Anda di halaman 1dari 7

DIAGNOSA ASUHAN GIZI

OBESITAS PADA ANAK

NI.2.2 Kelebihan asupan oral (P) berkaitan dengan kelebihan asupan energi dan aktivitas fisik kurang
(E)) ditandai dengan asupan energi 130%, asupan protein 121% dari kebutuhan sehari (S)

NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi (P) berkaitan dengan belum terpapar
informasig gizi (E) ditandai dengan orang tua memberikan makanan & minuman berlebihan kepada
anak (S).

Note : Untuk anak obesitas usia 0-5 tahun, diberikan diet atau makanan bergizi seimbang.
Sedangkan untuk anak obesitas usia 5-15 tahun diberikan diet energi rendah dengan cara
mengurangi asupan energi sebesar 200-500 kkal dari total kebutuhan energi sehari.

Edukasi : Hindari makanan tinggi energi, tinggi lemak, seperti makanan dan minuman manis dan
makanan yang terlalu banyak menyerap minyak seperti makanan gorengan, aktivitas fisik, bersepeda
, berjalan cepat, senam, basket/volley dilakukan minimal 60 menit dalam seminggu 3 kali.

OBESITAS PADA ANAK

NI.1.5 Kelebihan asupan energi


NI.5.6.2 Kelebihan asupan lemak
NC.3.3 Kelebihan berat badan atau obesitas
NC.3.4 Kenaikan berat badan yang tidak diharapkan
NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
NB.1.5 Gangguan pola makan
NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah
NB.2.1 Aktivitas fisik kurang

NI.5.6.2 Kelebihan asupan lemak (P) berkaitan dengan biasa mengonsumsi makanan tinggi lemak (E)
ditandai dengan asupan lemak 35% dari kebutuhan, kadar kolesterol total 296 mg/dl.

NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah (P) berkaitan dengan belum terpapar informasi makanan dan
gizi (E) ditandai dengan memilih makanan selingan sumber karbohidrat (kue-kue manis, roti, jus
buah)

Note : diet energi rendah lemak sedang, target penurunan berat badan sebanyak 1/2 sampai 1 Kg
BB/minggu.
Edukasi : aktivitas fisik Untuk memperoleh penurunan berat badan optimal maka dibutuhkan
aktivitas fisik atau olahraga dengan frekuensi 5-6 kali per minggu dengan durasi 20-60 menit setiap
kali melakukan olahraga. Jenis olahraga dengan intensitas rendah seperti berjalan kaki selama 30–
60 menit yang dilakukan secara rutin terus menerus dapat meningkatkan pengeluaran energi (energi
expenditure)
DIABETES MELITUS

NI. 1.3 Kelebihan asupan energi berkaitan dengan sering mengonsumsi makanan sumber
karbohidrat dan lemak pada makanan selingan ditandai dengan asupan energi 120% kebutuhan
energi.

NC. 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan gangguan metabolisme
karbohidrat akibat resistensi insulin ditandai dengan gula darah puasa 195mg/dl, gula darah 2 jam
PP 330 mg/dl, gula darah sewaktu 430 mg/dl, dan trigliserida 275 mg/dl.

NB. 1.3 Tidak siap merubah diet/merubah perilaku berkaitan dengan sikap yang tidak mendukung
tentang makanan dan gizi ditandai dengan menyangkal kebutuhan perubahan makanan dan zat gizi,
mengabaikan jadwal konseling.

TUJUAN :
Mempertahankan kadar glukosa darah pasien DM mendekati normal
Mempertahankan kadar lipid serum normal
Mempertahankan atau mencapai berat badan normal
Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien seperti hipoglikemia
Meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh melalui asupan gizi yang optimal

HIPOTIROID

NC.3.4 Kenaikan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan dengan penyakit hipotiroid dengan
menurunnya metabolisme basal ditandai dengan kenaikan berat badan > 10% dalam 6 bulan, IMT:
29,5

TUJUAN :
Mengendalikan kenaikan berat badan akibat dari basal metablic rate menjadi lambat,
Memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi akibat asupan inadequat atau adanya defisiensi
congenital.

Note : Energi diberikan sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan umur, jenis kelamin dan tinggi
badan. Jika kegemukan, kurangi berat badan secara bertahap dengan mengurangi asupan energi
sehari.
HIPERTIROID

NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan dengan penyakit hipertiroid dengan
adanya peningkatan kebutuhan zat gizi ditandai dengan berat badan menurun > 10 % dalam 6 bulan,
IMT : 17,2
Edukasi : Untuk pasien Hipotiroid dimana asupan Yodium
TUJUAN : harus cukup, maka perencanaan menu dalam diet harus
Mencapai berat badan atau status gizi normal membatasi atau menghindari bahan makanan mentah
Memperbaiki keseimbangan nitrogen negatif. sumber goitrogen (dapat menghambat penyerapan Yodium
Mengganti cairan yang hilang (akibat diare) dalam sel-sel tubuh) sebaiknya tidak diberikan/dikonsumsi
dalam bentuk mentah. untuk pasien hipertiroid, hati-hati
dalam penggunaan bahan makanan mentah sumber
goitrogen, karena konsumsi bersamaan dengan obat
antitiroid dapat meningkatkan efek samping obat.
GOUT ATHRITIS

NI Intake purin berlebihan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi ditandai
dengan setiap hari mengkonsumsi tempe dan jeroan.

NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium disebabkan oleh gangguan metabolisme purin dibuktikan
dengan peningkatan kadar asam urat di atas normal.

NB 1.1 Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi yang rendah purin berkaitan dengan
kurangnya informasi tentang gizi seimbang ditandai dengan pemilihan bahan makanan tinggi purin

TUJUAN :
Memberikan cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai (menaikkan/ menurunkan) berat
badan normal.
Menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Mencegah terjadinya komplikasi.

HIPERTENSI

NI 5 : Kelebihan asupan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan makan dalam porsi besar ditandai oleh
hasil recall > 150% kebutuhan dan IMT >25

NI 8 : Kekurangan asupan serat berkaitan dengan seringnya mengkonsumsi makanan gorengan dan
kurang menyukai sayur dan buah ditandai oleh asupan serat harian 14 gram dan frekuensi buang air
besar (BAB) hanya 3 kali seminggu

NC 3.3 : Overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai oleh IMT 28

NC 2.1 : Gangguan utilitas zat gizi berkaitan dengan kegagalan fungsi ginjal ditandai oleh tekanan
sistolik/diastolik 165/95 mm Hg

NB 1.5 : Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan yang kurang ditandai oleh seringnya
mengkonsumsi makanan kaleng dan minuman bersoda

NB 1.3 : Ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan berkaitan dengan kurangnya
motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan terhadap anjuran diet dan masih mengkonsumsi makanan
yang diawetkan dengan garam.

NI 5.4 Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan hipertensi ditandai dengan riwayat
hipertensi selama 10 tahun, tekanan darah tinggi (160/95 mmHg), natrium tinggi

TUJUAN : membantu memperbaiki kualitas hidup pasien melalui penurunan tekanan darah.
PENYAKIT KARDIOVASKULAR

DISLIPIDEMIA

NI.5.1: Kelebihan asupan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan makan dalam porsi besar ditandai oleh
hasil recall > 150% kebutuhan dan IMT >27.

NI.5.8: Kekurangan asupan serat berkaitan dengan seringnya mengkonsumsi makanan gorengan
dan kurang menyukai sayur dan buah ditandai oleh asupan serat harian 14 gram dan frekuensi
buang air besar (BAB) hanya 3 kali seminggu.

NC 3.3: Overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai oleh IMT lebih dari 27.

NB 1.5: Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan yang kurang ditandai oleh seringnya
mengkonsumsi makanan mengandung gula tinggi dan berlemak.

NB 1.3: Ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan berkaitan dengan kurangnya
motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan terhadap anjuran diet.

PENYAKIT JANTUNG

DX SAMA DENGAN DISLIPID/HIPERTENSI

TUJUAN :
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung,
Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk, mencegah/menghilangkan penimbunan
garam/air.

PENYAKIT GINJAL KRONIK DAN BATU GINJAL


GINJAL KRONIK
Hemodialisis : memperbaiki dan mempertahankan
NI-1.2 Asupan energi inadekuat status gizi optimal, dan mencegah def. zat gizi
mencegah penimbunan sisa metabolisme berlebih,
NI-2.1 Asupan oral inadekuat
mengatur keseimbangan air dan elektrolit, Memberikan
NI-3.2 Asupan cairan berlebihan
protein yang cukup untuk mengganti AAE dan N yang
NI-5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi
hilang dalam proses dialisa.
NI-5.7.2. Asupan protein berlebihan
NI-5.7.3 Jenis Asupan protein atau asam amino tidak optimal Dialisis : untuk memperbaiki dan mempertahankan
NC-2.1 Pemanfaatan zat gizi terganggu status gizi optimal, mencegah penimbunan sisa
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (spesifik) metabolisme berlebih, mengatur keseimbangan air dan
NB-1.6 Kepatuhan yang rendah terhadap rekomendasi gizi elektrolit, mengendalikan kondisi terkait PGK seperti
NB-1.7 Pilihan makanan yang tidak diinginkan penyakit tulang, dan penyakit kardiovaskuler,
Contoh Dx Nutrisi Pada Hemodialisa mempertahankan fungsi ginjal sisa.
NI-5.1 Peningkatan kebutuhan zat gizi yaitu protein berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan
protein untuk mengganti protein yang hilang dalam proses dialisis dibuktikan oleh asupan protein
pasien yaitu 73,49% kurang dari kebutuhan.
NI-5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi yaitu cairan berkaitan dengan pembatasan cairan karena
penurunan pengeluaran cairan pada pada pasien gagal ginjal dengan hemodialisa dibuktikan oleh
adanya oedema pada tangan dan kaki serta penurunan frekuensi BAK yaitu 2-3 kali/hari.
TUJUAN
Umum : MEngendalikan gejala-gejala uremia, mencegah progresivitas penyakit ginjal,
mempertahankan status nutrisi yang optimal, mengendalikan kondisi terkait PGK seperti anemia,
hipertensi, dislipidemia, penyakit tulang dan kardiovaskuler
Pre dialisis : Mengurangi akumulasi produk-produk sisa nitrogen, mengurangi gangguan metabolit
terkait uremia, memperlambat laju progresivitas penyakit ginjal, mengatur keseimbangan air dan
elektrolit,
BATU GINJAL
DIET NEFROLITIASIS

Contoh dx Nutrisi

NI-51.2 Intake lemak berlebih berkaitan dengan status gizi pasien yaitu obesitas sedang dan hasil
pemeriksaan cholesterol menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari normal yaitu 456 mg/dl ditandai
dengan persentase asupan lemak 118,97%.

TUJUAN :
Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal
Meningkatkan ekskresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin melalui peningkatan
asupan cairan
Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal.

Note : pemberian cairan tinggi yaitu 2,5 – 3 liter/hari, setengahnya dari minuman air putih

DIET PASCA BEDAH

NI.2.1 : Makanan dan minuman oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan nafsu makan kurang (E)
ditandai dengan recall Energi 67%, protein 55%, lemak 40% dan karbohidrat 62% (rata-rata tingkat
konsumsi makan 56%, termasuk kategori kurang)

NC 1.4 : Gangguan fungsi gastrointestinal (P) berkaitan dengan penyakit Ileus Obstruktif (E) ditandai
dengan rasa nyeri di perut, mual, muntah

NB 3.1 : Berat badan kurang (P) berkaitan dengan riwayat penyakit pasien (kanker kolon) dan
malnutrisi (E) ditandai dengan IMT 16,7 kg/m2. NB 1.3 : tidak siap untuk berdiet (P) berkaitan
dengan motivasi pasien yang kurang (E) ditandai dengan pasien tidak mau menerima diet yang
diberikan oleh rumah sakit, asupan rata-rata hanya 56%.

TUJUAN :
Mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses
penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
HIPEREMESIS GRAVIDARIUM
NI. 2.1 Asupan oral tidak adequate berkaitan dengan adanya mual, muntah ditandai dengan asupan
energi 45% dari kebutuhan, asupan protein 52% dari kebutuhan.

NC. 3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan dengan mual muntah terus
menerus, peningkatan kebutuhan gizi ditandai dengan berat badan menurun 5% dalam 1 bulan.

NB. 1.5 Gangguan pola makan berkaitan adanya mual, muntah berlebihan, daya terima makanan
terbatas ditandai dengan perubahan frekuensi makan makanan utama dan selingan, tidak mau
sarapan, porsi makan sedikit (3-4 sdm)
CONTOH DX NUTRISI
NI.2.1 Asupan oral inadequate berkaitan dengan mual, muntah, nafsu makan menurun ditandai
dengan asupan energi 48,57%, asupan protein 48,2%, asupan lemak 40,72%, asupan karbohidrat
50,29% dari kebutuhan sehari

NI.5.10.1 Asupan Fe inadequate berkaitan dengan nafsu makan menurun, setiap kali makan dan
minum muntah serta adanya peningkatan kebutuhan Fe ditandai dengan asupan Fe 40,57%, kadar
Hb 10,8 g/dl.

NI.3.1 Asupan cairan inadequate berkaitan dengan muntah setiap kali makan dan minum ditandai
dengan asupan cairan 15% dari kebutuhan cairan sehari dan kondisi lemah.

TUJUAN :
Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
Secara bertahap, memberikan makanan mengandung energi dan zat gizi yang cukup.

Note : Lemak di berikan rendah , Makanan diberikan dalam bentuk kering, mudah dicerna, tidak
merangsang saluran cerna, diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Strategi pemberian makan ini
dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah, sehingga asupan makanan dapat meningkat.

PREEKLAMPSIA
NI.3.2 Kelebihan asupan cairan berkaitan dengan pemberian cairan tidak dibatasi ditandai dengan
asupan cairan 2500 ml
NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan kondisi penyakit preeklampsia
ditandai dengan proteinuria, kadar SGOT & SGPT tinggi, kadar kreatinin tinggi, serta tekanan darah
tinggi.
NB.2.6 Kesulitan makan secara mandiri berkaitan dengan gejala hipertensi berat ditandai dengan
asupan energi 55%, tidak mampu makan sendiri.
TUJUAN :
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal.
Mencegah atau mengurangi retensi garam/air.
Mencapai keseimbangan nitrogen.
Menjaga agar penambahan berat badan tidak berlebihan.
Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyakit penyerta lain yang dapat
menjadi penyulit baru pada saat kehamilan atau setelah melahirkan.
EDUKASI
Memberikan gambaran dan informasi mengenai proses terapi Diet ...
Memberikan informasi tentang pola makan dan kebiasaan makan yang baik dan benar
Memberikan informasi tentang makanan dan minuman yang boleh atau tidak boleh untuk
dikonsumsi
Memberikan motivasi kepada pasien untuk mendukung kelancaran diet yang dijalankan oleh pasien

Anda mungkin juga menyukai