Di susun oleh:
PRODI AGROTEKNOLOGI
2022
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Budidaya tanaman hortikultura.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
kami. Maka dari itu, kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta
kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.
i
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................5
C. TUJUAN......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
BAB III..................................................................................................................10
PEMBAHASAN................................................................................................10
A. Syarat Tumbuh...........................................................................................10
B. Teknis Budidaya........................................................................................10
C. Pemeliharaan Tanaman..............................................................................12
E. Panen..........................................................................................................16
BAB IV..................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................17
KESIMPULAN...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Jeruk Kalamansi
2. Jeruk Gerga
1
2
C. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
1. Jeruk Kalamansi
3
4
sudah ada lima industri pembuat sirup kalamansi di Bengkulu dengan merek
masing-masing (lihat tabel). Dari kelima industri tersebut, hanya Haryoto dan
Yayasan Baptis yang memiliki lahan pertanian jeruk kalamansi sendiri.
Ciri-Ciri
Buah jeruk kalamansi memiliki kulit dengan permukaan halus dan berpori
minyak, berwarna kuning, atau berwarna hijau kekuning-kuningan. Besar jeruk
kalamansi berdiameter antara 3–4 cm. Buah tersebut sangat kaya akan bulir-bulir
sitrat yang mudah dipisahkan dan mengandung vitamin C. Satu buah jeruk
kalamansi memiliki kandungan karbohidrat 3%, mineral 1%, asam askorbat 0,1%,
dan asam sitrat 3%. Kulitnya kaya akan minyak esensial dan asam askorbat
(0,15%).
Satu jeruk kalamansi terdiri dari kira-kira 12 kalori, berisi sekitar 1,2 g
serat, 37 mg kalium, 7,3 mg vitamin C, 57,4 mg IU vitamin A, 8,4 mg kalsium,
15,5 g air, dan 3,1 g karbohidrat.
Manfaat
Jus (cairan peras) jeruk kalamansi mengandung asam sitrat hingga 5.5%,
sehingga sering dipakai untuk bahan pencuci piring (menghilangkan bau amis
ikan) atau barang-barang lainnya yang memiliki permukaan mengilap, termasuk
dipakai sebagai komponen bahan pencuci rambut. Selain dapat membuat rambut
mengilap, cairan jeruk kalamansi juga dapat mencegah atau menjauhkan kepala
dari ketombe. Di Filipina, cairan peras dari kalamansi juga dibuat sebagai bahan
dasar pembersih pakaian dari noda dan bahan pembuat deodoran untuk tubuh.
2. Jeruk Gerga
Ukuran buah yang cukup besar sehingga dalam 1 kg hanya berisi 4-5 buah
jeruk. Jeruk Keprok RGL ini juga mempunyai kelebihan dibanding jeruk yang
lain yaitu berbuah sepanjang tahun. Hal ini dapat dilihat dari penampilan fisiknya
dimana dalam pohon terdapat buah yang siap petik, ada buah muda dan bunga
yang mekar. Dengan produksi buah yang mencapai 200 kg/tahun dapat dilihat
hasil yang didapat dari petani jeruk ini. Dengan pengembangan dan pengelolaan
kawasan agribisnis jeruk Keprok RGL yang tepat, akan menjadikan jeruk RGL
menjadi salah satu produk unggulan hortikultura daerah maupun nasional
sekaligus menghadang jeruk impor.
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Syarat Tumbuh
Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th
merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar 70-80%.
Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.
Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat yang
terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok,
derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada
kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm
dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung
garam sekitar 10%.
B. Teknis Budidaya
1. Pembibitan
1.1. Cara generative
Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji
dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang. Tanah persemaian diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan berukuran
1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1m. Sebelum
ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2. Biji ditanam dalam alur dengan
jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram larutan POC NASA + 1-2 cc/lt air.
Persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah
tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polibag adalah
campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir
(1:1:1) atau cukup dengan menggunakan tanah biasa disiram POC NASA (3-4
tutup) + HORMONIK (1 tutup) per 10-15 liter air.
8
Lahan yang akan ditanami dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa
tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat dilihat pada data
berikut ini: (a) Keprok dan Siem jarak tanam 5 x 5 m; (b) Manis : jarak tanam 7 x
7 m; (c) Sitrun (Citroen) : jarak tanam 6 x 7 m; (d) Nipis : jarak tanam 4 x 4 m; (e)
Grape fruit : jarak tanam 8 x 8 m; (f) Besar : jarak tanam (10-12) x (10-12) m.
Lubang tanam dibuat 2 minggu sebelum tanam. Tanah bagian dalam dipisahkan
dengan tanah dari lapisan atas. Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 1-
2 kg pupuk kandang dan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan.
Pengembangbiakan Natural GLIO : 1-2 kemasan Natural GLIO dicampur 50-100
kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang
terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya
dan sesekali diaduk (dibalik).
1.2.2. Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika
tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan.
Sebelum ditanam, perlu dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang
9
berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang
terlipat.
Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur
air secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon.
Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara
penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 (satu) botol SUPER NASA
diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap
1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.
Beri mulsa jerami, daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di
sekitar bibit. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk
menghindari kebusukan batang. Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya
saling menaungi, dapat ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran.
Setelah tajuk saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum
penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen bagi tanaman
jeruk.
C. Pemeliharaan Tanaman
1. Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
2. Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat
pemupukan juga dilakukan penyiangan.
3. Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di
sekitar perakaran yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal
akar sudah mulai terlihat.
4. Pemangkasan
3-4 ranting atau kelipatannya. Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida
atau lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke
dalam alkohol. Ranting yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
6. Penjarangan Buah
Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah
yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam
kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di
ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah.
1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas
keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural
BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang
terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan
membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau
Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
11
2. Penyakit
a. CVPD
b. Blendok
c. Embun tepung
d. Kudis
13
e. Busuk buah
h. Jamur upas
melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang
mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami
belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar
penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan
tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
E. Panen
Buah jeruk dipanen saat masak optimal berumur + 28-36 minggu, tergantung
jenis/varietasnya. Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.
15
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Para ahli tanaman holtikultura percaya bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan
(hibrida) dari jeruk keprok dan jeruk mandarin, atau jeruk keprok dan kumquat,
atau kumquat dan jeruk mandarin. Pohon jeruk kalamansi mampu tumbuh dengan
ketinggian kira-kira 2–7 m, tumbuh tegak ramping, silindris, cabang yang padat,
batang berduri, daun dan batang mengembang menyamping, memiliki akar
tunggang dan dalam.
Tanaman Jeruk Rimau Gerga Lebong merupakan salah satu komoditas potensial
dari Desa Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong,
Bengkulu karena mampu meningkatkan penghasilan masyarakat. Dengan warna
yang kuning, rasanya yang manis segar, ukuran buah besar 200-350 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, Y., Md, A., & Kom, S. (2012). Pojok Pertanian: Budidaya Jeruk.
Rosalina, Y., Susanti, L., & Karo, N. B. (2017). Kajian Ekstraksi Pektin Dari
Limbah Jeruk Rimau Gerga Lebong (Jeruk RGL) Dan Jeruk
Kalamansi. Agrointek: Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 11(2), 68-74.
Tutuarima, T. (2017). Sifat Fisik Dan Kimia Marmalade Jeruk Kalamansi (Citrus
microcarpa): Kajian Konsentrasi Pektin Dan Sukrosa Physical and Chemical
Properties of Marmalade Citrus of Calamondin (Citrus microcarpa): Study of
Pectin and Sucrose Concentrations. Eksakta: Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-
ISSN: 2549-7464), 18(02), 164-172.
16