Anda di halaman 1dari 19

BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

JERUK KALAMANSI DAN JERUK GERGA

Di susun oleh:

1. MUHAMMAD DEDEK RIZKY(2054211029)


2. RESTI(2054211010)
3. FETY MANDA SARI(2054211029)

PRODI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUAHAMMADIYAH BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Budidaya tanaman hortikultura.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
kami. Maka dari itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta
kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bengkulu, 25 Oktober 2022

i
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................5

C. TUJUAN......................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6

BAB III..................................................................................................................10

PEMBAHASAN................................................................................................10

A. Syarat Tumbuh...........................................................................................10

B. Teknis Budidaya........................................................................................10

C. Pemeliharaan Tanaman..............................................................................12

D. Hama dan Penyakit....................................................................................13

E. Panen..........................................................................................................16

BAB IV..................................................................................................................17

PENUTUP..........................................................................................................17

KESIMPULAN...............................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

1. Jeruk Kalamansi

Jeruk kalamansi (Inggris: calamondin atau calamansi; Melayu: limau


kesturi) adalah jenis buah jeruk yang berkembang pesat di Bengkulu, berbau
harum, dan memiliki rasa yang asam ketika sudah masak, dan pahit ketika masih
mentah Jeruk kalamansi memiliki dua jenis yang biasanya dibedakan dari warna
kulitnya, yaitu jenis yang disebut dalam nama ilmiah Citrofortunella
microcarpa berwarna kuning kehijauan atau seperti gradasi, terdapat bagian yang
kuning dan pada beberapa tempat terdapat warna hijau dan yang kedua, yang
disebut Citrofortunella mitis biasanya memiliki warna kuning mencolok. Jeruk ini
telah ada di seluruh  Asia Tenggara, terutama di Republik Rakyat
Tiongkok dan Filipina Jeruk kalamansi ditemukan banyak berkembang di
Republik Rakyat Tiongkok, bagian Swatow.Orang Tiongkok meyakini bahwa
keberadaan jeruk kalamansi membawa keberuntungan sebuah rumah, oleh karena
itu mereka juga menanamnya di rumah.

Jeruk kalamansi banyak dibudidayakan di Bengkulu, dan diproduksi


secara besar-besaran untuk dijual dalam hasil olahan bernama sirup kalamansi.
Permulaan gerakan budidaya jeruk kalamansi ditandai dengan pencanangan
gerakan "satu desa satu produk" (OVOP: one village one product) oleh Wakil
Presiden Boediono pada tahun 2009. Jeruk kalamansi juga dapat dijumpai di Bali
dengan sebutan Melayu, yaitu limau kesturi.

2. Jeruk Gerga

Salah satu jenis jeruk lokal yang dikembangkan di Provinsi Bengkulu


adalah jeruk RGL atau lebih dikenal dengan nama jeruk Gerga. Dikutip dari
tabloin Sinar Tani, Jeruk RGL merupakan hasil persilangan jeruk manis (Citrus
sinensis Osbeck) dan jeruk keprok (Citrus reticulta Blanco). Tanaman ini
beradaptasi dengan baik di dataran tinggi dengan ketinggian 900 - 1.200 m dpl.

1
2

Jeruk RGL kini menjadi komoditas unggulan Kabupaten Lebong karena


mempunyai keunggulan kompetitif, yaitu buahnya berwarna kuning-orange,
berbuah sepanjang tahun, ukuran buah besar 200-350 gram, kadar sari buah tinggi
dan mempunyai potensi pasar yang baik. Jeruk RGL berbuah sepanjang masa,
satu pohon ada 4-6 generasi, dalam satu pohon ada bunga, buah muda sampai
buah siap panen (Rambe et al, 2012).

Dibandingkan dengan jenis jeruk keprok lainnya, jeruk RGL memiliki


spesifikasi diantaranya ukuran daun besar dan kaku serta kulit buahnya tebal.
Tanaman jeruk ini menghasilkan buah dengan berat perbuah 173-347 gram. Kulit
buah jeruk RGL berwarna kuning oranye dan daging buah berwarna oranye yang
bercitarasa manis, asam, segar.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara budidaya tanaman jeruk kalamansi dan jeruk gerga?


2. Bagaimana cara penanganan dan pengolahan pasca panen?

C. TUJUAN

1. Mengetahui teknis dari budidaya tanaman aren

2. Mengetahui cara penanganan panen aren dan pasca panen aren


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Jeruk Kalamansi

Jeruk kalamansi berasal dari Republik Rakyat Tiongkok, kemudian


menyebar luas hingga ke wilayah Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia, dan
wilayah-wilayah lain hingga ke Florida, Panama. Jeruk kalamansi memasuki
wilayah Florida pada tahun 1900 atau akhir tahun 1800 melalui Chile. Negara
yang paling besar memproduksi jeruk kalamansi saat ini adalah Filipina. Para ahli
tanaman holtikultura percaya bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan (hibrida)
dari jeruk keprok dan jeruk mandarin, atau jeruk keprok dan kumquat, atau
kumquat dan jeruk mandarin. Secara teknis, para ahli di Tiongkok pernah
mengatakan bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan antara Citrus
reticulata dan Citrus japonica.

Namun, menurut penelitian, perpaduan antara sub-spesies sitrus (sitrat) itu


telah dibudidayakan begitu lama sehingga membuat asal-usul jeruk tersebut
kabur. Nama awal dari jeruk kalamansi ini adalah Citrus madurensis Loureiro,
sebuah nama yang diberikan oleh seorang pria bernama Loureiro yang
menemukan buah ini di pulau Madura, dekat Pulau Jawa. Namun ia
mengklarifikasinya setelah diketahui asal-usul aslinya di kemudian hari.

Jeruk kalamansi dicanangkan sebagai produk unggulan di Bengkulu


karena tingginya daya jual dan cepatnya masa produksi buah, yaitu enam bulan
setelah masa tanam. Pada bulan Januari 2011, Jeruk kalamansi menjadi produk
perdana dalam program "satu desa satu produk". Wali kota Bengkulu, Ahmad
Kanedi menyatakan bahwa dirinya telah mendistribusikan 7000 bibit dan
menyediakan lahan seluas 7 hektar untuk perkebunan Jeruk kalamansi. Ia juga
menyatakan kesiapannya mendukung program tersebut melalui APBD untuk
mengembangkan program kerakyatan tersebut.

Jeruk kalamansi diperkenalkan oleh Yayasan Baptis kurang lebih 15 tahun


yang lalu dan sudah dikembangkan oleh Koperasi Kultura Kalamansi di daerah
Bumi Ayu, Kelurahan Surabaya dan daerah Air Sebakul. Saat ini, setidaknya

3
4

sudah ada lima industri pembuat sirup kalamansi di Bengkulu dengan merek
masing-masing (lihat tabel). Dari kelima industri tersebut, hanya Haryoto dan
Yayasan Baptis yang memiliki lahan pertanian jeruk kalamansi sendiri.

Ada pun beberapa kendala dari budidaya jeruk Kalamansi di Bengkulu di


antaranya adalah, jeruk Kalamansi mengalami penurunan jumlah produksi saat
musim penghujan. Jika pada musim panas para pekerja dapat memproduksi sirup
setiap hari, berbeda dengan pada musim penghujan, mereka hanya mampu
memproduksi dua hari seminggu. Kendala lainnya, kemasan sirup kalamansi
masih memiliki beberapa kekurangan, yaitu dalam hal merek, juga mengenai
harga yang harus bersaing dengan produk sirup berbahan jeruk dari pabrik lainnya
di pasaran.

Kelezatan sirup kalamansi yang telah dinikmati masyarakat, akhirnya


membuat permintaan pasar meningkat. Harga jeruk kalamansi pada awalnya
berkisar Rp3000,00 per kilogram, namun seiring selera pasar yang meningkat,
jeruk kalamansi dipasarkan dengan harga Rp5000,00 per kilogram. Bahkan pada
tahun 2012 sudah mencapai Rp10.000,00 per kilogram.

 Ciri-Ciri

Buah jeruk kalamansi memiliki kulit dengan permukaan halus dan berpori
minyak, berwarna kuning, atau berwarna hijau kekuning-kuningan. Besar jeruk
kalamansi berdiameter antara 3–4 cm. Buah tersebut sangat kaya akan bulir-bulir
sitrat yang mudah dipisahkan dan mengandung vitamin C. Satu buah jeruk
kalamansi memiliki kandungan karbohidrat 3%, mineral 1%, asam askorbat 0,1%,
dan asam sitrat 3%. Kulitnya kaya akan minyak esensial dan asam askorbat
(0,15%).

Satu jeruk kalamansi terdiri dari kira-kira 12 kalori, berisi sekitar 1,2 g
serat, 37 mg kalium, 7,3 mg vitamin C, 57,4 mg IU vitamin A, 8,4 mg kalsium,
15,5 g air, dan 3,1 g karbohidrat.

Pohon jeruk kalamansi mampu tumbuh dengan ketinggian kira-kira 2–7 m,


tumbuh tegak ramping, silindris, cabang yang padat, batang berduri, daun dan
batang mengembang menyamping, memiliki akar tunggang dan dalam.
5

Daun jeruk kalamansi sangat aromatik, berbentuk oval, berwarna hijau


gelap, permukaan atas mengilap, permukaan bawah berwarna hijau kekuningan,
dan berukuran 4–7 cm. Pada bagian dekat tangkai, daunnya bertepi halus, semakin
ke pucuk semakin bergerigi. Bunga jeruk kalamansi terdiri dari bunga majemuk,
memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga pada satu pohon, sehingga satu
pohon kalamansi mampu melakukan pembuahan tanpa adanya pohon lain.

 Manfaat

Selain jeruk kalamansi diproduksi secara massal menjadi


sirup, penggunaan lainnya mudah dijumpai dalam berbagai penyajian masakan,
yaitu digunakan sebagai pelengkap masakan, sebagai penambah rasa asam yang
menyegarkan. Jeruk kalamansi juga bisa diolah menjadi kue, saus, selai,
dikeringkan menjadi semacam teh, diolah menjadi berbagai bahan
produksi kosmetik dan dipakai untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.

Jus (cairan peras) jeruk kalamansi mengandung asam sitrat hingga 5.5%,
sehingga sering dipakai untuk bahan pencuci piring (menghilangkan bau amis
ikan) atau barang-barang lainnya yang memiliki permukaan mengilap, termasuk
dipakai sebagai komponen bahan pencuci rambut. Selain dapat membuat rambut
mengilap, cairan jeruk kalamansi juga dapat mencegah atau menjauhkan kepala
dari ketombe. Di Filipina, cairan peras dari kalamansi juga dibuat sebagai bahan
dasar pembersih pakaian dari noda dan bahan pembuat deodoran untuk tubuh.

Dalam bidang kosmetika, jeruk kalamansi juga dimanfaatkan sebagai


bahan pembersih kulit dan pencegah jerawat. Efek pada kulit pun sangat disukai,
yaitu membuat kulit lebih bersinar atau halus.
6

2. Jeruk Gerga

Tanaman Jeruk Rimau Gerga Lebong merupakan salah satu komoditas


potensial dari Desa Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten
Lebong, Bengkulu karena mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. Dengan
warna yang kuning, rasanya yang manis segar, ukuran buah besar 200-350 gram,
kadar sari buah tinggi dan mempunyai potensi pasar yang baik menjadikan jeruk
ini sangat potensial untuk dikembangkan. Ini yang menjadikan Jeruk Keprok RGL
sangat laku di Supermarket dengan harga 30.000/kg.

Ukuran buah yang cukup besar sehingga dalam 1 kg hanya berisi 4-5 buah
jeruk. Jeruk Keprok RGL ini juga mempunyai kelebihan dibanding jeruk yang
lain yaitu berbuah sepanjang tahun. Hal ini dapat dilihat dari penampilan fisiknya
dimana dalam pohon terdapat buah yang siap petik, ada buah muda dan bunga
yang mekar. Dengan produksi buah yang mencapai 200 kg/tahun dapat dilihat
hasil yang didapat dari petani jeruk ini. Dengan pengembangan dan pengelolaan
kawasan agribisnis jeruk Keprok RGL yang tepat, akan menjadikan jeruk RGL
menjadi salah satu produk unggulan hortikultura daerah maupun nasional
sekaligus menghadang jeruk impor.
7

BAB III

PEMBAHASAN
A. Syarat Tumbuh

Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th
merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar 70-80%.
Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.
Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat yang
terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok,
derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada
kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm
dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung
garam sekitar 10%.

B. Teknis Budidaya

1. Pembibitan
1.1. Cara generative

Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji
dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang. Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan berukuran
1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1m. Sebelum
ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan
jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air.
Persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah
tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah
campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir
(1:1:1) atau cukup dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4
tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10-15 liter air.
8

1.2. Cara Vegetatif

Metode dengan cara penyambungan tunas pucuk dan penempelan mata


tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah
(understam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran kuat dan
luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran terhadap
penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah yang biasa
digunakan adalah Japanese citroen, Rough lemon, Cleopatra, Troyer Citrange dan
Carizzo citrange. Setelah penyambungan tunas pucuk atau penempelan mata
tempel, segera disemprot menggunakan POC NASA (3-4 tutup/tangki ) +
HORMONIK (1 tutup/tangki ).
1.2.1. Pengolahan Media Tanam

Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa
tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data
berikut ini: (a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m; (b) Manis : jarak tanam 7 x
7 m; (c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m; (d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m; (e)
Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m; (f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.
Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan
dengan tanah dari lapisan atas. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-
2 kg pupuk kandang dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.
Pengembangbiakan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100
kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang
terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya
dan sesekali diaduk (dibalik).
1.2.2. Teknik Penanaman

Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika
tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan.
Sebelum ditanam, perlu dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang
9

berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang
terlipat.
Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur
air secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon.
Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara
penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 (satu) botol SUPER NASA
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap
1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.
Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di
sekitar bibit. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk
menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya
saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran.
Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum
penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman
jeruk.
C. Pemeliharaan Tanaman

1. Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
2. Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat
pemupukan juga dilakukan penyiangan.
3. Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di
sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal
akar sudah mulai terlihat.
4. Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan


menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak produktif. Dari tunas-tunas
awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang kelak akan
membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap cabang memiliki
10

3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida
atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke
dalam alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.

5. Pengairan dan Penyiraman

Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam


seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman
digemburkan dan ditutup mulsa.

6. Penjarangan Buah

Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah
yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam
kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di
ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah.

D. Hama dan Penyakit

1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas
keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural
BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang
terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan
membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau
Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
11

Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau


keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian:
semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam
tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan
atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian:
semprotkan PESTONA atau Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah
berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat
kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak
disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan
PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi
daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur,
bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis. Pengendalian:
menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke
bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau
Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning,
mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural
BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian
tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan
Perangkap lalat Buah.
12

2. Penyakit

a. CVPD

Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina


citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit,
kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian:
gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun
jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk
mengendalikan vector.

b. Blendok

Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau


cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian
kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA
+ Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi
mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap
serangan penyakit.

c. Embun tepung

Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai


muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian:
gunakan Natural GLIO pada awal tanam.

d. Kudis
13

Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai


atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna
kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO
pada awal tanam.

e. Busuk buah

Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia


theobromae. Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat
berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan
mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam

f. Busuk akar dan pangkal batang

Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal


batang serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu
penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan
Natural GLIO pada awal tanam

g. Buah gugur premature

Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian


yang diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah
gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam

h. Jamur upas

Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan


14

melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang
mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

E. Panen

Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung
jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.
15

BAB IV

PENUTUP
KESIMPULAN

Para ahli tanaman holtikultura percaya bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan
(hibrida) dari jeruk keprok dan jeruk mandarin, atau jeruk keprok dan kumquat,
atau kumquat dan jeruk mandarin. Pohon jeruk kalamansi mampu tumbuh dengan
ketinggian kira-kira 2–7 m, tumbuh tegak ramping, silindris, cabang yang padat,
batang berduri, daun dan batang mengembang menyamping, memiliki akar
tunggang dan dalam.

Tanaman Jeruk Rimau Gerga Lebong merupakan salah satu komoditas potensial
dari Desa Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong,
Bengkulu karena mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. Dengan warna
yang kuning, rasanya yang manis segar, ukuran buah besar 200-350 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, Y., Md, A., & Kom, S. (2012). Pojok Pertanian: Budidaya Jeruk.

Rosalina, Y., Susanti, L., & Karo, N. B. (2017). Kajian Ekstraksi Pektin Dari
Limbah Jeruk Rimau Gerga Lebong (Jeruk RGL) Dan Jeruk
Kalamansi. Agrointek: Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 11(2), 68-74.

Rambe, S. S. M., & Ivanti, L. (2013). Pengaruh pemupukan dan pemangkasan


terhadap kualitas buah jeruk Gerga Lebong. Prosiding. http: Bengkulu. litbang.
pertanian. go. id.(diakses 15 agustus 2018).

Tutuarima, T. (2017). Sifat Fisik Dan Kimia Marmalade Jeruk Kalamansi (Citrus
microcarpa): Kajian Konsentrasi Pektin Dan Sukrosa Physical and Chemical
Properties of Marmalade Citrus of Calamondin (Citrus microcarpa): Study of
Pectin and Sucrose Concentrations. Eksakta: Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-
ISSN: 2549-7464), 18(02), 164-172.

16

Anda mungkin juga menyukai