Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA “AW” UMUR 3 TAHUN DENGAN

RIWAYAT ISPA DI POLIKLINIK ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TABANAN
TANGGAL 27 SEPTEMBER 2022

Laporan Kasus Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Praktek Klinik Kebidanan II

DISUSUN OLEH :
NI MADE AYU DHARMA WEDASARI
NIM. 2006091009

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA “AW” UMUR 3 TAHUN DENGAN
RIWAYAT ISPA DI POLIKLINIK ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TABANAN
TANGGAL 27 SEPTEMBER 2022

Dianjukan oleh :
Ni Made Ayu Dharma Wedasari
NIM. 2006091009

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Lapangan,

Ni Made Sri Astuti, S.ST.Keb


NIP. 19780614 200701 2 030

Menyetujui Pembimbing

PEMBIMBING I, PEMBIMBING II,

I Ketut Wijana, S.ST., M.Pd


NIP. 19631231 198703 1 260 Ns. Made Bayu Oka Widiarta, S.Kep., M.Kep
NIP. 19901019 202012 1 011
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA “AW” UMUR 3 TAHUN DENGAN


RIWAYAT ISPA DI POLIKLINIK ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TABANAN
TANGGAL 27 SEPTEMBER 2022

Tim Penguji

Tanda
No Nama Penguji NIP
Tangan

1. I Ketut Wijana, S.ST., M.Pd 19631231 198703 1 260

Ns. Made Bayu Oka Widiarta, S.Kep.,


2. 19901019 202012 1 011
M.Kep

Tabanan, 30 September 2022


Ketua Program Studi D3 Kebidanan

Ni Nyoman Ayu Desy Sekarini,S.ST.M.Keb


NIP. 1986 1227 2019 03 2006

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya-lah penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Pada Balita “Aw” Umur 3 Tahun Dengan Riwayat Ispa Di
Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan. Laporan ini diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan praktek klinik kebidanan II. Dalam
menyelesaikan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa
moral maupun material dari berbagai pihak. untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. M.Ahmad Djojosugito, dr., SpOT(K), MHA, MBA.
selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Ibu Ni Nyoman Desy Sekarini,S.ST.M.Keb selaku Koordinator
Program Studi Kebidanan Universitas Pendidikan Ganesha.
3. Bapak I Ketut Wijana, S.ST., M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I
dalam menyelesaikan laporan ini.
4. Bapak Ns. Made Bayu Oka Widiarta, S.Kep., M.Kep selaku Dosen
Pembimbing II dalam menyelesaikan laporan ini..
5. Ibu Ni Made Sri Astuti, S.ST.Keb selaku CI Polikliknik anak dalam
melaksanakan Praktek Klinik Kebidanan II.
6. Keluarga besar yang telah memberikan dorongan secara moril dan
materi sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
menunjang kesempurnaan tugas ini dan penulis berharap semoga tugas ini
bermanfaat nantinya.

Tabanan, 30 September 2022

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Laporan....................................................................................................
1.4 Manfaat................................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori Kasus...............................................................................................
2.2 Kajian Teori Asuhan Kebidanan........................................................................
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Data Subyektif ( Selasa, 27 September 2022 Jam 10.17 WITA) ........................
3.2 Data Obyektif ( Selasa, 27 September 2022 Jam 10.25 WITA) .........................
3.3 Analisa ( Selasa, 27 September 2022 Jam 10. 55) .............................................
3.4 Penatalaksanaan ( Selasa, 27 September 2022 Jam 11.05 WITA ) ....................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Subyektif......................................................................................................
4.2 Data Obyektif.......................................................................................................
4.3 Analisa.................................................................................................................
4.4 Penatalaksanaan...................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyatakan


Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan kategori tersebut, maka secara nasional Indonesia masuk
dalam kategori AKABA sedang. Target MDGs pada tahun 2015 adalah 32
kematian balita per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2013).
Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka
per 1.000 kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya
kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Angka
kematian balita tahun 2017 juga cenderung menurun dari tahun
sebelumnya, hal ini merupakan pengaruh dari menurunnya Angka
Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan capaian nilai AKABA pada tingkat
kabupaten/kota, diketahui AKABAterendah ada di Kota Denpasar sebesar
0,86 per 1000 KH dan AKABA tertinggi ada di Kabupaten Gianyar yaitu
sebesar 12,28 per 1000 KH.
Batuk dan pilek merupakan mekanisme respon normal yang
dialami ketika saluran pernapasan kita terserang bakteri, virus, ataupun
agen asing lainnya. Seringkali, batuk dan pilek juga menyerang bayi
hingga balita dikarenakan masih berkembangnya sistem imun mereka.
Banyak yang tidak menyadari bahwa penyakit dengan gejala seperti batuk
dan sesak napas pada bayi ataupun balita memerlukan perhatian lebih
dikarenakan dampaknya yang cukup berat, mulai dari rawat inap hingga
kematian. Salah satu penyakit pernapasan yang menjadi penyebab
kematian tertinggi pada balita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
1
2

Infeksi saluran pernapasan akut merupakan infeksi akut yang dapat


menyerang satu atau lebih bagian dari saluran napas manusia.1 ISPA atau
dalam bahasa Inggris disebut Acute Respiratory Infection (ARI) umumnya
ditandai dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, hidung tersumbat,
sakit tenggorokan, dan sesak pada dada.2-3 Sebagian besar ISPA
ditularkan melalui tetesan (droplet) yang keluar saat bersin atau batuk, dan
juga melalui kontak langsung terhadap benda terinfeksi yang diikuti
inokulasi tak sengaja. Penyebaran melalui aerosol juga dapat terjadi pada
beberapa patogen penyebab ISPA.
Indonesia masih memiliki angka kematian bayi dan balita yang
cukup tinggi. Masalah tersebut terutama dalam periode neonatal dan
dampak penyakit menular, terutama pneumonia, malaria dan diare
ditambah dengan masalah gizi yang dapat mengakibatkan lebih dari 80%
kematian anak. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa
perubahan peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau
tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih
dari 4 kali/hari.(Ngastiyah,204).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penyelesaian asuhan Kebidanan Pada Balita “Aw” Umur 3
Tahun Dengan Riwayat Ispa Di Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum
Daerah Tabanan.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan pada balita “aw”
umur 3 tahun dengan riwayat ispa di poliklinik anak rumah sakit umum
daerah tabanan?

1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
3

Mahasiswa dapat memahami dan meningkatkan pengetahuan


dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada balita.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subyektif pada
balita “aw” umur 3 tahun dengan riwayat ispa di poliklinik anak
rumah sakit umum daerah tabanan.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data obyektif pada
balita “aw” umur 3 tahun dengan riwayat ispa di poliklinik anak
rumah sakit umum daerah tabanan.
3. Mahasiswa mampu menganalisa data dan menegakkan diagnosa
ibu balita “aw” umur 3 tahun dengan riwayat ispa di poliklinik
anak rumah sakit umum daerah tabanan.
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan yang
komprehensif pada balita “aw” umur 3 tahun dengan riwayat ispa
di poliklinik anak rumah sakit umum daerah tabanan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Dengan melaksanakan asuhan kebidanan pada balita
diharapkan mahasiswa dapat menerapkan teori yang sudah
didapatkan di bangku kuliah. Sehingga dapat membandingkan teori
yang sudah didapatkan dengan penerapan dalam pemberian asuhan
secara langsung.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada masyarakat khususnya pada orang tua.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dengan praktek yang dilakukan oleh Mahasiswa maka
Institusi Pendidikan dapat memberikan bimbingan dan
memberikan pengalaman baru bagi mahasiswanya sehingga teori
yang telah diberikan sebelumnya dapat diterapkan pada pasien
secara langsung, yang dalam hal ini diterapkan asuhan pada balita.
4
5

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori Kasus

1. Balita

A. Pengertian Balita

Balita merupakan usia dibawah 5 tahun atau sering disingkat dengan nama balita.
Merupakan salah satu periode manusia setelah hari sebelum anak awal. Kelantan
usia balita dimulai dari 1-5 tahun atau biasanya digunakan perhitungan bulan
yaitu 12 - 160 bulan periode ini juga disebut usia pra sekolah.

B. Tahapan Perkembangan Balita


Menurut Riyadi dan Ratnaningsih (2012), tahapan perkembangan balita meliputi:

1. Umur 10 – 12 bulan
a) Fisik
Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi atas dan bawah sudah
tumbuh

b) Motorik
Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lam, belajar berjalan
dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar
dengan menggunakan sendok akan tetapi lebih senang menggunakan
tangan, sudah bisa bermain ci… luk… ba.. mulai senang mencoret-coret
kertas.

c) Sensoris
Visual aculty 20 – 50 positif, sudah dapat membedakan bentuk

d) Sosialisasi
Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada lingkungan yang sudah
diketahuinya, meras takut pada situasi yang asing, sudah mengerti
namanya sendiri, sudah bisa menyebut abi, ummi.

2. Umur 15 bulan
a) Motorik kasar : sudah berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain

b) Motorik halus : sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke


lubang, membuka kotak, melempar benda.
6

3. Umur 18 bulan
a) Motorik kasar
Mulai berlari masih sering jatuh, menarik-narik mainan, mulai senang naik
tangga tetapi masih dengan bantuan

b) Motorik halus
Sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa membuka halaman
buku belajar balok-balok.

4. Umur 24 bulan
a) Motorik kasar
Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap
tahap.

b) Motorik halus
Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana,
minum dengan menggunakan gelas atau cangkir, sudah dapat
menggunakan sendok dengan baik.

5. Umur 36 bulan
a) Motorik kasar
Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan
bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tinga

b) Motorik halus
Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangan sendiri, menggosok gigi.

6. Umur 4 tahun
a) Motorik kasar
Berjalan jinjit, melompat, melompat dengan satu kaki, menangkap bola
dan melemparkannya.

b) Motorik halus
Sudah bisa menggunakan gunting dngan lancar, sudah bisa menggambar
kotak, menggambar garis vertikal maupun horizontal, belajar membuka
dan memasang kancing baju.

7. Usia 5 tahun
a) Motorik kasar
Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan melempar
bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian.

b) Motorik halus
Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis dengan
kata-kata, belajar menulis nama, belajar mengikat tali sepatu.

c) Sosial emosional
7

Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman sebaya,


interaksi sosial selama bermain meningkat, sudah siap untuk
menggunakan alat-alat bermain.
C. Pertumbuhan Fisik

Pemeriksaan fisik menurut Soetjiningsih (2012), meliputi:

1) Lingkar kepala

Ukuran kepala bayi merupakan salah satu ukuran yang penting diketahui,
yaitu untuk mengetahui perubahan dalam pertumbuhan otak. Lingkar
kepala bayi normal adalah 33 – 35 cm, tahun pertama naik 10 cm,
kenaikan semakin lama semakin sedikit, usia 5 tahun kenaikan hanya 0,5
cm, setiap tahun sampai ukuran dewasa dicapai. Usia 2 tahun kurang lebih
1/6 panjang badan. Usia satu tahun adalah 44 – 47 cm.

2) Panjang badan

Dalam tahun pertama, panjang badan bayi bertambah 23 cm. Balita pada
umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm. Kemudian kecepatan
pertumbuhan berkurang, sehingga setelah umur 2 tahun, kecepatan
pertambahan panjang badan kira-kira 5 cm per tahun. Rumusan panjang
anak dari usia 3 tahun sampai remaja 80 + 5 cm.

3) Berat badan

Sesudah tahun pertama kenaikan 1,5 – 2 kg atau 2 – 3 kg setiap tahun.


Rumusan berat badan 7 – 2 kg (n = tahun) berat badan umur 1 tahun
adalah 3 kali berat badan lahir, 2,5 tahun adalah 4 kali berat badan lahir,
dan 6 tahun adalah 2 kali berat badan umur 1 tahun

D. Permasalahan pada Balita

Masa kanak-kanak terutama pada saat balita (bayi dibawah lima tahun)
merupakan masa-masa rentan terkena berbagai macam penyakit. Untuk itu
orang tua harus cermat memperhatikan gejala apa yang biasa dialami oleh
anak balita. Laurent (2014), menyatakan ada beberapa gejala penyakit
yang umum terjadi pada balita dan kemungkinan penyebabnya, yaitu:
8

1) Batuk-batuk

Penyebab yang paling umum dari kondisi ini kemungkinan ISPA (infeksi
saluran pernafasan atas). Selain itu ada juga penyebab lainnya seperti
lendir dari hidung yang mengalir ke tenggorokan, asma, batuk rejan atau
pneumonia.

2) Diare

Balita yang mengalami diare pada umumnya memiliki kotoran yang encer
dan berair. Diare di sebabkan oleh gastroenteritis, alergi suatu makanan.
Pada bayi dibawah 3 tahun terkadang diare disebabkan oleh sistem
pencernaan yang belum sempurna.

3) Demam

Pada umumnya demam merupakan pertanda terjadinya infeksi yang


disebabkan oleh bakteri atau virus. Usaha pertama yang dilakukan jika
bayi demam tinggi adalah memberinya obat penurun demam, karena
demam yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kejang.

4) Kejang

Balita yang kejang adalah suatu kondisi menakutkan bagi orang tua.
Namun, jika kejang terjadi akibat demam tinggi biasanya jarang
berbahaya. Penyebab lain dari balita yang kejang adalah epilepsi dan
kejang tanpa ada alasan yang khusus pada bayi yang baru lahir dalam
keadaan sehat.

5) Muntah

Muntah bisa disebabkan oleh infeksi seperti gastroentritis, infeksi saluran


kemih, keracunan makanan.

2. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan)

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang menyerang bagian atas,


seperti hidung, tenggorokan, faring, laring, dan bronkus. Pilek termasuk
kedalam salah satu penyakit ISPA yang sering terjadi pada bayi. Beberapa
9

penyakit ISPA lainnya adalah sinusitis, laringitis, faringitis, tonsilitis, dan


epiglotitis. Penyebab ISPA dapat bermacam-macam. Biasanya, ISPA
ditularkan melalui pengidapnya saat bersin atau batuk. Selain itu, ada
beberapa penyebab lain, seperti:

a) Berada di ruangan tertutup dan penuh sesak bersama dengan orang


yang terinfeksi virus ISPA.

b) Saat pengidap ISPA menyentuh hidung dan mata Si Kecil. Infeksi


ditularkan ketika virus telah menempel ke tangan yang menyentuh
hidung dan mata bayi.

c) Udara yang sangat lembab. Virus yang menyebabkan ISPA sangat


senang berada di lingkungan lembab.

d) Saat kekebalan tubuh bayi lemah.

 Gejala ISPA pada Anak

ISPA juga mudah ditularkan pada anak-anak di tempat


penitipan anak, sekolah, ataupun saudara kandung. Biasanya,
ISPA tidak memerlukan pengobatan khusus karena dapat
sembuh dengan sendirinya kurang lebih sekitar dua minggu.
Gejala ISP juga sering tumpang tindih, sehingga membuat
penyakit ini sulit dibedakan. Gejala umum dari ISPA dapat
meliputi :

a) Sakit tenggorokan.

b) Mata merah.

c) Suara serak.

d) Batuk.

e) Demam.

f) Pembengkakan kelenjar getah bening.


10

FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA
11

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA “AW” UMUR 3 TAHUN DENGAN RIWAYAT


ISPA DI POLOKLINIK ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TABANAN TANGGAL
27 SEPTEMBER 2022

I. DATA SUBYEKTIF (HARI Selasa, TGL 27 September 20022 , JAM 0.17 WITA)

1. Identitas
a. Bayi
Nama : Balita “AW”

Umur/tgl/jam lahir : 3 Tahun / 1 Mei 20219

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke- : Kedua

Status anak : Sah

b. Orang Tua Ibu Ayah


Nama : Ny”NW” Tn”PA”

Umur : 28 Tahun 30 Tahun

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : IRT Swasta

Agama : Hindu Hindu

Suku bangsa : Indonesia Indonesia

Status perkawinan : Sah Sah

Alamat rumah : Baturiti,Tabanan Baturiti, Tabanan

No. Telepon : - -

Alamat tempat kerja : - -

2. Alasan Dirawat dan Keluhan Utama : Ibu datang ingin melakukan kontrol pada anaknya

3. Riwayat Prenatal (sumber)


GPA: G2P2A0

Masa gestasi: 38 minggu

Penerimaan kehamilan:
a. Direncanakan dan diterima
12

b. Tidak direncanakan tapi diterima


c. Tidak direncanakan dan tidak diterima

Riwayat ANC: Ibu melakukan pemeriksaan sebanyak 7 kali yaitu dibidan 2 kali,
puskesmas 3 kali dan di dr. Spog 2 kali

Penyulit selama prenatal: ibu mengatakan tidak ada keluhan selama prenatal

Perilaku atau kebiasaan yang buruk selama prenatal: Ibu mengatakan tidak ada tidak ada
perilaku yang membahayakam selama masa prenatal.

Riwayat penyakit ibu: Ibu mengatakan tidak memiliki riwayar penyakit seperti jantung,
hipertensi, hepatitits B dan lain-lain.

4. Riwayat Intranatal (sumber)


Tempat kelahiran di Pmb, penolong Bidan tanggal 1 Mei 2022 .Kala I: lama kala 1 6 jam
dan tidak ada penyulit , Kala II: lama kala 2 berlangsung selama 40menit, dan tidak ada
penyulit.

5. Riwayat postnatal

Keadaan bayi: segera menangis setelah lahir


Tali pusat bayi panjangnya 50 cm
Pemberian Vitamin K, salep mata,dan imunisasi Hb0 sudah diberikan. Reaksi alergi:
tidak ada
IMD: Dilakukan IMD dan berlangsung selama 1 jam
Rawat gabung: Dilakukan

6. Riwayat masa neonatus


Keadaan saat masa neonatus yaitu, ibu mengatakan saat masih bayi anaknya. belum
Pernah sakit sampai dirawat.
Tali pusat pupus setelah 14 hari.

7. Riwayat masa bayi


Tumbuh kembang : pertumbuhan dan perkembangan : kms/kpsp/ddst
Status gizi : Baik

8. Riwayat Imunisasi (sumber)


Imuniasi pada anak sudah lengkap dan sesuai dengan tanggal pemberian.

9. Data kebutuhan Bio-psiko-sosial-spiritual

a. Kebutuhan biologis: Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya saat bernafas,
diberikan makan 3 kali sehari.

b. Kebutuhan psikologis: ibu merawat bayinya


13

c. Kebutuhan sosial : Ibu dan keluarga menerima bayinya dan senang atas kelahiran
bayinya

d. Kebutuhan spiritual: Ibu mengatakan tidak ada perilaku spiritual yang membahayakan
pada bayi

10. Pengetahuan orang tua: Ibu sudah mengetahui pemenuhan nutrisi dan perawatan untuk
anaknya.

II. DATA OBYEKTIF (HARI Selasa TGL 27 September 2022 JAM 10.25)

a. Pemeriksaan TTV : R : 30x/menit N: 90x/menit

b. Pemeriksaan antropometri : BB = 14 Kg

c. Pemeriksaan fisik : Normal

d. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

III. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : Balita Sehat "AW" umur 3 tahun dengan riwayat Ispa

Dasar Subyektif : Ny. NW mengatakan ingin melakukan kontrol pada anaknya pasca rawat
inap, dengan saat ini tidak ada keluhan.

Dasar Obyektif : Didapatkan TTV normal, KU baik, kesadaran composmentis,


pernafasan 30x/menit, nada 90x/ menit, wajah tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mulut lembab.

Masalah: Tidak ada

Kebutuhan: Tidak ada

IV. IDENTIFIKASi DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Diagnosa : Balita Sehat "AW" umur 3 tahun dengan riwayat Ispa

Masalah potensial : tidak ada

V. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA

1. Menyarakan ibu untuk memenuhi pemenuhan nutrisi anakanya


14

2. Memberikan terapi obat

VI. PERENCANAAN (HARI Selasa TGL 27 September 2022 JAM 10.40 wita)

1. Memberitahukan kepada ibu tentang keadaan anaknya


2. Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup
3. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya bila panas
4. Berikan terapi obat
5. Anjurkan ibu untuk kontrol kembali bila obat sudah habis

VII. PELAKSANAAN (HARI Selasa TGL 27 September 2022 JAM 10.55 wita)

1. Memberitahukan ibu tentang kondisi anaknya dalam keadaan normal, ibu mengerti
dengan kondisi anaknya saat ini
2. Melakukan inform conset kepada ibu untuk tindakam selanjutnya yang akan dilakukan
untuk anaknya, ibu bersedia dilakukan tindakan selanjutnya
3. Menganjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi (contohnya : bubur, telur, buah-
buahan) dan istirahat yang cukup, ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan anjuran
yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat bila panas, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya jika anakanya panas kembali.
5. Memberikan terapi obat ambroxol dengan dosis 3kali 3/4, cetrizine 1-2 kali 1/2, dan
paracetamol 3 kali 5 ml dan memberitahukan ibu cara pemberiannya, ibu mengerti dan
sudah menerima obat.
6. Menyarankan kepada ibu untuk konteol.kembali jika obat anaknya sudah habis dan jika
ada keluhan, ibu memgerti dan bersedia datang kembali jika obat anaknya sudah habis
dan jika ada keluhan.
7. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
15

BAB lV
PENUTUP

5.1 Simpulan
Pada simpulan ini berisi jawaban atas rumusan masalah dan tujuan khusus asuhan
yang telah ditentukan.

1. Data Subyektif

Pada kasus ini data subyektif yang didapatkan tidak ada masalah dan
sudah sesuai dengan teori yang ada. .

2. Data Obyektif

Pada pemeriksaan keadaan umum, tanda-tanda vital dan pemeriksaan


fisik tidak ditemukan kelainan atau tanda-tanda adanya infeksi. Keadaan anak
pada batas normal.

3. Analisa

Pada kasus ini, analisa data yang dirumuskan yaitu Balita "AW" umur 3 tahun
dengan riwayat ISPA.

4. Penatalaksaan

Dalam pemberian asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan teori.

5.2 Saran
Keluarga
Pada keluarga diharapkan untuk bisa mencegah terjadinya komplikasi pada
anaknya.
Petugas Kesehatan
Bagi PMB utamanya bidan desa sebagai perpanjangan tangan dari puskesmas
harus lebih mengefektifkan primary health care atau kunjungan rumah serta promosi
kesehatan yang merupakan salah satu program puskesmas yaitu promotif dan
preventif.
16

Lahan Praktek
Diharapkan tempat pelayanan seperti posyandu, poskesdes, puskesmas ataupun
tempat praktek mandiri agar lebih meningkatkan Pemantauan Wilayah Setempat
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) terutama oleh bidan desa.
Tokoh Masyarakat
Diharapkan tokoh masyarakat dapat meningkatkan sosialisasi dan partisipasinnya
dalam menanggulangi akibat yang ditimbulkan pada bayi dan balita dengan resiko
tinggi sehingga bisa terhindar atau mencegah terjadinya hal buruk yang dapat
membahayakan ibu dan bayi.
Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan asuhan kebidanan
pada keluarga sehingga untuk selanjutnya dapat menyusun asuhan kebidanan pada
keluarga dengan lebih baik dan benar serta dapat memberikan asuhan dengan baik
pada keluarga yang dibina.

Daftar Pustaka

Saifuddin, AB. 2014. Ilmu Kebidanan Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
P Astuti, S.,
17

Riyadi dan Ratnaningsih. 2012. Tumbang. Cara Praktis Orang Tua untuk Memanta.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.17

https://www.alomedika.com/penyakit/telinga-hidung. tenggorokan/ispa/penatalaksanaan

Dinkes Provinsi Bali, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2017. Kementerian. Kesehatan
RI. 17

Hidayat, A.A. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. 17

Anda mungkin juga menyukai