Anda di halaman 1dari 72

HANS PANGESTU SIMARMATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


2020
D, Mahasiswa FK UNPRI 2017 sedang memasuki tahap penulisan karya
tulis ilmiah sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran.
D ingin meneliti tentang pengaruh pemberian obat Atorvastatin dan
Simvastatin terhadap kadar kolesterol lansia daerah Kelurahan Sei Mati,
Kec. Medan Labuhan.
More Info:
Penelitian ini melibatkan 100 warga dengan riwayat dislipidemia.
Atorvastatin dan Simvastatin dinilai dalam kategorik. Tekanan darah
pasien dinilai dalam satuan (g/dl). Apakah design penelitian yang tepat pada
penelitian ini?
Skala Pengukuran
Kategorik dan
Numerik
1. Skala Kategorikal
a. Skala Nominal hanya merupakan nama atau label variabel, dan tidak
mengandung informasi peringkat.
b. Skala Ordinal terdapat informasi peringkat, tetapi jarak antara dua
peringkatnya tidak dapat dikuantifikasi.

2. Skala Numerik
a. Skala Interval, yakni skala numeric yang tidak mempunyai nilai 0 alami.
b. Skala Rasio, yang mempunyai nilai 0 alami.
Skala numerik dapat pula dibagi menjadi :
a. Skala Kontinu (mempunyai nilai desimal, misalnya kadar ureum, berat
badan).
b. Skala Diskret (tidak ada desimal, misalnya jumlah anak).
Uji Validitas
A. VALIDITAS
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti ketepatan & kecermatan. Valid atau sahih bila alat
ukur itu benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir
instrument valid adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitasnya ≥ 0,3.

Menurut sugiyono, validitas terbagi atas :

• Validitas Dalam

• Validitas Luar

Pratiknya membagi atas :

• Validitas isi

• Validitas konstruksi

• Validitas kriterium
Syarat Uji Validitas :

• Paling sedikit 30 responden, dengan ciri responden uji coba harus mirip ciri-cirinya dengan responden
penelitian.

• Alasan 30 responden adalah batas jumlah antara sedikit & banyak, dengan pengertian bahwa data
diatas 30 kurva akan mendekati kurva normal.

• Hasil uji coba dilakukan uji korelasi antara skor item dengan skor total. Bila korelasinya rendah berarti
pertanyaan itu tidak bergayut & harus didrop
Uji Normalitas Data
Uji normalitas adalah pengujian yang harus dilakukan sebelum melakukan
pengujian hipotesis, untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang
terdistribusi normal atau berada dalam sebaran normal. Berdasarkan pengalaman
beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n>30), maka
sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Distribusi normal adalah distribusi
simetris dengan modus, mean dan median berada dipusat.
Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika
analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data
berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan
jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal atau tidak.

Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐿𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak, dan jika nilai

𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 diterima . Hipotesis statistik yang digunakan:

𝐻0 : sampel berdistribusi normal

𝐻1 : sampel data berdistribusi tidak normal


Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam analisis normalitas data:

1. Uji Normalitas Menggunakan Uji Liliefors

Menurut Sudjana, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (Lo) dilakukan
dengan langkah-langkah berikut. Diawali dengan penentuan taraf sigifikansi, yaitu pada taraf
signifikasi 5% (0,05) dengan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

𝐻0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

𝐻1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Dengan kriteria pengujian :

Jika 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐿𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 terima 𝐻0 , dan

Jika 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐿𝑙𝑎𝑏𝑒𝑙 tolak 𝐻0


2. Uji Kolmogorov Smirnov

Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness-of-fit. Artinya, yang
diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis tertentu. Tes ini menetapkan
apakah skor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi
dengan distributive tertentu itu.

Jadi, tes ini mencakup perhitungan distribusi frekuensi kumulatif yang akan terjadi dibawah
distribusi teoritisnya, serta membandingan distribusi frekuensi itu dengan distribusi frekuensi
kumulatif hasil observasi. Distribusi teoritis tersebut merupakan representasi dari apa yang
diharapkan dibawah 𝐻0 . Tes Ini menerapkan suatu titik dimana kedua distribusi itu-yakni yang
teoritis dan yang terobservasi-memiliki perbedaan terbesar. Dengan melihat distribusi
samplingnya dapat kita ketahui apakah perbedaan yang besar itu mungkin terjadi hanya karena
kebetulan saja. Artinya distribusi sampling itu menunjukan apakah perbedaan besar yang diamati
itu mungkin terjadi apabila observasi-observasi itu benar-benar suatu sampel random dari
distribusi teoritis itu.
• Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan setelah pre-test dan post-test dari sampel penelitian
dilakukan dan dihitung menggunakan uji one sample Kolmogorov-smirnov dengan taraf sig. 0,05.
• Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas, sebagai berikut:
- Jika sig. (signifikansi) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal.
- Jika sig. (signifikansi) > 0,05, maka data berdistribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS (statistical packege for social
science) versi 16. Adapun hasil hitung dari uji normalitas pre-test dan post-test pada
sampel penelitian sebagai berikut:

VAR Kolmogorov-Smirnov ͣ Shapiro-Wilk


00002

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VAR PRETEST .196 10 .200* .908 10 .270


00001 POSTTEST .196 10 .200* .910 10 .283

Pada tabel hasil hitung uji normalitas one sample kolmogorovsmirnov dapat diketahui, bahwa nilai
sig. Pre-test 0,200 dan nilai sig. Post-test 0,200. Hal ini menunjukkan, nilai sig. Pre-test > 0,05 atau
0,200 > 0,05 dan nilai sig. Post-test > 0,05 atau 0,200 > 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa hasil uji normalitas dari pre-test dan post-test sampel penelitian berdistribusi normal.
Triangulasi Data
Penelitian
Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada

Triangulasi Sumber
Triangulasi Teknik
Triangulasi Waktu
Konsep Uji Statistik
Korelasi dan Regrasi
A.UJI KORELASI
Pengertian Korelasi Product Moment
Korelasi Pearson atau sering disebut Korelasi Product Moment (KPM) merupakan alat uji statistik yang
digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan) dua variabel bila datanya berskala interval atau rasio

Fungsi KPM sebagai salah satu statistik inferensia adalah untuk menguji kemampuan generalisasi
(signifikasi) hasil penelitian. Adapun syarat untuk bisa menggunakan KPM selain syarat menggunakan statistik
parameteris, juga ada persyaratan lain, yaitu variabel independen (X) dan variabel (Y) harus berada pada skala
interval atau rasio.
Uji Asumsi Untuk Korelasi
Uji asumsi digunakan untuk mengetahui pola dan kelinearitasan suatu populasi (data); apakah data
berdistribusi normal serta untuk menguji kelinearitasan data. Ada 2 jenis uji asumsi yg harus dipenuhi oleh
data pd uji korelasi, yaitu:
a. Uji Normalitas
b. Uji Linearitas

B. UJI REGRESI
Pengertian Uji Regresi
Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat
antara satu variabel dengan variabel yang lain. Variabel "penyebab" disebut dengan bermacam-macam istilah,
seperti variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas, variabel X (karena
seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel terkena akibat dikenal sebagai
variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat
merupakan variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak.
Uji Asumsi Untuk Regresi
Uji asumsi digunakan untuk mengetahui pola dan kelinearitasan suatu populasi (data); apakah data
berdistribusi normal serta untuk menguji kelinearitasan data. Ada 2 jenis uji asumsi yang harus dipenuhi oleh
data pada uji korelasi, yaitu:
a. Uji Normalitas
B.Uji Linearitas
Konsep Uji Statistik
Chi-Square
Uji chi square sering disebut juga sebagai uji kai kuadrat. Uji ini merupaka
salah satu uji statistik nonparametrik. Uji chi square berguna untuk menguji
hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya
hubungan anatara variabel satu dengan variabel nominal lainnya. (C=coefisien
contingency).
Chi square mempunyai ketentuan sebagai berikut:
• Nilai chi square tidak pernah negatif, karena selisih dari frekuensi pengamatan dan
frekuensi harapan dikuadratkan.
• Ketajaman dari distribusi chi square tidak tergantung pada ukuran sampel tetapi
tergantung pada banyaknya kategori yang digunakan.
• Distribusi chi square bersifat menceng kanan (nilai positif), semakin meningkat
jumlah derajat bebas maka semakin mendekati distribusi normal.
Dengan rumus chi square
(0−𝐸)²
x² = ∑
𝐸

Dimana: x² = nilai chi square


O = frekuensi yang diperoleh/diamati
E = Frekuensi yang diharapkan, dengan :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑋 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑒𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
E=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
• Langkah-langkah/ prosedur dalam uji chi squared secara umum
• Letakkan frekuensi-frekuensi terobservasi dalam k kategori. Jumlah frekuensi itu seluruhnya harus
N, yakni banyak observasi-observasi independen.
• Dari H0 tentukan frekuensi yang diharapkan untuk tiaptiap k sel itu. Manakala k>2, dan bila lebih
dari 20% dari Ei kurang dari 5, gabungkanlah kategori-kategori yang berdekatan apabila hal ini
memungkinkan, dan dengan demikian kita mengurangi harga k serta meningkatkan nilai beberapa
Ei. Apabila k=2, tes X2 untuk kasus satu sampel dapat digunakan secara memadai hanya jika
tiaptiap frekuensi yang diharapkan adalah lima atau lebih.
• Hitung nilai X2 dengan rumus Σ(Oi-Ei)2/Ei.
• Tetapkan harga db=k-1.
• Dengan melihat tabel Chi squared, tetapkan probabilitas yang dikaitkan dengan terjadinya suatu
harga yang sebesar nilai X2 hitungan untuk harga db yang bersangkutan. Jika nilai ini sama atau
kurang dari α, H0 ditolak.
Konsep Uji Statistik
T- Test
PENGERTIAN UJI T KLASIFIKASIUJI T

Uji T adalah uji statistic yang digunakan • ONE SAMPLE T TEST


untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis nol. Uji T pertama kali
dikembangkan oleh William Seely Gosset
pada 1915. Awalnya ia menggunakan nama
samara Student, dan huruf T yang terdapat
dalam istilah Uji “T “ dari huruf terakhir
nama beliau. Uji T disebut juga dengan
nama Student T. • Two Sample T-test
• PAIRED SAMPLE T TEST
• INDEPENDENT T TEST
Uji Statistik Data
dengan Ditribusi Tidak
Normal
UJI NORMALITAS
• Suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang
terdistribusi normal atau tidak normal
Uji normalitas probabilitas plot
Kolmogrov-smirnov dan shapiro wiilis
Probability plot :
boxplot histogram

Kolmogorov-smirnov dan shapiro wilk :


SKALA UKUR BENTUK HIPOTESIS
Deskriptif Komparatif Komparatif Asosiasi
(Satu Variabel) (2 sampel) (>2 sampel) (hubungan)
Related Independen Related Independen
Nominal Binominal Mc Nemar Fisher Exact Q Cohran 𝑥 2 k sampek Contingency
𝑥 2 satu sampel Probability Coefficient C

𝑥 2 dua sampel
Ordinal Run Test Sign Test Median Test
Friedman Median Extension Spearman Rank
Two-Way Correlation Tidak normal
Wilcoxon matched Mann-Whitney U Anova Kruskal-Wallis
pairs Test One-Way Anova Kendall Tau

Wald- Woldfowitz

Interval Rasio T-test Related T-test T- test One-Way One-Way Anova Pearson Product
independent Anova Moment
Two-Way Anova
Two-Way Partial
Anova Correlation

Regresi

normal
1. Wilcoxon
• Wilcoxon adalah uji nonparametris untuk mengukur signifikansi perbedaan antara 2 kelompok
data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi berdistribusi tidak normal.

2. Mann-Whitney
• Tes Mann-Whitney U adalah tes non-parametrik yang dapat digunakan sebagai pengganti uji-t
tidak berpasangan. Ini digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa dua sampel berasal dari
populasi yang sama (misalnya memiliki median yang sama) atau, sebagai alternatif, apakah
pengamatan dalam satu sampel cenderung lebih besar dari pengamatan di yang lain.
1. Friedman
• Uji freidman dilakukan untuk mengetahui perbedaan lebih dari dua kelompok sampel yang saling berhubungan. Data
yang dianalisis adalah data ordinal sehingga jika data berbentuk interval atau ratio sebaiknya diubah dulu dalam
bentuk ordinal
• Uji friedman merupakan alternative dari ANOVA satu jalur, uji ini diasumsikan dalam statistik nonparametris.

2. Kruskal-Wallis
• Penggunaan paling umum dari uji Kruskal-Wallis adalah ketika suatu data memiliki satu variabel nominal dan satu
variabel pengukuran, percobaan yang biasanya dianalisis menggunakan One-Way Anova, tetapi variabel pengukuran
tidak memenuhi asumsi normalitas One-Way Anova
• korelasi : kegunaan uji ini adalah untuk
menyatakan ada tidaknya hubungan, dan
seberapa besar hubungan antara variabel x dan
y.  korelasi tidak normal memakai spearmen

 korelasi normal memakai pearson syarat korelasi spearmen :


1. Data tidak berdistribusi normal
syarat korelasi pearson :
2. Data diukur dalam skala ordinal
1. Data berdistribusi normal Contoh : besar hubungan pemberian atorvastatin dan
2. Variabel yang dihubungkan mempunyai data simvastatin pada kadar kolestrol lansia tinggi, karena t = 0,90.
linier
Interpretasi R:
3. Variabel yang dihubungkan mempunyai data r Interpretasi
interval atau rasio 0 Tidak berkorelasi
0,01-0,20 Korelasi Sangat rendah
4. R tidak mempunyai satuan atau dimensi. 0,21-0,40 Rendah
Tanda + atau – hanya menunjukan arah 0,41-0,60 Agak rendah
0,61-0,80 Cukup
hungan. 0,81-0,99 Tinggi
1 Sangat tinggi
REGRESI
• Suatu uji analisa yang menilai perubahan nilai variabel dari waktu ke waktu , yang diakibatkan oleh
variabel tersebut.

• Berbeda dengan analisa deret berkala (time series analysis) menilai perubahan nilai variabel dari
waktu kewaktu tapi dipengaruhi oleh waktu.

• Regresi linier sederhana : sederhana dimaksudkan karena hanya terdiri dua variabel, satu
independent dan satu dependent, sedangkan linier adalah asumsi yang digunakan bahwa antara dua
variabel yang diambil menunjukan hubungan linier.

• Contoh : pengaruh umur terhadap tinggi badan anak.


Penulisan dan Susunan
Pada Karya Tulis
Ilmiah S-1
A. Teknik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi memuat tentang penggunaan kertas dan huruf, batas tepi
penulisan, angka dan lambang bilangan, jarak dan penomoran halaman,
penulisan bab dan subbab, serta penyajian tabel dan gambar. Skripsi ditulis
menggunakan ragam bahasa baku/formal Bahasa Indonesia dengan gaya bahasa
keilmuan, jelas, tepat, dan lugas.
Dicetak menggunakan kertas HVS putih, ukuran A4,
berat minimal 70 gram. Naskah hanya ditulis pada salah
satu sisi kertas, tidak ditulis bolak-balik. Jika dalam
penulisan harus menggunakan kertas khusus, seperti
kertas grafik, kertas kalkir untuk gambar, atau
sejenisnya, boleh menggunakan ukuran kertas lain dan
penempatannya dilipat rapi di dalam naskah skripsi.
Penggunaan Jenis huruf (font) yang umumnya digunakan dalam
penulisan skripsi adalah Times News Roman ukuran
Kertas dan (size) 12 pt. Khusus untuk sampul depan/halaman judul
Huruf menggunakan ukuran 14 pt. Huruf miring (italic) dan
huruf tebal (bold) digunakan untuk tujuan tertentu.
Lambang, simbol, notasi, dan huruf-huruf lain yang
tidak terdapat dalam komputer dapat ditulis tangan
dengan menggunakan tinta berwarna hitam.
Tata letak atau layout penulisan skripsi memuat hal-hal
yang menyangkut pengaturan batas tepi (margin)
halaman dan ketentuan ruang halaman penulisan. Hal-hal
yang diatur tersebut antara lain:
1. Batas penulisan naskah tepi atas adalah 4 cm.
2. Batas penulisan naskah tepi kiri adalah 4 cm.
3. Batas penulisan naskah tepi bawah adalah 3 cm.
Batas Tepi 4. Batas penulisan naskah tepi kanan adalah 3 cm.
5. Penulisan naskah di setiap halaman sedapat mungkin
Penulisan terisi penuh.
6. Awal kalimat suatu paragraf yang terdapat di bagian
bawah halaman, minimal memiliki dua baris kalimat
sebelum disambung ke halaman baru berikutnya.
7. Akhir kalimat suatu paragraf yang bersambung ke
halaman baru, minimal memiliki dua baris kalimat
sebelum pindah ke paragraf berikutnya.
1. Dalam penulisan skripsi digunakan angka Arab dan
angka Romawi. Angka Arab antara lain: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, sedangkan angka Romawi antara lain: I (i), II
(ii), III (iii), IV (iv), V (v), dan seterusnya.
2. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran, satuan
Angka dan waktu, nomor jalan, nomor bagian sebuah tulisan, dan
Lambang sebagainya.
3. Angka desimal dinyatakan dengan tanda koma, bukan
Bilangan tanda titik
4. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan
satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika
beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan,
seperti dalam perincian dan pemaparan.
5. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan
huruf. Jika memungkinkan susunan kalimat diubah
sehingga bilangan tersebut tidak terdapat di awal kalimat.
Misalnya:
Angka dan 12 orang tewas dalam kecelakaan itu. (salah) Dua
belas orang tewas dalam kecelakaan itu. (benar)
Lambang 150 orang diundang Pak Heri. (salah) . Pak Heri
mengundang 150 orang tamu. (benar)
Bilangan 6. Satuan ukuran ditulis sesuai dengan singkatan
resminya, seperti l (liter), m (meter), gr (gram), cm
(sentimeter), dan sebagainya.
1. Huruf pertama pada alinea baru dimulai pada ketukan
4 keenam.
2. Penulisan naskah menggunakan jarak dua spasi atau
spasi ganda.
3. Khusus untuk penulisan abstrak, kutipan langsung,
Jarak dan judul tabel, judul atau sumber gambar, dan daftar
pustaka, menggunakan jarak satu spasi.
Penomoran 4. Nomor halaman diletakkan di bagian sudut kanan
Halaman atas, berjarak 3 cm dari tepi atas halaman dengan
menggunakan angka Arab.
5. Khusus untuk halaman yang memuat bab dan
judul bab, nomor halaman diletakkan di bagian
bawah-tengah, 2 cm dari tepi bawah halaman.
4 6. Halaman yang memanjang (landscape), penomorannya
diletakkan di bagian kanan bawah, 2 cm dari tepi
bawah halaman.
Jarak dan 7. Halaman-halaman pada bagian awal skripsi (sebelum
halaman BAB I), penomoran menggunakan angka
Penomoran Romawi kecil dan diletakkan di bawah-tengah, 2 cm dari
tepi bawah halaman
Halaman
5
1. Bab dan judul bab ditulis menggunakan huruf kapital
yang ditebalkan (bold), diletakkan di bagian atas halaman
baru, simetris di tengah ruang tulis, dan tidak diakhiri
tanda titik. Nomor bab menggunakan angka Romawi
besar.
Bab dan 2. Bab dengan judul bab menggunakan jarak tiga spasi.
3. Judul bab dengan judul subbab atau dengan baris
Subbab pertama alinea pertama berjarak tiga spasi.
4. Judul subbab ditebalkan, ditulis menggunakan huruf
besar di setiapawal kata (kecuali kata hubung dan kata
depan), tidak diakhiri tanda titik, dan diletakkan simetris
di tengah ruang tulis.
5. Judul subbab dengan uraiannya atau dengan anak
subbab berjarak tiga spasi.
5 6. Baris terakhir uraian suatu subbab dengan judul
subbab berikutnya berjarak tiga spasi.
7. Judul bab, subbab, anak bab, cucu subbab, cicit
subbab, dan seterusnya, yang lebih dari dua baris ditulis
Bab dan menggunakan jarak satu spasi.
8. Jika penulisan naskah diperlukan perincian yang harus
Subbab disusun ke bawah, huruf atau angka tanda urut rinciannya
ditulis pada ketukan keenam, sejajar dengan jarak
sebuah alinea baru dari tepi kiri halaman.
9. Kode pananda perincian ke bawah untuk subbab,
anak subbab, cucu subbab, cicit subbab, piut subbab,
digunakan secara berurutan sesuai dengan derajat
perinciannya. Contoh: A, 1, a, 1), a), dan seterusnya.
1. Setiap tabel memiliki identitas berupa nomor dan judul.
Nomor dan judul tabel diletakkan simetris di atas tabel

6 yang menggunakan jarak dua spasi.


2. Penulisan judul tabel tidak diakhiri tanda baca apapun,
dan jika judul tabel lebih dari satu baris, baris kedua dan
seterusnya ditulis sejajar dengan huruf awal judul dengan
jarak satu spasi.
Penyajian 3. Tabel diberi nomor menggunakan angka Arab dan
mengikuti kode bab dalam naskah. Misalnya, “Tabel 3.5
Tabel Keadaan Pupulasi” berarti merupakan tabel pada Bab III
urutan ke-5.
4. Tabel terdiri atas kolom dan lajur. Kolom pada tabel
diberi nama dan pemisah antar kolom, tanpa ada garis
pemisah (vertikal). Jarak antar lajur pada tabel adalah
satu setengah spasi.
5. Teks dalam tabel ditulis menggunakan jarak satu setengah

6 spasi.
6. Setiap tabel harus utuh berada pada satu halaman.
7. Jika harus melampaui satu halaman, pada halaman
lanjutannya dicantumkan
tulisan “Lanjutan Tabel” diikuti nomor
Penyajian tabel merapat ke tepi kiri halaman, tanpa disertai judul
tabel lagi.
Tabel 8. Jika tabel yang akan disajikan terlalu lebar, posisi
halaman tulis dapat diubah
menjadi memanjang (landscape), kemudian nomor dan
judul tabel tersebut ditempatkan pada posisi yang dekat
dengan jilidan.
Penulisan nomor dan judul gambar diletakkan dua spasi

7
di bawah gambar dan tidak diakhiri tanda titik. Jika
judul gambar lebih dari satu baris, baris kedua dan
seterusnya ditulis simetris dengan jarak satu spasi.
Nomor gambar menggunakan angka Arab seperti
penomoran pada tebel, yakni mengikuti kode bab dalam
Penyajian naskah. Misalnya, “Gambar 3.2 Denah Lokasi Penelitian”
Gambar “Gambar 3.2 Denah Lokasi Penelitian”
berarti merupakan gambar pada Bab III urutan ke-2.
Selain itu, penyajian gambar tidak boleh dipenggal. Jika
ukuran gambar lebih besar dari ukuran halaman yang
ditentukan, dapat menggunakan kertas yang ukuran lebih
besar, kemudian dilipat rapi.
B. Susunan

Bentuk laporan penulisan skripsi terdiri dari:


1. Halaman Judul
2. Lembar Pernyataan
3. Lembar Pengesahan
4. Abstraksi
Bagian Awal 5. Halaman Kata Pengantar
6. Halaman Daftar Isi
7. Halaman Daftar Tabel; Halaman Daftar Gambar
1. Pendahuluan
2. Landasan Teori
Bagian 3. Metode Penetilian
4. Analisis Data dan Pembahasan
Tengah 5. Kesimpulan dan Saran
1. Daftar Pustaka
Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penulisan

2. Lampiran
Bagian Akhir Penjelasan tambahan, dapat berupa uraian, gambar,
perhitungan-perhi tungan, grafik atau tabel, yang
merupakan penjelasan rinci dari apa yang disajikan di
bagian-bagian terkait sebelumnya.
Penulisan Daftar
Pustaka
 Suatu rujukan yang lengkap minimal harus terdiri dari 3 unsur, yaitu nama
penulis, judul tulisan, dan informasi penerbitan.

 Nama penulis dapat juga bukan nama orang melainkan nama instansi
resmi atau nama organisasi atau badan-badan internasional, misalnya
Departemen Kesehatan, LIPI, WHO dan sebagainya.
Cara penulisan nama penulis harus mengikuti aturan tertentu.

Untuk penulis yang mempunyai nama keluarga atau nama marga, seperti
pada nama Barat, nama Cina, nama Tapanuli, maka nama penulis harus
dimulai dengan nama keluarga.

Tetapi bagi yang tidak mempunyai nama keluarga, maka nama harus
ditulis lengkap. Berikut beberapa contoh penulisan beberapa nama tertentu:
• Nama marga : Andi Hakim Nasution ditulis Nasution AH
• Nama Arab : Abdullah Thalib ditulis Thalib A
• Nama Barat : Michael Samuel Gracey ditulis Gracey MS
• Nama Cina : Yo Kian Tjiay ditulis Yo, KT
• Nama Jawa : Aswitha Damayanti ditulis Aswitha Damayanti
Judul makalah mencakup judul dan subjudul didalam suatu buku, bab dari suatu buku,
atau majalah ditulis dibelakang nama penulis.

Informasi penerbitan harus ditulis selengkapnya yang mencakup nama buku/majalah,


edisi/volume, penerbit, kota tempat penerbitan, tahun penerbitan dan halaman.

Untuk buku edisi pertama tidak perlu ditulis edisinya. Nama kota penerbit bila lebih
dari satu hanya ditulis nama kota pertama saja.
• Beberapa macam cara penulisan rujukan
1. Sistem nomor
2. Sistem nama dan tahun (Harvard)
3. Sistem kombinasi alfabet dan nomor
4. Sistem Vancouver
1. Sistem Nomor

Pada cara ini tiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan
penunjukannya di dalam makalah.

Nomor diletakkan di antara tanda kurung, baik di belakang nama penulis,


akhir pernyataan atau akhir kalimat.

Untuk penunjukkan lebih dari satu digunakan nomor-nomor yang


bersangkutan, yang dipisahkan dengan tanda koma.
• Contoh :
Virus penyebab ensefalitis yang dikenal di Indonesia adalah rabies (1), polio- mielitis (2), cocksackie (3),
influenza (4,5) . . dst.

Kemudian pada daftar pustaka dituliskan nama-nama penulis berdasarkan nomor urut penunjukannya di
dalam makalah, bukan berdasarkan alfabetis.
1. Lo SG. Serum antirabies pada pasien ensefalitis di Indonesia. Maj Kedok Indones...dst.
2. Lie KT. Diagnosa poliomyelitis dengan biakan jaringan. Maj Kedok Indones 1959... dst.
3. Soemiatno. Herpangina dan virus Cocksackie yang dapat diisolasikan di Indonesia. Maj Kedok
Indones. 1956 ... dst.
4. Gan KH, Warsa R. Antibacterial activity of allantoic fluid of embrionated egg infected with
influenza virus against bacillus subtilis. Maj Kedok Indones.1958 ... dst.
5. Gan KH, Warsa R. Antibacterial activity . . dst.
2. Sistem nama dan tahun (sistem harvard)

Pada sistem Harvard, daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasarkan nama penulis,
dengan meletakkan nama keluarga atau pengganti nama keluarga di depan.

Penunjukkannya di dalam makalah dengan mencantumkan nama keluarga penulis dan


tahun di dalam kurung dengan membubuhkan tanda baca koma diantaranya.

Apabila nama penulis lebih dari satu orang, maka di belakang tahun dibubuhkan tanda
titik koma sebelum nama penulis berikutnya.
• Contoh :
In natural and experimental setting, vitamin A deficiency in animals and humans is often associated with a
decreased resistance to infection (Ross, 1994; Cantoma, 1995).

Apabila terdapat penulis yang sama, maka urutan abjad berdasarkan nama penulis berikutnya. Bila
terdapat nama penulis yang sama, maka penulisannya berdasarkan kronologis menurut tahun
penerbitan. Apabila nama penulisnya sama dan tahun penerbitannya juga sama, ditambahkan huruf a, d,
c dst. di belakang tahun.
• Contoh
• Jepson, J.; Lowenstein, L.: The effect of testosterone, adrenal steroids and prolactin on
erythropoiesis. Acta Haemat. 48: 292-299 (1967a).
• Jepson, J.; Lowenstein, L.: Inhibition of the stem cell of erythropoietin by estradiol valerate and the
protective effect of 17 alpha-hydroxyprogesterone caproate and testosterone proprionate.
Endocrinology 80: 438-434 (1967b).
3. Sistem Kombinasi Alfabet Dan Nomor

Pada cara ini penunjukan di dalam makalah diberi nomor dan pada daftar rujukan nama
penulis disusun secara alfabetik.
Penulisan daftar publikasi di dalam daftar rujukan disusun menurut alfabet nama penulis.
Antara nama keluarga dan nama diri diberi tanda koma, antara nama-nama penulis diberi
tanda titik koma, dan pada akhir nama penulis diberi tanda titik dua, yang kemudian
diikuti dengan judul makalah.
Di belakang judul makalah ditulis nama majalah yang disingkat menurut aturan yang
baku, kemudian diberi tanda titik dibelakangnya.
Di belakang nama majalah ditulis volume majalah kemudian titik dua, halaman pertama
dan terakhir, dan di belakang ditulis tahun dalam tanda kurung.
• Contoh :

Buku
Bucher, T.; Pfleiderer, G.: Pyruvate kinase from muscle; in Colowick, Kaplan,
Methods in enzymology, vol. 1, p. 323 (Academic Press, New York 1972).
Eisen H.: An introduction to molecular and cellular principles of the immune
response. 5th ed. p. 406 (Harper and Row , New York, 1974).

Jurnal
Allan, J.D.; Mason, A.; Moss, A.D.: Nutritional supplementation in the treatment of cystic fibrosis. Am J. Dis.
Hild. 126: 22-26 (1973).
4. Sistem vancouver

 Saat ini, sistem Vancouver yang terbanyak dipakai oleh para editor majalah ilmiah.
Lebih dari 150 majalah terkemuka di dunia menggunakan cara ini. Keuntungan
sistem ini adalah cara penulisannya menjadi lebih ringkas, karena :
• Nama penulis dan tahun tulisan tidak disertakan dalam nas (teks), kecuali yang
dianggap sangat penting.
• Penggunaan titik di belakang inisial nama penulis, titik-koma di belakang titik
setelah pengarang terakhir, titik dua setelah semua nama pengarang, titik setelah
singkatan nama jurnal ditiadakan.
• Pembaca lebih mudah menelusur sumber rujukan dari kutipan dalam naskah.
Kekurangannya adalah, penulis naskah harus mencocokkan kembali nomor dan urutannya apabila ia
menyisipkan rujukan baru dalam proses penulisan makalahnya. Berikut adalah beberapa contoh
penulisan dengan menggunakan sistem Vancouver.
Contoh :
Buku
Eisen HN. Immunology: an introduction to molecular and cellular principles of the immune response. 5th
ed. New York: Harper and Row, 1974:406.

Bab pada buku yang ada penyuntingnya.


Cherry JD. In: Feigin RD, Cherry JD, eds. Textbook of pediatric infectious diseases. Philadelphia:WB
Saunders, 1981; 135-6.
Chandra RK, Newborne PM. Immunocompetence in undernutrirtion. In: Chandra RK, ed. Nutrition,
immunity and infection. New York: Plenum Press, 1977; 67-125.
Majalah / Journal
Heyman MH, Storch S, Anent ME. The fat overload syndrome. Am J Dis Child 1981;
135:628-30
Journal dengan jumlah pengarang kurang atau sama dengan 6 orang, nama pengarang
ditulis semuanya. Bila jumlah pengarang lebih dari 6 orang, nama- nama pengarang hanya
ditulis 3 orang, sedangkan sisanya ditulis dengan dkk, atau et al.
Ginsburg R, Lamb IH, Bristow MR, et al. Application and safety of out patients with
possible variant angina. Am Heart J. 1981; 102

Disertasi atau tesis


Cairns RB. Infrared spectroscopic studies of solid oxygen. Berkeley: University of
California, 1965. 156 pp. Dissertation.
THANKS!
Do you have any questions?
D, Mahasiswa FK UNPRI 2017 sedang memasuki tahap penulisan karya
tulis ilmiah sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana kedokteran. D
ingin meneliti tentang pengaruh pemberian obat Atorvastatin dan
Simvastatin terhadap kadar kolesterol lansia daerah Kelurahan Sei Mati,
Kec. Medan Labuhan. Penelitian ini melibatkan 100 warga dengan riwayat
dislipidemia. Atorvastatin dan Simvastatin dinilai dalam kategorik.
Tekanan darah pasien dinilai dalam satuan (g/dl). Menggunakan penelitian
Eksperimental Analitik dengan desain pretest and posttest. Dengan terleih
dahulu cek normalitas data menggunakan Kogorov. Selanjutnya data diuji
statistik (bivariat) normal dengan Uji T-test Dependent dan jika data tidak
normal diuji dengan Uji Wiloxon.
Apakah konsep uji statistik normal dan tidak normal pada skenario ?

Skala ukur : Numerik  Interval ; TD


Sampel  2 ( Bivariat )
Normal : Uji T-Test Dependent
Tidak Normal : Wiloxon.

Anda mungkin juga menyukai