ¿ ¿
=√ ¿ ¿ ¿


= ( 16. 10 )+ ( 16.10 ) +(36. 10 )
−8 −8 −8


−8
= 68.10
6
=√ 1,133
= 1,064

5. ( δmb
δ µs
) = mp+mbmt = u=mp+ mt mp+ mt u' =0

v=mb mA , '
V =1 1
' '
u v−v u
=
v2
= ¿¿
−1. mp+ mt
=
(mb)2
−1.0,252+ 0,0256+0,0256
=
¿¿
−0,2008
=
0,0268
= -7,492

1
6. ∆mb = x 0,001
2
= 0,001
= 0,0005

√( ) ( ) ( )
2 2 2
δ µs δ µs δ µs
∆µs = ( ∆ mp )2 + ( ∆ t ) 2+ ( ∆ mb )2
δmp δt δmb
=√ (37,3321+37,3321+56,13)(0,00026)
=√ 0,0034
=√ 3,4.10−3 = 0,058
KR = ∆µs .100%
GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2 (∆µs+µs)
0,000037.100
= 2(0,058+0,308)

0,0036
= 0,732

= 0, 0049 %
KB = 100% - KR
= 100 % - 0,0049
= 99,995 %

GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data

Tabel 6.1.1 Keadaan statis bidang datar


Jenis
No mb Mt Mp µs µs
peluncur
1 0,026    0,030
2 0,1647 0,026 0,252  0,310 0,304  Kayu
3 0,025    0,304
1 0,031    0,297
2 0,1889 0,032  0,302  0,302 Karpet
3 0,033    0,308
1 0,061  0,417
2  0,2066 0,060  0,412  0,413 Karet
3 0,060    0,412

Tabel 6.1.2 Keadaan statis bidang miring


No Ө µs µs Jenis peluncur
1 20 0,363
2 21 0,383 0,334 Kayu
3 22 0,404
1 24 0,445
2 24 0,445 0,445 Karpet
3 24 0,445
1 33 0,649
2 34 0,674 0,657 Karet
3 33 0,649

Tabel 6.1.3 Keadaan dinamis bidang miring


Benda
No X (m) Ө TanӨ CosӨ T µk
peluncur
1 Kayu  0,716 0,364 
2 Karpet 1,28   40 40  40   0,886  0,455
3 Karet        1,046  0,528

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data


GAYA GESEK
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Dari hasil percobaan dan perhitungan yang kami lakukan kami


mendapatkan hasil perhitungan dari percobaan keadaan kayu pada bidang datar
yaitu µs1 = 0,304 µs2 = 0,302 µs3 = 0,413 dengan rata-rata 0,339. Pada statis
bidang miring keadaan kayu yaitu µs1 = 0,334 µs2 = 0,445 µs3 = 0,657 dengan
rata-rata 0,478. Dan keadaan kayu pada dinamis bidang miring yaitu t = 0,882
dengan µk = 0,449.

GAYA GESEK

Anda mungkin juga menyukai