Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat,  bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman
bersikap/ bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan
kebidanan. Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya, bidan dididik
etika dalam mata kuliah Etika Profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada
artinya jika peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di
masyarakat.
Pada masyarakat daerah, bidan yang di percaya adalah bidan yang
beretika. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan, baik bidan yang mempunyai
etika yang baik karena akan mudah mendapatkan relasi dengan masyarakat
sehingga masyarakat juga akan percaya pada bidan. Etika dalam pelayanan
kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena
kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan
kebidanan adalah proses yang menyeluruh sehingga membutuhkan bidan yang
mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam
memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, skrening
antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensif pada neonatal, dan
postpartum serta mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di
rumah, kelahiran SC,dan sebagainya.
Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang
profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan
sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan

1
evidence based (fakta yang ada) sehingga berbagai dimensi etik dan bagaimna
kedekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Etik & Profesi ?
2. Masalah etik apakah yang berhubungan dengan Teknologi ?
3. Apa sajakah issue etik & dilema dalam Kebidanan ?
4. Apa tanggapan tentang issue yang berkaitan dengan kode etik bidan.?
5. Bagaimana solusi penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kode
etik bidan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui masalah etik yang berhubungan dengan Teknologi.
2. Untuk mengetahui pengertian serta maksud dari Etik & Profesi.
3. Untuk mengetahui Issue & Dilema dalam kebidanan.
4. Untuk mengetahui tanggapan tentang issue yang berkaitan dengan kode etik
bidan.
5. Untuk mengetahui Solusi penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan
kode etik bidan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Etik & Profesi
1. Pengertian Etika dan profesi
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan
nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah benar atau salah dan
apakah penyelesaiannya baik atau salah.Penyimpangan mempunyai konotasi
yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seorang bidan dikatakan
profesional bila ia mempunyai etika. Profesi adalah pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu
profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan
lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang
hukum, kedokteran, keuangan, militer, teknik dan desainer Seseorang yang memiliki
suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Semua profesi kesehatan memiliki etika profesi, namun demikian etika
dalam kebidanan mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya
seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan
mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang berhubungan
dengan tanggung jawabnya. Untuk melakukan tanggung jawab ini seorang
bidan harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu
memperbaharui  ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan
dengan ibu dan bayi.
Derasnya arus globalisasai yang semakin mempengaruhi kehidupan
sosial masyarakat dunia juga mempengaruhi munculnya masalah atau
penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi atau ilmu pengetahuan
yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejagatan ini dapat
dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian
penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan
misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB,

3
institusi kesehatan lainnya, bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab
yang lebih besar karena harus mempertanggung  jawabkan sendiri apa yang
dilakukan. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang
bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya
terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

2. Istilah dalam kode etik


Sebelum melihat masalah etik yang mungkin timbul dalam pelayanan
kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa istilah berikut ini:
1. Legislasi (Lieberman, 1970 ) : Ketetapan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban seseorng yang berhubungan erat dengan tindakan
2. Lisensi :Pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan
pekerjaan yang telah ditetapkan tujuannya untuk membatasi pemberian
kewenangan dan untuk meyakinkan klien.
3. Deontologi/tugas : Keputusan yang diambil berdasarkan keterkaitan atau
hubungan dengan tugas dalam pengambilan keputusan, perhatian utama
pada tugas.
4. Hak : Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu.
Hak berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
5. Instusionist : Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik
dari kasus per kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan
peraturan yang sama pentingnya.
6. Beneficience : Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan klien.
7. Mal-eficience : Keputusan yang diambil merugikan pasien.
8. Malpraktek/lalai : Gagal melakukan tugas atau kewajiban kepada klien.
Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar,  Melakukan tindakan
yang mencederai klien, Klien cedera karena kegagalan melakukan tugas.
Malpraktek terjadi karena : Ceroboh, Lupa, Gagal mengkomunikasikan.

4
Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan masalah
etik yang berhubungan dengan hukum. Seiring masalah dapat diselesaikan
dengan hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-
prinsip dan nilai etik. Banyak hal yang bisa membawa seorang bidan
berhadapan dengan masalah etik. Contoh kasus: Di sebuah desa terpencil
seorang ibu mengalami pendarahan pospartum setelah melahirkan bayinya
yang pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan suntikan
uterotonika. Bila ditinjau dari hak pasien atas keputusan yang menyangkut
dirinya maka bidan bisa saja tidak memberikan suntikan karena kemauan
pasien. Tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang lebih rumit bila
terjadi pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan untuk merujuk
pasien, dan yang lebih fatal lagi bila pasien akhirnya meninggal karena
pendarahan. Dalam hal ini bidan bisa dikatakan tidak melaksanakan tugasnya
dengan baik. Walaupun bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntik
mungkin itulah keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan (deontology).
Contoh lain: Seorang bidan praktek mandiri memberikan vitamin
secara rutin hanya karena ingin mencapai bonus yang dijanjikan oleh
perusahaan obat (Mal-eficience). Dalam kasus ini bidan telah memaanfaatkan
pasiennya sebagai obyek untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri.

3. Kewajiban dalam pekerjaan


Sangat jelas bahwa kewajiban harus mendapat pengakuan hukum. Bidan
dalam melaksanakan peran dan fungsinya wajib memberikan asuhan kepada
semua pasiennya (ibu dan bayi), termasuk orang lain yang secara langsung
juga memberikan asuhan kepada pasien tersebut misalnya orang tua/keluarga
pasien. Kewajiban bidan yang antara lain:
1. Memberikan informasi kepada klien dan keluarganya.
2. Memberikan penjelasan tentang resiko tertentu yang mungkin terjadi
dalam memberikan asuhan atau prosedur kebidanan.

5
3. Kewajiban ini telah diatur dalam PP 32 tentang tenaga kesehatan yang
merupakan pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik, juga dalam
kode etik maupun standar profesi yang disusun oleh profesi.
B. Masalah etik apakah yang berhubungan dengan Teknologi
1. Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari – hari
a. Persetujuan dalam proses melahirkan.
b. Memilih/mengambil keputusan dalam persalinan.
c. Kegagalan dalam proses persalinan misalnya memberikan epidural
anestasi.
d. Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
e. Konsep normal pelayanan kebidanan.
f. Bidan dan pendidikan seks.
2. Masalah etik yang berhubungan dengan tehnologi
a. Aborsi
Aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin mencapai
viabilitas dengan usia kehamilan < 22 minggu dan berat janin kurang dari
500 gram. Hukum Aborsi, Menurut hukum-hukum yang berlaku di
Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal
dengan istilah“Abortus Provocatus Criminalis”Yang menerima hukuman
adalah: Ibu yang melakukan aborsi, Dokter atau bidan atau dukun yang
membantu melakukan aborsi dan Orang-orang yang mendukung
terlaksananya aborsi. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh bidan untuk
turut andil, upaya untuk menurunkan kematian ibu dengan aborsi .
Mencegah terjadinya KTD dengan cara : melakukan advokasi
kemasyarakat tentang isu – isu kespro, consent inform kepada klien
kontrasepsi, Melakukan konseling pada perempuan dengan masalah KTD,
tanpa sikap menghakimi, Sampaikan informasi yang diperlukan, misalnya :
Prosedur aborsi yang aman, kemungkinan efek samping, Macam aborsi

6
tidak aman dan dampaknya, Resiko dari setiap keputusan yang diambil
klien, Cara mencegah KTD dikemudian hari. Untuk kasus-kasus tertentu
(KTD akibat perkosaan)/klien tetap memutuskan ingin mengakhiri
kehamilannya, rujuk klien kepada tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian dan keterampilan untuk tindakan aborsi yang aman.
b) Euthanasia
Euthanasia berasal dari Bahasa Yunani adalah praktik pencabutan
kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak
menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal,
biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikanyang
mematikan.Aturan hukum mengenai masalah ini berbeda-beda di tiap
negara dan seringkali berubah seiring dengan perubahan norma-norma
budaya maupun ketersediaan perawatan atau tindakan medis.
c) Adopsi
Adopsi berasal dari kata “adaptie” dalam bahasa Belanda. Menurut
kasus hukum berarti “Pengangkatan seorang anak untuk anak kandungnya
sendiri”. Dalam bahasa Malaysia dipakai kata adopsi, berarti anak angkat
atau mengangkat anak. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, “Edoft”
(Adaption), berarti pengangkatan anak atau mengangkat anak.
d) Transplantasi
Transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari
satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain
pada tubuh yang sama. Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat
dibedakan menjadi:
1) Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke
tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.
2) Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari
tubuh seseorang ke tubuh orang lain.

7
3) Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari
suatu spesies ke tubuh spesies lainnya.
e) Bayi Tabung
Bayi tabung adalah upaya jalan pintas untuk mempertemukan sel sperma
dan sel telur diluar tubuh (in vitro fertilization). Setelah terjadi konsepsi hasil
tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu atau embrio transfer
sehingga dapat tumbuh menjadi janin sebagaimana layaknya kehamilan biasa.
Status bayi tabung ada 3 macam:
1) Inseminasi buatan dengan sperma suami.
2) Inseminasi buatan dengan sperma donor.
3) Inseminasi bautan dengan model titipan.
3. Etik dan profesi
a. Pengambilan keputusan dan penggunaan Kode Etik.
b.  Otonomi bidan dan Kode Etik Profesional.
c. Etik dalam penelitian kebidanan.
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
C. Etik issue dan delima dalam kebidanan
Issue adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu
lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian.
Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut
baik dan buruknya. Beberapa pembahasan masalah etik dalam kehidupan sehari
hari adalah sebagai berikut:
a. Persetujuan dalam proses melahirkan.
b. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
c. Kegagalan dalam proses persalinan.
d. Pelaksanan USG dalam kehamilan.

8
e. Konsep normal pelayanan kebidanan.
f. Bidan dan pendidikan seks.
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:
a. Perawatan intensif pada bayi.
b. Skreening bayi.
c. Transplantasi organ.
d. Teknik reproduksi dan kebidanan.
Beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayananan kebidanan
berhubungan dengan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Agama / kepercayaan.
2. Hubungan dengan pasien.
3. Hubungan dokter dengan bidan.
4. Pengambilan keputusan.
5. Pengambilan data.
Dalam hal ini bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalam setiap
tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan
perilaku yang etis dan profesional.
a. Issue moral dalam pelayanan kebidanan
Issue moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik penting yang
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada
kaitannya dengan pelayanan kebidanan. Beberapa contoh issue moral dalam
kehidupan sehari-hari:
1. Kasus abortus.
2. Keputusan untuk terminasi kehamila
3. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan
sehari-hari, seperti yang menyangkut konflik dan perang.
b. Konflik Moral Dengan Dilema Moral
Dilema dan Konflik moral hal yang berbeda, konflik moral terjadi karena
adanya perbedaan antara prinsip moral antar individu. Konflik moral

9
menyebabkan dilema moral. Menurut Jhonson (1990) terdapat 2 tipe konflik
moral yaitu :
1) Konflik dalam prinsip yang sama
Bila seorang bidan berprinsip untuk menjunjung tinggi autonomi,
autonomi siapa yang akan diperjuangkan? autonomi bidan atau kliennya?
keduanya memiliki kedudukan dan kepentingan yang sama, sehingga
sering kali menimbulkan konflik bagi bidan.
2) Konflik dalam prinsip berbeda
Contoh dalam kasus ibu yang menolak episiotomi, bidan memiliki
konflik antara kewajiban untuk menghargai hak hidup janin sekaligus
menghargai autonomi dan keinginan si ibu.

Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan


pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau
pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan
tanggung jawab profesional, yaitu:
1) Selalu bersikap mengutamakan keinginan, keselamatahn dan kesehatan
pasien.
2) Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan
pasien atau klien.
3) Memastikan tidak melanggar atau lalai dalam melakukan tanggung jawab
yang dapat mengganggu kepentingan dan kselamatan pasien dan klien.
4) Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian
[omission], disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan
keamanan pasien atau klien.

10
D. issue yang berkaitan dengan kode etik bidan.
1. Beberapa pedoman etik kebidanan
a. Kode Etik Profesi
Sejak zaman sebelum Masehi dunia kedokteran sudah mengenail kode
etik yang digunakan untuk melaksanakan praktek kedokteran pada zaman
itu. Kode etik merupakan suatu kesepakatan yang diterima dan dianut
bersama (kelompok tradisional) sebagai tuntunan dalam melakukan
praktek. Kode etik ini disususn oleh profesi berdasarkan keyakinan dan
kesadaran profesional serta tanggung jawab yang berakar pada kekuatan
moral dan kemampuan manusia. Kode etik profesi merupakan suatu
pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntunan bagi
anggotanya untuk melaksanakan praktek dalam bidang profesinya baik
yang berhubungan dengan klien/pasian, keluarga, masyarakat teman
sejawat, profesi dan dirinya sendiri. Namun dikatakan bahwa kode etik
tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satu-satunya dalam
menyelesaikan masalah etik. Untuk itu dibutuhkan juga suatu pengetahuan
yang berhubungan dengan hukum. Benar/salah pada penerapan kode etik,
ketentuan/nilai moral yang berlaku terpulang kepada profesi.
b. Dimensi Kode Etik
1) Anggota profesi dan klien/pasien.
2) Anggota profesi dan sistem kesehatan.
3) Anggota profesi dan profesi kesehatan.
4) Sesama anggota profesi.
Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif
profesi yang memberikan tuntunan bagi bidan untuk melaksanakan
praktek kebidanan baik yang berhubungan dengan klien/pasien, keluarga
masyarakat , teman sejawat, profesi dan dirinya sendiri.
c. Prinsip Kode Etik
1) Menghargai otonomi

11
2) Melakukan tindakan yang benar
3) Mencegah tindakan yang dapat merugikan
4) Memperlakukan manusia secara adil
5) Menjelaskan dengan benar
6) Menepati janji yang telah disepakati
7) Menjaga kerahasiaan
2. Pengertian hukum
Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah/norma yang mengatur
tata tertib di dalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus ditaati oleh
masyarakat yang bersangkutan. Hukum adalah aturan didalam masyarakat
tertentu. Hukum dilihat dari isinya terdiri dari norma atau kaidah tentang
apa yang boleh dilakukan dan tidak, dilarang atau diperbolehkan.
Hubungan hukum perundang-undangan dan hukum yang berlaku dengan
tenaga kesehatan: Klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai
hubungan timbal balik dengan tenaga kesehatan yang dalam hal ini adalah
pemberi jasa. Hubungan timbal balik ini mempunyai dasar hukum yang
merupakan peraturan pemerintah. Klien sebagai penerima jasa kesehatan
dan tenaga kesehatan sebagai pemberi jasa sama-sama mempunyai hak
dan kewajiban.
a. Standar asuhan
Standar asuhan juga sangat penting untuk menentukan apakah
seseorang telah melanggar kewajibannya dalam menjalankan tugasnya.
Misalnya: Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan dengan
ekstrasi vacum pada bayi dengan presentasi kepada yang masih tinggi di
sebuah RB yang masih termasuk wilayah DKI. Dalam kasus ini Bidan
tersebut bisa dikatakan melanggar tugasnya karena hal ini sudah diatur
dalam Permenkes No. 572, dimana dalam salah satu butir peraturannya
mengatakan bahwa bidan hanya diperbolehkan melakukan ekstraksi

12
vacum pada posisi kepala sudah didasar panggul dan tidak memungkinkan
melakukan rujukan.
Banyak sekali dimensi etika yang berhubungan dengan keputusan dalam
pelayanan kebidanan. Misal : Prinsip pengkajian berdasarkan aturan dan moral
artinya setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan peraturan tidak menjadi
terlalu spesifik.
E. penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan kode etik bidan
1. Bidan sebagai tenaga profesional
a. Peran bidan Professional
1) Pelaksana
2) Pengelola
3) Pendidik
4) Peneliti
b. Pelayan Professional
1) Berlandaskan sikap dan kemampuan profesional
2) Ditujukan untuk kepentingan yang menerima
3) Serasi dengan pandangan dan keyakinan profesi
4) Memberikan perlindungan bagi anggota profesi
c. Perilaku Profesional
1) Bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan
dan pengalaman     serta keterampilan yang tinggi
2) Bermoral tinggi
3) Berlaku jujur, baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri
4) Tidak melakukan tindakan coba-coba yang tidak didukung ilmu
pengetahuan profesinya
5) Tidak memberikan janji yang berlebihan
6) Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh
pertimbangan komersial
7) Memegang teguh etika profesi

13
8) Mengenal batas-batas kemampuan
9) Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya
d. Pengambilan keputusan yang etis
Ciri keputusan yang etis:
1. Mempunyai pertimbangan tentang apa yang benar dan apa yang salah.
2. Sering menyangkut pilihan yang sukar.
3. Tidak mungkin dielakan.
4. Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman tabiat dan lingkungan sosial
Situasi,  Mengapa kita perlu mengerti situasi? Untuk menerapkan
norma-norma terhadap situasi, Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan
berguna, Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi: Kerumitan situasi dan
keterbatasan pengetahuan kita, Pengertian kita terhadap situasi sering
dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka dan faktor-faktor subyektif lain.
Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi?: Melakukan
penyelidikan yang memadai, Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para
ahli, Kepekaan terhadap pekerjaan, Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.
Moral   :Moral adalah keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik,
atau buruk.
2. Bidan dan rahasia jabatan
Kerahasiaan merupakan satu prinsip penting dalam tugas tiap tenaga
kesehatan termasuk bidan. Kedudukan bidan di dalam sistem pelayanan
kesehatan tidak saja sebagai pemberi asuhan kebidanan, akan tetapi sering
pula bidan menjadi semacam “biceht vader” (tumpuhan permasalahan) dari
klien maupun keluarganya. Permasalahan ini dapat pula yang telah diamati
sendiri oleh bidan pada waktu menolong persalinan di rumah dan/atau pada
waktu melakukan kunjungan rumah. Data/informasi yang didapat bidan
melalui anamnese klien di klinik menjadi faktor rahasia pula dalam tugas

14
bidan. Seorang wanita dalam keadaan hamil, melahirkan atau nifas, seringkali
mendapat gangguan pada emosinya atau pada keadaan kesehatan mentalnya.
Dalam keadaan seperti ini seringkali ia ingin mencurahkan segala isi hatinya
atau permasalahan dirinya secara pribadi maupun dalam keluarga pada
seseorang yang mau mendengarkannya. Biasanya orang tersebut adalah bidan,
yang pada waktu-waktu tersebut adalah dekat dengan klien. Bidan harus tetap
menghormati kepercayaan yang diberikan klien kepadanya dan memegang
teguh kerahasiaan informasi yang didapat.
Ada kalanya informasi perlu dibuka kerahasiaan, yaitu sebagai contoh
pada persidangan (hukum) bila bidan bertindak sebagai saksi dan informasi
tertentu dibutuhkan hakim sebagai bukti. Memegang kerahasiaan ditegaskan
dalam Per Menkes No. 572/1996, ps.30, ad 2 b untuk bidan dan dalam UU
Kes No.23/1992 bagi semua tenaga kesehatan.
3. Kerahasiaan dan privacy 
Ada dua hal yang hampir sama yang harus dibedakan yaitu kerahasiaan
dan privacy, sebagai berikut. Contoh di bawah ini menunjukkan bahwa dalam
kehidupan sehari-hari kerahasiaan dan privacy sering dilanggar, walaupun
contoh kasus ini sangat jarang terjadi. Seorang bidan (Betsy) melakukan
pemeriksaan antenatal pada kunjungan pertama. Klien menceritakan bahwa ia
pernah menggugurkan kandungannya pada waktu yang lalu, tetapi tidak
diketahui suaminya. Dan ia meminta kepada Betsy agar tidak
memberitahukan hal ini kepada suaminya. Kemudian terjadilah peristiwa
sebagai berikut: Bidan A memberitahukan hal tersebut kepada suami wanita
tersebut tanpa disengaja. Bidan dianggap melanggar kerahasiaan. Bila B yang
membaca catatan perihal Betsy dari catatan yang ada di file Betsy pada
pergantian dinas, juga termasuk melanggar kerahasiaan. Bidan B kemudian
meninggalkan file Betsy di meja sehingga suami Betsy membuka dan
membaca catatan B, Bidan B juga dianggap melanggar privacy Betsy. Bila

15
kejadian diatas terjadi, Bidan A dan B sebenarnya tidak dapat dipersalahkan
walaupun mereka telah melanggar kerahasiaan dan privacy Betsy.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di
masyarakat  bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/
bertindak dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. 
Agar mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam
mata kuliah Etika profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika
peserta didik tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994).
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan/solusi adalah memilih
alternatif yang ada. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil
berdasarkan kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan
yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang
bersifat emergency(darurat), antisipasi, atau rutin.
B. Kritik dan Saran
Adapun saran yang penulis berikan adalah :
1. Diharapkan para pembaca makalah ini dapat memberikan saran dan praktik
dalam pembuatan makalah ini.
2. Hendaknya pembaca dapat mengambil hikmah dari isi makalah ini sebagai
salah satu acuan alternatif dalam pembuatan makalah. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, oleh karena
itu kritik dan saran para pembaca, akan penulis terima dengan senang hati
demi penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

17
Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca
pada umumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, CST, 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia; Rineka Cipta; Jakarta

Puji Heni ,Wahyuni, 2009. Etika profesi Kebidanan; Fitramaya; Yogyakarta

Hendra.2015.Masalah – Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi


Dalam Praktek Kebidanan. Diakses darai
http://handrianiwinei.blogspot.com/2015/06/masalah-masalah-etik-
moral-yang-mungkin.html

19

Anda mungkin juga menyukai