Anda di halaman 1dari 5

No Absen : 14

NIM : 41032102221019
Nama : Sarah Nurul Azmi
Matakuliah : Interaksi dan Komunikasi ABK
Dosen Pengampu : Prinanda Gustarina Ridwan, M.Pd.

Tahapan Perkembangan Bahasa pada Anak Secara Umum

Jahja mengungkapkan, bahasa adalah media untuk berkomunikasi yang artinya


mencakup seluruh cara untuk berkomunikasi. Untuk penyampaiannya dengan baik
menggunakan lisan, tulisan, isyarat, atau ekspresi wajah. Dimana penyampaian pikiran
dan emosi dalam bentuk simbol. Selanjutnya Santrock menerangkan bahasa
merupakan suatu bentuk komunikasi yang berbentuk lisan, tertulis maupun isyarat yang
berdasar pada suatu sistem dari simbol-simbol.
Simandjuntak dan Pasaribu (dalam Anggraini et al., 2019) menjelaskan
pengertian perkembangan bahasa, bahwa melalui suara anak dapat mengucapkan apa
yang ada di dalam hati dan pikirannya. Pertumbuhan dan perkembangan suara akan
membentuk bahasa. Bahasa ialah ucapan mengenai perasaan dan pikiran manusia
dengan menggunakan alat bunyi yang teratur.
Bzoch, membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir
sampai usia 3 tahun dalam empat stadium, yaitu:

A. Pada usia 0-3 bulan


- Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik.
Komunikasi ini terjadi pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun
pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa baik isi, bentuk,
dan pemakaian bahasa. Selain belum berkembangnya bentuk bahasa konvensional,
kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasinya lebih bersifat reflektif
daripada terencana. Periode ini disebut prelinguistik.

- Tahapan-tahapan pemerolehan bahasa anak secara umum di periode ini, yaitu


sebagai berikut:
1. Reflexive vocalization
Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan
yang masih berupa refleks. Jadi, tangisan yang dikeluarkan bayi bukan
karena ia memang ingin menangis, tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia
sadari.
2. Babbling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak
nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Dari sini bayi akan belajar
bahwa ia akan mendapat perhatian ibunya atau orang lain saat ia
menangis. Sehingga, kemudian bayi akan menangis bila meminta orang
dewasa melakukan sesuatu untuknya. Berbeda dengan sebelumnya,
tangisan yang dikeluarkan ini telah dapat dibedakan sesuai dengan
keinginan atau perasaan si bayi.
3. Lulling
Di usia 3 minggu sampai 3 bulan mulai terdengar suara-suara
namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan
sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang
diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….”

B. Pada usia 3-10 bulan


Kata-kata pertama: Transisi ke bahasa
Terjadi pada umur 3-10 bulan. Salah satu perkembangan bahasa utama
milestone adalah pengucapan kata-kata pertama yang terjadi pada akhir tahun pertama,
berlanjut sampai satu setengah tahun saat pertumbuhan kosakata berlangsung cepat,
juga tanda dimulainya pembentukan kalimat awal. Berkembangnya kemampuan kognitif,
adanya kontrol, dan interpretasi emosional di periode ini akan memberi arti pada
kata-kata pertama anak. Arti kata-kata pertama mereka dapat merujuk ke benda, tempat
dan kejadian-kejadian di seputar lingkungan awal anak.
Sebelum anak-anak mengucapkan kata-kata terlebih dahulu, membuat
ocehan misalnya dengan ucapan baaa, maaa, atau paaa. Mengoceh ini mulai
terjadi saat usia sekitar 3-6 bulan. Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh bayi
pada usia dini ialah untuk menarik perhatian orang tua dan orang lain yang ada
disekitarnya. (Semiawan : 2000)
Tahapan pemerolehan bahasa anak secara umum di periode ini disebut
Echolalia. Pada tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan, ia mulai meniru
suara-suara yang didengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan
ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.

C. Pada usia 9-18 bulan


Perkembangan kosa kata yang cepat (Pembentukan kalimat)
Terjadi pada umur 9-18 bulan. Bentuk kata-kata pertama menjadi banyak dan
dimulainya produksi kalimat. Perkembangan komprehensif dan produksi kata-kata
berlangsung cepat pada sekitar umur 18 bulan. Anak bisa menggabungkan kata benda
dengan kata kerja yang kemudian menghasilkan sintaksis.
Tahapan pemerolehan bahasa anak secara umum di periode ini disebut True
speech. Pada tahap ini bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya
sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna.
D. Pada usia 18-36 bulan
Dari percakapan bayi menjadi registrasi prasekolah yang menyerupai orang
dewasa. Terjadi pada umur 18-36 bulan. Anak dengan mobilitas yang mulai meningkat
memiliki akses ke jaringan sosial yang lebih luas dan perkembangan kognitif menjadi
semakin dalam. Anak mulai berpikir konseptual, mengkategorikan benda, orang, dan
peristiwa serta dapat menyelesaikan masalah fisik. Anak terus mengembangkan
pemakaian bentuk fonem dewasa.
M. Schaerlaekens membagi fase-fase perkembangan bahasa anak dalam empat
periode. Perbedaan ini didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang khas pada setiap periode.
Adapun periode-periode tersebut adalah sebagai berikut:

● Periode Prelingual (usia 0-1 tahun)


Periode prelingual yaitu kondisi dimana anak belum mengikuti
aturan-aturan bahasa yang berlaku. Namun perkembangannya yang
menghasilkan bunyi-bunyi itu sudah mulai pada minggu-minggu sejak
kelahirannya. Seperti tangisan-tangisan yang dikeluarkannya. Perkembangan
tersebut menurut Chaer melalui tahap-tahap sebagai berikut: Bunyi resonansi,
Bunyi berdekut, Bunyi berleter, Bunyi berleter ulang, dan Bunyi vokabel.

● Periode Lingual Dini (usia 1-2,5 tahun)


Pada periode ini anak mulai mengucapkan kata pertamanya, meskipun
belum lengkap. Misalnya: atit (sakit), agi (lagi), dan sebagainya.
Pada masa ini beberapa kombinasi huruf masih terlalu sukar diucapkan,
beberapa huruf masih sukar diucapkan, seperti: r, s, k, j, dan t.
Pertambahan kemahiran berbahasa pada periode ini sangat cepat dan
dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu Periode kalimat satu kata (holophrase),
Periode kalimat dua kata, dan Periode kalimat lebih dari dua kata (more word
sentence).

E. Pada usia 2,5-5 tahun


Pada masa ini disebut periode diferensiasi. Periode diferensiasi adalah kondisi
keterampilan anak dalam mengadakan diferensiasi dalam penggunaan kata-kata dan
kalimat-kalimat. Periode diferensiasi biasa terjadi pada usia 2,5- 5 tahun.

F. Pada Usia 6-9 tahun


Umumnya, perkembangan bahasa anak usia 6 tahun sudah bisa melakukan
beberapa hal berikut:
- Bisa merangkai kalimat sederhana, kurang lebih mengandung 5-7 kata.
- Mampu mengikuti tiga perintah secara berurutan.
- Mulai memahami bahwa ada beberapa kata yang memiliki lebih dari satu makna.
- Mulai banyak membaca buku yang sesuai dengan usianya.
- Mulai memiliki preferensi terhadap tontonan, bacaan, dan aktivitas lainnya.
- Sudah mulai bisa mengeja dan sudah bisa menulis.
- Bisa berbicara dengan jelas dalam bahasa pertamanya atau bahasa ibu.
Pada usia 7 tahun, perkembangan bahasa anak juga semakin meningkat,
misalnya anak sudah bisa membaca dengan baik, meski masih terbatas pada kata yang
susah dieja. Kemampuan anak dalam membaca memang akan terus meningkat di usia
7 tahun. Anak mungkin semakin suka membaca buku dengan cerita yang lebih
kompleks. Anak juga akan semakin cepat saat membaca dan sudah bisa diajak
berdiskusi mengenai isi buku yang dibacanya.

Pada usia 8 tahun biasanya anak mulai memiliki semakin banyak kosakata yang
sudah dipahami.

Selain bisa berbicara dengan baik, bagian dari tahap perkembangan bahasa
anak usia 6-9 tahun ini juga ditunjukkan dengan kemampuan menulis dan membaca
anak yang semakin lihai.

G. Pada usia 9-12 tahun


Pada masa ini perbendaharaan kata anak berkembang sekitar 80.000 kata, anak
sudah lancar dalam menggunakan kosakata yang berhubungan dengan bidang
akademik, seperti menggunakan kata-kata dalam proses pembelajaran.

H. Pada usia remaja (13-18 tahun)


Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, pada usia remaja telah
banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari
kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan
khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki
adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.
Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan
masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Pengaruh
pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga
bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang
di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa
kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang
dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara
khusus untuk kepentingan khusus pula.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/resource/work/37888584

https://www.academia.edu/resource/work/37889493

https://www.academia.edu/resource/work/77648507

https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak-usia-6-9-tahun/

https://www.duniapelajar.com/2010/06/03/perkembangan-bahasa-remaja/

Anda mungkin juga menyukai