Platypus
Platypus
Pada tahun 1799, platipus dideskripsikan dalam "Naturalist's Miscellany" oleh George Shaw.
Secara fisik, penampilan platipus tergolong unik seperti paruh dan kaki bebek namun tubuh, ekor
Sangat sedikit mamalia yang berbisa. Platipus jantan mengeluarkan racun melalui taji
pergelangan kaki sementara betina tidak berbisa. Racunnya terdiri dari protein mirip defensin.
Racunnya bisa sangat melukai namun tidak membunuh manusia, meski bisa mematikan bagi
Platipus bukan satu-satunya mamalia berbisa, dan juga bukan satu-satunya mamalia bertelur.
Jantan Platipus tidak berperan dalam membesarkan keturunan setelah kawin. Betina melahirkan
telur selama dua hingga empat minggu diikuti oleh minggu inkubasi lagi.
Platipus terdaftar sebagai hewan yang hampir terancam punah di Daftar Merah Spesies
Terancam Punah International Union for Conservation of Nature (IUCN). Kondisi kekeringan
yang ekstrim dan berkepanjangan di Australia menjadi salah satu alasan kepunahan Platipus.
Kebakaran hutan baru-baru ini juga berdampak pada spesies tersebut. "Ada kebutuhan mendesak
untuk melaksanakan upaya konservasi nasional untuk mamalia unik ini dengan meningkatkan
survei, melacak tren, mengurangi ancaman, dan meningkatkan pengelolaan habitat platipus di
sungai,"